seorang istri yang di rendahkan suami dan keluarga nya.
suami yang perhitungan dan suka selingkuh. membuat sang istri bangkit dan balas dendam dengan elegan kepada suami dan keluarga nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Rihan, apa benar yang Kanya katakan barusan? Kalau rumah ini adalah miliknya? Jelaskan pada Ibu Rihan. Bukan kah kamu sendiri yang bilang jika ini rumah mu!"
"Sebenarnya rumah ini memang bukan milikku Bu, Ini rumah Kanya, Kanya membeli sebelum menikah dengan ku Bu !"
"Bagaimana bisa? Kalau kita sampai terusir dari sini, kita mau tinggal dimana? Kamu tahu rumah kita di kampung di sita Bank." Bu Ratih sudah mulai khawatir takut di usir.
"Kita pikirkan nanti saja Bu, Sekarang Rihan sangat pusing, Rihan mau mandi lalu istirahat."
Rihan mengeluarkan uang seratus ribu dari dompetnya lalu memberikan pada ibunya.
"Ini uang untuk Ibu dan Sarah, Suruh Sarah order makanan.Rihan sudah makan sebelum pulang kerja.
Setelah Mandi Rihan berbaring di tempat tidur. Rihan melihat Kanya yang sudah tertidur dengan Pipi yang masih memerah.
"Rupanya dia sudah tidur, Pipinya merah bekas tamparan ku, Hem, biarlah itu memang pantas, salah siapa dia kurang ajar pada ku dan Ibu." Batin Rihan.
Rihan mengambil ponselnya rupanya ada chat masuk dari Niela.
"Mas, sudah sampai Rumah belum kok gak ngabarin Niela ?" Tanya Niela lewat aplikasi hijau
"Mas sudah sampai dari tadi, maaf Mas baru balas chat kamu,tadi ada masalah sedikit dengan istri Mas jadi baru bisa cek ponsel sekarang."
"Iya gak apa apa Mas, emang ada masalah apa mas kalau boleh Niela tahu.!
"Istri Mas makin lama makin buat Mas kesal. Tidak mau masak, membuat Ibu dan adik Mas kelaparan.
"Istri Mas memang tidak pandai bersyukur.kalau aku jadi istri Mas aku akan melayani Mas dengan sebaik mungkin dan berbalik pada ibu. Aku akan menyayangi Ibu seperti Ibu kandung ku Mas."
"Seandainya yang jadi Istri Mas kamu, Mas pasti akan merasa bahagia dan menjadi pria yang paling beruntung di dunia."
"Lho kok seandainya Mas.Aku mau kok jadi istri Mas." Jawab Niela di jalur hijau. jawaban Niela membuat Rihan berbunga bunga. Mempunyai istri seperti Niela adalah impian nya.
"Nanti Mas akan ceraikan istri Mas, dan menikahi mu sayang. Kamu mau kan menjadi istri Mas.
"Aku mau banget Mas.Aku akan sabar menunggu mu Mas. Sekarang Mas tidur pasti capek pulang kerja.".
"Baiklah saya g kamu memang paling mengerti apa yang aku inginkan sayang.
*
Rihan terbangun kesiangan Tumben Kanya tidak membangunkan aku untuk sholat shubuh.Batin Rihan
Rihan terbangun karena terdengar ibu berteriak.
"Ada apa Bu,pagi pagi sudah teriak teriak, memang Ibu tidak bosan teriak tiap hari." Protes Rihan sambil membuka tudung saji.
" Lho Bu, kok tidak ada makanan?"
"Nah, itu yang membuat ibu marah. Itu istri mu tidak mau masak lagi. Makin hari semakin malas saja istri mu itu." Cicit Bu Ratih.
"Hah, apa, Mbak Kanya tidak masak lagi. Lalu kita sarapan apa hari ini? Aku sudah lapar lagi..." Protes Sarah.
"Tapi Kanya tidak ada di kamar Bu, aku kira dia lagi menyiapkan sarapan." Kata Rihan.
"Bukan hanya itu saja, Pakaian Ibu juga tidak di cuci, padahal Ibu mau pakai hari ini." Kata Bu Ratih kesal.
"Sudahlah Bu, Ibu pakai baju yang lain saja. Dan untuk sarapan Rihan akan beli nasi di pertigaan dekat sini.
Rihan akhirnya memilih untuk pergi membeli sarapan di luar untuk dirinya dan Ibu serta adiknya.
Setelah sarapan Rihan bergegas ke kantor menggunakan mobil perusahaan. Karena Rihan adalah manajer jadi Rihan mendapatkan fasilitas mobil.
*
Di tempat lain, dirumah Kanya yang baru pulang dari jalan pagi.
"Assalamualaikum."
Baru saja melangkah masuk rambut Kanya sudah di Jambak ibu mertua nya .
