Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Malam ini perasaan Andre begitu kacau bagaimana tidak, urusan kantor yang begitu menumpuk di tambah saat ini asisten pribadinya yang selalu menghandle pekerjaannya tengah berbulan madu bersama istrinya.
"Dasar pengantin baru, sudah selesai bulan madunya dari kemarin gak kelar-kelar kerjaan numpuk nih," kesal Andre di dalam panggilan teleponnya.
"Sabar dong Bos, baru tiga hari, kan rencananya 10 hari," goda asisten yang bernama Aji itu.
"Dasar kamu ya, awas saja melebihi hari yang di tentukan, akan ku buat kau kehilangan pekerjaan," ancam Andre dengan bahasa non formal nya.
"Heeemb brisik lu ganggu saja makanya nikah, biar bisa honeymoon bersama istri tentunya," goda Aji sambil mematikan panggilan teleponnya.
"Dasar asisten kurang ajar pakai di matikan segala lagi," gerutu Andre.
Andre pun mulai meneruskan kembali pekerjaannya hingga selesai, karena merasa penat dirinya memutuskan untuk tidak pulang dulu malam ini Andre pergi ke suatu tempat tapi bukan ke club malam melainkan ke rumah makan yang dulu sering dia jumpai bersama dengan Ayana.
"Kau dulu begitu senang jika di ajak di tempat ini, namun sekarang sudah berubah, kau marah denganku gadisku," gumam Andre.
******
Aya pun sudah selesai nonton film bareng di bioskop, tidak di sangka ternyata Yusuf anaknya enak juga diajak bicara nyambung, bahkan bisa membuat Aya sedikit tertawa karena kekocakannya.
"Suf, terima kasih ya untuk malam ini," ucap Aya.
"Sama-sama Ay besok-besok mau ya, aku ajak nonton lagi," sahut Yusuf.
"Insya Allah kalau ada waktu senggang ya," tutur Aya.
"Baiklah kalau begitu aku tunggu sampai waktumu senggang Ay," jawab Yusuf.
"Ay laper gak?" tanya Yusuf.
"Laper sih, oh ya gimana kalau cari tempat makan Deket sini saja," ajak Ayana yang memang tahu tempat makan enak di tempat ini.
Akhirnya mereka berdua naik motor yang di setir oleh Yusuf selama perjalan Yusuf selalu membuat Aya tertawa dengan banyolannya yang memang pandai membuat orang tertawa, hingga tidak terasa motor pun sudah berhenti di depan rumah makan tersebut.
"Ay, ini tempatnya?" tanya Yusuf sedikit was-was pasalnya yang di tunjuk Aya, rumah makan yang cukup mahal.
"Iya, kenapa? Gak terus, ayo masuk saja, tenang saja, kalau kau takut biar aku saja yang bayar," sahut Ayana, yang memang tidak ingin melibatkan Yusuf untuk membayar makanannya.
"Oh gak apa-apa, biar aku saja, yang membayar, masak aku yang ngajak malah kamu yang bayarin," tolak Yusuf yang merasa gengsi.
Sebenarnya Yusuf cukup mampu untuk membayar makanan di restoran ini, hanya saja pria itu sedikit perhitungan, apapun yang dia lakukan harus ada hitungannya termasuk mengajak nonton Ayana saat ini.
Mereka berdua kini mulai masuk, dan duduk di meja pembeli, waiters pun mulai menghampiri memberikan menu makanan kepada pasangan muda-mudi ini.
"Ay kau pesan apa?" tanya Yusuf.
"Aku pesan Beeb Stick saja, dan minumnya orange juice," sahut Aya.
"Ya sudah kalau begitu di samakan saja ya," ucap Yusuf yang di angguki oleh Aya.
Setelah kepergian waiters tadi tiba-tiba saja Yusuf mulai berpamitan ke kamar mandi.
"Ay, aku ke belakang dulu ya," pamit Yusuf.
"Iya," sahut Aya, tanpa merasa curiga sedikitpun.
Yusuf pun langsung menghampiri waiters tersebut, lalu memanggilnya. "Mbak, sini," panggil Yusuf.
"Oh, saya yang anda panggil," sahut waiters tersebut.
"Iya sini," kata Yusuf.
"Ada apa Mas?" tanyanya.
"Tolong nanti campurkan bubuk ini ke makanan cewek di sampingku tadi ya," titah Yusuf.
