NovelToon NovelToon
Siswi Pintar Bekerja Sebagai Bartender

Siswi Pintar Bekerja Sebagai Bartender

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen School/College
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Pria Bernada

Dulu, nilai-nilai Chira sering berada di peringkat terakhir.
Namun, suatu hari, Chira berhasil menyapu bersih semua peringkat pertama.

Orang-orang berkata:
"Nilai Chira yang sekarang masih terlalu rendah untuk menunjukkan betapa hebatnya dia."

Dia adalah mesin pengerjaan soal tanpa perasaan.

Shen Zul, yang biasanya selalu mendominasi di Kota Lin, merasa sedikit frustrasi karena Chira pernah berkata:
"Kakak ini adalah gadis yang tidak akan pernah bisa kau kejar."

Di reuni sekolah beberapa waktu kemudian, seseorang yang nekat bertanya pada Shen Zul setelah mabuk:
"Ipan, apakah kau jatuh cinta pada Chira pada pandangan pertama, atau karena waktu yang membuatmu jatuh hati?"

Shen Zul hanya tersenyum tanpa menjawab. Namun, pikirannya tiba-tiba melayang ke momen pertama kali Chira membuatkan koktail untuknya. Di tengah dentuman musik yang memekakkan telinga, entah kenapa dia mengatakan sesuatu yang Chira tidak bisa dengar dengan jelas:
"Setelah minum minumanmu, aku milikmu."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pria Bernada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Datang Buat Ngurus Mayat

Keluarga Shen Zul sama Fajar, kalau ditelusuri lebih jauh, punya sedikit latar belakang militer. Ada beberapa anggota keluarga mereka yang kerja di angkatan bersenjata. Jadi dari kecil, mereka udah terbiasa sama hal-hal beginian.

Selain itu, karena lahir di keluarga kaya, mereka juga udah diajarin cara buat jaga diri. Dari kecil, mereka disuruh belajar seni bela diri kayak taekwondo.

Sama kayak Dara, sahabatnya Chira. Itu sebabnya Dara bisa jadi cewek yang tangguh kayak sekarang.

Tapi walaupun Chira paham semua itu, dia tetep ngerasa agak risih. Pengen banget ngintip situasi di sana, tapi takut ketahuan. Jadi, dia cuma diem di tempat sambil nguping dari jauh.

Percakapan antara pemenang sama pecundang ya gitu-gitu aja, nggak ada isinya.

Masalahnya ternyata simpel: cewek.

Dari hasil nguping, Chira akhirnya dapet cerita lengkapnya.

Jadi, si “Ipan” ditinggalin pacarnya gara-gara cewek itu naksir sama pemimpin SMA Yi Zhong, siapa lagi kalau bukan Shen Zul. Walaupun cewek itu ditolak mentah-mentah, dia tetep aja tebar pesona sama Shen Zul, bikin Ipan makin baper.

Sementara itu, Shen Zul kelihatan agak capek. Di sekitarnya cuma ada Ipan yang udah nyungsep di tanah. Anak buahnya Ipan? Udah kabur semua abis dihajar. Sisanya, yang nggak sempet kabur, sekarang lagi ditahan sama Fajar yang santai banget. Dia ngepin anak-anak itu ke tanah, bikin mereka nggak bisa gerak.

Shen Zul duduk sambil nyenderin dagu ke tangannya, kelihatan kayak lagi mikirin serius curhatannya Ipan.

Lama-lama, dia kayak dapet pencerahan.

“Oh, jadi lo ngomongin si Bilqis? Itu kan cewek yang katanya ratu kecantikan sekolah lo?” Mukanya kayak baru inget sesuatu, tapi buat Ipan yang lagi terkapar, ekspresi itu jelas bikin tambah emosi. “Tenang aja, gue nggak bakal suka sama dia. Liat mukanya aja, gue udah mual.”

Fajar langsung ngakak denger itu. “Hahaha, Zul, lo serius dingin banget gitu sama cewek?”

“Pergi sono,” Shen Zul jawab sambil muter bola matanya.

Chira yang masih nguping dari jauh cuma bisa geleng-geleng sambil mikir, Yaelah, drama banget ini bocah-bocah. Dia rencananya mau diem beberapa menit lagi sebelum balik, tapi tiba-tiba situasi di gang itu berubah. Suasananya jadi sunyi banget.

Pas Chira nggak tahan lagi dan pengen ngintip, tiba-tiba ada yang nepok bahunya keras banget dari belakang, sambil teriak-teriak kayak setan lagi belajar acting.

Refleks, Chira langsung jerit.

Siapa juga yang nggak kaget? Lagi serius nguping, tempat gelap, eh tiba-tiba ada yang ngagetin. Meskipun Chira biasanya keliatan tenang, tetep aja dia cuma cewek muda.

Dia panik setengah mati.

Sampai-sampai, Shen Zul yang liat tatapannya sekarang ngerasa Chira bawa hawa dingin.

“Nona Chira, ngapain lo di sini?” Shen Zul nanya sambil senyum, kayak nggak ada apa-apa.

Shen Zul sebenernya udah nyadar keberadaan Chira dari tadi. Bayangannya Chira kebayang jelas banget di bawah lampu jalan. Tapi Chira yang lagi sibuk nguping malah nggak sadar sama sekali.

Awalnya, Chira mau bohong dan bilang dia cuma kebetulan lewat. Tapi pas ngeliat bayangan dirinya sendiri, dia langsung sadar udah ketahuan.

Jadi dia jawab santai, “Gue cuma mau liat, perlu ngurus mayat lo semua atau nggak.”

