NovelToon NovelToon
Indra Ke-6

Indra Ke-6

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Persahabatan
Popularitas:146k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

"Apa yang kamu tahu?" tanya Aditya pada pria yang kepalanya berlumuran darah.

"Aku hanya lihat ada tiga orang pria datang lalu dia menyuntikkan sesuatu pada wanita itu. Setelah wanita itu tidak berdaya, mereka menggantungnya seolah dia bunuh diri."

Usai mengatakan itu, pria tersebut menghilang tanpa bekas.

Sebagai seorang polisi, terkadang Aditya menemui kesulitan ketika mengungkap sebuah kasus. Dan tak jarang dia sering meminta informasi dari makhluk tak kasat mata yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Aditya memanfaatkan indra keenamnya untuk mengungkap kasus kejahatan yang terjadi di sekitarnya. Tak sendiri, dia ditemani jin cantik bernama Suzy yang rela membantunya melakukan apapun, kecuali mencarikan jodoh untuknya.

"Haiissshh.. Tante Suzy.. yang benar dong kalau kasih info. Nyasar lagi nih kita!" kesal Adita.

"Kalau mau nanya alamat tuh ke Mbah Gugel! Bukan ke aku!"

Aditya hanya menepuk keningnya saja.

"Percuma ngajak jin dongo," gumam Aditya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

One Step Behind

"AAAAAAA!!!!"

Teriakan kencang Jiya terdengar ketika gadis itu sadar kalau isi tempat sampah yang dilihatnya berisi mayat manusia. Gadis itu jatuh terduduk dengan wajah pucat pasi. Beberapa orang yang melintas di dekatnya segera menghampiri. Dua orang security menghampirinya dengan tergopoh.

"Ada apa?"

"I.. itu.. A.. ada mayat di.. di sana."

Jawab Jiya terbata sambil menunjuk tempat sampah berwarna hijau tersebut. Petugas security segera mendekat lalu membukanya. Sama seperti Jiya, kedua pria itu juga terkejut. Kerumunan orang semakin bertambah banyak. Mereka penasaran apa benar ada mayat di dalam tempat sampah tersebut. Seorang Ibu membantu Jiya untuk bangun. Gadis itu masih belum lepas dari shock-nya.

Petugas security segera menghubungi kantor polisi terdekat. Mereka juga meminta orang-orang untuk sedikit menjauh dari sana. Jangan sampai rasa penasaran mereka merusak TKP. Jiya sendiri dibawa ke pos security, Dia diberi minuman untuk menghilangkan keterkejutannya. Dengan tangan bergetar, Jiya mengangkat cangkir berisi teh manis hangat lalu menyeruputnya pelan. Kenapa hidupnya sial sekali. Baru saja sampai di Bandung, tapi sudah harus terlibat dalam kejadian tidak menyenangkan. Petugas security meminta Jiya tetap tinggal sampai polisi datang. Mereka pasti membutuhkan keterangan Jiya sebagai orang pertama yang menemukan mayat itu.

***

Di kantor Polrestabes, tim satu Jatanras masih disibukkan dengan kasus pembunuhan Sugeng. Darah yang didapat di bawah jembatan penyebrangan orang sudah dipastikan milik Sugeng. Dapat dipastikan kalau di tempat itulah Sugeng meregang nyawa. Namun petugas forensik tidak menemukan apa-apa lagi di sana kecuali bekas cipratan darah yang mulai mengering.

"Akhirnya!!"

Terdengar teriakan Nusa ketika akhirnya dia bisa menemukan mobil yang membawa mayat Sugeng ke gudang. Aditya, Tristan, Tomi dan Ikhsan segera meja pria itu. Jari Nida menunjuk mobil SUV berwarna hitam yang tertangkap kamera cctv di sekitar area gudang. Tak sampai sepuluh menit mobil itu sudah meninggalkan area. Nusa yakin sekali kalau pengemudi mobil ini yang sudah membuang jasad Sugeng.

"Cepat cari tahu siapa pemilik mobil tersebut," titah Tomi.

Aditya segera mengecek jenis mobil beserta plat mobil tersebut untuk mencari tahu siapa pemiliknya. Tomi dapat bernafas sedikit lega setelah mendapatkan petunjuk ini. Ketika akan kembali ke mejanya, Rozak, kepala tim dua datang mendekatinya.

"Bagaimana? Sepertinya kasus yang kalian tangani sulit juga."

