"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya."
"Saya tidak setuju."
"Benarkah kamu tidak setuju? saya ini akan memberikan penawaran yang sangat menarik, bukankah sekarang kamu sedang mencari seorang pria?"
Apa sebenarnya yang akan di tawarkan oleh laki laki itu hingga dia percaya diri sang perempuan tidak akan menolak.
Jangan Lupa Like Dan Komen! Wan Kawan 🤗😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
"Enggak usah bu saya pulang ke hotel aja."
"Nanti kalau kamu pulang ke hotel dengan keadaan baju kotor seperti ini kamu malah dipandang rendah sama orang-orang, mau ya mandi dulu disini ibu kasihan lihat kamu kotor begini."
"Ya sudah kalau begitu" ucap Regos pasrah, kalau dipikir-pikir juga dia malu dalam keadaan baju kotor seperti ini pulang ke hotel yang mana hotel tempat dia menginap adalah hotel bintang lima.
"Kalau gitu ibu ambilkan dulu baju bapak untuk kamu pakai" Riyanti dengan cepat melesat masuk ke kamar mengambilkan baju suaminya untuk dipakai ganti Regos.
"Ibu kamu itu baik banget ya sama aku padahal aku ini hanya orang asing, tapi dia memperlakukan aku layaknya saudara dekat yang sudah kenal lama."
"Sebenarnya bukan mengaggap kamu sebagai saudara dekat tapi lebih ke calon mantu, ingat kan kamu memperkenalkan diri sebagai pacarku makanya ibu seperti itu sama kamu walaupun ibu memang baik sih sampai-sampai sering dimanfaatin sama orang lain."
"Oh iya aku sampai lupa tentang hal itu, aku kan kesini sebagai pacar kamu."
"Kamu ingatkan sama perjanjian kita, kamu jangan sampai lupa karena sepertinya kedua orang tuaku sudah sangat percaya sekali sama kamu."
"Tenang saja saya tidak akan pernah lupa dengan perjanjian itu."
"Perjanjian apa?" sontak Riri dan Regos langsung menengok dari asal suara. Disana ada Riyanti yang tengah berdiri di dekat pintu masuk dapur.
"Ini loh bu kita lagi bahas masalah perjanjian kerja, biasalah masalah pekerjaan" ucap Riri cepat agar Riyanti tidak merasa curiga.
"Kamu ini ya Ri selalu aja yang dibahas kerjaan, kamu ini ada di rumah bukan di kantor jadi enggak usah bahas kerjaan" omel Riyanti sebal karena anak satu-satunya itu selalu yang dibahas kerjaan saja.
"Ya gimana bu kerjaan mau enggak mau ya harus tetap dibahas."
"Sudah sekarang enggak usah bahas kerjaan lagi, biarin nak Regos mandi kasihan dia pasti enggak nyaman, kamu juga mandi sana rupamu itu loh seperti terasi busuk untung aja nak Regos masih mau sama kamu walaupun kamu seperti itu."
"Enak aja ibu ngatain aku kayak terasi busuk padahal aku cantik loh bu banyak yang naksir aku kalau ibu tahu."
"Banyak yang naksir tapi kok enggak pernah dikenalin sama ibu, baru nak Regos aja yang berani kamu kenalin ke sini berarti kan emang enggak ada yang mau sama kamu, kamu itu cuma bicara mengada-ada saja."
"Terserah ibu saja lah" dengan kesal Riri pergi dari dapur dengan menghentakkan-hentakkan kaki menyalurkan rasa kesalnya.
"Haduh maaf ya nak Regos, kamu malah melihat ibu dan Riri adu mulut. Silahkan nak Regos kalau mau mandi."
Regos mengangguk dan tersenyum canggung lalu segera masuk ke dalam kamar mandi. Setelah Regos selesai dia berniat akan berpamitan pulang. Dia merasa tidak enak kalau terlalu lama di rumah Riri.
Regos mencari keberadaan ibu dan bapak Riri yang ternyata ada di ruang tamu. Regos segera mendekat ke arah dua orang tua Riri.
"Maaf pak bu, saya mau pamit pulang."
"Nak Regos kok buru-buru pulang apa enggak mau makan malam disini."
"Maaf bu bukannya menolak tawaran ibu tapi saya ada urusan yang perlu segera diurus."
"Ya sudah kalau gitu, makan malam disini kan juga bisa lain kali. Sudah biarkan nak Regos pergi bu pasti dia sibuk" ucap Herman.
"Saya pamit pulang, nanti baju bapak yang saya pakai ini akan segera saya kembalikan" Riyanti dan Herman pun mengangguk.
"Masalah baju tidak usah terlalu dipikirkan nak" ucap Herman.