Novel ini lanjutan dari Antara Takdir dan Harga Diri. Bagi pembaca baru, silahkan mulai dari judul diatas agar tau runtun cerita nya.
kehilangan orang yang paling berharga di dalam hidup nya, membuat Dunia Ridho seakan runtuh seketika. Kesedihan yang mendalam, membuat nya nyaris depresi berat hingga memporak porandakan semua nya.
Dalam kesedihan nya, keluarga besar Nur Alam sedang bertikai memperebutkan harta warisan, sepeninggal Atu Nur Alam wafat.
Mampu kah Ridho bangkit dari keterpurukan nya?.
silahkan simak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Insiden di Depan Kantor.
Ridho dan Nuna Anchi berjalan beriringan keluar dari hotel menuju ke ruang parkir, lalu dengan mobil milik almarhumah ibu ridho, mereka segera melaju kearah kantor AXSA internasional bersama para petinggi kantor yang juga mengikuti rapat umum pemegang saham itu.
Di mobil, Yuanchi menatap kearah Ridho beberapa saat lama nya, "banyak kejutan yang kau ciptakan untuk ku, kejutan apa lagi yang tak aku ketahui?" tanya nya.
"Seberapa pun kau anggap kejutan, Ridho tetaplah Ridho, seorang anak Desa Paku, putra Firmansyah orang Desa yang miskin itulah kenyataan sebenar nya diri ku, tidak perlu kau pikirkan segala apa yang kau anggap kejutan itu, Ridho tetaplah seorang duda beranak tiga yang miskin" jawab Ridho.
Yuanchi menatap Ridho dengan mata berbinar binar, "aku menyukai segala kesederhanaan yang ada pada diri mu, kalau kau Sudi, aku mau……" kata kata Yuanchi tertahan.
"Mau apa?" ....
"Menjadi… menjadi mamah anak anak mu" .....
"Hhh!, bukankah selama ini kau sudah menjadi mamah mereka?" ....
"Hhh, iya!, tetapi tidak se utuh nya, Anchi ingin bebas mengurusi mereka setiap saat" Yuanchi menundukkan wajah nya.
"Kau menyukai anak anak ku, namun tidak dengan ku!" goda Ridho sambil terus memperhatikan jalanan.
Yuanchi memegang tangan Ridho, menatap wajah nya dalam dalam.
"Cup!" ....
Sebuah ciuman mendarat di pipi pemuda itu, "Anchi bukan lagi anak remaja, Anchi sudah tua, kurang nyaman bila harus bicara seperti anak remaja, itu tanda Anchi sayang Abang Ridho, kalau Abang mau yang lebih dari itu, Anchi siap memberikan nya, hanya saja syarat nya, nikahi Anchi secepat nya, jangan lama lama, usia Anchi sudah dua puluh delapan tahun, Anchi takut ketuaan memberikan Abang anak!" ucap dara itu menunduk dengan wajah memerah.
Ridho menatap kearah Yuanchi sambil tersenyum, sekian lama, baru sekarang hati nya merasa damai, "kau dua puluh delapan tahun, sedangkan Ido tiga puluh delapan tahun, kita beda sepuluh tahun Nuna, tidak kah itu kau pikirkan juga?" ....
"Masa bodoh!, Anchi tidak ingin pusing memikirkan masalah itu, Anchi ingin Abang menjadi imam Anchi, meneruskan kak Anastasya mengurusi Abang, makan Abang, minum abang!" ujar Yuanchi.
"Mandi?" ....
"Abang mau Anchi mandi in?, nikahi Anchi terlebih dahulu biar Anchi mandi in Abang tak lagi jadi dosa kita, tetapi jadi pahala bagi Anchi" sahut Yuanchi tidak lagi malu malu.
"Anchi sudah ngebet pengen Abang nikahi?" tanya Ridho.
Kini Yuanchi tidak malu malu lagi, dia menganggukkan kepala nya, "sangat!, ngebet sangat!, kalau tidur malam, Anchi selalu berkhayal memeluk Abang" ....
"Basah dong!" .....
"Apa nya?" .....
"Ha ha ha ha!" Ridho tertawa lepas melihat keluguan wajah wanita jelita itu.
Dengan tatapan keheranan nya, Yuanchi mengulangi pertanyaan nya, "apa nya yang basah?" ....
"Enggak ah, enggak papa!" jawab Ridho sambil tertawa.
"Apa nya yang basah?, ayo bilang apa nya?" desak wanita cantik jelita itu sambil mencubit lengan Ridho pelan.
"Itu nya!" jawab Ridho sambil memonyongkan bibir nya menunjuk.
"Ist parno ternyata!, Abang ternyata bisa parno juga ih, jorok lagi!" renggut wanita itu pura pura marah, namun wajah nya tersenyum bahagia.
"Abang juga laki laki normal kali!" jawab Ridho mengelak.
"Makanya cepat nikahi Anchi bang, biar Abang nya tahu lebih jelas, basah enggak, nanti Abang bisa lihat sejelas jelas nya, bila Anchi sudah Syah menjadi milik Abang secara agama!" jawab dara itu.
"Abang takut Anchi nanti menyesal!" sahut Ridho lagi.
"Anchi justru akan lebih menyesal kalau Abang nikahi Anchi tetapi saat Abang sudah tua lempo, enggak bisa ngapa ngapain Anchi lagi, sekarang saja bang, mumpung Abang masih muda dan masih kuat bergoyang nya!" ucap dara itu.
"Nah!, nah !,nah!, sekarang siapa yang parno ayo" goda Ridho.
"Ist!, kan ikutan Abang dong!" ucap Anchi tak mau kalah.
Kedua nya tertawa bersamaan.
Setiba nya di kantor AXSA internasional, Yuanchi melihat ada keributan di gerbang kantor itu.
Ternyata nona Gracie di tahan oleh satpam yang siang itu sedang menjaga keamanan.
Yuanchi buru buru keluar dari mobil menghampiri keributan itu.
"Ada apa Cue?, apa yang terjadi?" tanya Yuanchi heran.
Gracie menoleh kearah Yuanchi yang baru datang itu, "ini Bu, satpam sialan ini tidak membolehkan saya masuk!" ucap sekretaris Yuanchi itu.
Yuanchi menatap.kearah satpam itu, nampak semua nya wajah baru, pantas mereka tidak mengenal Gracie dan Yuanchi.
"Nona siapa?, kenapa nyelonong aja masuk kedalam wilayah orang, ini kantor Bu, bukan toko swalayan!" bentak pemuda petugas keamanan itu.
"Hei manusia bodoh!, ini Bu Yuanchi, CEO AXSA internasional ini!" bentak nona Gracie.
"Ah, ibu jangan bohong, CEO perusahaan ini adalah Bu Daniar, saya sudah dipesankan oleh beliau agar melarang siapapun masuk ke dalam tanpa ijin dari beliau, saya Muluk saudara sepupu Bu Daniar Bu, ibu berhati hatilah kalau bicara!" sanggah pemuda itu sembari mengancam nya.
Mendengar keributan di gerbang kantor, seorang pria paro baya berlari keluar dari ruang kantor menuju pos sekuriti.
"Ada apa ini, kok ribut ribut?" tanya pria paro baya itu.
"Maaf pak Burhan!, ini ada orang yang memaksa masuk kedalam kantor ini, mereka nyelonong begitu saja" sahut satpam itu sambil menunjuk kearah Yuanchi dan Gracie.
Pak Burhan adalah salah seorang Kabag di kantor AXSA internasional ini sudah sejak lama, semenjak jaman kepemimpinan pak Andi Juan, jadi dia tahu semua pasang surut nya perusahaan ini.
Pak Burhan menoleh kearah Yuanchi dan Gracie, dia sudah tahu semua, dari laporan para karyawan yang mengikuti rapat tadi.
"Ma… maaf Bu Anchi!, Bu Gracie!, maaf atas ketidak nyamanan ini, semenjak ibu di berhentikan sepihak oleh pak Anthonius Juan, dan digantikan oleh Bu Daniar, banyak karyawan kantor ini yang diberhentikan dan digantikan sepihak oleh Bu Daniar dan tuan Anthonius Juan, sehingga mereka tidak tahu siapa ibu berdua!" ujar pak Burhan gugup.
"Tidak apa apa pak, sekarang juga kau panggil semua karyawan yang di berhentikan sepihak oleh Daniar itu, suruh mereka menghadap ku Senin depan, termasuk pak Kadir kepala keamanan yang lama!" ucap Yuanchi dengan tegas nya.
Sambil menunduk, pak Burhan menyanggupi nya, "iya Bu, akan saya lakukan segera, oh iya Dito, ini Bu Yuanchi CEO PT AXSA internasional yang sesungguh nya, dan ini ibu Gracie sekretaris CEO" ujar nya seraya menatap tajam kearah pemuda bernama Dito itu.
Dengan wajah pucat pasi, pemuda bernama Dito itu bersimpuh di hadapan Yuanchi dan Gracie, "maafkan saya bu!, saya benar benar tidak tahu, harap ibu berdua memaafkan saya!" pinta nya setengah meratap pada Yuanchi dan Gracie.
Yuanchi menarik nafasnya dalam-dalam, menatap kearah pemuda itu, "ya sudahlah, kau boleh tetap bekerja di tempat ini" sahut nya mengajak gracie pergi.
