Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Arya berhenti di depan pintu masuk gedung kantor Bagaskara group,karena sebelumnya,Laura mengabari,dirinya sudah akan turun ke lobi.
Dari kejauhan Arya melihat Laura yang berjalan kearahnya sambil membawa dos yang berisi barang-barang milik Laura.
Saat Laura sudah hampir dekat dengan pintu keluar,Arya membukakan pintu tersebut untuk Laura,dan juga mengambil dos yang ada di tangan Laura.
Ia juga berjalan lebih dulu,membukakan pintu mobil untuk Laura.
Laura merasa tersanjung dengan apa yang dilakukan oleh Arya untuknya.
"Silahkan sayang..."Ucap Arya.
Setelah memastikan Laura duduk dengan nyaman,Arya pun ikut masuk ke dalam mobil.
Jantung Laura berdebar-debar,saat jarak wajahnya dengan wajah Arya sangat dekat,saat Arya membantunya memasangkan seat belt untuknya.
Arya benar-benar tau cara memperlakukan wanita dengan baik dan juga manis.
Wanita mana yang tidak akan senang dan juga berbunga-bunga,jika diperlakukan dengan baik oleh pasangannya.
"Mungkin kamu punya tujuan,Ra?"Tanya Arya.
Ini yang Laura suka dari Arya,Arya selalu memberikan Laura kesempatan untuk mengungkapkan apa yang Laura inginkan.
Dan hal tersebut tidak pernah ia dapatkan ketika bersama Dika,padahal saat itu Laura hanya mengetes saja Dika,tapi ternyata Dika tidak punya pendirian,dan juga wibawa seorang lelaki.
Dika selalu mengatakan terserah pada apapun yang Laura katakan,padahal inginnya Laura adalah,Dika berani mengatakan jika dia keberatan atau pun setuju.
"Aku punya restauran favorite,tapi dulu aku sering kesana sama Dika,apa kamu gak keberatan?"Tanya Laura hati-hati,ia takut menyakiti perasaan Arya.
"Tapi kamu jangan salah paham,aku suka kesana,bukan karena kenangan aku dan juga dia,tapi karena aku suka suasana disana."Ucap Laura lagi.
"Gak papa,Ra...kita kesana yaa,aku bukan lelaki kekanakan Ra,yang mempermasalahkan hal seperti itu".
"Selama memang benar niat kamu kesana adalah karena suka dengan suasana nya,bukan untuk mengenang sesuatu."Balas Arya.
Keduanya pun sepakat untuk pergi makan siang di restauran langganan Laura.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit,Laura dan Arya sudah sampai di depan restauran.
Restauran yang sangat sederhana,Arya belum pernah masuk ke dalam restauran,yang seperti dilihatnya saat ini.
"Ayo masuk...restauran nya memang sederhana,tapi makanannya enak-enak loh."Laura merangkul lengan Arya,mengajaknya untuk masuk ke dalam.
Arya mengikuti langkah Laura,sambil memperhatikan lengannya yang di rangkul oleh Laura.
Rasanya seperti mimpi,ia bisa bertemu kembali dengan cinta pertamanya,bahkan sebentar lagi,ia akan menikah dengan gadis yang dulu ia cintai secara diam-diam di masa SMA.
"Mau aku bantu pesan dan pilihkan yang paling enak disini,atau kamu mau pilih sendiri?"Tanya Laura,menyerahkan buku menu kepada Arya.
"Kamu bantu pilihkan buat aku aja deh,tapi minumnya air mineral aja."Jawab Arya.
Laura pun memanggil pelayan,dan memesan beberapa makanan untuk dirinya dan juga Arya.
Sambil menunggu pesanan mereka,keduanya berbincang-bincang membahas tentang pernikahan mereka.
"Ra...aku boleh manggil kamu sayang,mulai hari ini?"Tanya Arya.
Wajah Laura memerah karena tersipu malu,Laura pun hanya menjawab Arya dengan anggukan kecil.
"Mulai hari ini,,,kamu juga boleh kok manggil aku dengan sebutan lain,masa cuma manggil nama aja sih,kan kita udah mau nikah."Ucap Arya lagi
"Apa yaa...gimana kalo mas aja?"Balas Laura.
"Gak mau mas aah,itu kan panggilan kamu ke Dika."Jawab Arya.
