NovelToon NovelToon
Sweet Marriage With You (Season 1)

Sweet Marriage With You (Season 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sendu

Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu

"Apa mas memiliki wanita  lain yang mas cintai sebelum menikah dengan aku?!"

Ekspresi wajah Sandi seketika berubah setelah mendengar pertanyaan dari Mesya. Sandi menelan saliva nya dan kebingungan menjawab pertanyaan dari Mesya, Sandi khawatir jika jawabannya mungkin akan menyakiti perasaan istrinya itu.

"Ke-kenapa kamu bertanya itu sayang?! Sekalipun Mas memiliki wanita yang Mas cintai dulu, tapi itu masa lalu. Sekarang Mas hanya mencintai kamu, kamu satu-satu nya di hati Mas sekarang"

Mesya terdiam sejenak.

"Jika cinta masa lalu Mas datang dan meminta untuk Mas kembali kepadanya, apakah Mas akan kembali padanya? Atau tetap bersama aku?!"

Sandi mencoba terus mengalihkan pembicaraan Mesya, karena Sandi merasa jika Mesya memiliki alasan tersendiri tiba-tiba menanyakan hal itu. Sandi hanya merasa takut jika dirinya akan mengeluarkan kalimat yang menyakiti perasaan Mesya. Sandi paham betul jika sifat Mesya sangatlah pencemburu.

"Sudah, sudah. Ayok kita siap-siap berangkat tarawih" Ucap Sandi yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

Mesya merapihkan cucian piring dan bersiap pergi ke masjid bersama Sandi.

Setelah pulang dari masjid, Mesya langsung masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Sandi yang melihat hal itu merasa jika Mesya tengah menyembunyikan sesuatu darinya.

"Sayang..."

"Eummhh...."

Melihat Mesya yang sudah terlelap membuat Sandi tidak tega untuk mengajaknya berbicara, hingga akhirnya Sandi memutuskan untuk tertidur dan membicarakannya esok hari.

[Keesokan paginya]

Sandi terbangun dan tidak melihat Mesya disampingnya, Sandi bergegas mencari keberadaan Mesya di seluruh rumah namun tak juga menemukan keberadaan Mesya. Hingga pandangan Sandi tertuju pada selembar kertas yang menempel di pintu lemari es di dapur.

'Mas, aku pergi ke pasar dulu'

Melihat catatan itu Sandi bergegas mengambil kunci sepeda motornya dan berniat untuk menyusul Mesya ke pasar.

"Kenapa dia pergi sendiri?!"

Sandi semakin merasa jika istrinya itu menyembunyikan sesuatu darinya. Setelah pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan kemarin, dan sikap Mesya yang cuek semalam membuat Sandi semakin yakin jika terjadi sesuatu tanpa sepengetahuannya.

Sandi tiba di parkiran pasar dan yakin jika Mesya akan melewati tempat tersebut, setelah menunggu beberapa saat akhirnya Sandi melihat Mesya berjalan dengan membawa barang bawaannya. Sandi bergegas menghampiri Mesya dan meraih barang belanjaannya.

"Mas?! Kamu di sini?!"

"Sini Mas bawa belanjaannya"

Sandi membawa kantong belanjaan dan menggantungkannya di sepeda motor, sedangkan Mesya hanya terdiam dan berjalan menyusul di belakang.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun Mesya menaiki sepeda motor dan pulang bersama Sandi. Setibanya di rumah, Mesya langsung merapihkan barang belanjaannya tanpa menghiraukan Sandi yang terus berusaha berbicara dengannya.

"Mesya, ada yang mau mas bicarakan sama kamu"  Ucap Sandi.

"Nanti ya Mas, aku lagi sibuk"

Sandi merasa semakin bingung melihat sikap Mesya yang tiba-tiba berubah. Karena yang Sandi tahu Mesya selalu bersikap manja, bukan cuek dan dingin seperti yang ada dihadapannya saat ini.

"Mas Bantu.."

"Tidak usah mah, lebih baik mas siap-siap pergi bekerja saja"

"Tapi biar ini cepat selesai sayang"

"Maaaass....."

Sandi menghela nafasnya dan beranjak pergi, ia pergi mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi, Sandi tidak mendapati Mesya berada di dapur. Seperti pertama kali, Sandi tidak menemukan keberadaan istrinya.

"Kemana lagi sekarang dia?! Kenapa dia tak izin untuk pergi ke luar"

Sandi berharap bisa mencari keberadaan Mesya, namun saat itu hari mulai pagi dan Sandi harus segera pergi bekerja.

Sedangkan tanpa diketahui oleh Sandi, Mesya diam-diam pergi ke rumah Nirma setelah mendapatkan panggilan dari Dinda yang memintanya untuk datang.

