NovelToon NovelToon
Cahaya Yang Tak Pernah Sampai

Cahaya Yang Tak Pernah Sampai

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Romansa / Roman-Angst Mafia / Pembantu / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Trauma masa lalu
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Jessi

Rara Maharani Putri, seorang wanita muda yang tumbuh dalam keluarga miskin dan penuh tekanan, hidup di bawah bayang-bayang ayahnya, Rendra Wijaya, yang keras dan egois. Rendra menjual Rara kepada seorang pengusaha kaya untuk melunasi utangnya, namun Rara melarikan diri dan bertemu dengan Bayu Aditya Kusuma, seorang pria muda yang ceria dan penuh semangat, yang menjadi cahaya dalam hidupnya yang gelap.

Namun Cahaya tersebut kembali hilang ketika rara bertemu Arga Dwijaya Kusuma kakak dari Bayu yang memiliki sifat dingin dan tertutup. Meskipun Arga tampak tak peduli pada dunia sekitarnya, sebuah kecelakaan yang melibatkan Rara mempertemukan mereka lebih dekat. Arga membawa Rara ke rumah sakit, dan meskipun sikapnya tetap dingin, mereka mulai saling memahami luka masing-masing.

Bagaimana kisah rara selanjutnya? yuk simak ceritanya 🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Jessi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran Yang Tersingkap

Langkah Rara terasa berat saat meninggalkan ruang megah Wijaya Group. Amarah dan rasa sakit bercampur aduk di dalam dadanya, membuat setiap langkah terasa seperti perjuangan. Namun, ia tetap menegakkan kepala. Ia tidak akan membiarkan siapa pun melihat kelemahannya, termasuk pria yang baru saja mencemoohnya, ayahnya sendiri.

Saat hampir mencapai pintu utama, pandangannya terhalang oleh dua pria yang baru saja masuk ke dalam gedung.

Arga Mahendra Kusuma.

Dengan postur tinggi, mengenakan jas hitam yang rapi, Arga tampak seperti perwujudan kesempurnaan dingin. Di sampingnya, berdiri seorang pria lebih muda, mengenakan pakaian kasual yang tetap terlihat profesional. Wajah pria itu lebih ramah, dengan senyum tipis yang melunak di wajahnya. asisten sekaligus sahabat Arga, Nanda Pratama.

Arga berhenti mendadak, matanya bertemu langsung dengan milik Rara. Seperti biasanya, pandangan itu dingin, tak menunjukkan emosi apa pun. Namun, alisnya sedikit terangkat, jelas terkejut melihat Rara berdiri di sana.

“Rara?” kata Nanda lebih dulu, memecah keheningan dengan suara ramah. Nanda dan rara adalah teman satu universitas dahulu “Sudah lama tidak bertemu. Kau di sini?”

Rara tidak menjawab. Pandangannya tetap terpaku pada Arga, mencoba berpikir, wajah pria yang ada di hadapannya sangat mirip dengan seseorang yang ia kenal.

“Apa yang kau lakukan di sini?” Arga akhirnya membuka suara, nadanya datar namun menusuk.

Rara mendengus, mencoba menenangkan dirinya. “Aku tidak perlu menjelaskan apa pun padamu. Memangnya kau siapa? Aku tidak mengenalmu”

“Bertemu Rendra?” tanya Arga lagi, nadanya setengah retorik. “Apa kau mengira dia akan menyambut mu dengan tangan terbuka setelah apa yang terjadi?”

Kata-kata itu membuat amarah Rara meluap. “Itu bukan urusanmu, lagian kau tau apa masalah ku.. Jangan sok kenal” balasnya tegas. “lagian Aku di sini untuk menuntut apa yang menjadi hakku”

Nanda, yang sejak tadi memperhatikan, mencoba mencairkan suasana. “Arga, mungkin kita harus membicarakan ini nanti. Rara pasti punya alasan sendiri untuk datang ke sini.”

Namun, Arga tetap fokus pada Rara, matanya tajam. “Hakmu? Apa yang kau pikir akan kau dapatkan dari Rendra? Kau hanya membuang waktumu, Rara.”

Rara mengepalkan tangannya, menatap Arga dengan tatapan penuh tekad. “Aku tahu kau berpikir aku lemah, sama seperti Ayah. Tapi aku tidak peduli. Aku akan berjuang, bahkan jika aku harus melawan.kau! Darimana kau tau namaku rara?”

Untuk sesaat, arga terdiam tidak melanjutkan ucapannya . Namun, detik berikutnya, ia kembali memasang wajah tanpa ekspresi.

“Kau bisa mencoba,” ujarnya dingin. “Tapi jangan berharap ada simpati dari Rendra. Kau anak Rendra wijaya, semua pebisnis pasti tau kau adalah putrinya”

Rara tidak menjawab. Ia hanya memandang Arga dengan tatapan tajam sebelum melangkah pergi, meninggalkan gedung dengan langkah cepat.

Saat Rara menghilang di pintu keluar, Nanda menoleh pada Arga. “Kau terlalu keras padanya, Arga. Apa lagi baru bertemu pasti dia sudah memikirkan yang tidak baik”

Arga hanya mendesah pelan, menatap pintu tempat Rara menghilang. “Dunia ini tidak ramah, Nanda. Jika dia ingin bertahan, dia harus lebih kuat dari itu.”

Arga Mahendra Kusuma memasuki ruangan Rendra Wijaya dengan langkah tegas. Wajahnya datar seperti biasa, tetapi sorot matanya menunjukkan keseriusan. Ia langsung mendekati meja kerja besar di mana Rendra tengah memeriksa beberapa dokumen.