Setelah memarkirkan mobil nya, Ridho segera mengikuti Yuanchi dan Gracie naik ke atas lewat lift khusus petinggi perusahaan, menuju ke ruangan CEO.
Yuanchi masuk kedalam ruang pribadi nya dan segera membersihkan segala yang bersangkut paut nya dengan Daniar.
Ternyata hampir seluruh harta benda peninggalan Yuanchi dahulu sudah diganti semua nya oleh Daniar dengan yang berkualitas paling rendah.
"Jangan ganti apapun Gracie, aku akan memanggil badan audit dan investigasi untuk mendata semua ifentaris kantor ini dan membandingkan dengan yang lama, biar yang berwajib yang menentukan hukuman apa yang mereka dapat kan!" ucap Yuanchi pada Gracie.
Hari itu Yuanchi dan Gracie hanya memanggil seluruh staf dan para petinggi perusahaan untuk melakukan rapat sekaligus menyelesaikan kisruh yang terjadi di perusahaan PT AXSA internasional baru baru ini.
Ternyata beberapa bulan kepemimpinan Daniar sebagai CEO, nyaris semua barang inventaris kantor yang berkualitas tinggi, di tukar dengan barang berkualitas rendahan, tanpa ada keterangan yang jelas, kemana barang lama di larikan.
Setelah dihubungi oleh Yuanchi lewat pengacara nya, tim audit independen pun langsung di turunkan ke lapangan, mendata keseluruhan barang inventaris kantor yang baru, dan di bandingkan dengan barang yang lama serta menghitung kerugian perusahaan akibat kejadian itu.
Tim pengacara juga meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut masalah penyitaan aset pribadi seperti apartemen mewah dan mobil Pajero sport yang di sita dan diambil alih oleh Daniar secara sepihak. Juga masalah dana simpanan milik pribadi Yuanchi yang di ambil alih sepihak pula oleh Daniar itu.
Sekarang Daniar, dan Anthonius Juan, biang kerok dari segala urusan ini benar benar sedang terjepit parah.
Beberapa hari kemudian, setelah investigasi badan audit independen selesai mengaudit dan menghitung jumlah kerugian, Yuanchi dan Gracie mulai bekerja sebagai mana biasa nya, hanya saja Yuanchi tetap kepingin tinggal di kontrakan berdampingan dengan kontrakan Ridho, begitu pun dengan mobil, untuk sementara waktu, dia pergi kekantor dengan mobil peninggalan almarhumah ibunya Ridho.
Sementara itu, disebuah kamar hotel mewah di pinggiran ibukota, nampak sepasang manusia beda generasi baru saja selesai berpacu dengan asmara mereka.
Keringat nampak bercucuran di sekujur tubuh kedua nya.
"Om!, bagai mana ini?, Anchi sudah mengaudit semua nya dengan menyewa badan audit independen dan beberapa pengacara kondang, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Daniar pada Anthonius Juan yang sama sama masih polos tanpa penutup apapun juga.
Sebenarnya Daniar seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki dua orang putri bersama Rizaldi seorang anggota polisi sektor Kota.
Tetapi entah bagai mana, sehingga wanita cantik beranak dua ini jatuh dalam pelukan tuan Anthonius Juan yang tua tua keladi, alias orang tua yang suka pucuk keladi itu.
Sementara itu, Daniar yang ternyata berambisi besar untuk menyaingi kesuksesan Yuanchi itu memanfaatkan situasi dimana tuan Anthonius Juan mengincar dan mendekati nya.
"Sudahlah Denok!, itu masalah sepele, masih tidak seberapa dengan harta kekayaan ku, kau tahu dengan PT Xuaxa engineering?, nah nanti kau boleh menjadi CEO perusahaan itu, tunggu saja aku atur waktu pergantian nya dulu, kita bergerak jangan terburu buru lagi!" ujar Anthonius Juan menghibur Daniar sambil memeluk Wanita cantik bertubuh sintal itu.
"Jangan lama lama om, aku ingin merebut kembali AXSA internasional milik ku itu, aku belum menyerah bila tidak menghancurkan Yuanchi sehancur hancur nya!" ucap wanita itu memainkan tangan nya di bagian bawah tubuh Anthonius Juan.
Pria yang memang binal dan bengal itu spontan langsung bereaksi kembali.
Si Bujang yang sedari tadi bobo manis, kini bangun sambil marah marah, hingga otot dan urat tubuh nya nampak menegang sempurna.
Anthonius Juan, meskipun sudah berumur senja, tetapi urusan asmara berpeluh, dia seperti tidak punya usia tua nya.
Kedua nya pun kembali bergulat ala smackdown di video video anak muda itu.
...****************...