NovelToon NovelToon
Aku? Jadi Suami Pengganti?

Aku? Jadi Suami Pengganti?

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nur dzakiyah

ig: nrz.kiya

Farel Aldebaran, cowok yang lebih suka hidup semaunya, tiba-tiba harus menggantikan posisi kakak kembarnya yang sudah meninggal untuk menikahi Yena Syakila Gunawan. Wanita yang sudah dijodohkan dengan kakaknya sejak bayi. Kalau ada yang bisa bikin Farel kaget dan bingung, ya inilah dia! Pernikahan yang enggak pernah dia inginkan, tapi terpaksa harus dijalani karena hukuman dari ayahnya.

Tapi, siapa sangka kalau pernikahan ini malah penuh dengan kekonyolan? Yuk, saksikan perjalanan mereka!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9: Mandinya Suami Tantrum

Farel menghempaskan tubuhnya ke sofa kamar, napasnya tersengal. Jas kerjanya sudah dia lepas sejak di depan pintu, lalu dia lempar entah ke mana. Dasi yang sejak pagi mencekiknya kini tergantung di bahunya seperti kain pel.

Yena, yang sudah menunggu di kamar, langsung menghampiri suaminya. “Capek banget ya?” tanyanya lembut sambil meraih tas kerja Farel.

“Banget, Yen. Serasa habis ikut maraton di kantor Papa. Tiap detik ada aja yang bikin gue pusing,” jawab Farel dengan nada lesu.

Yena meletakkan tas kerja di meja, lalu menatap Farel dengan pandangan khawatir.

“Lapar, nggak? Aku ambilin makanan, ya?”

Farel membuka satu matanya, memandang Yena dengan ekspresi seperti orang minta tolong.

“Lapar banget, Yen.”

“Kalau gitu, aku ke dapur sekarang. Mau makan apa? Sup ayam? Nasi goreng?”

Farel menggeleng lemah. “Nggak usah yang berat-berat. Gue mau mie instan aja.”

“Mie instan?” Yena memandangnya dengan alis terangkat. “Farel, itu kan nggak sehat.”

“Lo tau, gue udah bertahun-tahun engga makan Mie. Hidup gue kayak nggak ada rasa. Tolong, kasih gue mie instan. Gue kangen banget rasa MSG Indonesia.”

Yena terkekeh kecil, tapi tetap menatap suaminya dengan ragu. “Tapi itu nggak sehat, Farel.”

“Yen, plis. Kalau gue makan mie instan ini, gue yakin semangat hidup gue balik. Lo mau punya suami yang bahagia kan?” ujarnya sambil memegang tangan Yena dengan ekspresi memelas.

Yena akhirnya menyerah. “Ya udah. Aku bikinin. Mau mie goreng atau kuah?”

“Mie goreng. Plus telur ceplok setengah matang. Itu makanan dewa!” ucapnya penuh semangat.

Yena hanya mengangguk sambil beranjak ke dapur, tapi belum sempat dia keluar kamar, Farel buru-buru menambahkan, “Eh, tapi kuning telurnya harus meleleh, ya. Jangan sampai keras. Kalau keras, gue bisa marah sama lo seharian!”

Yena menoleh, tertawa kecil sambil menggeleng. “Ada-ada aja.”

“Gue serius, Yen!”

Tak lama kemudian, Yena kembali dengan sepiring mie goreng yang terlihat sempurna. Aroma bawang putih dan kecap menyeruak, membuat Farel langsung bangkit dari sofa dengan penuh semangat.

“Ini dia! Mie goreng idaman!” serunya sambil mengambil piring itu dengan antusias.

Yena hanya memperhatikan Farel yang makan dengan lahap. “Pelan-pelan, gak ada yang rebut kok. Masi panas juga.” ujarnya sambil tersenyum kecil.

Farel mengacungkan jempol tanpa menjawab, terlalu sibuk menikmati makanannya. Satu suapan mie goreng itu seperti membawa dirinya kembali ke masa kecil, ketika mie instan adalah kebahagiaan sederhana yang selalu bisa dia andalkan, apa lagi memakannya saat sembunyi-sembunyi.

Setelah piringnya kosong, Farel menyandarkan tubuh ke sofa dengan puas. “Yen, gue serius. Kalau tiap malam lo bikinin mie kayak gini, gue janji nggak bakal ngeluh kerja lagi.”

Yena tertawa kecil sambil membereskan piring kosong itu. “Iya, iya. Tapi mie instannya nggak boleh tiap hari, ya. Nanti kolesterol.”

“Kolesterol nggak masalah, yang penting hati gue bahagia,” jawab Farel sambil tersenyum puas.

Farel merebahkan tubuhnya di sofa kamar, kedua tangan di atas kepala, perutnya terlihat naik-turun perlahan. Ekspresi puas masih terpampang jelas di wajahnya setelah makan mie goreng buatan Yena. Namun, momen santainya tidak bertahan lama.

“Farel!” seru Yena sambil menatap suaminya dengan kesal.

“Hmm?” gumam Farel malas tanpa membuka mata.

“Jangan tidur dulu. Lo baru aja makan, itu nggak bagus buat kesehatan.”

“Ah, Yen, sekali-sekali aja. Gue capek banget, sumpah. Kerja di perusahaan Ayah tuh kayak masuk ke ring tinju. Bahkan makan mie aja rasanya udah kayak menang medali emas.”

“Capek nggak capek, mandi dulu!” suara Yena terdengar tegas.

Farel membuka mata separuh, menatap Yena dengan tatapan memelas. “Eh, lo tahu nggak kalau tidur setelah makan itu salah satu bentuk kebahagiaan?”

“Tapi itu kebiasaan buruk, Rel! Kalau lo nggak mandi sekarang, aku nggak mau bikinin mie lagi besok-besok.”

