Mendapatkan pelecehan seksual dari teman sekolahnya membuat seorang gadis bernama Aulia Dara harus rela di keluarkan dari sekolah karena hamil di luar nikah.
Sementara itu, Alfatih Brahmaseto si pelaku pelecehan membantah keras jika dia lah yang telah menghamili Dara. Bahkan dengan tega nya Fatih menuduh Dara, jika Dara adalah seorang kupu kupu malam.
Sakit, hancur, terluka dan rasa malu yang di terima oleh Dara membawa rasa trauma bagi Dara, hingga akhirnya Dara pun memutuskan untuk pergi meninggalkan kota tersebut.
Lalu, bagaimana jadinya jika 10 tahun kemudian, Dara dan Fatih kembali di pertemukan dengan keadaan Dara yang telah bahagia bersama putri semata wayangnya dan Fatih yang telah memiliki seorang istri??
Akankah Dara memberitahu putrinya jika Fatih adalah ayah biologisnya?? Atau, Dara memilih untuk merahasiakan semua kisah kelamnya di masalalu serta status Fatih dari putrinya??
yukk simak kisahnya di sini "Kehormatan Yang Ternoda" by.Triyani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.33
🌸🌸🌸
~Happy Reading~
*
"Maaf ya, karena Mas harus pergi ke sana dulu untuk menyelesaikan masalahnya." ucap Hanan dari sambungan telepon yang dia lakukan pada istrinya.
"Iya, tidak apa apa Mas. Pergilah, tapi tolong jaga diri dan hati hati selama di sana, ya? Ingat, ada istri yang menunggumu pulang dengan selamat, Mas."
"Siap sayang. Doain ya, semoga masalahnya segera selesai dan Mas bisa segera pulang,"
"Iya Mas, doa ku selalu menyertai langkahmu,"
"Baiklah, kalau begitu Mas pergi dulu ya. Tolong jaga diri dan jaga hati saat Mas tak bersamamu,"
"Iya Mas, insya Allah,"
"Mas pamit ya sayang, assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"
"Ada apa Mbak? Kenapa wajah Mbak muram begitu?" tanya Gita saat melihat wajah Aulia terlihat sedih setelah menerima sambungan telepon.
“Tidak apa apa, hanya saja Mbak merasa sedikit sedih. Mas Hanan pergi keluar kota untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di kantor cabang, sementara Aliya sedang di rumah Ayahnya. Mbak hanya merasa sedang kesepian saja,” jawab Aulia dengan wajah yang sendu.
“Makanya segera bari Aliya adik biar Mbak tidak kesepian saat ditinggal Mas Hanan dan Aliya secara bersamaan,”
“Mbak akan coba Git, lagian kasihan juga Mas Hanan jika Mbak terus menunda untuk memberikan hak nya,” jawab Aulia yang akan mulai mencoba kembali malam pertama mereka yang belum sempat mereka lakukan karena trauma Aulia yang kambuh.
sejak saat itu, Hanan belum lagi berani menyentuh istrinya. bayangan bagaimana istrinya yang menangis histeris ketakutan selalu membayangi Hana tiap kali dirinya ingin menyentuh sang istri.
“Bismillah saja Mbak, ku yakin Mbak pasti bisa melalui semua ini dan bisa memberikan yang terbaik untuk suami dan juga keluarga mbak,” ucap Gita memeluk tubuh wanita yang sudah seperti seorang kakak untuknya.
“Terima kasih Gita, terima kasih karena kamu selalu ada di saat mbak butuh seseorang untuk diajak bicara,”
“Sama sama Mbak, mbak juga selalu ada buat aku dan keluarga aku. ingat, kita ini keluarga jadi jangan sungkan, ok.”
“Baiklah, kalau begitu ayo kita tutup toko nya dan kita pulang,”
“Siap Bu Boss,” jawab Gita sembari mengangkat tangan nya lalu di simpan di dahi seperti orang yang sedang hormat di upacara bendera.
Melihat tingkah konyol dari Gita, Aulia pun hanya bisa terkekeh sembari membereskan barang barang nya karena sudah waktunya toko kue itu tutup. Hingga Aulia dan juga Gita pun bisa pulang kerumah masing masing.
*
*
Sementara di luar kota.
Hanan yang baru saja tiba di hotel pun langsung di sibukan dengan berkas berkas yang harus dia periksa sebelum mendatangi kantor cabang untuk melakukan sidak pada seluruh karyawan yang ada di sana.
kantor cabang yang Hanan bangun sejak tiga tahun lalu itu kini terjerat kasus penggelapan uang yang membuat kondisi perusahaan goyah karena para investor menuntun adanya kejelasan kasus itu.