"Maaf Mas, saya tidak berani melakukan hal seperti ini, karena pekerjaan saya yang jadi taruhannya," tolak waiters tersebut.
"Kalau kau tidak mau maka akan ku buat sesuatu agar dirimu di keluarkan dari sini," ancam Yusuf.
"Tapi Mas," ucap waiters tersebut dengan ragu.
"Sudah jangan banyak tapi-tapi, pokoknya kau harus masukkan serbuk itu, kalau tidak maka aku akan mengadukanmu ke pemilik rumah makan ini karena kamu tidak becus melayani pembeli," ancam Yusuf sekali lagi.
Karena takut dengan ancaman si Yusuf, akhirnya waiters tersebut menuruti permintaan pria licik itu.
Yusuf sudah mulai kembali lagi ke tempat duduknya bersama Ayana, gadis itu merasa nostalgia ketika mendatangi tempat ini, namun rasa itu cepat-cepat dia hilangkan begitu saja, karena memang dirinya masih marah dengan orang tersebut.
"Ay, kenapa ngelamun terus, pastinya ngelamunin aku ya," goda Yusuf dengan bangganya.
"Heeeemb, enggak sih geer loh," sahut Aya dengan candaannya.
"Oh begitu ya, berarti bukan aku orang yang ada di lamunanmu?" tanya Yusuf penasaran.
"Udalah siapa yang masih melamun, aku gak ngelamunin siapa-siapa kok," sanggah Aya.
'Hemmb kau masih saja berkilah, tenang saja Suf, habis ini pasti kau akan mendapatkan dia untuk selamanya,' desis Yusuf di dalam hatinya.
Makanan pun sudah datang, saat ini keduanya sedang asyik menikmati santapan malamnya, selesai makan mereka masih asik ngobrol-ngobrol ringan, tapi sepuluh menit kemudian tiba-tiba saja Aya merasakan kantuk yang sangat luar biasa.
"Suf, mataku kok ngantuk," keluh Aya.
"Kok bisa, paling kamunya kekenyangan jadinya sampai kantuk seperti ini," ucap Yusuf dengan santainya.
"Eh Suf, beneran deh aku benar-benar tidak kuat, dengan kantukku ini," kata Aya sambil menyandarkan wajahnya di meja makan sangking tidak kuatnya.
"Ya sudah kalau begitu kau tidur saja dulu nanti aku bangunin," titah Yusuf.
"Enggak deh mending kita langsung pulang saja," tolak Aya.
"Baiklah kalau kau mau pulang," sahut Yusuf.
Ketika hendak berdiri tiba-tiba saja Aya langsung oleng begitu saja, hingga akhirnya tangan Yusuf langsung terulur, untuk memapah tubuh perempuan cantik itu.
'Yes akhirnya penantianku selama ini akan terwujud,' gumam Yusuf di dalam hatinya.
Yusuf langsung merangkul tangan Aya karena jalannya sudah sempoyongan, gadis tersebut benar-benar tidak kuat menahan kantuk yang begitu berat.
Saat ini keduanya sudah menaiki motor, Yusuf benar-benar hati-hati membawa tubuh Aya bahkan tangan sebelahnya tidak lepas memegangi tubuh perempuan tersebut agar tidak jatuh.
"Suf, sudah sampaikah?" tanya Aya, sambil memejamkan matanya.
"Sudah Ay, tunggu sebentar ya," sahut Yusuf.
Saat ini Yusuf berhenti di penginapan yang tidak jauh dari rumah makan tersebut, sambil merangkul pundak Aya, yang memang sudah tidak mampu membuka matanya, Yusuf pun langsung menyewa satu kamar untuk mereka berdua.
"Akhirnya aku bisa memilikimu seutuhnya," gumam Yusuf, sambil memasukkan tubuh Aya ke dalam kamar.
Yusuf mulai tidak sabar ingin segera membuat Ayana menjadi miliknya seutuhnya, wajahnya mulai menyeringai kemenangan sudah ada di depan matanya, gadis yang selama ini sulit untuk di taklukkan ternyata sebentar lagi dia bisa menyentuhnya bahkan membuatnya mengemis untuk minta di nikahi.
"Tenang Sayangku sebentar lagi kau menjadi milikku," seringai Yusuf.
siapa ya yg coba memeras Bu Retno