Aditya, seorang gamer top dalam Astaroth Online, mendadak terbangun sebagai Spectra—karakter prajurit bayangan yang ia mainkan selama ini. Terjebak dalam dunia game yang kini menjadi nyata, ia harus beradaptasi dengan kekuatan dan tantangan yang sebelumnya hanya ia kenal secara digital. Bersama pedang legendaris dan kemampuan magisnya, Aditya memulai petualangan berbahaya untuk mencari jawaban dan menemukan jalan pulang, sambil mengungkap misteri besar yang tersembunyi di balik dunia Astaroth Online.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LauraEll, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8 : Serigala Raksasa
Setelah mereka menghabiskan makanan itu, Spectra dan Dale mulai mencari tempat untuk beristirahat.
"Tuan Spectra, uang kita masih banyak. Bagaimana kalau mencari penginapan yang lebih mewah?" tanya Dale dengan mata berbinar.
"Jangan terlalu boros! Kita simpan sisanya untuk kebutuhan mendatang. Sekarang, yang penting kita cari tempat yang layak untuk istirahat. Itu sudah cukup," jawab Spectra dengan tegas.
Mereka akhirnya menemukan penginapan yang nyaman di sebuah sudut kota. Hari sudah mulai gelap saat mereka memasuki penginapan tersebut, dan suasana tenang menyambut mereka.
Dale segera terlelap tidur begitu kepala menyentuh bantal, sementara Spectra hanya berbaring dengan mata terjaga, berpikir tentang perjalanan mereka yang baru saja dimulai.
"(Bertarung di dunia nyata jauh berbeda dengan di game. Aku harus lebih berhati-hati dalam setiap langkah.)" pikir Spectra, menyadari pentingnya kewaspadaan.
"(Apa selanjutnya aku harus mulai bertindak lebih bebas? Menahan diri atau tidak?)"
Dengan perasaan yang campur aduk, Spectra mengeluarkan menu dalam sistem dan mulai mengecek persiapannya—senjata, kostum, dan item. Kemudian, ia mengecek statistik karakternya.
"(Syukurlah aku tidak terlalu lemah di sini...)" pikirnya lega.
Di layar menu, ia melihat sebuah tombol bertuliskan "Home Town." Sejenak, pikirannya melayang, ragu untuk memanggil siapa pun yang mungkin perlu diberitahukan tentang keadaan ini.
"(Hmmm... Mungkin nanti saja. Aku harus fokus pada petualangan ini dulu.)" pikirnya, lalu akhirnya memutuskan untuk menunda rencana itu. Ia menutup menu dan terlelap tidur.
Pagi hari tiba dengan sinar matahari yang cerah, dan angin pagi yang sejuk membawa aroma segar dari pepohonan. Meskipun suasana sekitar tampak damai, ada ketegangan yang menyelimuti perjalanan yang akan mereka jalani.
Dale dan Spectra sudah siap dengan perlengkapan mereka—senjata tertata rapi, pakaian dan peralatan dalam kondisi prima.
"Siap?" tanya Spectra sambil memeriksa pedang Kubikiri miliknya yang berkilau. Wajahnya tetap dingin, matanya fokus, menunjukkan ekspresi yang tidak mudah terbaca.
Dale tersenyum lebar dengan semangat yang tinggi. "Tentu saja! Aku tak sabar ingin tahu seberapa kuat Lyra! Aku juga akan menantangnya nanti!" katanya penuh antusias.
Mereka pun segera bergegas meninggalkan penginapan dan menuju gerbang kota, tempat mereka berjanji untuk bertemu dengan Lyra. Setibanya di sana, Lyra sudah menunggu dengan kuda hitam di sampingnya, berdiri tegak dengan aura yang penuh ketegasan.
"Kalian terlambat," kata Lyra dingin, matanya melirik mereka sekilas. "Dark Forest tidak pernah bersahabat."
Spectra menatap Lyra tanpa ekspresi dan mengangguk kecil. "Kami sudah siap," jawabnya dengan nada tenang namun penuh keyakinan.
Lyra mengangguk, tetapi ekspresinya tetap serius. "Bagus. Namun ingat, hutan ini menyimpan makhluk yang jauh lebih kuat dari apa yang kalian bayangkan. Jangan anggap remeh."
Dale, meskipun tahu bahaya menanti, tetap tidak bisa menahan senyum lebar di wajahnya. "Kita pasti bisa menghadapinya. Lagi pula, ada Tuan Spectra di sini! Dia luar biasa!" katanya dengan semangat yang menular.
Mereka memasuki hutan yang terkenal gelap dan penuh bahaya. Begitu mereka melangkah lebih dalam, suasana hutan terasa semakin menekan. Setiap langkah di tanah yang lembap disertai dengan kecemasan yang menggelayuti mereka.
"Saat kalian berada di sini, jangan lengah," peringatkan Lyra, "Makhluk yang tinggal di sini jauh lebih kuat daripada yang pernah kalian temui."
Dale, yang selalu penasaran, tidak bisa menahan diri untuk bertanya. "Kau pernah melawan makhluk yang kuat?"
