NovelToon NovelToon
Between Two Alpha’S

Between Two Alpha’S

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Manusia Serigala / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Elowen, seorang wanita muda dari keluarga miskin, bekerja sebagai asisten pribadi untuk seorang model internasional terkenal. Hidupnya yang sederhana berubah drastis saat ia menarik perhatian dua pria misterius, Lucian dan Loreon. Keduanya adalah alpha dari dua kawanan serigala yang berkuasa, dan mereka langsung terobsesi dengan Elowen setelah pertama kali melihatnya. Namun, Elowen tidak tahu siapa mereka sebenarnya dan menolak perhatian mereka, merasa cemas dengan intensitasnya. Lucian dan Loreon tidak menerima penolakan begitu saja. Persaingan sengit antara keduanya dimulai, masing-masing bertekad untuk memenangkan hati Elowen. Saat Elowen mencoba menjaga jarak, ia menemukan dirinya terseret ke dalam dunia yang jauh lebih berbahaya daripada yang pernah ia bayangkan, dunia yang hanya dikenal oleh mereka yang terlahir dengan takdir tertentu. Di tengah kebingungannya, Elowen bertemu dengan seorang nenek tua yang memperingatkannya, “Kehidupanmu baru saja dimulai, nak. Pergilah dari sini secepatnya, nyawamu dalam bahaya.” Perkataan itu menggema di benaknya saat ia dibawa oleh kedua pria tersebut ke dunia mereka, sebuah alam yang penuh misteri, di mana rahasia tentang jati dirinya perlahan mulai terungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Two Alpha's And Mate

Mobil berhenti tepat di depan gerbang besar yang mengarah ke area dalam kastil. Suasana sekitar tampak begitu megah, dengan bangunan-bangunan batu yang menjulang tinggi, dihiasi dengan ukiran halus dan jendela-jendela besar yang memperlihatkan kilau cahaya. Sejenak, Elowen terpesona melihat pemandangan tersebut. Dari depan kastil, ada jalan berlapis batu yang mengarah menuju pintu utama, di mana mereka semua akan masuk.

"Ini luar biasa," kata Elowen pelan, matanya tak pernah lepas dari pemandangan di sekelilingnya.

Mereka pun mulai turun satu per satu dari mobil, berjalan menuju pintu utama kastil. Valerie memimpin dengan langkah percaya diri, diikuti oleh Elowen, sementara di belakang mereka, Elliot dan Harison terlibat dalam percakapan ringan. Elowen masih merasa terpesona, matanya melirik ke berbagai sudut istana yang indah ini.

Saat melangkah lebih jauh, Elowen secara tidak sengaja mendongak ke atas, ke balkon kamar yang terletak di lantai atas kastil. Di sana, di balik jendela besar dengan tirai yang sedikit tersingkap, terlihat seorang lelaki berdiri dengan postur tegak. Wajahnya yang tampan dihiasi dengan rambut kecoklatan yang terurai sedikit acak, dan yang paling mencuri perhatian adalah matanya yang berwarna olive yang memancarkan kedalaman dan misteri. Senyuman tipis tergurat di bibirnya, seolah-olah dia tahu persis bahwa ada seseorang yang mengamatinya.

Tanpa disadari, Elowen berhenti sejenak, matanya terkunci pada sosok lelaki itu. Keindahan dan aura pria tersebut membuatnya terdiam sejenak. Ada sesuatu yang menarik dalam tatapannya yang membuat Elowen tidak bisa mengalihkan pandangannya. Ia bahkan tak sadar bahwa dalam keterkejutannya, tangannya tanpa sengaja meraih ujung pakaian orang yang ada di depannya.

Tangan Elowen memegang ujung pakaian Loreon, yang berada tepat di depannya. Loreon, yang sedang berbicara dengan Elliot, merasakan sesuatu yang mengganjal. Ia menoleh sedikit ke belakang, dan matanya langsung menangkap Elowen yang tampak kaget, matanya terbelalak dan wajahnya sedikit pucat. Loreon langsung tersadar, menyadari bahwa Elowen telah memegang pakaiannya.

Elowen pun tersentak dan buru-buru melepaskan tangannya dari pakaian Loreon. Raut wajahnya terlihat panik dan sedikit terkejut, matanya tetap terfokus pada balkon tempat lelaki tadi berdiri. Sebuah perasaan aneh menggelayuti dirinya, dan ia merasa seolah-olah sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi.

Loreon menoleh sepenuhnya ke arah Elowen, dan dalam sekejap, ekspresinya berubah. Wajahnya yang biasanya datar kini menunjukkan sedikit kecemasan. "Elowen," suaranya lembut, tapi ada ketegangan yang terdengar. "Apa yang kamu lihat?"

Elowen menarik napas panjang, mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia merasa tidak nyaman dengan perasaan yang tiba-tiba muncul, meskipun semuanya terlihat normal. "Aku—aku hanya melihat seseorang di balkon sana," jawab Elowen, suaranya sedikit bergetar.