"Begitulah. Tapi akan terus berusaha untuk mencari pelaku sebenarnya. Oh ya, bagaimana dengan kasus Dito? Apa kalian sudah menemukan pelakunya?"

"Belum."

"Apa saja yang kalian lakukan? Kenapa sampai sekarang kalian belum menemukan pelakunya!" geram Tomi.

Kematian Dito sudah lewat hampir enam bulan tapi sampai sekarang kasus itu masih belum terpecahkan. Nusa dan Ikhsan langsung mengarahkan pandangannya pada Tomi dan Rozak begitu mendengar nama Dito disebut. Kompak kedua pria itu bangun lalu mendekati atasannya.

"Apa begitu sulit menemukan pembunuhnya? Bukankah kalian sudah mendapatkan petunjuk dari kasus yang ditangani Dito sebelumnya?" tanya Nusa dengan suara kesal.

"Kasus ini tidak segampang yang kalian kira," ujar Rozak.

"Apa maksudmu."

"Intinya, serahkan semuanya pada kami. Kami akan melakukan yang terbaik untuk menangkap pembunuh Dito. Dia juga teman kami."

Rozak menepuk pundak Nusa dan Ikhsan bergantian lalu meninggalkan tempat tersebut. Dia tidak bisa mengatakan kalau mandeknya penyelidikan mereka karena ada orang berkuasa yang hendak menutup kasus ini. Kalau Tomi sampai tahu, maka pria itu akan melakukan berbagai cara untuk mengungkap kebenaran. Rozak hanya takut Tomi dan anggota timnya mengalami nasib serupa seperti Dito.

"Pemilik mobil bernama Ahmad Syahroni. Dia tinggal di Gedebage."

Perkataan Aditya sukses menarik kembali kesadaran Tomi, Nusa dan Ikhsan yang sempat termenung mengingat nasib salah satu rekan mereka. Tomi segera mendekati meja Aditya. Dibacanya biodata pemilik mobil yang tertangkap di TKP tempat mayat Sugeng ditemukan.

"Adit, Tristan, segera temukan dia."

"Siap!"

Tanpa menunggu lama, Aditya dan Tristan segera menjalankan perintah atasannya. Aditya menyambar kunci mobil di atas meja lalu bergegas keluar. Aditya segera menjalankan kendaraannya keluar dari pelataran parkir kantor Polrestabes. Pria itu mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

Tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai di daerah Gedebage. Aditya segera mengarahkan kendaraannya ke rumah milik Syahroni. Rumah pria itu berada di dekat pasar Gedebage. Setelah berputar-putar sebentar, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Beberapa anak nampak tengah bersepeda di dekat Aditya memarkirkan mobilnya. Keduanya lalu menuju rumah berpagar hitam. Keadaan rumah nampak sepi. Tangan Tristan memijit bel yang ada di dekat pagar.

Sebanyak tiga kali Tristan memijit bel baru nampak pintu rumah terbuka. Dari dalamnya muncul seorang wanita yang tengah hamil berjalan mendekati pintu pagar. Dia menggeser pintu pagar dan melihat Aditya serta Tristan bergantian. Wanita itu belum pernah melihat mereka sebelumnya.

"Cari siapa?"

"Bapak Ahmad Syahroni ada di rumah?"

"Apa kalian sudah menemukan suami saya?"

"Maksud Ibu?"

"Suami saya tidak pulang selama dua hari. Saya sudah melaporkannya ke polisi dan sampai sekarang belum ada kabar tentangnya."

Refleks Aditya dan Tristan saling berpandangan. Lagi-lagi mereka dihadapkan pada kasus orang hilang. Wanita itu mempersilakan kedua tamunya untuk masuk. Keduanya memilih duduk di teras. Wanita itu mendudukkan diri di kursi di dekat pintu.

"Kalian siapa?"

"Kami dari kantor Polrestabes. Kami tengah menyelidiki kasus pembunuhan Pak Sugeng. Mobil Pak Syahroni terlihat di TKP jasad Pak Sugeng ditemukan. Apa Bapak pernah menceritakan sesuatu pada Ibu sebelumnya? Kejadian itu sekitar dua Minggu lalu."

Wanita itu berpikir sebentar, mencoba mengingat kejadian belakangan. Kepalanya mengangguk pelan ketika berhasil mengingatnya.