Lyra terdiam, matanya menatap pepohonan yang menjulang tinggi di sekeliling mereka. Setelah beberapa detik, ia menjawab dengan suara pelan, "Aku pernah bertemu mereka. Makhluk-makhluk dari zaman kuno. Kekuatan mereka... tidak bisa diremehkan."
Tiba-tiba, sebuah suara gemerisik datang dari semak-semak dekat mereka. Tubuh Lyra seketika menegang, busurnya terarah dengan anak panah siap meluncur. "Hati-hati, ada yang mendekat," katanya dengan suara serius.
Tak lama kemudian, seekor makhluk besar melompat keluar dari bayang-bayang pepohonan. Seekor serigala raksasa dengan mata merah menyala dan tubuh bersisik hitam. Geramannya menggetarkan udara sekitar mereka.
*RARRRUUUUUWWWW!!!
Makhluk itu melolong dengan keras, suara melengkingnya memecah kesunyian hutan dan menggema hingga jauh.
Gemuruh lolongan itu mengundang beberapa ekor serigala kecil yang segera berkumpul di sekitar mereka. Keadaan semakin mencekam.
Spectra, dengan ketenangan yang luar biasa, memberi instruksi dengan jelas. "Lyra, urus serigala kecil. Dale, bantu aku menghadapi yang besar itu."
Mereka langsung bergerak, masing-masing seolah memahami peran mereka. Spectra maju dengan pedangnya terhunus, tubuhnya tenang, dan matanya tajam memandang serigala raksasa yang siap melompat.
"Jangan ceroboh, Dale," ujar Spectra dengan suara rendah namun tegas.
Dale mengangguk penuh semangat. "Tentu! Ayo kita hajar dia, Tuan Spectra!" katanya sambil mengeluarkan pedang yang berkilau seperti emas.
Serigala raksasa itu melompat menyerang dengan kecepatan luar biasa. Spectra dengan tenang mengayunkan pedangnya, menghasilkan semburan energi yang menghantam makhluk itu dengan keras.
*WIND SLASH!!!
Serangan itu mengarah tepat ke tubuh serigala itu, dan energi yang dihasilkan begitu kuat sehingga membuat Lyra terkejut melihatnya.
"Apa-apaan itu?!" serunya dengan kaget.
Dale tidak mau kalah. Dengan lompatan cepat, ia menyerang serigala itu dengan penuh semangat, mengayunkan pedangnya yang bercahaya. Setiap tebasan menghasilkan gelombang energi yang menggetarkan udara, menghantam tubuh makhluk itu berkali-kali.
Serigala itu terhuyung, terluka parah, tetapi masih bertahan, menunjukkan gigi-giginya yang tajam dengan kemarahan yang jelas.
Sementara itu, Lyra dengan mudah mengalahkan serigala-serigala kecil dengan gerakan gesit dan akurat.
*LEAF TORNADO!!!
Dengan sihir angin, ia menghimpun semua serigala kecil dalam satu titik, lalu....
*SLASH!!!
Dengan satu tembakan anak panah yang tepat, Lyra menghancurkan para serigala kecil itu.
“Tuan Spectra, bantu aku!” seru Dale dengan senyum lebar di wajahnya, penuh semangat.
Spectra, tanpa ragu, meluncurkan serangan sihir api yang sangat panas ke arah serigala raksasa tersebut.
*FIRE BALL!!!
Sebuah bola api besar menyelimuti serigala itu, membuatnya terbakari. Raungannya menggema, tetapi makhluk itu masih berdiri tegak, meskipun tubuhnya sudah terbakar.
Melihat kesempatan itu, Lyra tidak menyia-nyiakan waktu dan menembakkan panahnya.
*FLASH ARROW!!!
Panah itu melesat dengan kecepatan tinggi, menembus jantung serigala tersebut. Dengan raungan terakhir, serigala itu akhirnya jatuh terkulai di tanah, tak bernyawa lagi.
Keheningan sesaat menyelimuti hutan. Lyra menatap Spectra dan Dale dengan pandangan yang penuh kekaguman tersembunyi.
"(Mereka berdua benar-benar monster!)" gumamnya dalam hati.
"YEAY! KITA MENANG!" seru Dale dengan riang, melompat kegirangan.
“Jadi... bagaimana?” tanya Spectra dengan nada tenang, hampir tak terpengaruh.
Lyra mengangguk pelan, namun ekspresinya tetap serius. "Kalian jauh lebih kuat dari yang aku bayangkan. Tapi jangan berpuas diri. Ini baru permulaan. Di dalam hutan ini, ada makhluk yang lebih kuat dari yang baru saja kalian hadapi."
Dale menatap Lyra dengan senyum lebar. "Kita siap menghadapi apapun, Lyra! Ini baru pemanasan!" katanya, semangatnya membara.
Lyra tersenyum tipis, lalu berbalik dan melanjutkan perjalanan. "Kalian kuat, tetapi ingat, kekuatan saja tidak cukup. Di sini, kalian akan membutuhkan lebih dari sekadar pedang dan sihir untuk bertahan hidup."
Dengan langkah mantap, mereka terus maju lebih dalam ke hutan yang gelap. Petualangan besar menanti mereka di dalam bayang-bayang pepohonan, bersama rahasia-rahasia yang tersembunyi di dalam Dark Forest.