NovelToon NovelToon
Story Of A Certain Couple

Story Of A Certain Couple

Status: tamat
Genre:Tamat / Duniahiburan / Mafia / Showbiz / Karir / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:822
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

"Waaa kenapa begini."

Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.

Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.

Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.

"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.

Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

[Pov Dean]

Keesokan harinya, ketika Dean keluar kelas dan berniat untuk pergi ke pekerjaan paruh waktunya, tiba tiba dari kejauhan,

“Oi Dean,”

Terdengar teriakan memanggil namanya, Dean menoleh melihat John berlari ke arahnya di koridor, Dean berbalik,

“Oi ada apa ?” tanya Dean.

“Huff..huff..bentar, napas dulu.....lo mau kemana sekarang ?” tanya John.

“Kerja di mini market, kenapa emangnya ?” tanya Dean.

“Nih, kali aja lo minat, lo kan ganteng, bisa lah kalau jadi bintang film,” jawab John sambil memberikan sebuah kartu nama yang di dapatnya semalam.

“Lo dapet dimana nih ?” tanya Dean sambil melihat kartu namanya.

“Semalem di depan karaoke, ada orang ngasih ini ke kita pas baru mau masuk ke dalam,” jawab John.

“Oh gitu, trus semalem ada yang cakep ga ?” tanya Dean.

“Cakep tiga tiganya, mereka ternyata anak univ fashion designer, gue naksir ama yang namanya Rose, sekarang gue lagi chattingan ama dia,” jawab John.

“Bagus lah, kalo jadian traktir yeh,” balas Dean.

“Sip, pasti bro, tapi si Steve kasian tuh,” balas John.

“Kenapa dia ? dia kan ganteng ?” tanya Dean.

“Emang sih tampang dia sebelas dua belas ama lo, tapi semalem dia di cuekin ama cewe yang rambut hitam panjang, gue lupa namanya, tapi kayaknya masih semester satu, itu cewe cakep banget sih emang, kecewa dah si Steve haha,” ujar John.

“Oh gitu ya,” balas Dean.

“Yoi, dah ya, gue ada janji ama si Rose, gue mau jalan sekarang,” ujar John.

“Lo kenal di mana sih kayak gitu ?” tanya Dean.

“Situs dating online dong bro, lo gimana sih masa kayak gitu aja ga tau, udah ah, kerja sono,” jawab John.

“Dasar lo, jangan samain gue ama lo, parah lo, dah sono jalan, jangan lupa kalo jadian traktir gue,” ujar Dean.

“Sip, doain yeh,” balas John sambil lari dan melambaikan tangannya.

Setelah John pergi, Dean berbalik dan berjalan, dia menatap kartu nama yang di berikan John padanya. Malam harinya di kos kosan miliknya, Dean duduk bersila di lantai, di depannya tergeletak kartu nama yang di berikan John.

“Clover ya, perusahaan bokap gue bukan ya ? ntar perusahaan bokap gue lagi, bisa ribet urusannya, tapi biasanya kalo jadi artis gitu bayarannya gede kan ya...apa gue coba aja ya ?” tanya Dean.

Dean melipat kedua lengannya di dada dan memejamkan matanya sambil berpikir keras, di kepalanya ada sebuah timbangan yang bertuliskan uang sks, di satu sisi dia terpikir juga untuk menelpon ayahnya dan minta maaf karena sudah meninggalkan rumah kemudian minta ayahnya membiayai kuliahnya, tapi di sisi lain dia terpikir kalau dia bisa mendapat uang banyak dan membiayai kuliahnya sendiri, pasti ayahnya akan mengakuinya kalau dia bisa hidup tanpa usaha keluarganya yang dia benci.

“Hmm dilema...bener bener dilema....coba datengin dulu aja kali ya, besok deh, pagi pagi,” gumam Dean di dalam hatinya.

Dia langsung mengambil smartphonenya dan menghubungi nomor di kartu nama untuk membuat janji di pagi hari.

******

[Pov Layla]

Sementara itu, di saat yang sama, di sebuah kamar kos kosan khusus wanita di sisi kota yang lain, Layla sedang berbaring terlungkup sambil melihat gambar gambar pakaian di smartphonenya. Tiba tiba “tok...tok,” pintu kamarnya di ketuk, Layla langsung turun dari ranjang nya dan berlari kecil ke pintu. Setelah pintu di buka, ternyata seorang ibu paruh baya berdiri di depan pintunya,

“Eh bu kos, ada apa ?” tanya Layla.

“Kok kamu tanya ada apa ? kamu janji nya kan hari ini mau bayar kos kosan kamu yang sudah tertunggak tiga bulan,” jawab sang ibu.

