"Apa-apaan ini?" teriak Alea
"Nikah sama aku!" perintah Niko.
"Gak mau!" tolak Alexa
"Kamu nolak siap-siap aku hancurin karier kamu juga kehidupan kamu!" ancam Niko.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh Tiga
Keesokan paginya Alexa menggeliat di balik selimut. Tidurnya sangat nyenyak membuatnya bangun dalam keadaan segar. Tanpa membuka mata sepenuhnya, Alexa mengambil posisi duduk, bersandar di kepala ranjang. Baru setelah itu Alexa mengucek mata menggunakan punggung tangannya, mengedipkan beberapa kali agar bisa adaptasi dengan cahaya yang ada di ruangan itu. Barulah saat ia sudah benar tersadar matanya berbelalak melihat Nicholas tidur di sampingnya, tengkurap dengan keadaan setengah telanjang . Alexa lantas membuka selimut yang menutupi suaminya, matanya kembali membulat ketika mengetahui suaminya tidur bertelanjang, tanpa Balai benang apapun.
Alexa lantas memeriksa tubuhnya, ia menunduk baru sadar jika hampir semua kancing piyamanya terbuka. Iya kembali dibuat terkejut melihat tanda merah keunguan di dadanya.
"Ini pasti ulahnya!" Alexa memicik tajam ke arah Nicholas.
Alexa kembali teringat kejadian semalam, di mana ia merasakan perasaan aneh, geli, tetapi begitu nikmat. Jadi yang semalam itu bukan mimpi?
"Hah, dasar pria mesum!" maki Alexa. "Tapi dia tidak sampai melakukan itu, kan?" pikir Alexa. "Tidak mungkin dia se-gila itu," imbuhnya.
Alexa dengan cepat turun dari tempat tidur berlari menimbulkan suara gaduh, tidak peduli akan mengganggu Nicholas atau tidak. Yang Alexa pikirkan hanya rasa tidak nyaman di area intinya akibat datang bulan.
Setelah berada di dalam kamar mandi selama hampir satu jam Alexa keluar hanya dengan memakai bathrobe, pipinya mengerucut membuat pipinya mengembung lucu. Bagaimana tidak, saat ia menanggalkan semua pakaiannya, bercermin, matanya melihat ada banyak tanda merah keunguan di dada juga lehernya.
"Dia begitu rakus," gerutu Alexa.
Akan tetapi beberapa detik kemudian Alexa menahan tawa. Apa mungkin Nicholas semalam habis bermain solo, membuat pria itu tidur telanjang?
"Syukurin," ejek Alexa.
Alexa menggeleng sambil tersenyum kecil, jika teringat bagaimana frustrasi Nicholas ketika menahan hasrat itu. Ia lantas mengayunkan langkah menuju wall in closet untuk berganti pakaian.
Ketika Alexa sudah keluar dari walk in closet Nicholas sudah tidak ada di tempat tidur. Alexa mengedarkan pandangannya, berhenti ketika matanya menangkap sosok Nicholas, rupanya sang suami tengah duduk di sofa berkutat dengan iPadnya. Pria itu masih bertelanjang dada, bagian bawahnya hanya ditutupi olehnya handuk berwarna putih.
Alexa tersenyum jahil lantas bersiul untuk menggoda Nicholas, "semalam habis main solo ya."
Mendengar suara Alexa membuat Nicholas mendongak, juga berdecih karena Alexa berani mengejeknya.
"Ini juga gara-gara kamu!" desis Nicholas.
Bibir Alexa mengerucut sebal membuat pipinya mengembung, "salah kamu sendiri. Itu balasan atas apa yang sudah kamu lakukan padaku."
"Memang apa yang aku lalukan padamu?" tanya Nicholas pura-pura tidak tahu.
"Jangan berpura-pura." Alexa menarik kerah model turtleneck, menunjukkan tanda marah keunguan yang ada di lehernya. "Perbuatan kamu, 'kan?" Alexa mendelik sebal ke arah Nicholas.
Nicholas melipat bibir untuk menahan tawa, lantas berdehem untuk menyembunyikan hal itu, "kamu marah sekarang, tetapi Semalam kamu sangat menikmatinya."
Mata Alexa membulat, dirinya tidak bisa membalas perkataan Nicholas lantaran apa yang dikatakan oleh pria itu memang benar.
KRUYUK …
"Suara apa itu? Kenapa berisik sekali?" Nicholas berucap sambil menahan tawa.
"Jangan mengejekku. Itu suara perutku. Aku merasa sangat lapar." Alexa bicara dengan ketus.
"Apa? Suara perutmu? Yang benar saja? Suara perutmu saja bisa merusak telingaku. Lalu bagaimana dengan teriakkanmu? Mungkin bisa menghancurkan gedung ini," ejek Nicholas.
"Ck, terus saja mengejekku," decak Alexa.
KRUYUK …
Lagi-lagi perut Alexa berbunyi membuat Nicholas tidak lagi bisa menahan tawa. Untuk pertama kalinya, setelah beberapa tahun Nicholas tertawa lepas seperti itu. Itu pun hanya karena suara perut Alexa.
“Apa kamu begitu lapar sehingga perutmu berbunyi dengan keras seperti itu?" Alexa bertanya pada pada perutnya sendiri yang justru semakin membuat tawa Nicholas semakin pecah. "Terus saja tertawa!" sungut Alexa.