"Katanya gak kekanakan."Goda Laura.
"Aku cuma bercanda sayang."Balas Arya tersenyum lebar.
"Apapun panggilan kamu ke aku,asalkan itu aku,aku gak masalah,asal jangan panggil nama,karena kita bukan teman."Ucap Arya lagi.
Arya dan Laura saling berpandangan,dan juga melemparkan senyuman satu sama lain,sampai pelayan datang mengantarkan pesanan mereka,barulah keduanya tersadar.
Keduanya menikmati makanan bersama,sesekali saling berpandangan dan tersenyum bersama.
"Gimana,enak gak?"Tanya Laura.
"Enak,gak kalah sama restauran mewah dan terkenal,aku belum pernah makan di restauran sederhana seperti ini soalnya."Jawab Laura.
"Nyesel gak makan disini?"Tanya Laura lagi.
"Gak dong,apalagi makannya bareng kamu."Jawab Arya.
Lagi-lagi Laura tersipu malu karena tingkah Arya,yang sangat manis menurutnya.
"Oiya...sayang..."Ucap Arya.
"Kamu keberatan gak,kalo setelah kita nikah,kita tinggal sama ibu?".
"Ibu mau,kita tinggal sama-sama disana,katanya biar ibu gak kesepian lagi,karena udah ada kamu".
"Tapi kalo kamu keberatan,gak papa kok,pelan-pelan aku bisa memberikan pengertian sama ibu,aku gak mau kalo kamu melakukan sesuatu karena terpaksa".
"Aku mau kamu nyaman sama aku,dalam hal apapun."Ucap Arya.
"Heiii...kok jadi sendu sih wajahnya,maaf yaa,aku gak maksain kamu kok,aku akan bilang sama ibu pelan-pelan nantinya."Ucap Arya lagi,ia menjadi sedih,karena melihat wajah Laura tiba-tiba berubah menjadi sendu.
"Aku terharu sama kamu sayang..."Jawab Laura,tanpa sadar,ia pun ikut memanggil Arya dengan sebutan sayang.
Arya tersenyum manis,hati nya saat ini merasa sangat bahagia.
Benar yang dikatakan oleh kebanyakan orang,orang yang sedang jatuh cinta itu,dunia serasa milik berdua.
"Aku gak keberatan,kalo setelah kita nikah,kita tinggal sama ibu,justru itu lebih bagus".
"Aku bisa merasakan kasih sayang seorang ibu,yang sekarang hilang,dan kamu tau gak?".
"Ternyata mendiang ibu kandung aku dan ibu kamu itu,mereka bersahabat."Ucap Laura.
Arya terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Laura.
"Ya Allah...kok bisa yaa sayang..."Balas Arya.
"Iya...aku juga speechless waktu pertama kali dengar cerita ini dari ibu".
"Kayanya kita emang udah ditakdirkan berjodoh deh."Ucap Laura.
Arya langsung menggenggam lembut sebelah tangan Laura.
"Alhamdulillah...Allah mempertemukan kita lagi,dan akan menyatukan kita dalam ikatan yang sah."Balas Arya.
Arya pun memanggil pelayan,karena hendak membayar makanan yang mereka pesan.
"Sayang...aku mau pesan buat bi Sarti juga yaa."Sela Laura.
"Iya sayang,boleh...untuk makan malam kamu pun boleh,tinggal di panaskan aja,kan?".
Laura pun memesan kembali menu yang akan ia bawa pulang untuk makan bersama dengan bi Sarti.
Laura memang gadis yang baik,ia tau bagaimana caranya memanusiakan manusia,bagi Laura,semua manusia sama di mata Allah.
Apapun profesi orang tersebut,semuanya sama,yang membedakan adalah,mereka diberikan kelebihan oleh Allah,berupa harta,sehingga kehidupan mereka bisa lebih baik dari orang lainnya.
Laura dan Arya berjalan bersama keluar dari restauran,dengan saling bergandengan tangan...
Keduanya sudah tidak lagi malu-malu untuk saling bergandengan tangan dan juga melemparkan senyuman satu sama lain...
sepertinya ibu tiri laura pergi dr rumah itu, dan laura menyendiri dlm kesunyian rumah itu,,,
moga aja arya datang dan menolong laura