Alira Senja Wilana Gadis Desa yang merantau ke Kota. Suatu hari dia harus terjebak dengan pengusaha kaya raya namun sangat kejam dan dingin
Jeremy Wilton Grey Pria Kaya Raya yang sudah memiliki istri yang terpaksa mengikuti saran istri nya untuk menyewa wanita lain untuk menyewa rahim nya agar bisa memiliki anak.
Season kedua menceritakan tentang kisah Cinta keturunan Jeremy dan Senja yang bernama Danello Wilton Grey dengan segala kenakalan dan Skandal nya.
Mampu kah Ello mendapatkan cinta sejati nya dan menemukan Rembulan yang di cari nya sejak SMK dulu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara Gara Pecel
Mereka semua masih makan dengan tenang, Sesekali Jery mencuri pandang pada Senja yang memang sangat cantik malam ini.
Namun, Pandangan mereka anak beranak itu teralih kan pada Senja yang menyudahi makan malam nya, Padahal masih tersisa setengah nya lagi.
" Loh, Kenapa berhenti Senja ? Apa tidak enak ?" Tanya sang Mama Mertua.
Senja menggeleng, Lalu tersenyum.
" Lalu kenapa tida melanjut kan nya ? Cucu cucu ku butuh asupan gizi yang banyak. " Papa Jack ikut bicara.
Pandangan Senja kini menatap Jery.
" Ada Apa ?" Tanya Jery lembut.
" Mama pecel nya ? Tadi janji kan mau bawain Pecel nya ?" Bicara dengan binar bahagia.
Jery tercekat melihat senyum bahagia itu, Bahkan kini Senja sudah duduk menyamping ke hadapan nya. Bahkan tangan nya juga sudah mengarah meminta pada Jery.
Jery semakin tercekat melihat mata berbinar itu.
" Maaf, Aku tidak membeli nya, Karena warung nya di pinggir jalan, Banyak debu dan polusi, Juga berdiri di dekat pangkalan angkutan umum, Jadi--" Jery tidak dapat melanjut kan ucapan nya saat melihat mata itu tiba tiba berembun dan siap menumpah kan air nya.
" Ma-maaf, A-aku sudah selesai. " Senja membungkuk dan memilih pamit dari meja makan.
" Senja, Makanan kamu belum habis. Ayo makan dulu ya, " Pinta sang Mama mertua.
" Ma-maaf, Aku kenyang. Permisi. " Senja melanjut kan langkah nya.
" Senja, Tunggu, Jangan seperti ini. " Suara Jery terdengar.
Senja tidak lagi memperdulikan nya, Bahkan lama kelamaan dia berlari menaiki tangga dan itu membuat semua orang panik, Tak lebih panik juga para pelayan.
" Senja jangan berlari... " Jery menyusul Senja yang kini berlari, Namun langkah nya terhenti saat sang Papa bicara.
" Bodoh sekali kau jadi suami, Kau pintar dalam mengurus bisnis tapi bodoh menjadi suami, Selera makan ku hilang. " Omel Papa Jackson.
Jery termenung mendengar omelan sang Papa, Sementara Mama nya terlihat kecewa dengan sikap nya.
Saat sadar, Jery kembali berlari menaiki tangga, Bahkan langkah jenjang nya melompati dua dua anak tangga sekaligus untuk menyusul Senja.
Jery yang tidak tau Senja tidur dimana langsung menuju kamar nya, Karena dia pikir Senja disana.
" Senja, Kamu dimana ? Aku masuk ya ?" Jery mencari Senja di kamar nya namun tidak menemukan tanda tanda kehidupan disana.
Dia kembali bingung disana. Dimana Senja berada ?
Tadi dia tidak salah kan ? Senja naik ke lantai dua kan ? Dimana hanya ada 3 kamar Utama di atas, Milik Papa dan Mama nya, Milik nya dan Milik Glenka bukan ?
Apa mungkin Senja tidur disana ? Tapi mana mungkin ? Bahkan Renatta saja tidak di perboleh kan untuk masuk ke sana.
Lalu bagaimana mungkin Senja bisa disana ?
Di tengah kebingungan nya, Jery memilih berganti pakaian Santai karena memang pukul 9 malam nanti dia akan berangkat ke Jerman.