Loreon mengikuti arah pandangan Elowen dan melihat ke balkon yang dimaksud. Di sana, lelaki yang Elowen lihat sebelumnya kini tidak tampak lagi. Namun, ia merasakan ada sesuatu yang tidak biasa—sesuatu yang seolah menyembunyikan sesuatu yang lebih dalam.

"Aku tidak tahu siapa dia," Loreon berkata dengan suara datar, berusaha menutupi ketegangan di wajahnya. "Mungkin hanya orang biasa, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan."

Namun, Elowen bisa merasakan ada yang berbeda dalam suara Loreon. Ia menelan ludah, berusaha untuk memahami apa yang sedang terjadi, meskipun jantungnya masih berdegup cepat. "Aku... hanya merasa ada yang aneh," kata Elowen pelan, masih memandang ke arah balkon yang kosong sekarang.

Loreon menatap Elowen dengan sorot mata yang lebih tajam, sedikit khawatir. "Tenang saja," jawabnya singkat, mencoba memberikan kenyamanan. "Kita akan masuk sekarang."

Elowen mengangguk, namun perasaan aneh itu tetap menghantui pikirannya. Ada sesuatu yang sangat misterius dengan tempat ini, dan lelaki yang ia lihat di balkon tadi sepertinya menjadi bagian dari teka-teki yang lebih besar.

Valerie dan yang lainnya sudah berjalan lebih dulu, memasuki area kastil yang megah, sementara Elowen masih terdiam di tempat, mencoba menenangkan diri setelah insiden tadi. Valerie menyadari ketegangan yang ada dan memanggilnya dengan suara lembut, "Elowen, ayo. Kita tidak perlu terlalu lama di luar."

Elowen mengangguk pelan dan berjalan mengikuti Valerie, meninggalkan Loreon yang masih berdiri di tempatnya. Loreon tetap memandang ke arah balkon, dimana pria misterius itu sebelumnya terlihat. Sepertinya ada sesuatu yang mengganjal di dalam dirinya.

Ia menelan ludah, berusaha menenangkan diri, tapi saat ia mengalihkan pandangannya ke atas, pria itu muncul lagi, kali ini dengan senyuman smirk yang sangat jelas di wajahnya. Senyum itu seakan penuh dengan tantangan, seolah tahu bahwa Loreon sedang mengamatinya. Pria itu berdiri dengan santai di balkon, matanya tertuju tepat pada Loreon, seolah menguji siapa yang lebih berkuasa di tempat ini.

Hati Loreon langsung berdegup kencang, dan tanpa sadar, tangannya terkepal kuat. Suasana di sekitar terasa menegang, udara seolah semakin berat saat ia merasakan keberadaan pria itu. Tidak mungkin.

Lucian... sialan!

Pikirannya berputar cepat, mencoba untuk tetap tenang meskipun rasa marah dan khawatir mulai meluap. Lucian, saudara tirinya, jelas ada di sini dengan niat buruk. Bagaimana bisa dia berada di tempat ini? Mengapa ia harus muncul tepat ketika Elowen ada di sekitar?

Loreon berusaha mengendalikan emosinya, meskipun wajahnya kini terlihat tegang. Ia tahu, dalam situasi seperti ini, menjaga ketenangan adalah hal yang paling penting. Namun, kekesalan dan kecemasan yang ia rasakan cukup mengganggu.

Tapi Lucian... Selalu tahu cara muncul di saat yang paling tidak tepat.

Ia melangkah ke arah Elowen, yang sudah berada di pintu masuk kastil, dan menatapnya dengan tatapan yang keras namun penuh kehati-hatian. "Kamu baik-baik saja?" tanya Loreon dengan suara rendah, mencoba memastikan apakah Elowen sudah pulih dari ketegangan yang tadi.

Elowen menoleh, menyadari ekspresi Loreon yang berbeda. "Aku... baik-baik saja," jawabnya, meskipun suaranya sedikit bergetar. "Hanya... itu tadi."

Loreon mengangguk, namun pikirannya masih melayang jauh ke arah balkon tempat Lucian berada. Bagaimana mungkin dia ada di sini tanpa diketahui oleh siapa pun? Apa yang sebenarnya sedang direncanakan?

Loreon menatap Elowen sejenak, mencoba untuk tidak menunjukkan kegelisahan yang ada di dalam dirinya. "Kita akan membicarakan ini nanti," kata Loreon pelan. "Untuk sekarang, ayo masuk dulu. Kita butuh istirahat."

Namun, meskipun kata-kata itu terdengar tenang, dalam hatinya, Loreon sudah mulai merencanakan langkah berikutnya. Dia harus segera menemukan cara untuk menangani Lucian sebelum masalah ini semakin memburuk.

1
☆Peach_juice
Ceritanya seru banget😭

oh iya mampir juga yuk dikarya baruku, judulnya ISTRI PENGGANTI TUAN ARSEN😁🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!