"Ada-ada saja?" Nicholas bangun dari sofa, mengayunkan langkah ke dekat Alexa, lantas membungkuk, memberikan kecupan di pipi Alexa. "Aku mandi dulu. Tunggu aku sebentar. Personal chef sedang menyiapkan makanan. Nanti kita sarapan sama-sama."
Nada bicara Nicholas melembutkan membuat Alexa seketika berubah menjadi wanita penurut. Setelah mengatakan kalimat itu Nicholas pergi ke kamar mandi.
Hanya setengah jam Nicholas berada di dalam kamar mandi setelah itu keluar hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya. Mata Alexa berbinar saat melihat tubuh sang suami yang nyaris sempurna.
Sungguh menggiurkan!
"Apa kamu akan berdiam diri seperti itu terus?" tanya Nicholas ketus. "Siapkan pakaian kerjaku!" perintah Nicholas.
Alexa mendengkus, sikap suaminya kembali ketus. "Apa kamu akan pergi ke kantor?" tanya Alexa.
"Tidak, aku akan pergi berenang," celetuk Nicholas.
"Dasar pria menyebalkan! Tapi baiklah, aku akan menyiapkan bikini untukmu," balas Alexa.
"Ha, ha, ha, tidak lucu!" Nicholas berdecih.
Meskipun kesal Alexa tetap pergi ke walk in closet untuk menyiapkan pakaian kerja suaminya.
"Ini!" Alexa memberikan setelah jas dan juga dasi kepada suaminya. "Aku ada pemotretan, boleh —" Alexa belum selesai bicara, Nicholas sudah lebih dulu menyelanya.
"Jangan pergi ke mana pun. Lagi pula jadwal cutimu masih tiga minggu lagi." Nicholas menukas ujaran Alexa.
"Aku bosan, Nick. Apa yang harus aku lakukan selama tiga minggu ini," rengek Alexa.
"Aku bilang tidak ya tidak. No debat," putus Nicholas tanpa memperdulikan rengekan Alexa, sambil mengaitkan kancing kemejanya.
"Kenapa? Kamu bilang tidak akan mencampuri urusanku, 'kan?" Alexa tidak terima dengan larangan Nicholas.
"Aku tidak harus memberikanmu alasan untuk itu, 'kan?" Ucapan lembut, tetapi terkesan sedang mengintimidasi.
Alexa mendengkus merasa kesal, tahu dirinya tidak akan bisa melawan seorang Nicholas, takut jika Nicholas benar-benar akan menjalankan ancamannya.
Nicholas yang sudah selesai memakai pakaiannya menoleh ke arah Alexa, lantas menarik napas panjang. Ia berbalik, menarik lengan Alexa agar wanitanya mau melihat ke arahnya kini posisi mereka berdiri saling berhadapan.
"Dengar, Alexa." Nada bicara Nicholas kembali melembut. "Tidak untuk hari ini. Hari ini tetap istirahat di sini," bujuk Nicholas.
"Kenapa?" Alexa mendongak menatap wajah teduh Nicholas.
"Ada hal yang tidak bisa aku katakan sekarang," jelas Nicholas.
"Katakan agar aku tidak bingung dengan semua sikapmu padaku," pinta Alexa.
"Nanti malam kita night drive. Aku akan mengatakannya." Nicholas membungkuk mengecup pipi Alexa. "Ayo kita makan. Kalau tidak cepat-cepat diisi, perutmu akan mengamuk."
Bibir Alexa mengerucut otomatis membuat pipinya mengembung. Nicholas terkekeh melihat itu.
Keduanya lantas keluar dari kamar, berjalan beriringan dengan satu tangan Nicholas membawa tas kerjanya dan satu tangannya lagi melingkar di pinggang Alexa.
Personal chef sudah menyiapkan beberapa menu makanan, semuanya sudah tertata di meja makan. Para pelayan juga pergi untuk melakukan pekerjaan masing-masing. Kini hanya ada mereka berdua di ruang makan.
"Kamu tidak masalah kalau berat badanku naik, 'kan?" tanya Alexa.
"Kenapa?" tanya balik Nicholas.
"Kamu memberikanku banyak makanan. Berat badanku pasti akan naik," jawab Alexa.
"Tidak masalah. Aku lebih suka kamu gemuk seperti saat kamu sedang ham ---" Nicholas menghentikan perkataannya.
"Apa? Kamu bilang apa tadi?" tanya Alexa.
"Tidak, lupakan itu. Cepat makan dan ingat jangan kemana pun!" pesan Nicholas.
Nicholas diam-diam mengela napas. Untung saja ia tidak sampai kelepasan bicara.
"Iya, iya. Aku akan menahan rasa penasaranku sampai nanti malam," ucap Alexa seraya memasukan makanan ke mulutnya. "Tapi boleh aku mengundang Hana ke sini?" Alexa bicara tidak jelas karena mulutnya penuh.
"Telan dulu makanannya, Alexa. Baru bicara," ucap Nicholas.
Alexa mengangguk, buru-buru menelan makanannya dengan bantuan air putih. "Boleh aku mengundang Hana ke sini?" izin Alexa.
"Boleh." Nicholas menganggukkan kepalanya.
"Belanja online?" tanya Alexa lagi.
"Lakukan apapun yang kamu mau," ucap Nicholas.
"Sewa gigolo?" celetuk Alexa.
Aura wajah Nicholas menggelap ketika mendengar perkataan Alexa. Mata elangnya menatap tajam Alexa. "I will kill you."
sabaaaar yaaa ,,sebentar juga malam
ditunggu jawabannya thoor ,,kalo bisa jangan kelamaan hehe
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang