[Sedikit Dewasa karena mengandung unsur Liberalisme. Cerita ini juga mengandung Romance dan Action]
Dua gadis dengan wajah identik dan kepribadian berbeda dipertemukan di tengah hujan yang mengguyur Kota Roma. Demi menyelidiki hubungan di antara mereka pun bertukar tempat. Pertukaran identitas ini membawa mereka bertemu dengan Gionardo Alano mafia tampan nan kaya raya serta Dominic Acardi, teman sekolah yang menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Cerita mereka bergulir di antara banyaknya musuh yang mencoba menyerang membuat bahagia jauh dari genggaman. Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Simak cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Kejadian 2 Tahun Lalu
Serena pernah memiliki teman sebelum berubah seperti sekarang dan menghindari pertemanan. Serena pernah menjadi lemah sebelum menjadi lebih kuat seperti sekarang. Waktu itu dia masih berada di Milan dan besekolah di sana.
Serena memiliki teman yang tinggal beberapa blok dari apartemen yang dia tempati di Milan. Lelaki itu bernama Stevano. Orang tuanya memiliki usaha toko pakaian. Stevano adalah lelaki tinggi dan tampan. Cara bertutur katanya lembut dan dia selalu ada di setiap Serena membutuhkan bantuan. Mereka berteman bersama Cristina. Perempuan cantik yang selalu menginap di rumah Serena selama akhir pekan. Usia mereka baru 15 tahun.
“Aku tau kau menyukainya, Serena” Kata Cristina sambil menyenggol bahu Serena. Mereka sedang berjalan bersama dari sekolah menuju rumah.
“Siapa?”
“Stevano” Cristina tersenyum ke arah Serena. Menggodanya.
“Ah.. Aku tidak menyukainya” Wajah Serena bersemu merah.
“Caramu memandangnya berkata lain. Aku tau kau menyukainya dan dia menyukaimu”
“Mana mungkin Stevano menyukaiku”
“Dia selalu membantu setiap kali kau kesulitan, Serena. Kalau dia tidak menyukaimu mana mungkin dia repot - repot membantumu”
“Serena, Cristina” Stevano berlari menyusul mereka sambil berteriak memanggil nama mereka.
“Hello, Stevano” Sapa Serena.
”Kenapa kalian meninggalkanku?”“Aku melihatmu sedang bermain bola bersama anak - anak lain”
“Kami tidak ingin menganggu kesenanganmu” Kata Serena.
“Aku lebih suka berjalan pulang bersama kalian”
Tiba - tiba hujan turun mengguyur Milan. Stevano langsung mengeluarkan bukunya dan meletakan buku itu di kepala Serena agar tidak terkena hujan dan jatuh sakit. Serena memandang Stevano yang tersenyum ke arahnya.
“Pakai bukuku agar kau tidak sakit”
“Bagaimana kalau bukumu rusak?” Tanya Serena tak enak.
“Aku bisa membeli yang baru”
“Dunia bukan hanya milik kalian berdua” Keluh Cristina yang harus memayungi dirinya sendiri dengan tas.
***
Mereka bertiga selalu bermain dan belajar bersama. Pilihan terdekat adalah restoran cepat saji yang menjual pizza. Makanan favorit Serena. Stevano duduk di sebelah Serena sementara Cristina di kursi di depan mereka.
“Aku sedang dekat dengan seorang lelaki” Kata Cristina membuka percakapan.
“Siapa? Apa dia teman sekolah kita?” Tanya Serena penasaran.
“Bukan. Aku mengenalnya dar internet. Dia sudah berusia di atas 20 tahun. Dia sangat tampan dan aku ingin segera bertemu dengannya”
“Kau belum mengenalnya dengan baik. Berhati - hatilah Cristina” Stevano menandang Cristina khawatir. Perempuan muda itu terlalu serampangan dalam menghadapi kehidupan. Cristina menganggap dunia terlalu baik.
“Aku yakin dia orang baik” Cristina membela lelaki asing itu.
“Kalau kau mau bertemu dengannya aku akan mengawasimu dari belakang”
“Aku belum tau kapan akan bertemu dengangnya. Sejauh ini kami hanya berbicara melalui sosial media” Jawab Cristina malu - malu.
Serena yang tidak terlalu tertarik dengan lelaki asing hanya terdiam dan memperingati Cristina agar hati - hati. Bagi Serena lelaki paling menarik di dunia ini hanya Stevano.
***
Setelah selesai bersama dari kafe. Stevano akan mengantar Serena pulang terlebih dahulu sebelum kembali ke rumahnya. Mereka berjalan bersama menyusuri jalan - jalan pertokoan.
“Aku khawatir dengan Cristina” Stevano memecah keheningan.
Serena menoleh ke ara Stevano. “Kata Cristina lelaki dia yakin kalau lelaki itu orang baik”
Stevano menghentikan langkah dan menoleh menatap Serena. “Serena kau jangan terlalu polos. Dunia ini tidak sebaik yang kau pikirkan”
“Lalu bagaimana cara kita melindungi Cristina kalau lelaki itu berbuat jahat?”
