💮Warning mengandung unsur 21+ jadi bijak dalam memilih bacaan ya💮
Di tinggalkan oleh orang yang kita cintai tentu sangat berat. Apa lagi dengan hadirnya sesosok makhluk kecil yang di sebut anak. Gerry Ardana seorang pengusaha properti harus menelan kenyataan pahit karena istrinya mendadak meninggalkan dirinya setelah melahirkan putra pertama mereka. Sang istri tak terima melahirkan bayi prematur yang di diagnosa dokter memiliki kekurangan itu. Di sisi lain bayi yang diberi nama Zafa Ardana itu memiliki alergi terhadap susu sapi. Lalu bagaimana nasib baby Zafa? ikuti kisah selengkapnya.
S2. Menceritakan tentang kehidupan percintaan Didi, Aldo dan Arsen. (S2 ini gado-gado kisahnya. Jika suka silahkan lanjut, jika tidak tinggalkan othor disini tanpa kata" yang menyakitkan)
Plagian harap menjauh, kisah ini pure dari hasil Meres otak. Jadi jangan sekali sekali mencontek
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
*Happy reading*
Tak terasa seminggu sudah baby Zafa di rumah sakit, sekarang tiba hari dimana baby Zafa akan di bawa pulang karena berat badannya sudah mencapai 2,2 kilogram. Dian menggendong baby Zafa karena semenjak pertemuan pertama mereka baby Zafa tak bisa jauh dari Dian, hal itu membuat Gerry terheran heran.
Nyonya Arini mendorong stroller yang berisi baby Zafrina. Gadis kecil itu tampak nyenyak dalam tidurnya. Gerry tak ikut turun bersama mereka untuk menghindari gosip. Pengusaha sepertinya pasti banyak yang ingin menjatuhkannya.
Setibanya di kediaman milik Gerry Ardana, Dian sempat di buat melongo melihat bangunan yang begitu megah dan luas. Rumah bertingkat 3 itu bahkan memiliki lift. Kamar Gerry dan baby Zafa ada di atas, karena tak menyangka jika akan di tinggalkan sang istri, Gerry mengatur agar ruangan kamar baby Zafa bisa di jangkau lewat pintu yang langsung terhubung dengan kamarnya. Dian mendapat kamar di lantai yang sama, itu memudahkan ia untuk memantau bayinya dan juga baby Zafa. Bahkan nyonya Arini menyiapkan pengasuh khusus untuk menjaga Zafrina, saat Dian mengurus Zafa.
Terdengar suara baby Zafa yang menangis dari kamar sebelah. Dian yang baru selesai mandi memakai baju dengan asal²an lalu masuk ke kamar baby Zafa. Di sana tampak Gerry sedang menenangkan baby Zafa.
"Dari mana kau? kenapa meninggalkan Zafa sendirian?" ketus Gerry, Dian hanya menunduk.
"Maaf tuan, saya tadi mandi terlebih dulu, karena dari rumah sakit, saya takut baju yang saya kenakan membawa virus. Lagipula tadi saat saya meninggalkan baby Zafa dia baru saja tidur." Kata Dian menunduk.
"Apa aku ada di lantai itu? mengapa kau bicara sambil menunduk?" tanya Gerry dengan suara baritonnya.
Dian mengangkat wajahnya menatap Gerry, sesaat tatapan mereka bertemu, namun Dian langsung membuang muka. Jantung Gerry berdetak lebih cepat saat tatapan mereka bertemu.
"Ini coba kamu susui dia, sepertinya dia haus." Kata Gerry menyerahkan baby Zafa. Saat akan meraih tubuh baby Zafa tanpa di sangka tangan Gerry menyenggol dada Dian, membuat bulu kuduk Dian meremang. Begitupun Gerry ia tampak salah tingkah.
"Maaf, aku tak sengaja." Ucap Gerry gugup.
"Apakah tuan akan terus berdiri disana?" tanya Dian saat melihat Gerry tetap terpaku di tempatnya.
"Oh, tidak! baiklah aku akan keluar. Aku harus kembali ke kantor." Kata Gerry, dia langsung bergegas keluar dari kamar baby Zafa.
Dian langsung duduk di sofa dan mulai menyusui baby Zafa. Dengan sedikit bersenandung, Dian membuat baby Zafa nampak lebih tenang saat menyusu. Tak lama pengasuh Zafrina datang, ia membawa gadis kecil itu untuk di susui oleh Dian. Setelah meletakkan baby Zafa ke box bayinya, kini giliran Dian menyusui Zafrina hingga tertidur. Dian lalu meletakkan bayi mungilnya di box sebelah baby Zafa. Ya sebelum kepulangan mereka dari rumah sakit, nyonya Arini menyiapkan box bayi satu lagi untuk Zafrina agar Dian mudah mengawasi keduanya.
"Sayang, minumlah susu ini selagi hangat! Sebentar lagi bibi akan membawakan makananmu ke atas." Ujar nyonya Arini menyodorkan segelas susu untuk Dian.
"Kenapa anda repot² nyonya, saya bisa turun ke bawah." Kata Dian merasa tak enak pada nyonya Arini. Bukankah disini dia bekerja, tapi justru mendapat perlakuan istimewa.
Gerry sudah sampai di perusahaan dengan wajah kusut. Entah mengapa sejak kehadiran Dian di rumah itu membuat dirinya menjadi tak tenang. Dia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya bahkan kepada istrinya.
"Hai bro, kenapa dengan wajah lo?" tanya Didi teman sekaligus manager di perusahaan Gerry.
"Entahlah, gue juga ga ngerti kenapa." Jawab Gerry asal, Didi mengernyitkan alis.