"Kamu sudah datang Nak?!" Ucap Nirma yang melihat kedatangan Mesya pagi itu.

"Dimana wanita itu Mah?!" Tanya Mesya yang melirik sekitar.

Mesya berjalan menuju ruangan belakang dan melihat sesosok wanita yang seharusnya sudah tak asing lagi untuk nya. Sosok wanita yang ia lihat tak lain adalah Namira, mantan kekasih Sandi.

"Bukankah kamu wanita yang waktu itu?!"

Namira yang tengah duduk di sofa mendongak ke arah Mesya yang menatapnya dengan tatapan dingin.

"I-iya"

"Kenapa kamu bisa ada di si i?

"I-itu...."

"Siapa kamu sebenarnya? Dan apa yang sebenarnya kamu inginkan?!"  Tanya kembali Mesya.

Sebelum mendengar jawaban dari Namira, Dinda bergegas mendekati Mesya dan menjelaskan tentang identitas Namira yang bersangkutan dengan masa lalu Sandi. Meski merasakan rasa sakit dalam hatinya, Mesya tetap tegas dan bertanya dengan baik kepada Namira.

"Bukankah sebelumnya kamu sudah tahu, Sandi sudah menikah?! Lalu apa tujuan kamu ke sini?!"

"Tentu saja untuk merebutnya dari kamu, hahahahah"

Mesya tercengang saat melihat Namira tertawa lepas, Mesya merasa jika Namira sudah mulai kehilangan kesadarannya. Mesya terkejut saat melihat sifat asli Namira keluar, bahkan sebelumnya Mesya tak percaya jika dirinya masih ingin menolongnya saat Namira mendapatkan kekerasan oleh suaminya.

"Apa kamu sudah gila?!"

"Hahah iyaa, aku sudah gila!! Seharusnya yang diperlakukan begitu lembut adalah aku, seharusnya yang diperlakukan dengan baik adalah aku, seharusnya yang mendapatkan cinta dan kasih sayang adalah aku, dan seharusnya yang menikah dengan Sandi itu adalah aku haha" Jelas Namira secara liar

Mesya menelan saliva nya, ia melihat sosok Namira yang sudah compang camping dengan luka di sekujur tubuh di hadapannya itu pun mulai merasa takut. Karena terlihat jelas jika Namira benar-benar mulai kehilangan akalnya bahkan berusaha ingin melukai warga setempat termasuk Mesya.

"Jadi apa yang harus kita lakukan dengan Namira, tante?!" Tanya Dinda

"Sebaiknya untuk sementara kita beritahu orang tua nya dulu, mungkin juga ada salah satu kerabatnya yang bisa dihubungi??"

"Tapi sudah lama sekali tante, apakah nomor orang tua nya kak Namira masih aktif sampai sekarang?!"

"Coba dulu saja"

Dinda mengambil ponsel miliknya dan mencoba mencari informasi tentang kontak kedua orang tua Namira, terdengar mustahil tapi kedekatan Namira dengan keluarga Sandi dulu memang begitu erat. Sehingga kedua keluarga sudah sangat dekat, sayangnya saat itu Namira lebih memilih dijodohkan dengan sosok pria kaya raya dari kota dibandingkan dengan Sandi yang sederhana yang berasal dari desa. Hal itu juga yang membuat Sandi seakan trauma memiliki hubungan dengan wanita lain, sebelum akhirnya ia bertemu dengan Mesya.

"Tidak bisa dihubungi Tante!!"

Nirma hanya menghela nafasnya, seharusnya ia tidak terlalu berharap jika nomor keluarganya memang masih bisa dihubungi. Karena sudah bertahun-tahun lamanya, rasanya mustahil jika mereka masih menggunakan nomor yang sama.

"Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang? Gak mungkin kan kita harus memasukannya ke dalam rumah sakit jiwa tanpa izin kedua orang tua nya" ucap Dinda

"Mah, Dinda, jangan disimpulkan dia sudah gila begitu saja. Mungkin dia hanya syok, atau stres karena tertekan saja. Kita tunggu dia sadar dulu saja jangan di masukan ke rumah sakit jiwa" jelas Mesya

Nirma dan Dinda hanya terdiam, mereka tengah mencerna omongan Mesya yang mungkin saja ada benarnya.

"Siapa yang masuk rumah sakit jiwa?!"

Suara tak asing yang terdengar memasuki ruangan mengejutkan mereka, karena seperti yang mereka tahu itu adalah suara Sandi

"Apa yang kalian lakukan di situ?!" Tanya Sandi yang berdiri di ambang pintu.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!