Loving You Till The End

Loving You Till The End

LYTTE 01 — Fate

Ia tak bisa lagi menyembunyikan senyum lebarnya dan merasa bangga atas pencapaiannya sejauh ini. Akhirnya, Faza Nawasena bisa berkata pada dunia dan orang-orang yang telah meremehkannya dahulu, bahwa ia sudah berada di puncak karirnya setelah berbagai usaha dan rintangan yang dilaluinya selama 7 tahun terakhir.

Menjadi pimpinan tertinggi di perusahaan real estate terkenal di ibukota adalah mimpi yang akhirnya berhasil diraihnya dengan kucuran keringat dan air mata. Masih segar dalam ingatannya, hinaan orang-orang itu dan bagaimana mereka memperlakukan Faza layaknya seorang pembantu.

Namun, bukannya menyerah, Faza justru menjadikannya sebagai motivasi untuk bangkit. Dengan tekad dan ketekunannya selama bertahun-tahun, Faza kini mendapat hasilnya.

Ia pandangi ruang kerjanya yang mewah dengan interior kelas atas. Gelar Chief of Executive di meja dengan disertai namanya, berhasil membuat senyum Faza melebar.

"Akhirnya ... akhirnya aku bisa mendapatkan semua ini," katanya bangga dengan diikuti suara tawanya yang khas.

"Selamat atas pencapaian Anda, Tuan!" ucap Albert Kanagara, seorang asisten yang dipercaya oleh Faza untuk mengurus dan mengatur segala hal yang berkaitan dengannya.

"Oh, Albert! Kemarilah. Aku punya pekerjaan untukmu." Faza duduk di kursi kebesarannya dan mengambil sebuah map yang berada di bawah laci meja kerjanya.

Map itu, selalu ia simpan dengan rapi. Karena ia yakin, suatu saat, ia akan membutuhkannya untuk rencana jangka panjang yang ia buat.

"Ya, Tuan. Saya bersedia melakukan apapun untuk Anda dengan senang hati."

"Aku ingin kau mencari seseorang, beberapa hal yang berkaitan dengannya ada di dalam map ini."

Albert meraih map itu, membukanya sesaat lalu mengangguk mantap. "Siap, Tuan. Anda akan mendapatkan semua informasinya besok." Setelah itu, Albert beranjak dari sana.

"Saatnya untuk membalas dendam," kata Faza dengan senyum menyeringai terukir di bibirnya. Wajahnya yang tampan dengan rambut disisir klimis membuat kesan dirinya semakin berwibawa.

Ia selalu membanggakan penampilannya yang paripurna bak model kelas atas. Dengan setelan jas mahal, jam tangan mewah dan gelar di belakang namanya, perempuan mana yang tak terpesona dengan dirinya sekarang?

"Akan kubalas semua hinaan itu dengan setimpal!" katanya dengan penuh percaya diri.

•••

Ashana Lazuardi mengusap pipinya berkali-kali, tetapi air matanya tetap jatuh tanpa diminta. Tiga jam lalu, seorang dokter yang merawat ayahnya selama beberapa hari terakhir, mengumumkan kematian ayah tercintanya, Danendra Lazuardi dengan riwayat serangan jantung.

Ia pandangi lekat-lekat wajah ayahnya yang sudah memucat, seolah ingin merekam wajah itu dengan baik untuk terakhir kalinya.

"Aku sayang Ayah, tapi Tuhan lebih sayang Ayah. Aku hanya bisa berdoa, semoga Allah menempatkan Ayah di sisi terbaik-Nya." Sekali lagi, ia pandangi wajah Danendra sebelum menutupnya dengan kain putih.

Meski sulit, pada akhirnya, Ashana harus melepas kepergian orang-orang tercintanya. Tak peduli seberapa tak siapnya ia untuk kehilangan, semesta tetap memaksanya untuk ikhlas.

Walau terasa sulit untuk menerima, tapi apalah daya seorang Ashana, sebagai manusia, ia hanya bisa berusaha kuat dan tabah menerima takdir yang telah digariskan-Nya. Bahwa hidup dan mati, adalah pasti.

Proses pemakaman Danendra berlangsung begitu haru, beberapa kerabat yang datang turut mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya seorang Danendra Lazuardi.

Pada saat seperti ini, Ashana dapat melihat dengan jelas, siapa yang benar-benar peduli pada keluarga mereka dan mana yang hanya sekadar hadir untuk mengucapkan empati.

Ragam ucapan penyemangat pun turut menggema di telinga Ashana, seolah menjadi nada yang sering didengarnya hari itu. Saat doa-doa selesai dilafalkan, semua orang berbalik pergi.

Tetapi, Ashana masih berdiam di sana, memandangi kedua nisan yang berdampingan. Tahun lalu, ibunya, Nirmala Manawari, yang berprofesi sebagai juru rawat di tempatnya bekerja sekarang, berpulang ke hadapan-Nya karena suatu kecelakaan, kini ayahnya pun menyusul. Sepertinya cinta mereka tak terpisahkan satu sama lain.

"Ayah ... Ibu ... " lirih Ashana sambil mengusap kedua nisan itu secara bergantian. Pelupuk matanya kembali menggenang. Kini hanya tinggal ia sendiri.

Bagaimana aku bisa melanjutkan hidup setelah ini? pikirnya. Dadanya terasa sesak, pundaknya terasa berat. Begini kah rasanya kehilangan semua orang tercinta? Begini kah rasanya ditinggalkan?

"Maafkan aku, jika selama kalian hidup, Asha belum bisa menjadi anak yang berbakti. Maaf jika Asha belum bisa mewujudkan keinginan Ayah dan Ibu."

"Tapi setelah ini, Asha janji akan belajar hidup dengan baik. Asha akan menjadi seorang dokter yang hebat, seperti yang Ibu inginkan, dan menjadi perempuan kuat, seperti yang Ayah mau."

Tangan Asha berganti meraih bunga-bunga yang berada di keranjang tepat di sampingnya. "Meskipun rasanya sulit hidup tanpa kalian, tapi Asha akan tetap mencoba. Asha tidak akan menyerah."

Usai menabur bunga-bunga di atas makam mendiang orang tuanya, Asha berjalan pergi. menjauhi pemakaman.

Ia memilih langsung pulang, setelah serangkaian kejadian selama 3 hari terakhir yang menyita sebagian waktu tidurnya, ia hanya ingin beristirahat dan merebahkan diri.

•••

Keesokan paginya, Asha bangun dengan wajah yang sedikit sembab lantaran menangis semalaman. Netranya melirik jam yang ada di atas nakas. Jarum jam menunjukkan pukul 09.35 pagi.

"Astaga! Aku terlambat!" katanya panik.

Lalu, ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas, begitu menyala, puluhan notifikasi membanjiri ponselnya.

Perlahan, ia baca pesan yang masuk. Beberapa pesan berisi ungkapan bela sungkawa, beberapa lagi berisi pesan pengingat bahwa ia ada jadwal kunjungan hari ini.

Dengan waktu yang tersisa, Ashana bergegas membersihkan dirinya. Memoles sedikit riasan pada wajahnya lalu meraih kunci mobilnya dan langsung melaju menuju rumah sakit tempatnya bekerja.

•••

"Maaf, aku terlambat," katanya begitu sampai di ruangan dokter Abi. Abimanyu tersenyum lalu mempersilakan Asha untuk duduk.

"Bagaimana perasaan kamu? Aku turut berduka, ya, Sha. Maaf juga kemarin aku tak bisa ikut ke pemakaman Ayahmu, kebetulan kemarin ada jadwal operasi," kata Abimanyu bersimpati.

Ia turut sedih karena tak bisa menghadiri pemakaman itu padahal dialah yang mengumumkan kematiannya. Ia juga menyesal karena tak bisa mendampingi Ashana di saat-saat terberat baginya.

Perempuan di hadapannya itu memang terlihat kuat dari luar, namun sebenarnya sangat rapuh. Bak kaca yang hampir pecah, sekali saja salah saat disentuh, maka ia akan hancur berkeping-keping.

Ashana mengangguk lalu tersenyum sopan, "Tidak apa-apa Kak Abi, semuanya sudah berlalu. Aku justru mau berterima kasih karena Kak Abi sudah bersedia membantuku merawat Ayah selama beberapa hari terakhir."

"Itu memang sudah tugasku sebagai dokter, Asha." Abimanyu tersenyum lembut, entah mengapa melihat Asha dan wajahnya yang teduh membuat detak jantungnya berdebar lebih cepat.

"Oh ya, kau ada jadwal Sabtu malam?" tanya Abi kemudian.

Ashana mendongak menatapnya, "Entahlah, sepertinya tidak ada. Kenapa Kak?"

"Ehm ... tidak ada apa-apa, tapi jika kau luang, aku ingin mengajakmu pergi, jika kau berkenan." Abimanyu memperbaiki posisi duduknya, sedikit takut jika ajakan kencannya ditolak lagi.

Belum sempat Asha menjawab, dering ponselnya berbunyi. Ia lihat notifikasi dari layar ponselnya, nama seseorang yang amat penting baginya muncul di bagian teratas.

"Maaf Kak Abi, aku harus mengangkat telepon ini. Akan kukabari nanti, ya." Setelahnya Asha berjalan ke luar ruangan Abimanyu.

Dokter spesialis jantung itu, bersandar pasrah, gagal lagi rencananya untuk mengajak Ashana keluar. "Semakin sulit didapatkan, semakin aku ingin mendapatkannya. Yah, mari berdoa saja Abi, semoga ada kabar baik nanti."

•••

Selamat Membaca

Semoga kamu suka dengan cerita ini.