Selesai bersiap dia kembali bersiap untuk turun, Namun saat melewati kamar Glenka, Dia mendengar suara tangis pilu disana.
Tadi pintu nya tertutup rapat kan ? Lalu kenapa saat ini terbuka ?
Jery pun mendekat, Dan dia kaget bukan main, Bahwa Senja disana bersama Mama dan Papa nya.
Apa mungkin semua ini nyata ? Kedua orang tua nya membiar kan Senja tinggal di kamar adik nya ? Adik kesayangannya nya ?
" Ayo makan, Ini pecel nya sudah di buat kan para Koki, Ayo Senja. " Mama Mertua masih merayu.
" Makan dulu yang ini, Besok besok kami akan menuruti yang lain nya." Papa Mertua juga masih mencoba merayu
" Senja..." Suara Bass itu mengalih kan perhatian ketiga orang disana.
Senja melihat arah sumber suar, Dan ternyata benar, Itu suara suami nya. Suami jahat nya.
Suami yang tidak mau menuruti permintaan nya yang hanya dengan sebungkus pecel ulek.
" His, Menganggu saja, Hus...hus...sana pergi kau !" Usir sang Papa pada putra nya saat melihat ibu yang sedang mengandung cucu cucu nya itu kembali bersedih.
" Pa !" Suara nya mulai meninggi.
" Apa ? Berani kau meninggikan suara mu di depan ku ? Iya ? Aku bisa saja membawa nya pergi jauh dari mu, Bahkan jika aku ingin, Bayangan mimpi mu saja pun tidak akan ku biar kan mendekat ke arah nya, Mau apa kau ?" Ancaman Papa nya mampu membungkam Jery.
Dia tau siapa Papa nya, Bukan mafia, Tapi sangat kejam jika sudah di ganggu, Bahkan soal menyembunyikan bukan hal yang sulit untuk nya.
" Pa, Jangan seperti itu, Mereka juga anak anak Jery. " Melas nya.
" Kau mengakui nya anak anak mu, Tapi hanya dengan makanan murah seperti itu saja kau tidak mampu membeli nya, Bukan dia meminta mu terbang ke angkasa untuk mengambilkan bintang untuk nya. Lalu apa susah nya ?" Jery heran.
Kenapa Papa nya terkesan membela Senja ? Apa mereka memang benar benar menerima Senja ? Bahkan dulu saja Renatta harus berusaha selama beberapa tahun agar bisa di terima.
Lalu Senja ? Baru hati ini mereka bertemu lalu sudah seperti ini tanggapan mereka untuk nya ?
" Maaf, Aku ngantuk Ma, Pa. " Ucap Senja melerai perdebatan ayah dsn anak itu.
Dia tidak mau perdebatan itu semakin panjang, Senja tidak mau memperburuk keadaan yang ada.
" Oke, Good Night Senja, Good Night Too Cucu cucu GrandMa, " Nyonya Claire mengusap perut sedikit membulat milik Senja.
Senja tersenyum senang disana, Bahwa Mama Mertua nya menerima mereka dengan senang hati. Begitu juga Papa Mertua nya, Walau terkesan kejam namun tersirat perhatian untuk nya.
Senja mengangguk, Dan merebahkan diri nya membelakangi Ketiga orang itu. Mama Claire menepuk bahu putra nya agar bisa memanfaat kan waktu nya untuk bicara.
Sepeninggalan Mama dan Papa nya, Jery berusaha mendekat ke arah Senja yang membelakangi nya.
Senja merasakan ada pergerakan di tempat tidur nya pun tau siapa pelaku nya.
" Senja..." Panggil Jery lembut, Dia bahkan memberani kan diri untuk mengusap kepala Senja.
Namun tak ada respon yang di tunjukan Senja pada nya. Ya, Jery tau, Senja adalah wanita yang tipe jika marah dan kecewa akan menumpahkan nya dengan berdiam diri dan mengabaikan kan nya. Berbeda dengan Renatta yang jika marah harus merengek dan berakhir lah mereka di Mall.
" Ayo makan lagi, Oh iya. Aku ambilkan Donnut nya ya ? Sekalian minum susu hamil nya. Hm, " Melirik sebentar ke arah jam tangan nya.
" Aku berangkat satu jam lagi, Aku harus ke Jerman, Setelah pulang dari Jerman kita akan jalan jalan, Mau ? Kau ingin kemana ? Atau ingin sesuatu ? Buat aku belikan disana Nanti. " Jery masih berusaha membujuk nya.
Bahkan saat ini juga dia sudah ikut berbaring di belakang Senja. Dengan lancang tangan nya mengusap perut Senja, Ada kebahagiaan yang luar biasa di rasakan nya. Apa begini rasa nya akan menjadi ayah ? Kenapa rasa nya sangat luar biasa ?
Entah lah, Jery tidak bisa mengungkap kan nya dengan kata kata lagi.
" Ayo bicara ? Kamu ingin apa ? Tas baru ? Sepatu ? Atau perhiasan ? Katakan saja !" Jery lupa mungkin.
Bahwa Senja bukan lah tipe wanita penyuka Fashion Item !
Senja adalah tipe wanita yang lebih memilih memakai apa yang di sukai nya. Bukan apa yang di sukai banyak orang !
" Ingin apa ? Aku akan membawakan nya untuk mu ! " Ucap Jery lagi
Sesaat Senja berbalik ke arah Jery, Jery melihat Wajah sedih itu, Bahkan di hapus nya air mata yang tersisa di sana.
" Jangan menangis, Aku akan berusaha memenuhi keinginan kamu. " Semakin berbinar Mata Senja mendengar ucapan Jery.
" Tapi jangan meminta ku membelikan mu makanan pinggir jalan ya ? Ini sedang Tidak baik baik saja, Banyak Virus di luar sana, Jangan meminta ku untuk hal hal seperti itu . " Ucap Jery lagi seakan tau apa yang akan di minta Senja.
Senja kembali murung dan membalikan tubuh nya lagi membelakangi Jery.
" Jangan marah, Kasihan mereka jika Mommy nya marah marah terus, " Masih berusaha merayu sambil mengelus perut Senja.
Lima belas menit menunggu namun tak ada juga balasan dari Senja, Bahkan terdengar hembusan nafas teratur Senja, Ternyata sudah tertidur...
Apa Senja nyaman dengan usapan lembut yang di berikan Jery di perut nya ? Jika memang benar Jery akan merasa sangat senang.
" Jangan nakal anak anak, Daddy harus pergi bekerja dulu, Daddy akan cepat pulang. Jaga Mommy kalian ya, Daddy mencintai Kalian, " Bergeser dan mencium perut Senja.
Cup
Meninggalkan kembali kecupan di kening Senja dan menaikan selimut Senja hingga sebatas Dada nya.
" Aku berangkat ya. Jangan bersedih. " Jery memutuskan untuk Keluar dari Kamar Senja.
Ceklek, Menutup pintu selembut mungkin agar Senja tidak terganggu .. Tapi Justru dia yang terganggu.
" Astaga !" Kaget nya saat melihat kedua orang tua nya menatap nya dengan tajam saat keluar dari kamar Senja.
" Pergi kau sana ! Urus perusahaan mu. Membuat masalah saja dengan orang hamil. " Ketus sang Papa.
" Ck, Jika itu bukan karena orang Tua yang lebih memilik Pensiun dini, Aku tidak akan sesibuk ini, Lagi pula kenapa membuka banyak pabrik jika tidak bisa mengelola nya ? Menyusahkan saja. " Cibir Jery membalas.
" Terserah ku ! Rasakan itu ! Macam macam dengan orang hamil, Habis kau !" Papa Jack kembali teringat saat sang istri mengidam Cendol ketan hitam saat mereka di Jerman dulu, Alhasil mereka harus terbang dari Jerman ke Indonesia hanya untuk segelas cendol ketan hitam dengan kuah Santan bercampur Gula Aren.
Ugghhh...Sungguh Nikmat !
...🤪🤪🤪...
Kenapa gak di belik aja sih pecel nya bang Jer ? Paling juga 10 rebu !
Yuk, Follow ige ibuk @amelia_falisha1511 ❤️
.
.
hadir thor☺️