Bahkan di antara mereka sudah ada yang melapor karena merasa dirugikan oleh pihak perusahaan yang Hanan bangun itu. dan setelah di selidiki dengan seksama, rupanya orang kepercayaan Hanan lah yang membawa kabur uang di perusahaan itu.
“Tolong laporkan masalah ini ke polisi, jangan sampai Pak Anwar lolos dari kasus ini,” titah Hanan pada asisten pribadi sekaligus sekretarisnya yang bernama Hasan itu.
“Baik Pak, akan segera saya lakukan,” jawab sang asisten yang begitu setia pada Hanan.
“Sekarang, lebih baik kamu kembali ke kamarmu saja. Istirahatlah, karena mulai besok kita akan dibuat sibuk oleh kasus ini,”
"Baik Pak. Kalau begitu, saya permisi,"
"Pergilah,"
Hasan pun akhirnya pergi meninggalkan sang atasan untuk kembali ke kamar hotel yang sudah disediakan untuknya.
Sepeninggalan Hasan, Hanan pun kembali membuka semua berkas yang ada di atas meja sofa yang ada di kamarnya.
"Benar benar keterlaluan," gumam Hanan sembari memijat pelipisnya setelah menyelesaikan mengecek semua berkas itu.
"Mau diapakan uang sebanyak itu? Kenapa dia serakah sekali bahkan tak peduli ada banyak orang yang dirugikan akibat ulahnya," gumam Hanan lagi setelah mengetahui jika Pak Anwar sudah membawa kabur uang perusahaan sebanyak miliaran rupiah.
Drrtttt
Drrtttt
Seketika, lamunan Hanan membuyar seiring dengan dering telepon yang berbunyi dan berasal dari ponsel pribadinya.
Hanan menyembangkan senyum nya saat melihat siapa yang menghubunginya malam ini. 'My Wife' terpampang dengan begitu jelas sebagai ID si penelpon.
Klik
"Halo, assalamualaikum istriku,"
"Waalaikumsalam Mas, kenapa tidak memberi kabar? Sekarang lagi apa?" Omel Aulia dari seberang sana yang membuat Hanan terkekeh lucu dan gemas saat membayangkan bagaimana lucunya wajah Aulia saat merengut.
"Maaf sayang tadi Mas langsung sibuk menyelesaikan pekerjaan yang ada di sini. Ini juga baru selesai, dan sekarang Mas sedang ada di hotel sebentar lagi mau istirahat. Kenapa memangnya?" tanya Hanan balik.
"Aku hanya mencemaskanmu Mas. Mas sudah makan?"
"Sudah sayang, tadi di pesankan makanan sama Hasan,"
"Syukurlah kalau begitu. Ya sudah kalau begitu, Ini sudah malam sebaiknya Mas istirahat."
"Iya sayang, kalau begitu Mas istirahat sekarang, ya. Assalamualaikum Sayangnya Mas,"
"Iya Mas, selamat istirahat Waalaikumsalam,"
Setelah menutup sambungan teleponnya Hanan pun segera membereskan semua berkas-berkas yang ada di atas meja lalu bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian sebelum mengistirahatkan tubuhnya di atas ranjangnya.
*
*
Keesokan harinya.
Hanan dan Hasan pun segera bergegas menuju ke kantor cabang untuk menyelesaikan masalah yang dibuat oleh Pak Anwar, yang merupakan orang kepercayaan Hanan untuk memegang kantor cabang itu.
Kedatangan Hanan pastinya sudah ditunggu oleh para rekan bisnis dan juga karyawan yang ada di perusahaan itu, untuk menjelaskan nasib kelanjutan pekerjaan mereka sekarang.
"Selamat pagi Pak Hanan. Terima kasih karena Anda sudah meluangkan waktu untuk datang kemari," sapa salah satu staf yang menyambut kedatangan Hanan di kantor itu.
"Sama sama Pak, ini sudah kewajiban saja,"
"Baik kalau begitu, mari kita langsung saja kw ruangan meeting. Anda sudah ditunggu di sana," ucap nya lagi.
"Baik saya akan langsung kesana, tolong siapkan semua berkas yang kami butuhkan lalu bawakan ke ruang meeting segera," jawaban Hanan tanpa menghentikan langkah kakinya menuju ke sebuah ruangan di mana orang-orang Tengah menunggunya.
Hanan segera memasuki sebuah ruangan dimana sudah ada banyak orang duduk di kursi yang sudah disediakan untuk semua yang hadir dalam meeting pagi ini.
Namun, saat Hanan duduk di kursi kebesaran nya. Tiba tiba perhatian nya tertuju pada seorang wanita yang serasa tidak asing lagi di mata Hanan. Wanita berambut sebahu itupun kini tengah menatap penuh tanya ke arah dimana Hanan duduk saat ini.