"Suami saya bekerja sebagai driver taksi online. Sekitar dua Minggu yang lalu dia mendapat pesanan. Pemesan taksi memintanya mengantarkan barang ke suatu tempat. Karena upah yang dijanjikan cukup tinggi, suami saya menerimanya. Dia pulang lewat tengah malam. Waktu pulang, wajahnya pucat dan badannya menggigil seperti orang ketakutan. Hanya dua hari saja dia terlihat gelisah, namun setelahnya kembali bersikap biasa. Tapi kemudian dia melihat berita di tivi dan kembali gelisah. Dua hari yang lalu dia pamit pergi tapi sampai sekarang tidak pulang juga."

Aditya menghela nafas panjang. Instingnya mengatakan kalau sesuatu sudah terjadi pada Syahroni. Bisa jadi pria itu mengalami nasib serupa seperti Sugeng. Mungkin saja Syahroni sudah dibunuh untuk menutupi jejak sang pembunuh.

"Apa kami bisa meminta foto Pak Syahroni?" tanya Tristan.

"Sebentar."

Wanita itu bangun dari duduknya. Dia masuk ke dalam sebentar dan keluar lagi dengan selembar foto di tangannya. Dia memberikan foto itu pada Tristan. Karena tak ada yang ingin ditanyakan lagi, keduanya pun segera berpamitan. Mereka berjalan kembali menuju mobil sambil berbincang.

"Apa mungkin Pak Syahroni juga sudah meninggal juga?" akhirnya Tristan mengungkap kegundahan hatinya setelah mendengar cerita dari istri Syahroni.

"Aku juga berpikirnya begitu. Tapi semoga aja perkiraan kita salah."

"Iya. Semoga saja Pak Syahroni baik-baik saja."

Keduanya segera masuk ke dalam mobil. Aditya duduk di belakang kemudi dan segera menjalankan kendaraan miliknya. Belum lama mereka meninggalkan daerah Gedebage, ponsel milik Aditya berdering. Pria itu meminta menjawab panggilan. Tristan menekan ikon loud speak sehingga suara suara dokter Akmal yang menelpon Aditya bisa terdengar oleh mereka berdua.

"Halo, Dok."

"Halo, Dit. Kami baru saja kedatangan mayat seorang pria."

"Apa bisa sebutkan ciri-cirinya?" tanya Tristan.

"Usia sekitar 37 tahun. Kulit sawo matang, rambut ikal, bentuk hidung seperti jambu air. Di pipi sebelah kirinya ada bekas luka."

Tristan memperhatikan foto Syahroni di tangannya sambil mendengarkan ciri-ciri korban yang disebutkan oleh dokter Akmal. Pria itu langsung melihat pada Aditya setelah mencocokkannya dengan foto Syahroni. Seakan tahu apa yang dipikirkan rekannya, Aditya langsung tancap gas menambah kecepatan mobilnya. Ketakutan mereka akhirnya menjadi kenyataan. Mereka selalu saja berada satu langkah di belakang pelaku.

Hampir satu jam waktu yang harus Aditya tempuh untuk sampai di Rumah Sakit Ibnu Sina. Pria itu segera memarkirkan kendaraannya lalu bergegas memasuki gedung rumah sakit. Keduanya langsung menuju lantai enam. Ketika mereka sampai, dokter Akmal baru saja selesai melakukan autopsi. Di sana sudah ada petugas dari Polsek Gedebage.

"Bagaimana dokter?" tanya petugas polisi tersebut.

"Korban meninggal akibat luka tusukan. Pembunuhnya sangat tahu di mana titik vital tubuh manusia. Hanya dengan satu tusukan, dia berhasil melenyapkan nyawa korban."

"Di mana mayatnya ditemukan?" tanya Aditya.

"Kalian siapa?" tanya sang petugas karena baik Aditya maupun Tristan tidak mengenakan seragam. Tristan segera mengeluarkan tanda pengenalnya. Sang polisi langsung memberi hormat pada keduanya karena pangkatnya di bawah mereka.

"Mayat ditemukan di stasiun Tegalluar. Ada seorang gadis yang menemukannya."

"Di mana gadis itu sekarang?"

"Mungkin masih di kantor Polsek atau mungkin sudah pulang."

"Coba hubungi ke sana. Kalau dia masih ada, tolong antarkan ke kantor Polrestabes. Kasus Pak Syahroni biar kami yang ambil alih," tutur Aditya.

"Nama korban Syahroni?"

"Iya. Istrinya membuat laporan kehilangan orang dua hari yang lalu."

"Ooh.."

Petugas tersebut segera menghubungi rekannya. Meminta rekannya itu untuk menahan saksi yang menemukan korban dan membawanya ke kantor Polrestabes. Selain itu, dia juga meminta temannya mencari laporan orang hilang atas nama Syahroni lalu membawa istrinya ke Rumah Sakit Ibnu Sina.

