Warning!!
Bacaan Area dewasa 21+ , bijaklah dalam memilih bacaan...
Kirana adalah seorang mahasiswa akhir, dia membutuhkan biaya untuk mengerjakan skripsinya. Seorang teman memberinya sebuah pekerjaan sebagai guru les privat dari anak seorang konglomerat.
Kirana pikir anak yang akan di les privat adalah anak usia sekolah dasar, tapi ternyata anak usia tiga tahun. Dan lebih kagetnya lagi, ayah dari anak yang dia les privat adalah seorang duda tampan dan seksi.
Bagaimana Kirana menghadapi anak dan ayah itu? Apakah dia akan terjerat oleh pesona sang duda?
Yuk kita pantau terus perjalanan cinta Kirana dan sang duda..😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Di Jemput Doni
Kirana bersiap untuk pulang pagi ini, dia akan naik kereta api dengan langsung memesan tiket saja. Makanya dia pagi-pagi harus bersiap dan segera pergi. Tapi sebelumnya dia berpamitan sama Mimin agar nanti Missel tidak mencarinya nanti.
"Mbak Kiran mau pulang kampung?" tanya Mimin.
"Iya mbak Mimin, nanti kalau Missel tanya bilang aja aku pulang cuma seminggu aja kok." jawab Kirana.
"Oh iya mbak, tapi kalau tuan Bryan tanya gimana?"
"Saya udah izin sama tuan Bryan kirim pesan singkat."
"Kenapa kirim pesan mbak? Tuan Bryan itu jarang pegang ponsel, mending telepon langsung aja." kata Mimin.
"Udah mbak, semalam aku telepon. Tapi ngga di angkat. Ya udah aku pergi dulu mbak Mimin, takut keretanya ketinggalan." kata Kirana.
"Berapa hari mbak di kampung?" tanya Mimin mengantar Kirana sampai depan rumah.
"Seminggu kayaknya, aku juga ngga enak ninggalin Missel lama-lama." kata Kirana.
Setelah berpamitan sama Mimin dan Dodi, dia naik taksi online yang dia pesan sebelumnya.
"Kasihan mbak Kiran itu ya, di paksa suruh pulang. Mau di jodohkan sama juragan empang." kata Dodi pada Mimin.
"Emang benar mbak Kiran mau di jodohkan sama ayahnya?" tanya Mimin.
"Kemarin sih bilangnya begitu, dia sepertinya keberatan. Tapi katanya, kalau tidak pulang sekarang ayahnya akan menyusul kemari. Kan pemaksaan itu." kata Dodi lagi.
"Kasihan ya, mbak Kiran di jodohkan sama juragan empang. Pastinya juragan empang itu tua, gendut dan jelek deh. Ih, mbak Kiran kok mau ya di jodohkan sama orang begitu?"
"Ya gimana lagi, lha wong harus nurut sama orang tua kok Min." kata Dodi.
_
Kirana turun dari kereta, dia menuju pintu keluar dengan berjubel bersama orang-orang yang sama juga turun dari kereta. Ayahnya mengabarkan kalau dia dan Doni menjemputnya di depan stasiun.
Kesal juga Kirana pada ayahnya, tapi mau bagaimana lagi. Mungkin Doni sendiri yang meminta pada ayahnya untuk menjemput Kirana.
Kirana berhenti, matanya berkeliling mencari di mana ayahnya dan Doni. Tangan ayahnya melambai ke arah Kirana, dia pun mendekat pada ayah dan Doni.
Doni terlihat tersenyum padanya, Kirana hanya menatap sinis pada Doni. Dan tentu saja Doni selalu di kawal oleh anak buah bapaknya, juragan empang itu. Kirana pun mendengus kesal, ayahnya tertawa senang begitu tahu anaknya pulang tepat waktu.
"Kirana, ayah senang kamu pulang juga, ayah juga bawa Doni. Dia ingin ikut katanya, jadi ya ayah bawa juga." kata ayahnya.
"Kenapa ngga sekalian bawa pengasuhnya juga yah?" tanya Kirana melirik ke arah Doni.
"Pengasuh? Siapa?"
"Tuh, yang ayah banggakan." kata Kirana melirik ke arah Doni.
Ayahnya menoleh ke arah Doni, lalu kembali menatap anaknya.
"Huss! Ngga baik sindir-sindir begitu." ucap ayahnya.
"Ya lagian, kenapa bawa bodyguard juga. Memangnya ada musuhnya?"
