“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 14 Berbenah
Disisi lain, Ale yang merutuki kebodohannya dengan gaya coolnya karena apa yang sudah dia lakukan yaitu menelfon Olivia. Suatu kegiatan yang amat sangat janggal menelfon seseorang hanya mengucapkan kalimat yang sama sekali tidak penting.
Dia masih diposisi yang sama dihadapan jendela besar di ruang kerja rumahnya, ada Pete yang sedang menunggunya disofa miliknya. Pete tau tuannya sedang melamun saat ini.
“Tuan” – intrupsi Pete
Ale yang merasa terpanggil akhirna menoleh kearahnya. Pete yang tau itu langsun melaporkan apa yang perlu dilaporkan olehnya.
“Persiapan sudah selesai semua tuan” – Pete setelah melaporkan semua kerjaannya
“Oke kita lanjutkan besok” – Ale mengakhiri dan keluar dari ruang kerjanya menuju ke sarana pedang dibagian rumahnya. Dia tidak kembali kekamarnya, ada hal yang masih tersangkut dikepalanya, dia ingin melepaskannya dengan berlatih pedang dan tembak.
“Saya temani tuan” – pete menawarkan diri
“Pulanglah, siapkan untuk perjalanan besok” – Ale mengusir Pete
“baik tuan” – Pete mengundurkan diri dan keluar dari rumah tuannya
Matahari hampir menampakkan senyumnya, Olivia sudah mendengar suara berisik dari ponsel pintarnya miliknya, alarm yang sudah terjadwalkan sudah berbunyi tandanya dia harus bangun untuk melakukan kesehariannya.
Hari ini dia akan kedaerah rusun tempat Willy dan anak-anak jalanan berada, dia akan meminta bantuan Willy dan beberapa temannya untuk berbenah hari ini dan menjaga toko bunga dengan Anna.
Dia sudah siap dengan celana pendek setengah paha dan kaos biasa serta jaket di gendongannya. Olivia menggunaakan outfit simple karena banyak sekali hal yang harus dilakukan hari ini dan dia ingin melakukannya dengan nyaman.
Olivia sudah mengendarai sepedanya menyusuri beberapa bangunan yang masih sepi oleh orang mungkin karena ini masih terlalu pagi untuk beraktivitas
“Will”- teriak Olivia saat memasuki pemukiman tersebut
“Kak” – Willy menghampiri Olivia seperti biasa dengan membawakan barang-barang Olivia
“Will nanti tolongin kakak ya” – Olivia mendorong sepedanya dan meminta bantuan
“Boleh kak, minta tolong apa?” – Willy berjalan tepat disebelahnya
“Bantu kakak dan Anna untuk bersih-bersih dan jaga toko bunga, nanti ajak beberapa temanmu juga untuk bantu-bantu” – Olivia menjelaskan agenda hari ini
“Oke kak bisa diatur kok” – Willy dengan tulus
Olivia melakukan kegiatan yang biasa dia lakukan untuk mereka yang tinggal disini, dia mengajar dan melakukan kegiatan seolah dia adalah bagian dari mereka. Sudah hampir 2 jam Olivia disini, dia harus pergi bekerja yaitu ke toko bunganya.
“Will aku tunggu ya” – Olivia memastikan sekali lagi
“Iya kak nanti setelah selesai sekolah langsung kesana” – Willy mengantarkan kakanya keluar dari pemukiman tersebut
Olivia mengayuh sepedanya ke arah toko bunganya. Dia memarkirkan sepedanya tepat didepan toko, membuka tokonya dan meletakkan semua barang yang dia bawa di tempatnya masing-masing. Olivia menata semua bunga dan mengeluarkan beberapa sample bunga sebagai model disana.
“Selamat pagiiii” – Anna yang baru saja sampai di toko
“Selamat pagiiii juuga” – Olivia menyambut senyuman Anna
“Udah ini aku aja yang urus, kamu bersih-bersih sebelah aja” – Anna mendorong Olivia untuk mengerjakan pekerjaan yang lain
“Oke makasihh Ann” – Olivia, dia keluar dari toko bunga langsung menuju ketoko disampngnya
Olivia membuka toko tersebut, banyak debu yang ada dibangunana tersebut. Akhirnya dia masuk kedalam untuk mengecek bangunan tersebut.