Mata Farel langsung terbuka lebar. “Lo serius? Gila, ancaman lo serem juga sekarang.”

Yena menyilangkan tangan di dada, wajahnya tegas. “Serius, Rel. Mandi dulu.”

Dengan berat hati, Farel akhirnya bangkit dari sofa, menggerutu sepanjang jalan menuju kamar mandi.

“Nikah tuh nggak ada yang bilang bakal begini. Gue pikir yang ribet cuma akad nikahnya, eh, ternyata aturan istri lebih ribet.”

“Farel, aku dengar, lho,” sela Yena sambil merapikan sofa tempat Farel barusan berbaring.

Farel berhenti di depan pintu kamar mandi, menoleh sambil menunjuk Yena dengan telunjuknya. “Lo harus tahu, Yen. Gue mandi ini bukan karena takut sama lo, tapi karena gue laki-laki yang bertanggung jawab!”

Yena hanya tersenyum kecil sambil menggeleng. “Iya, iya. Silakan mandi, Mas Suami yang bertanggung jawab.” ucap Yena sedikit meledek.

Farel hanya tersenyum lalu masuk ke kamar mandi, pintu tertutup dengan bunyi yang cukup keras. Dari dalam, suara shower menyala dan gemericik air terdengar. Tapi tidak lama kemudian, terdengar suara Farel yang mengeluh.

“Yen! Sabunnya mana? Kok nggak ada? Lo nyembunyiin ya?”

“Rel, sabunnya ada di lemari loh!” jawab Yena sambil menahan tawa. Mengingat sabun itu ia susun di lemari kecil yang menggantung tepat di samping shower.

“Bagian mana? Gue nggak lihat!”

“Coba cari baik-baik, Rel. Masa kalah sama sabun?”

Hening sejenak, lalu terdengar suara Farel lagi. “Oh, ketemu. Tapi ini sabun wangi bunga-bungaan, Yen! Gue cowok, gue butuh yang wangi maskulin!”

Yena menepuk dahinya sambil tertawa kecil. “Pakai aja. Itu juga sabun.”

“Kalau gue keluar dari kamar mandi dengan wangi mawar, gue nggak tanggung jawab ya kalau besok karyawan di kantor salah paham!”

“Farel, mandi aja!” Yena hampir kehilangan kesabaran, tapi tawa kecilnya tetap terdengar di sela-sela tegurannya.

Beberapa menit kemudian, Farel keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, tubuhnya dibalut handuk, dan aroma bunga yang cukup kuat menyebar di ruangan. Dia menatap Yena dengan ekspresi tidak puas.

“Yen, lo lihat sendiri, kan? Gue wangi banget. Kalau sampai besok gue dipanggil HRD karena ini, lo yang tanggung jawab.”

Yena hanya tertawa kecil sambil menyerahkan baju tidur kepada suaminya. “Farel, asal lo tau, wangi mawar itu romantis kok. Aku malah senang.”

Farel mendengus, mengambil baju tidurnya, lalu kembali menggerutu sambil mengenakan baju ruang ganti. Namun, di balik gerutuan itu, ada senyum kecil yang muncul di wajahnya. Entah bagaimana, perhatian sederhana Yena membuat lelahnya hari itu terasa sedikit lebih ringan.

Tiba-tiba Farel kepikiran sesuatu, setelah selesai mengenakan bajunya ia cepat keluar dan seperti anak kecil berlari ke arah Yena yang baru saja duduk.

"Yen, mau jalan-jalan nggak?" tanya Farel duduk di samping Yena.

"Jalan? Sekarang?" tanya Yena balik, dan di balas anggukan. "Kemana?" tanya Yena lagi.

"Ya..." Farel berpikir, "Gimana kalau kita nonton? Sambil refleksi diri kan ya, sebagai apresiasi awal nikah kita."

Yena tidak habis pikir dengan ada saja tingkah konyol suaminya, tapi dia juga bosan di rumah seharian, akhirnya ia mengiakan.

"Baiklah."

1
Angel Ine
semangat terus, ceritanya gak berhenti bikin ngakak, selalu mendukung karya k.thor
Angel Ine
Lanjut terus k.thor semangat dalam berkarya
Ana
Pokonya baca semua karya kakak, bisa jadi inspiratif yg baik, karya yg ini tema beda tapi tdk jauh banget dri ciri khas kakak,, ngakak abiss jg bacanya
El
Mampir lagi.. seperti biasa karya kakak luar biasa, apa lgi kali ini tema berbeda..
El
Bener" yee nih farelll...🤦🏻‍♀️😂
Ddek Aish
ada2 aja grup anak spesial. kirain anak disabilitas yang spesial taunya 😂😂😂
ᏦᎨᎽᎯ~: hahaha.. 🤣🥰
total 1 replies
Agnan
Kocak sih ini, keren.. keren..
ᏦᎨᎽᎯ~: terima kasih kak, atas dukungannya dan komen positifnya🥰🫶🏻🦭
total 1 replies
PuputMega Shelviana SuJanii
bahasanya kurang ngena thor, masa ank ngomong nya gue2 k ayahnya, giliran ayahnya jh bz sopan pakex saya
ᏦᎨᎽᎯ~: wajar sih kak, melihat sifat farel ya gtulah.. adapnya kurang🤣 jdi mon maap klw krng nyaman🙏🏻 tp terima kasih udh baca🫶🏻
total 1 replies
Ddek Aish
mampir lagi
ᏦᎨᎽᎯ~: terima kasih ya kak, atas dukung setiap karyaku, bakal semakin semngt nihhh🥰🫶🏻🦭
total 1 replies
Agnan
Haha Kocak si farel😂😂
ᏦᎨᎽᎯ~: beh gercep ya, tenkyu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!