***

Jiya keluar dari kantor Polsek Gedebage setelah dimintai keterangan oleh petugas polisi. Jalannya interogasi cukup lama juga. Sebelumnya dia juga harus menunggu lama karena petugas masih disibukkan mengurus jenazah korban lalu mengirimnya ke rumah sakit Ibnu Sina. Menjelang sore, gadis itu baru diperbolehkan pulang.

Baru saja Jiya melangkahkan kakinya keluar dari area parkir kantor Polsek Gedebage, terdengar suara petugas polisi memanggilnya.

"Dek Jiya, tunggu sebentar."

"Ada apalagi, Pak?"

"Mohon maaf, Dek. Barusan saya dapat telepon, adek harus ke kantor Polrestabes sekarang. Kasus korban tadi sudah dilimpahkan ke sana."

"Ngapain saya ke sana?"

"Untuk memberikan keterangan lagi."

"Tapi tadi kan sudah," kesal Jiya.

"Maaf, Dek. Tapi ini prosedur yang harus dijalani. Ayo ikut saya. Saya akan mengantar adek ke sana."

Dengan langkah lunglai Jiya mengikuti langkah petugas di depannya. Dia segera memasuki mobil patroli dan kendaraan roda empat itu segera meluncur pergi. Setengah jam kemudian mereka sudah sampai di kantor tersebut. Sang petugas segera mengantarkan Jiya masuk ke dalam kantor. Kedatangannya langsung disambut oleh Aditya.

"Lapor, Pak. Ini saksi yang menemukan jasad di stasiun Tegalluar."

"Baiklah. Ayo ikut aku," ujar Aditya sambil membalikkan badan.

"Saya lapar. Belikan dulu saya makan baru saya mau memberikan kesaksian."

***

Baru ketemu langsung minta makan😂

1
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕ⁱᵐ Ꮶ͢ᮉ᳟ 🍜❦
berasa paling top dia makanya bersikap angkuh..
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕ⁱᵐ Ꮶ͢ᮉ᳟ 🍜❦
wah project besar dong ya
Dwi Agustina
wah wah wah bisa kebetulan GT y🤔🤔
Heti Komala sari
nah mulai ada clue
Maung Lugay (Abduh)
kayanya si gading ini yang mau bunuh Jia dulu ya Thor...soalnya ada bekas luka goresan panjang di tangan nya..jangan jangan dalang pembunuhan itu si gading ya thor
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●🤎⃟🏠ર⃠ժí́ժαհհαղմղα❦⃟𝐐
untung Jiya menyamar.....jd Jiya sedikit aman untuk sementara waktu....wahhh Jiya siapkan mental ....kamu harus deket dgn PakPol Adit yaa....biar ada yg lindungi....jangan bertengkar kek tikus dan kucing....ntar di kutuk mama Stella di angkat jadi mantu .... langsung di klaim calon Adit.., 🤭
Siireng Siireng
jadi penasaran aja
choowie
waah kalau bneran s gading pelakunya....kurang ajar ya pdhal jiya anak rekanya
choowie
nah lhooo sekarang giliran s Dipa yg ngerepotin kamu sean😅
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Artis sombong dan bermasalah,tendang aja 😏
Marya Dina
jangan2 yg mau ngelakain si jiya gading lgi..
gading udh melebarkan sayap nya ke bangdung juga..
makin deket ni teka teki ke bongkar😁🤭🤭 dan cheryl giliran mu selanjut nya🤭🤭🙏✌️
Melyna Damayanti
karyanya selalu bagus
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
duh jangan sampai Jiya ketahuan sama si gading gading itu,ngeri 😥😥😥
🍃gιмϐυℓ 📴
Biar aja tuh si Cheryl digorok sama Gading, biar mampoosss sekalian, gayanya udah kaya artis papan seluncur aja 🤣🤣🤣
🌸nofa🌸
dia yang pernah mau melukai kamu dulu😱
Mawar Lestari
ya elah jiya, udah jauh jauh ke Bandung, tetep ketemu si gading gajah. 😅😅
yumna
cheryl kamu kaya ya d lindungin m orang yg salah mnkn.....jiya dket bnget m orang yg mau celkain dy
yumna
gading berarti ya yang incer jiyaaa
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀MD💜⃞⃟𝓛
lupa yg punya jj
Irma Minul
sangat menarik 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!