Terpopuler

Comments

•§͜¢•Senja³ 🦢🍒

•§͜¢•Senja³ 🦢🍒

berdoa aja Abi,tapi kalo nggak dapat restu dari mbak HK kayaknya susah deh... sama aku aja gimana 🏃🏃😂😂

2024-12-30

1

•§͜¢•Senja³ 🦢🍒

•§͜¢•Senja³ 🦢🍒

iya loh kirain Faza tuh cewek, ternyata... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-12-30

1

✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulianti🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎

✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulianti🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎

Lah kirain Faza itu cwek awalnya /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/. pas baca seterusnya ternyata cwk toh /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-12-30

1

lihat semua
Episodes
1 LYTTE 01 — Fate
2 LYTTE 02 — A Responsibility
3 LYTTE 03 — Meet Him Again
4 LYTTE 04 — Make A Deal
5 LYTTE 05 - Person of the Past
6 LYTTE 06 — Mr. Arrogant
7 LYTTE 07 — Wedding Agreement
8 LYTTE 08 — Mr & Mrs
9 LYTTE 09 — Sister-In-Law
10 LYTTE 10 — Unexpected Thing
11 LYTTE 11 — Conflict of the Heart
12 LYTTE 12 — I have Three Rules
13 LYTTE 13 — Heartbeat
14 LYTTE 14 — Red Dress
15 LYTTE 15 — Jealous
16 LYTTE 16 — Love and Hate
17 LYTTE 17 — Regret
18 LYTTE 18 — Tiny Step
19 LYTTE 19 — Piece of Memory
20 LYTTE 20 — An Accident
21 LYTTE 21 — A Bit of Help
22 LYTTE 22 — Willingly
23 LYTTE 23 — Unfinished Conversation
24 LYTTE 24 — Heart at Stake
25 LYTTE 25 — Guest
26 LYTTE 26 — Apologize
27 LYTTE 27 — Egocentric
28 LYTTE 28 — Drunk
29 LYTTE 29 — Determine
30 LYTTE 30 — Let's Talk
31 LYTTE 31 — Messed Up
32 LYTTE 32 — Something a Miss
33 LYTTE 33 — Yearning for Her
34 LYTTE 34 — Fall
35 LYTTE 35 — Want You
36 LYTTE 36 — For the First Time
37 LYTTE 37 — Honeymoon?
38 LYTTE 38 — Watch a Movie
39 LYTTE 39 — Contentment
40 LYTTE 40 — Hesitating
41 LYTTE 41 — Deception
42 LYTTE 42 — Dinner
43 LYTTE 43 — Rafting
44 LYTTE 44 — Spark of Interest
45 LYTTE 45 — Unexpected
46 LYTTE 46 — Arguing
47 LYTTE 47 — Brunch
48 LYTTE 48 — a Nagging Feeling
49 LYTTE 49 — The Truth
50 LYTTE 50 — Break
51 LYTTE 51 — Escape
52 LYTTE 52 — Anger
53 LYTTE 53 — Shattered
54 LYTTE 54 — Living Hell
Episodes

Updated 54 Episodes

1
LYTTE 01 — Fate
2
LYTTE 02 — A Responsibility
3
LYTTE 03 — Meet Him Again
4
LYTTE 04 — Make A Deal
5
LYTTE 05 - Person of the Past
6
LYTTE 06 — Mr. Arrogant
7
LYTTE 07 — Wedding Agreement
8
LYTTE 08 — Mr & Mrs
9
LYTTE 09 — Sister-In-Law
10
LYTTE 10 — Unexpected Thing
11
LYTTE 11 — Conflict of the Heart
12
LYTTE 12 — I have Three Rules
13
LYTTE 13 — Heartbeat
14
LYTTE 14 — Red Dress
15
LYTTE 15 — Jealous
16
LYTTE 16 — Love and Hate
17
LYTTE 17 — Regret
18
LYTTE 18 — Tiny Step
19
LYTTE 19 — Piece of Memory
20
LYTTE 20 — An Accident
21
LYTTE 21 — A Bit of Help
22
LYTTE 22 — Willingly
23
LYTTE 23 — Unfinished Conversation
24
LYTTE 24 — Heart at Stake
25
LYTTE 25 — Guest
26
LYTTE 26 — Apologize
27
LYTTE 27 — Egocentric
28
LYTTE 28 — Drunk
29
LYTTE 29 — Determine
30
LYTTE 30 — Let's Talk
31
LYTTE 31 — Messed Up
32
LYTTE 32 — Something a Miss
33
LYTTE 33 — Yearning for Her
34
LYTTE 34 — Fall
35
LYTTE 35 — Want You
36
LYTTE 36 — For the First Time
37
LYTTE 37 — Honeymoon?
38
LYTTE 38 — Watch a Movie
39
LYTTE 39 — Contentment
40
LYTTE 40 — Hesitating
41
LYTTE 41 — Deception
42
LYTTE 42 — Dinner
43
LYTTE 43 — Rafting
44
LYTTE 44 — Spark of Interest
45
LYTTE 45 — Unexpected
46
LYTTE 46 — Arguing
47
LYTTE 47 — Brunch
48
LYTTE 48 — a Nagging Feeling
49
LYTTE 49 — The Truth
50
LYTTE 50 — Break
51
LYTTE 51 — Escape
52
LYTTE 52 — Anger
53
LYTTE 53 — Shattered
54
LYTTE 54 — Living Hell

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!