Mikayla gadis cantik berusia 19 tahun ini harus menjadi Kekasih Kontrak seorang Dosen, selain menjadi Pacar kontrak ia juga harus menjadi budak ranjang Dosen nya yang bernama Theo Felix yang berumur 29 tahun. Wajah tampan nya memang memikat hati semua kaum hawa, namun sikap nya yang Arogan membuat Mikayla harus banyak bersabar demi kesembuhan Nenek nya yang sedang berada di rumah sakit. Theo selalu melampiaskan kekesalan nya kepada Mikayla, padahal semua itu di sebabkan oleh kelakuan Chealsea yang selama ini mengikatnya tanpa hubungan yang pasti. Sikap Theo yang munafik membuatnya tidak sadar wanita mana yang ia cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3
...*Jangan lupa tandai kalau ada typo, dan jangan lupa like dan komentarnya**✨*...
...Btw aku udah blokir-blokirin orang yang pernah kasih rating jelek, jd jangan kaget kalo ada yang gak bisa komentar, berarti anda salah satunya. ...
...Jangan sampe ketemu tangan nakal kaya gitu lagi yah...
......................
Theo melirik tajam ke arah Mikayla yang seolah syok, padahal jelas wanita ini sudah pasti sering tidur bersama pria lain.
“Iya tidur bersama, lebih tepatnya kamu harus melayaniku kapanpun di manapun.” Ucap Theo tanpa mengalihkan pandangannya.
Dada Mikayla terasa sangat nyeri, harga dirinya terlalu tinggi sampai tidak bisa menerima ucapan itu. Memang dia berada di club malam saat itu, tapi dia hanya bekerja sebagai pengantar minuman tidak lebih.
Matanya mulai berkaca-kaca, sejujurnya ia sempat senang karena akan menerima uang dengan berpura-pura pacaran. Tapi ternyata tidak ada yang dengan mudah mendapatkan uang 1 Milyar sudah pasti hati dan tubuhnya akan rusak.
“Berhenti! Aku akan turun. Aku tidak mau menjadi budak s3x mu!” Pekik Mikayla dengan segera ia membuka pintu mobil itu walau sedang melaju, namun sialnya pintunya terkunci secara otomatis.
Theo menarik kepala gadis berusia 19 tahun itu dengan lengan yang menjambak rambut lurus gadis itu, “aaarrggh! Lepaskan!” Pekik Mikayla.
Theo mendekatkan wajah Mikayla dengan wajahnya, sangat dekat hingga keduanya bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.
“Berhenti merengek! Aku sangat benci mendengarnya, nasibmu sudah ada padaku jadi lakukan saja tugasmu dengan benar. Jika kau masih tetap ingin membatalkan kontrak itu, maka bayar 5 x lipat sesuai perjanjian kontrak itu.” Terang Theo dengan tersenyum licik.
“Bajdingan!” Pekik Mikayla dalam hatinya dengan mata melototnya, dia berusaha menahan rasa sakit karena Theo meremat keras rambutnya.
“Apa kau sudah paham?” Tanya Theo dan di jawab anggukan kecil dari Mikayla. “Jangan melotot seperti itu kepada kekasihmu ini, sayang.” Ucap Theo sambil mencium mata kanan Mikayla dan berganti kemata kiri gadis itu.
Perlahan Theo mengendorkan cengkraman di rambut gadis itu, dan mengelus leher gadis itu.
“Kamu paham sayang?” Tanya Theo lagi.
“I-iya sayang.” Jawab Mikayla terpaksa dengan menahan isak tangis dan di balas senyuman dari wajah tampan Theo, Theo senang karena artinya Mikayla sudah tau posisi dirinya seperti apa saat ini. Mau tidak mau dia harus mengikuti kemauannya.
Mikayla setidaknya sudah tau tugasnya menjadi seorang kekasih seperti apa yang di inginkan Theo, karena semuanya tertera dengan jelas di dalam lembar kontrak yang barusan ia baca.
Sakit! Ini kali pertamanya seorang pria bersikap kasar padanya, dulu saat orang tuanya masih ada semua orang selalu menghormati dirinya. Tapi semua sudah berbeda.
Mereka pun sampai di sebuah butik terkenal, Theo menggandeng Mikayla dengan sangat lembut dan penuh perhatian saat berjalan menuju butik itu.
Dalam hati Mikayla terus merutuki pria bermuka dua itu, dia sangat menyesal telah terikat kontrak dengan pria ini karena keserakahannya sendiri.
“Tidak apa-apa, semua ini demi nenek.” Ucap Mikayla menenangkan hatinya sendiri.
“Tuan Theo, sudah lama tidak bertemu. Rupanya anda membawa kekasih, silahkan masuk.” Sapa pemilik butik itu.
“Madam, tolong carikan pakaian yang cocok untuk kekasihku.” Ucap Theo sambil menggandeng erat pinggang Mikayla dengan senyum manisnya.