Rendra mendongak, tampak sedikit terganggu dengan kedatangan mendadak Arga. “Ada apa, Arga? Kau biasanya tidak suka masuk ke urusan pribadi.”

“Aku ingin tahu soal Rara,” kata Arga langsung, tanpa basa-basi.

Rendra terdiam sejenak, lalu meletakkan penanya di atas meja. Ia menatap Arga, mencoba membaca niat pria muda itu. “Kenapa kau tiba-tiba tertarik? Bukannya kau tidak pernah peduli pada urusan keluarga orang lain?”

“Jangan alihkan pembicaraan, Rendra,” potong Arga dingin. “Aku hanya ingin tahu kenapa Rara tiba-tiba menuntut haknya?"

Mendengar nada tajam itu, Rendra mendesah panjang. “Dia anakku, dan dia tahu itu. Tapi ada hal-hal yang tidak bisa dia mengerti. Aku hanya mencoba melindungi bisnis dan keluarga ini.”

Arga mengangkat alis. “Melindungi? Dengan menjualnya ke pengusaha kaya? Kau menyebut itu perlindungan?”

Wajah Rendra berubah tegang, matanya menyipit. “Kau tidak tahu apa-apa, Arga. Keputusan itu aku ambil untuk menyelamatkan perusahaan ini. Kalau aku tidak melakukannya, kita semua akan hancur.”

Arga tertawa sinis. “Hancur? Kau lebih memilih menjual darah dagingmu sendiri daripada mencari solusi lain. Itu bukan keputusan seorang ayah. Itu keputusan seorang pengecut.”

Kata-kata Arga membuat Rendra terdiam. Di matanya, ada kilatan kemarahan, tetapi ia tahu Arga bukan orang yang mudah digertak.

Flashback

Saat Rendra membuat kesepakatan gelap dengan seorang pengusaha kaya untuk “menukar” Rara sebagai jaminan bisnis, Arga, yang tidak sengaja mendengar percakapan itu, merasa muak. Meski ia bukan anak kandung Rendra, ia tahu apa yang benar dan salah.

Sebelum arga mengatur strategi membawa rara kabur, ia melihat rara sudah keluar dari ruangan tersebut sambil menangis. Arga mengatur pelarian Rara dengan cepat. Ia menyuruh beberapa pengawalnya untuk menjaga rara dari amukan Rendra dari kejauhan.

Ketika rara sudah berlari cukup jauh, Arga berdiri di depan Rendra, menghalangi langkahnya. “Kau tidak akan menyentuh dia lagi,” katanya tegas.

Rendra menatap Arga dengan marah. “Apa hakmu untuk ikut campur? Dia bukan siapa-siapa bagimu.”

Arga menatap Rendra dingin. “Kau benar, aku bukan siapa-siapa baginya. Tapi aku tahu apa yang kau lakukan salah, dan aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan hidupnya.”

Kembali ke Masa Kini

Rendra akhirnya menghela napas berat, kembali ke realitas. Ia tahu Arga benar, meskipun ia tidak mau mengakuinya.

“Apa kau di sini untuk menghakimiku lagi?” tanya Rendra akhirnya.

Arga menatapnya tajam. “Aku di sini untuk memastikan kau tidak melakukan hal yang sama lagi. Rara mungkin sudah kembali, tapi aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya lagi, langsung maupun tidak langsung.”

Rendra hanya diam, tidak membantah. Ia tahu, meski dingin dan tidak menunjukkan banyak emosi, Arga adalah pemilik perusahaan ternama di negeri ini, ia juga tidak ingin terlalu menyinggung arga demi keamanan perusahaan miliknya.

Setelah beberapa saat hening, Rendra akhirnya berbicara, suaranya rendah. “Rara datang untuk menuntut haknya, aku tahu itu. Tapi apakah dia tahu apa yang akan dia hadapi? Dunia ini bukan tempat untuk orang lemah Arga. Kau tahu itu.”

Arga mendekat, menatap Rendra dengan serius. “Rara mungkin terlihat rapuh, tapi dia lebih kuat daripada yang kau kira. Dia telah melalui banyak hal yang seharusnya tidak dia alami. Kalau kau benar-benar peduli, kau tidak akan melindungi perusahaan ini dengan mengorbankan dirinya lagi. Kau akan mendukungnya, bukan menghancurkannya.”

Rendra menarik napas panjang, lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Aku akan bicara dengannya.”

Arga memandangnya sejenak, memastikan bahwa kata-kata itu benar-benar tulus. “Pastikan kau menepati janji itu, Rendra. Karena jika kau melukai Rara lagi, aku tidak akan tinggal diam. Dan satu lagi, aku sudah memberikan mu uang 20 M, lebih besar harganya dibandingkan kau menjual anakmu kepada pria hidung belang.”

Tanpa menunggu balasan, Arga berbalik dan meninggalkan ruangan itu. Langkahnya mantap, meninggalkan Rendra yang kini tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Saat pintu tertutup, Rendra merasakan beban yang besar di pundaknya. Ia tahu, apa yang terjadi dengan Rara adalah kesalahannya, dan tidak ada yang bisa menghapus masa lalu itu. Namun, mungkin ini saatnya ia mencoba memperbaiki segalanya, sebelum semuanya benar-benar terlambat.

1
Tomat _ merah
semangat thor cerita nya bagus, mmpir juga ya ke cerita aku yg "Terpaksa dijodohkan dengan seorang dosen"
Kelly Andrade
Gak bisa berhenti membaca nih, keep it up thor!
Luna de queso🌙🧀
Bawa pergi dalam imajinasi. ✨
Queen: Semoga suka ya kak sama alur ceritanya 🤗🤍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!