“Sesuai rencana. Aku akan mengikuti Cristina dan menjaganya”
“Lalu bagaimana denganku?”
“Aku tidak mau kau terluka, Serena. Aku tidak ingin kau terlibat” Stevano menggenggam jemari Serena membuat hatinya semakin berbunga - bunga.
***
Sepulang sekolah Cristina langsung merias dirinya dan menggunakan jaket putih dan rok kotak - kotak yang sedikit mini di kamar mandi. Serena menyandarkan tubuhnya di dinding mengamati Cristina yang terlihat sangat antusias.
“Kau akan bertemu dengannya hari ini?” Tanya Serena.
Cristina memandang Serena setelah mengulaskan perona bibir warna merah muda ke bibirnya. “Ya”
“Di mana?”
“Di taman dekat sini. Bagaimana penampilanku?” Tanya Cristina.
“Kau sangat cantik”
“Serena kau lebih baik pulang bersama Stevano aku akan pergi berkencan hari ini”
Mereka berdua keluar dari dalam kamar mandi. Di luar Stevano sudah menunggu. “Kau akan bertemu dengannya?”
”Ya” Jawab Cristina yang mulai merasa sikap kedua temannya mulai berlebihan “Serena pulanglah” Pinta Stevano.
“Kenapa aku harus pulang?” Serena mengerutkan keningnya.
“Aku tidak mau kau terluka. Kita akan bertemu segera setelah Cristina melakukan kencannya” Stevano meletakan tanganya di kedua bahu Serena dan memandang matanya.
Serena mengangguk. “Baiklah, hubungi aku segera setelah kalian selesai” Serena mengambil arah yang berbeda dari kedua temannya.
***
Serena menunggu dengan gelisah karena sampai beberapa jam mereka berdua tidak juga menghubungi Serena. Serena segera kembali ke sekolah dan menuju taman yang dimaksudkan Cristina sebelum sore tiba. Serena berjalan keliling taman sambil mencari kedua temannya. Jika dia memang tidak menemukan mereka Serena akan kembali ke rumah.
Serena menghubungi ponsel kedua sahabatnya sambil terus melangkah mengelilingi taman. Taman ini sudah sepi di sore hari, karena letaknya memang hanya dekat dengan sekolah. Sore hari kegiatan belajar mengajar sudah berakhir. Serena memasuki taman yang cukup luas ini sambil terus menelpon mereka. Samar - samar Serena mendengar bunyi ponsel temannya. Serena segera berlari masuk lebih jauh ke dalam taman. Pandangan mata Serena serasa mengabur mendapati Cristina bersandar di pohon sambil menangis. Darah mengalir dari kedua pahanya. “Cristina!” Serena langsung menghampiri Cristina yang tergeletak tak berdaya.
”Se…re..na” Lirihnya.Keadaan Cristina sangat memprihatinkan. Tubuhnya lemas tak berdaya. Bibirnya pucat. Serena segera memeluk Cristina. Tiba - tiba sebuah mobil melintas meninggalkan mereka sembari mengebut. Serena sempat melihat plan mobil itu sekilas.
”Dimana Stevano?” Tanya Serena khawatir.“Mereka…. mem…bawanya” Lirih Cristina sambil menunjuk mobil yang mengebut tadi. Cristina lalu langsung pingsan.
Serena berlari menuju pos satpam sekolah dan meminta mereka membantu membawa Cristina ke dokter terdekat.
***
Dari pemeriksaan dokter dan cerita orang tua Cristina. Serena tahu kalau Cristina telah diperkosa dan dianiyaya secara seksual dengan brutal sampai organ genitalnya menjadi cedera. Cristina menolak menemui siapa pun termasuk Serena. Cristina mengalami trauma berat.
Serena menjadi semakin gelisah setelah tahu kalau Stevano menghilang tanpa jejak. Hidup yang tadinya terasa menyenangkan seketika membuat Serena merasa sangat takut. Kesedihanya semakin berlipat - lipat saat mendapat kabar kalau Cristina telah bunuh diri karena mengalami trauma. Serena sama sekali tidak bisa membayangkan penderitaan Cristina, hingga sahabatnya mengambil jalan pintas untuk mengakhiri mimpi buruknya.
Serena merasa sangat bersalah setelah itu, karena dia adalah satu - satunya yang selamat karena Serena disuruh pulang oleh Stevano. Polisi bahkan tidak dapat menemukan pelakunya sampai sekarang. Sekali pun plat mobil itu dihapal dengan baik oleh Serena. Dalang dibalik kejadian ini pasti bukan orang sembarangan Stevano dan jasadnya tidak ditemukan. Cristina bunuh diri. Serena benar - benar sendiri setelah itu.
Km jg semangattt