"Nak Doni ini banyak gadis yang suka, tapi dia memilih kamu di banding gadis lain Kirana. Kamu harus bangga bisa di pilih sama dia." kata ayahnya.
Doni hanya tersenyum saja, dia menatap Kirana dengan senangnya.
"Apa kabar Kirana?" sapa Doni yang sejak tadi hanya diam saja.
Kirana diam saja, tapi tangan ayahnya mencubit lengan Kirana. Kirana mengerang, dia menatap ayahnya kesal.
"Apq sih yah?"
"Kalau di sapa tuh di jawab. Itu nak Doni nyapa kamu." jawab ayahnya masih kesal pada Kirana.
"Baik!" jawab Kirana ketus.
Mereka pun kini masuk ke dalam mobil avanza milik Doni. Bodyguard Doni yang menyetir, sedangkan Doni duduk di samping bodyguardnya dan Kirana serta ayahnya duduk di belakang.
Mobil melaju dengan santai, karena jalanan memang tidak padat. Tapi Doni meminta pada anak buahnya agar santai mengenadarai mobilnya.
"Mobil ini milik nak Doni, Kiran. Kalau kamu menikah dengan nak Doni, mobil ini juga nanti milikmu juga." kata ayah Kirana.
"Iya Kiran, kamu nanti boleh kok memiliki mobil ini jika mau menikah denganku." kata Doni menimpali.
"Bagus juga punya tuan Bryan, mahal punya dia juga." gumam Kirana.
Tentu saja, milik Bryan mobilnya lebih mahal. Mobil mewah Roll Royce Phantom dengan harga miliaran rupiah, jarang ada yang memilikinya. Hanya orang-orang kaya yang keuangannya saja miliaran bahkan mungkin triliunan.
Entah berapa yang di miliki Bryan, tapi dia mempunyai dua perusahaan besar dan juga mall serta apa and salon. Itu yang Kirana ketahui ketika dia bertanya pada Mimin.
Spa and salon itu di peruntukkan almarhumah istrinya. Baru satu tahun berjalan, istrinya sakit kanker payudara stadium empat dan sudah berobat ke luar negeri tapi tidak bisa terselamatkan.
Aah, entah kenapa Kirana mengingat Bryan dan kisahnya dengan almarhumah istrinya.
"Kirana, siapa Bryan yang kamu sebut tadi?" tanya ayahnya.
"Itu bosku yah, dia sangat kaya. Lebih kaya dari pada bapaknya Doni." jawab Kirana.
"Ayah ngga peduli, dia bos kamu. Kamu tetap akan menikah dengan Doni, Doni akan memberikan apa yang kamu mau nantinya." ucap ayahnya.
Kirana menghela nafas panjang, dia tidak akan menang jika berdebat dengan ayahnya. Saat ini dia sedang pro sama Doni dan juragan empang itu.
Mobil pun berhenti di depan rumah Kirana yang sederhana, tapi asri suasana halaman rumahnya. Karena ibunya Kirana merawatnya dengan baik. Memang ibunya Kirana sangat suka sekali menanam tanaman bunga.
Kirana masuk ke dalam rumah sambil berlari, dia tidak sabar bertemu dengan ibunya.
"Ibuuu!" teriak Kirana.
Ibunya pun keluar dari dapur, Kirana tersenyum dan memeluk ibunya dengan erat.
"Ibu, Kiran kangen sama ibu."
"Ibu juga kangen, duh kenapa kamu baru pulang?"
"Kan pekerjaan Kiran itu harus jaga anak kecil bu. Oh ya ini oleh-oleh untuk ibu, Kiran beli daster untuk ibu dua." kata Kiran menyerahkan bungkusan pada ibunya.
Sedangkan ayahnya bersama Doni, ayahnya menyuruh Doni masuk ke dalam rumahnya. Namun rupanya Doni menolaknya, mungkin dia ada urusan. Ayahnya Kiran kecewa, Doni tidak mau masuk ke dalam rumahnya. Namun dia pun memakluminya.
"Besok saya kesini lagi pak, saya harus pergi dulu." kata Doni.
"Ya sudah, tidak apa-apa. Hati-hati nak Doni."
Doni pun pergi, dia melajukan mobilnya dengan cepat meninggalkan ayah Doni dj halaman rumahnya.
promo lagi ya, jangan bosen yang suka silakan mampir kemari...😊😊😊😊
_
_
_
****************