NovelToon NovelToon
Loving You Till The End

Loving You Till The End

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Tujuannya untuk membalas dendam sakit hati 7 tahun lalu justru membuat seorang Faza Nawasena terjebak dalam pusara perasaannya sendiri. Belum lagi, perasaan benci yang dibawa Ashana Lazuardi membuat segalanya jadi semakin rumit.

Kesalahpahaman yang belum terpecahkan, membuat hasrat balas dendam Faza semakin menyala. Ashana dan perusahaan ayahnya yang hampir bangkrut, tak memiliki pilihan selain berkata 'ya' pada kesepakatan pernikahan yang menyesakkan itu.

Keduanya seolah berada di dalam lingkaran api, tak peduli ke arah mana mereka berjalan, keduanya akan tetap terbakar.

Antara benci yang mengakar dan cinta yang belum mekar, manakah yang akan menang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LYTTE 08 — Mr & Mrs

Pernikahan itu terbilang cukup sederhana, setelah melangsungkan akad pernikahan, Faza mengatur sebuah pesta kecil yang hanya dihadiri oleh seorang penghulu yang sudah menikahkan mereka, Albert, Bartha dan mereka berdua.

Lucu memang, jika Faza hanya ingin mengadakan sebuah pernikahan sederhana, untuk apa ia membelikan gaun pernikahan yang begitu mahal untuk Ashana?

Perempuan itu bahkan tak habis pikir, ia memerlukan waktu dua jam untuk berdandan dan mengenakan gaun pengantinnya. Tetapi, pernikahan itu bahkan tak berlangsung lama seperti yang dibayangkan Ashana.

Sebenarnya, Ashana cukup bersyukur karena pernikahan itu tak melibatkan banyak pihak, sehingga ia tak perlu menjelaskan ataupun menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang kemungkinan akan timbul.

Pesta itu lebih pantas disebut sebagai jamuan ketimbang pesta pernikahan yang kecil. Kelima orang itu, duduk bersama di sebuah meja makan yang sudah sengaja Faza pesan. Mereka tampak menikmati makanan yang disajikan, kecuali Ashana.

Kepalanya mengembara, berpikir tentang apa yang seharusnya ia lakukan setelah menjadi istri. Pernikahan ini jauh dari bayangannya dan ia sama sekali tidak tahu bagaimana menghadapi Faza.

Akankah pria itu menyentuhnya malam ini? Ataukah mereka akan berbulan madu atau bermesraan layaknya pasangan suami istri yang baru menikah? Di mana mereka akan tinggal setelah ini? Kehidupan pernikahan seperti apa yang akan mereka jalani?

Pikiran Ashana terus berputar-putar mencari jawaban dari pertanyaan tak masuk akalnya itu.

Astaga! Apa yang kupikirkan, sih? Sadarlah, Ashana! Dia tak mencintaimu, dia menikahimu karena ingin membalaskan perasaan sakit hatinya, pikir Ashana sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Kau kenapa?" tanya Faza, yang kebetulan duduk di sampingnya dan menyadari tingkah aneh dirinya.

Ashana memberanikan diri menatapnya, "Apa? Aku tidak apa-apa, hanya sedikit kurang tidur dan kelelahan, mungkin." Setelah itu, ia kembali menunduk, menatap makanannya tanpa menyantapnya. Sendok dan garpunya hanya berputar-putar di sekitar piringnya, menimbulkan bunyi denting yang cukup mengganggu Faza.

"Jika kau lelah, istirahatlah, aku sudah memesan suite room, pergilah ke sana," kata Faza yang lebih terdengar seperti sebuah perintah bagi Ashana.

Perempuan itu menggeleng, "Tidak, aku tidak akan pergi sebelum mereka pulang. Bukannya tidak sopan jika aku langsung pergi?"

Faza berdecak kecil, "Terserah kau saja!"

"Sepertinya, aku harus pergi sekarang, masih ada hal yang harus aku urus." Bartha memandang Ashana dan Faza bergantian.

"Sepertinya aku juga harus undur diri," kata Albert ikut berpamitan. Setelah pernikahan dilangsungkan, kedua orang itu memang memiliki tugas yang cukup penting.

Faza tersenyum samar lalu mengangguk, "Baiklah, terima kasih sudah hadir menjadi saksi kami." Kedua orang beda generasi itu mengangguk lalu berdiri dengan sopan, diikuti dengan penghulu setelahnya.

Sebelum pergi, Bartha menyempatkan diri untuk berbicara dengan Ashana. Meski ia cukup kecewa dengan keputusan yang dibuat perempuan itu, tapi sebagai orang asing, ia jelas tak memiliki hak untuk menentang Ashana.

Meski ia sudah berjanji pada Danendra untuk menjaga putrinya, tapi untuk kehidupan putri kesayangan Lazuardi itu, ia tak memiliki hak apapun, apalagi sampai mengatur kehidupan yang dijalani Ashana. Yang bisa Bartha lakukan hanyalah membantunya dari belakang.

"Jaga dirimu baik-baik, ya, kabari aku jika kau membutuhkan bantuan. Jangan sungkan untuk menghubungiku jika pria itu berbuat kasar padamu," pesannya sambil menepuk pelan bahu Ashana sebelum benar-benar melangkah pergi.

Dengan tersenyum lembut, Ashana mengangguk, "Baik, Om, terima kasih sudah membantuku hari ini. Aku pasti akan baik-baik saja," katanya, sudut matanya yang berair langsung ia seka. Ashana tak ingin terlihat ragu di depan Bartha yang sudah ia anggap sebagai pamannya sendiri.