“Ann aku titip dulu ya aku mau beli cat dulu” – Olivia yang berteriak ke Anna
“oke” – Anna menanggapi
Kurang lebih 15 mneit Olivia kembali dari toko cat dan peralatannya, dia membawa 3 tong cat berwarna hitam, ungu dan putih, ada tong cat kecil berwarna keemasan.
“Kau membeli warna apa?”- Anna menghampiri Olivia setelah melakukan pekerjaannya di toko bunga, dia menyiapkan pesanan bunga termasuk pesanan dari kantor Ale
“Beli warna ini menurutmu akan bagus ga ya? Aku membayangkan lumayan” – Olivia menerawang di depan tembok yang masih polos
“Hmmm aku rasa akan bagus perpaduannya” – Anna mengatakan dengan jujur
“Oke aku akan mulai bekerja” – Olivia langsung menyiapkan alat tempurnya dan mengambil catnya.
Olivia sudah mulai menempelkan cat warna putih ke seleruh tembok bangunan yang ada disitu, dia berencana menambahkan beberapa warna ungu, hitam dan emas dibeberapa titik.
“Kak” – Willy menyapa Olivia yang ada disana dan ada beberapa temannya juga
“Eh iya Will” – Olivia mengampiri Willy dan mulai berbagi tugas dengan teman Willy juga
Mereka melakukan aktivitasnya masing-masing Oliv dan Willy sedang memepersiapkan ruangan di toko sebelah, teman Will yang bernama John sedang membantu Anna di toko bunga.
Hingga tak terasa sudah jam 1 siang, mereka istirahat karena kecapean.
‘Halo, iya pak saya sendiri Olivia, untuk alamatnya sudah benar pak, baik’ – panggilan yang diterima Olivia saat beristirahat. Dia ditelfon oleh kurir pengirim barang-barang yang sudah dia beli kemaren, memang ada keterlambatan dari waktu yang dia tentukan tapi tidak masalah.
Hampir 15 menit akhirnya barang-barnag tesebut datang.
“Kak ini diletakkan dimana?” – Willy menunjuk alat-alat besar seperti alat pembuat roti dan kopi
“Langsung didapur aja” – Olivia yang sednag menggendong kursi – kursi kafe
“Oke kak” – Willy dengan kurir tersebut membantu Olivia untuk memindahkan barang-barangnya
Hari mulai gelap tapi mereka belum selesai dengan kegiatan mereka, toko bunga yang dijaga oleh Anna sudah ditutup 30 menit yang lalu, Anna membantu Olivia untuk menata meja dan kursi. Sedangkan Olivia sedang menuju coba menu-menu yang akan dia jual untuk besok.
“Ann sini, coba ini, hey kalian berdua juga” – Olivia yang memanggil mereka semua untuk mencoba cake buatannya
“Hmmm…. Enak banget” – Anna yang makan dengan wajah berseri-seri
“Beneran?” – Olivia yang masih tidak percaya dan mencoba mencari dukungan dari orang lain
“Iya kak enak kok, ini sih enak banget” – Willy dan temannya juga sepakat dengan perkataan Anna
“Oke ini akan jadi menu untuk besok” – Olivia dengan bangganya
Sudah cukup malam untuk hari ini, Willy dan temannya sudah dipersilahkan untuk pulang oleh Olivia karena memang hari sudah malam dan mereka harus sekolah besok. Sedangkan Anna masih membantu Olivia untuk menyiapkan toko kue dan kafe nya.
“Kau namai apa kafe ini?” – Anna yang bertanya karena tidak ada tanda pengenal untuk toko ini
“Hmmm apa ya” – Olivia yang terlihat kebingungan, tapi tiba-tiba dia kepikiran dengan nama ‘Lily’
“Ada nama yang kau inginkan?” – Anna bertanya lagi
“Lily” – ceplos Olivia
“Hahh bagus banget, itu aja udah cocok” – Anna yang heboh setelah menemukan nama yang cocok untuk kafe dan bakerynya
Disisi lain ada seseorang masih setia mengawasi mereka. Dia mengambil ponsel pintarnya dan menghubungi tuannya yang berada jauh disana
“halo Tuan, nona Olivia masih di tempat sebelah tokonya, sepertinya nona membuka kafe tepat disebelah toko bunganya” – Roy dengan ucapan terjedah
“Iya tuan dengan nona Anna dan Willy yang beberapa lalu membantunya menjaga toko”
“Baik tuan” – Roy mengakhiri telfon tuannya.