"Jangan bilang lo masih mikirin Selena?" ujar Didi, ia sebenarnya dulu sudah menentang pernikahan sahabatnya itu. Karena menurutnya Selena hanya memanfaatkannya saja untuk mendapat koneksi. Ternyata dugaannya benar, setelah Selena semakin tenar, ia kini meninggalkan Gerry dan anak mereka.
Gerry hanya membuang nafas kasar tanpa berniat menjawab tebakan sahabatnya.
"Lo ga ada kerjaan ya?" tanya Gerry, ia menatap sahabatnya dengan wajah tak bersahabat.
"Eits .. tenang bro! gue kesini bawa ini." Didi menyerahkan map warna coklat pada Gerry. Setelah membacanya Gerry hanya mengangguk.
"Lo bisa kan nanganin sendiri. Gue masih repot jika harus bolak balik luar kota, kasian Zafa!" kata Gerry.
"Oh iya, ngomong² soal Zafa. Kata Tante Arini dia punya ibu susu yang cantik buat Zafa. Kenalin gue donk bro!"
Deg
Perasaan Gerry menjadi tak enak setelah mendengar permintaan dari Didi.
"Dia udah punya anak, mau Lo? lagian gue ga tau suaminya dimana." Kata Gerry berkilah.
"Ga asik lo, kebanyakan maen ma keyboard sih Lo, Jadi kudet. Nyokap lo bilang kalo dia janda di tinggal mati ma suaminya. Jadi gue sah dong deketin dia." Kata Didi lagi. Namun kali ini justru mendapatkan tatapan tajam dari Gerry.
"Udah, Lo mending urusin itu proyek dari pada ngomongin ga jelas. Lagian Dian itu udah jadi milik Zafa. Lo ga usah macem²! Cari cewek lain aja!" Ketus Gerry.
"Ogah, gue mau tu cewek. Besok gue maen ke tempat Lo ya!" Kata Didi beranjak dari duduknya. Gerry hanya mendengus kesal. Ia tak tau perasaan aneh apa yang ia rasa saat ini.
Setelah kepergian Didi, Sigit kaki tangan Gerry masuk ke dalam ruangan.
"Tuan, menurut anak buah saya nyonya Selena meninggalkan negara ini dua hari yang lalu. Tujuannya adalah New York. Nyonya Selena juga tidak pergi sendirian. Dia pergi bersama tuan Rian Al fares mengunakan pesawat pribadinya." Tutur Sigit, ia pun memberikan bukti foto² yang di ambil oleh anak buahnya.
Gerry merasa geram telah dihianati oleh istrinya itu. Seorang pengusaha sukses seperti dirinya dihianati? apa kata dunia. Mungkin ia akan ditertawakan.
Flashback on
Memang kisah cinta mereka terhitung singkat. Karena mereka bertemu 3 tahun yang lalu, di mana Gerry menjadi sponsor utama di acara amal yang di ikuti oleh Selena. Singkat cerita mereka berkenalan lalu terjalinlah hubungan antara mereka, hingga mereka memutuskan untuk menikah. Sebenarnya Selena tak ingin hamil, namun suatu ketika saat Selena pulang dari suatu even dan kedapatan mabuk, Gerry merasa kesal dengan tabiat Selena hingga ia memperkosa Selena yang dalam keadaan mabuk itu. Tak lama Selena dinyatakan hamil, namun Selena seolah tak peduli. ia tetap sering mabuk dan merokok, namun sekarang Zafa yang menjadi korban dari keegoisan ibunya itu.
Flashback end
Gerry mengusap wajahnya kasar, dia butuh pelampiasan dari rasa marahnya. Ia membawa mobilnya ke sebuah club' milik sahabatnya Aldo.
"Tumben Lo kesini?" tanya Aldo yang duduk menemani Gerry, mereka memilih duduk di ruang VIP. tak lama muncul dua orang wanita mengenakan pakaian yang sangat kurang bahan datang mendekat.
"Bawa mereka keluar gue ga minat." Ujar Gerry dingin. Namun Aldo tak menanggapinya kedua gadis itu di tarik untuk duduk di sebelahnya. Aldo memang seorang play boy. Tak heran dia bisa berkencan dengan dua wanita sekaligus.
Gerry hanya menatap sinis wajah sahabatnya itu, ia langsung menenggak minuman yang ia pesan tadi. Rasa hangat menjalar di tenggorokannya. Tak lama pintu terbuka Didi masuk membawa seorang gadis di sampingnya. Kedua sahabatnya itu asik bercumbu dengan wanita yang mereka bawa. Gerry tak memperdulikannya, ia terus saja menenggak minumannya hingga tanpa sadar 2 botol Red label habis diminumnya sendiri.
Gerry sudah tak sadarkan diri, kedua sahabatnya itu merasa prihatin dengan keadaan Gerry. Mereka lalu mengantar Gerry pulang ke kediamannya.
Bel rumah berbunyi, nyonya Arini yang masih menunggu putranya pulang nampak terkejut melihat putranya sudah di papah oleh kedua sahabatnya. Bahkan nyonya Arini sudah memijat pelipisnya karna melihat tingkah sang anak.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Terimakasih untuk kalian yang sudah berkenan mampir. jangan lupa like dan komen ya 😘😘
dengan perjanjian yg dibuat itu dimna apabila anaknya dian cewe dia tak mau mengakui dan kontrak berakhir itu sama aja udah talak,tapi talaknya berlaku pas dian sdh melahirkan... memang kadang banyak yg salah sangka dengan ini.. sama halnya nikah kontrak yg memiliki masa berlaku,apabila sampai masanya dan kedua pihak ingin melanjutkan pernikahan tersebut sebaiknya dilakukan akad nikah kembali... wallahi