"Darimana saja kamu, ? Pagi pagi sudah keluyuran. Bukannya menyiapkan sarapan buat suami. Kamu malah asyik main di luar sana. Lalu kenapa baju Ibu juga belum kamu cuci sudah Ibu bilang kalau Ibu mau pakai hari ini." Omel Bu Ratih sambil menjambak rambut Kanya.
"Aduh Bu, sakit,lepasin rambut aku." Kata Kanya sambil berusaha melepaskan tangan Bu Ratih dari rambutnya. Dan akhirnya terlepas.
"Kurang ajar ya kamu , Sekarang kamu ke belakang cepat cuci baju Ibu dan piring piring kotor." perintah Bu Ratih.
"Tidak, Aku tidak mau. Aku tidak akan mau melayani kalian lagi. Aku bukan pembantu kalian. Ini rumah mu dan akulah tuan rumah disini." Kata Kanya dengan tegas.
"Halah, Sombong sekali, Lihat saja nanti, Ibu akan meminta Rihan untuk membeli kan Ibu rumah yang lebih besar dari rumah mu . Dan ibu akan menyuruh Rihan untuk menceraikan mu " kata Bu Ratih dengan sombong.
"Silahkan saja, Suruh anak Ibu menceraikan aku. Aku dengan senang hati bercerai dengan Mas Rihan. Dan kalau Ibu masih berani marah marah lagi dengan ku maka aku gak akan segan untuk mengusir Ibu dari rumah ini." Kata Kanya sambil melingkarkan kakinya menuju kamar nya.
Namun langkah kaki nya terhenti karena tangan nya di tarik oleh Bu Ratih
"He,,, mau kemana kamu, cepat cuci piring kotor yang menumpuk di dapur dan jangan lupa cuci baju ibu dan baju Sarah. Setelah itu masak untuk makan siang." Cerocos Bu Ratih.
"Aku gak mau, Itu bukan bajuku jadi aku gak mau nyuci. Lalu piring kotor bukan aku yang pakai. Jadi ibu Ibu bisa cuci sendiri atau ibu bisa suruh anak perempuan kesayangan Ibu. Dan jika ibu mau makan ibu harus memasak nya sendiri. Seharusnya Ibu tahu diri kalau Ibu disini hanya menumpang." Kata Kanya sambil menghempaskan tangan nya dari cengkeraman Bu Ratih.
Kanya langsung masuk kamar. Meninggalkan Bu Ratih yang masih melongo mendengar ucapan menantunya.
Karena baru kali ini Kanya berani melawan. Biasanya Kanya selalu diam saja kalau Bu Ratih marah.
Bu Ratih ketar ketir, Bu Ratih harus memikirkan cara agar tidak terusir karena rumah lamanya sudah di sita Bank.
Mau tidak mau Bu Ratih harus mencuci piring kotor yang menumpuk. Setelah selesai mencuci piring kotor.
Bu Ratih mencuci bajunya dan baju Sarah yang menumpuk di keranjang baju kotor.
Sehabis itu Bu Ratih menuju dapur untuk memasak. Namun ketika membuka kulkas. Kulkas kosong melompong tidak ada bahan apapun yang bisa di masak.
"Gimana mau masak kalau gak ada bahannya gini. Dasar menantu durhaka, Nanti di cerai kan Rihan baru tahu rasa." Gumam Bu Ratih.
Mau gak mau akhirnya Bu Ratih pergi ke warung sayur yang ada di ujung jalan.
Di warung sayur sudah ada ibu ibu yang ngumpul untuk belanja.
"wah, Tumben Ibu Mertua nya Mba Kanya yang belanja." Kata Bu Romlah si tukang gosip.
"iya,, ya tumben nih, belanja Bu, biasanya kan Mba Kanya yang belanja"Sahut Ibu ibu yang lain.
"Biasa Bu, Ibu kanya lagi datang malasnya makanya dia menyuruhku yang belanja dan masak. " Kata Bu Ratih menjelekkan Kanya di depan Ibu ibu yang suka ngerumpi.
"Mas sih Bu, Mba Kanya seperti nya gak seperti itu.".
"Benar Bu, buat apa saya bohong, menantu ku emang kurang ajar, tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah. Baju nya saja aku yang mencuci.Kanya hanya ongkang ongkang kaki di rumah menghabiskan uang anakku saja." Bu Ratih berusaha untuk memfitnah Kanya
"Tapi saya lihat kalau mba Kanya lho yang jemur .
"Iya memang Kanya yang jemur tapi saya yang cuci bajunya."
"padahal mba Kanya terlihat baik lho, sopan, gak mungkin dech mba Kanya seperti itu." celetuk Bu Romlah.
"Mau percaya atau tidak terserah Ibu,ibu."
selesai belanja Bu Ratih langsung masuk untuk dirinya dan Sarah.
"biarkan saja Kanya kelaparan aku gak perduli." Batin Bu Ratih.