Kalau dipikir-pikir, itu jawaban yang lumayan jujur.

Sejak balik dari Swedia, Chira emang mutusin buat temenan sama Shen Zul. Perhatian sama temen kan hal yang wajar.

Adapun Fajar, dia orangnya asik, jadi lama-lama hubungan mereka juga makin cair.

Tapi pas denger jawaban Chira, Shen Zul malah senyum lebar banget. Senyumnya kayak kilauan lampu jalan malam itu aja kalah terang.

Di momen itu, Chira bener-bener pengen nyentuh wajah Shen Zul.

Terlalu cakep.

Bukan karena apa-apa, dia cuma pengen ngagumin aja.

“Lo kecewa, ya, karena nggak dapet kesempatan ngurus mayat kita?” Shen Zul ngeledek sambil nyengir.

Chira: “...”

Kecewa sih nggak, tapi serius, gue pengen banget nonjok lo sekarang.

Pas lagi gitu, Fajar yang baru aja ngelepasin si Ipan setelah ngobrol bentar, dateng ke arah mereka. Begitu liat Chira, dia langsung ketawa. “Oh, jadi lo nih, Chira, yang tadi bayangannya keliatan mencurigakan di sini?”

Chira: “...”

Kalimatnya itu lho, nggak perlu-perlu amat buat diinget-inget. Hari ini Chira bener-bener ngerasain apa arti “ngorek luka lama.”

“Aku balik kerja,” katanya pendek sambil muter badan, siap-siap pergi.

Tapi Fajar nahan dia sambil senyum aneh. “Eh, Chira, lo serius khawatir sama gue sama Zul? Kok bisa tau kita di sini?”

“Kepercayaan diri lo gede banget,” jawab Chira santai, cuma tiga kata doang buat ngebantah semuanya.

Dia coba jalan lagi, tapi kali ini Shen Zul yang nahan.

Shen Zul natap dia sambil ngernyit, kayak bilang, Maksud lo apaan sih?

“Jam kerja lo udah hampir abis juga. Kenapa nggak langsung berhenti aja?” Shen Zul ngomong santai sambil ngelirik Fajar. “Lo ke Nighthade deh, bilang ke om lo. Gue yang anter dia pulang.”

Fajar mikir bentar, terus ngangguk. Bener juga, nggak masuk akal ngebiarin cewek pulang sendirian malem-malem. Apalagi, Chira tadi udah repot-repot peduli sama mereka. Masa iya mereka biarin dia jalan sendiri?

“Setuju.” Fajar akhirnya jalan balik ke Nighthade.

“Yuk, jalan,” Shen Zul nepok bahu Chira, nyuruh dia jalan bareng.

“…Gue bawa mobil.”

“Gampang, gue nebeng. Nanti gue minta Fajar jemput di tempat lo.”

Chira sebenernya masih pengen nolak, tapi Shen Zul malah ngeledek sambil senyum jahil, “Atau lo mau gue babak belur dulu, baru lo rela nganter gue ke rumah sakit?”

“...Dasar gila.”

Shen Zul ketawa puas. Bukannya gila, dia cuma lagi seneng banget karena ada yang peduli sama dia.

Chira akhirnya nyerah. Ya bener juga, apa lagi sih yang mau diributin?

Mereka pun jalan kaki balik ke Nighthade, tempat Chira markirin mobil kecilnya.

Perjalanan nggak terlalu jauh, tapi mereka harus lewat beberapa gang yang lampunya redup banget.

Di sekitar sini emang banyak tempat kayak Nighthade. Bukan cuma di dalamnya yang sering chaos, suasana di luar juga nggak kalah parah.

Di bawah lampu jalan yang temaram, banyak pasangan cowok-cewek yang lagi... ya, tau sendiri lah, hormon bergejolak gitu. Dimana-mana ada adegan-adegan yang bikin suasana canggung.

Sepanjang jalan, mereka lewatin beberapa pasangan yang nempel ke dinding sambil bermesraan.

Chira mati-matian nunduk, pura-pura nggak liat, fokus ke jalan di depannya. Tapi Shen Zul, yang ngeliat reaksi dia, malah pengen godain.

“Eh, Chira, coba liat ke kiri,” bisik Shen Zul dengan nada ngeremehin.

Tanpa mikir, Chira langsung nengok ke arah yang disebut.

Dan langsung nyesel.

Di sana, ada pasangan yang lagi ciuman panas. Si cewek bajunya terbuka banget, sementara si cowok pamer tato di lengannya. Dalam cahaya remang-remang, Chira bahkan bisa liat sudut bibir mereka yang berkilauan basah.

Chira buru-buru ngelirik ke arah lain. Tapi otaknya nggak bisa cepet-cepet ngelupain apa yang barusan diliat. Perutnya langsung mual.

Dia nggak tahan lagi. Chira lari beberapa langkah ke depan, bersandar ke dinding, dan mulai muntah-muntah.

Shen Zul yang liat itu langsung panik. Dia nggak nyangka reaksinya bakal separah ini. Dia buru-buru ngejar sambil nanya, “Eh, Chira, lo kenapa? Lo sakit?”

1
Pria Bernada
tenang kak proses😍😘❤️🔥
Sol Ronconi
Thor, kapan update lagi nih?
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Saya sangat terkesan dengan perkembangan karakter yang konsisten.
Rizky Mwe
Terima kasih kepada author, sudah menyajikan cerita indah yang menghibur hati ini.
Yoseph Bambang: ayo mulai bacanovelnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!