Ashana melambaikan tangannya saat Bartha memasuki mobilnya dan melaju meninggalkan hotel. Ada perasaan haru saat Bartha menggantikan posisi ayahnya sebagai wali nikah tadi pagi. Kehadiran Bartha di sana, seolah mengisi kekosongan hatinya. Menggantikan sang ayah yang seharusnya berada di sana.

"Aku masih ada urusan penting," ucap Faza yang tiba-tiba berada di sampingnya, membuat Ashana terkejut. "Ini kartu kamarmu, istirahatlah dengan baik hari ini, besok kita harus menjemput adikku," lanjutnya. Setelah menyerahkan sebuah kartu kamar pada Ashana, Faza pun pergi meninggalkannya seorang diri di sana.

Tak ada yang lebih menyedihkan bagi Ashana selain ditinggalkan seorang diri di hari pernikahannya sendiri. Hari yang seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan dalam hidupnya, harus berubah jadi hari yang paling menyedihkan.

"Yah, aku pasti adalah pengantin yang paling menyedihkan di dunia," lirihnya sambil menatap kartu hitam yang bertuliskan nomor kamar itu.

•••

"Kak, lihat deh gaun pengantinnya, bagus banget kan?" ujar Ashana penuh bahagia. Ia membayangkan kelak akan memakai gaun seindah itu jika mereka menikah.

Faza hanya mengangguk, mengiyakan pernyataan Ashana tentang gaun pengantin yang sepertinya sangat mahal itu.

"Kamu mau pakai gaun itu, Sha?" tanyanya penasaran. Sama halnya dengan Ashana, ia pun mendambakan gadis itu dengan gaun pengantin putih. "Kalau kamu pakai itu, kamu pasti akan terlihat sangat cantik."

"Sungguh? Apa Kakak berpikir begitu?"

Faza mengangguk, lalu menggandeng Ashana untuk segera pergi dari depan toko itu lantaran seorang pegawai sudah memperhatikan mereka.

"Aku akan bekerja lebih keras supaya kamu bisa pakai gaun pengantin itu," ujar Faza penuh kesungguhan.

"Benarkah? Terima kasih, Kak! Aku jadi bahagia. Aku pegang janji Kakak, ya."

"Pasti, aku selalu menepati janjiku."

Ashana menatap pantulan dirinya di cermin, sudah setengah jam berlalu, tapi ia masih belum juga melepaskan gaun pengantinnya. Kini ia mengingat sekelebat kenangan itu, saat mereka berjalan-jalan di mall dan tak sengaja melihat sebuah gaun pengantin.

Saat itu, Ashana barulah seorang gadis berusia dua puluh tahun yang polos dan berani bermimpi. Layaknya gadis lain yang bermimpi akan menikah dengan pria pujaannya dan bahagia. Ashana pun memiliki mimpinya sendiri. Namun sayang, suatu kejadian pahit merenggut semua mimpi dan harapan indahnya itu.

Meskipun sekarang ia menikah dengan pria yang pernah dicintainya tujuh tahun lalu dan bahkan mengenakan gaun pengantin yang pernah diidam-idamkannya, tapi situasinya sudah berbeda. Mereka tak menikah karena cinta, seperti janji mereka dulu.

Fakta itulah yang membuat Ashana terpekur lama di depan cermin, memandangi dirinya sendiri yang menyedihkan. Meski memakai gaun pengantin impiannya, tak lantas membuatnya bahagia seperti pengantin lainnya. Ia justru merutuki dirinya yang terlihat mengenaskan sekarang.

"Kau belum berganti pakaian? Apa kau menungguku untuk melepaskan semua bajumu itu?" Dengan suara serak dan tatapan menelisik wajah dan tubuh perempuan yang baru dinikahinya itu.

Ashana tersentak saat tahu Faza tiba-tiba datang dan bersandar di pintu kamarnya dengan sorot mata seperti serigala yang akan memangsa buruannya.

"Aku ... "

•••

Aku apa ya 🤔

1
EsTehPanas SENJA
3 bulan itu bisa ketinggalan banyak gosip lho ses... percaya deh ses 😌😶
‎ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅
emang dudul jadi laki🤭 udah tahu masih cinta malah egois... 😌
‎ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅
emang dudul jadi laki🤭 udah tahu masih cinta malah egois... 😌
〈⎳Mama Mia
sukurrrrr
〈⎳Mama Mia
enak amat punya teman km ginj
〈⎳Mama Mia
sapa lagi tuh
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣUmu⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟🤎§͜¢●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kenangan dengan orang-orang yg kita cintai tidak mudah untuk dilupakan begitu saja walaupun sudah puluhan tahun terlewati
EsTehPanas SENJA
nah nah nah .... apa? masih cinta? 😳😧
EsTehPanas SENJA
hmmmm bapake ashana penyebabnya... 😳
〈⎳Mama Mia
sopo maneh sehhh
〈⎳Mama Mia
Si Asih tenar banget yakk /Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia
wooo bpk nya ternyata biangnya
‎ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅
huf menggantung banget 🥴
‎ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅
no comment bab inii 😳
✍️⃞⃟𝑹𝑨 ••iind•• 🍂🫧
Kenapa sama nel, punyaku peran Mbok Asih juga sama 🤣🤣
EsTehPanas SENJA
hmmm iya yah... tapi bukan berarti langsung di tentang 🤔🤔🤔
‎ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅
kau masih mencintainya Faza gitu ajaa nggak paham🙄
HK: Kudu disembur dulu kayaknya
total 1 replies
‎ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅
emang salah paham 😫😫
‎ᴸᶠܔ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅
kenapa tidak k nyaa bedaa font 🥴
✍️⃞⃟𝑹𝑨 ••iind•• 🍂🫧
Huh atau hah? 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!