“Baik Tuan, aku akan segera mencarikan beberapa baju yang cocok untuk kekasih anda.” Ucap Madam itu lalu bergegas memilih pakaian bersama para asistenya.
Theo membawa Mikayla duduk di atas sofa, namun saat Mikayla duduk di sampingnya ia dengan cepat menarik tubuh mungil itu untuk duduk di atas pangkuanya.
“Tuhan, apa lagi yang akan dia lakukan?” Lirih Mikayla dalam hatinya, karena kini Theo terus mengelus pinggang, perut dan juga punggungnya membuat tubuhnya sedikit menggeliat karena geli.
“Baby, kau sangat cantik.” Ucap Theo dengan lantang membuat semua orang yang ada di sana seketika melirik ke arahnya, Theo tau betul jika butik ini adalah butik langganan Chelsea.
Cepat atau lambat beritanya akan sampai di telinga Aktris terkenal itu, yah walaupun dengan mudah Theo bisa menghubungi Chealsea.
Theo memberi kode agar Mikayla bereaksi untuk membalas perlakuannya, namun Mikayla yang masih kikuk merasa sangat canggung.
“Terima kasih, Baby.” Balas Mikayla sambil mengelus pipi Theo sesuai permintaan yang ada di dalam kontrak.
Theo langsung menarik tengkuk gadis itu, bibirnya kembali menempel di bibir ranum milik Mikayla. Baru Theo sadari jika rasa bibir ranum ini begitu manis sampai tanpa sadar dirinya sendiri terpejam menikmati ciuman lembut yang di buatnya.
“Tuan, maaf mengganggu. Ini semua pakaian yang saya pilihkan untuk Nona, anda tinggal pilih mana yang cocok untuk kekasih anda.” Ucap Madam dengan puluhan baju berjajar yang sudah ia pilihkan untuk Tuanya.
Madam itu diam-diam memperhatikan Mikayla dengan seksama selagi Theo sedang memilihkan baju untuk kekasihnya itu.
“Baby, coba pakai yang ini.” Ucap Theo menyodorkan satu gaun dengan panjang selutut dengan motif bunga-bunga.
Mikayla pun mengambil baju itu dan pergi ke ruang ganti dengan salah satu pelayan di sana.
“Sisanya bungkus dan kirimkan ke apartemen ku.” Ucap Theo. Dengan antusias Madan itu segera menyuruh pelayan mengemas nya dan membantu Theo melakukan proses pembayaran.
“Oh ya ampun, kekasih anda sangat cantik. Gaun yang anda pilihkan sangat cocok untuknya Tuan.” Ucap Madam itu pandai sekali berkata-kata manis.
“Bukan gaunya yang cocok di pakai kekasihku, tapi memang tubuhnya cocok memakai apapun karena dia sangat istimewa.” Ucapnya lalu menggandeng Mikayla keluar, karena proses pembayaran sudah selesai.
Dan barang juga akan di kirimkan ke apartemen, mereka tinggal pergi ke kediaman Kakek dan Nenek nya untuk memperkenalkan kekasih barunya.
Di dalam mobil, Mikayla menghela napasnya panjang sampai terdengar oleh Theo.
“Hei kau! Yang harusnya mengehela nafas itu aku bukan kamu!” Pekik Theo kesal, Mikayla hanya menatap bingung Theo karena dirinya merasa serba salah. “Dan satu hal lagi, kau jangan berani-beraninya tersanjung oleh kata-kata manisku! Aku tidak sungguh-sungguh saat memujimu.” Ucap Theo dengan tatapan tajamnya.
“Baik pak.” Jawab Mikayla malas.
Theo kembali menatap jalanan saat kendaraan itu mulai melaju membelah keramaian kota Jakarta sore itu.
Ronal menggelengkan kepalanya pelan, dia bingung dengan tingkah aneh Tuanya. Tidak seperti biasanya dia bersikap kasar seperti itu, atau mungkin dia memang berkepribadian ganda pikirnya.
Tiba-tiba saja bulu pundak Ronal bergidik.
Sementara Mikayla menatap langit cerah sore itu, tidak seperti hatinya yang sedang berkabut.
Mikayla harus menerima nasib ini, dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menangis karena rasanya waktu begitu singkat.
Theo tiba-tiba menarik Mikayla agar duduk berdempetan denganya, Mikayla yang kaget langsung menatap Theo.
“Jangan salah paham! Tujuan kita sudah dekat, aku tidak mau orang lain melihat jika kita tidak sedekat orang pacaran. Jadi kau jangan kepedean dan jangan berusaha menikmati semua sentuhan yang aku lakukan kepadamu! Itu hanya pura-pura, kamu mengerti?” Tanya Theo, entah mengapa Theo yang biasanya tidak banyak bicara selalu saja ingin marah-marah pada gadis yang ada di sampingnya itu.
“Aku mengerti sayang.” Ucap Mikayla.
“Kau beraninya memanggi aku sayang!” Pekik Theo lagi.
To be continued…