“Um...iya sih bu, tapi hari ini aku belum dapat uang, aku usahain minggu depan boleh ga bu,” balas Layla.

“Kamu selalu gitu, tapi aku ngertiin kamu, ya udah, aku kasih waktu sampai minggu depan, kalau belum juga, terpaksa aku ambil tindakan ya,” balas sang ibu.

“I..iya bu, tenang saja, minggu depan aku pasti bayar,” balas Layla.

“Aku percaya kamu Layla, jangan kecewakan ibu ya,” balas sang ibu tersenyum.

“I..iya bu, selamat malam,” balas Layla.

“Klap,” pintu kembali di tutup, Layla langsung merosot di balik pintu dan dia langsung memeluk kedua lututnya,

“Aduh gimana nih ? tindakan itu artinya usir kan ? masa di usir nih, gawat dong, gue harus cari duit nih, besok coba gue ngomong ama restoran tempat gue kerja, boleh ga gue ambil dulu gaji bulan ini dan bulan depan....tapi baru bulan lalu gue begitu ya....aduuuh gue pusing nih...kalau telepon papa bisa gawat....minta bantuan Al apalagi, bisa di tembak di tempat si Al, gimana dong,” ujar Layla dalam hati.

Layla mulai berdiri dan berjalan mondar mandir di dalam kamar kosnya sambil menggigit kuku ibu jarinya, “duk,” tiba tiba dia menyenggol meja dan “brak,” tasnya jatuh ke bawah dengan isi di dalamnya keluar semua. Layla langsung jongkok untuk membereskan isi tasnya yang berhamburan keluar, tiba tiba matanya tertuju kepada selembar kartu nama yang ikut keluar dari dalam tasnya. Dia mengambilnya dan menatap kartu namanya,

“Apa gue coba ini aja ya ? tapi....Clover ya, punya papa bukan ? ntar kalo punya papa ketahuan dong gue ada di kota ini, aduh gimana ya,” ujar Layla sambil jongkok.

Di kepalanya mulai muncul timbangan bertuliskan uang kos selama tiga bulan, di sisi lain dia berniat menelpon ayahnya dan minta bantuan ayahnya, namun masa depan perkuliahannya terancam dan kemungkinan besar dia akan di paksa menikah. Di sisi lain, dia tertarik juga dengan kartu nama yang di pegangnya, pikirannya mulai mengulang kejadian malam sebelumnya,

“Gimana ? kira kira ada yang minat ga ? kita sedang butuh pemeran pengganti untuk film garapan kita ?” tanya Jeffrey.

“Bayarannya berapa dulu ?” tanya Steve.

“Yah untuk figuran dan pemeran pengganti saja kira kira digitnya segini,” ujar Jeffrey sambil memperlihatkan smartphonenya.

Rose, Tania, Layla, John, Bruce dan Steve menatap smartphonenya dengan mata membulat karena melihat digit uang yang tertera di layar.

“Wow....wah buat si bego cocok tuh,” ujar Bruce.

“Hahaha bener bener, besok gue tawarin dia deh,” balas John.

“Siapa emangnya ?” tanya Rose.

“Ada temen, dia harusnya ikut malam ini, tapi dia lagi kasus ama uang sks nya, jadi dia milih diem di kos kosannya, muka sih ganteng banget tapi nasibnya kayaknya apes,” jawab John.

“Wah tawarin aja tuh, kali aja cocok,” balas Tania.

“Yang di sini emang ga ada yang mau ya ?” tanya Jeffrey.

“Kita pass,” jawab ke enamnya serempak sambil tersenyum.

Kembali ke masa kini, Layla yang sudah membereskan tasnya menaruh kembali tasnya di atas meja, kemudian dia duduk di sisi ranjangnya sambil menatap kartu namanya,

“Semalem udah bilang pass lagi, tengsin juga ya kalo tiba tiba mau, tapi bayarannya sih gede, apa coba aja dulu ya ? trus kalo bisa terkenal lumayan juga kan, bisa lepas total dari papa karena gue ga bakalan mau nerusin bisnis keluarga atau di jadiin boneka,” gumam Layla dalam hati.

Tanpa berpikir dua kali, di tambah merasa terjepit, Layla mengambil smartphonenya dan menekan nomor yang tertera di kartu nama,

“Halo Clover,” ujar seorang pria yang menjawab teleponnya.

“Selamat malam, bisa saya minta nomor pak Jeffrey ?” tanya Layla.

“Oh beliau masih di kantor, mau saya sambungkan ?” tanya pria itu.

“Boleh boleh,” balas Layla.

Terdengar lagu ketika mengalihkan telepon ke extension yang di tuju, tak lama kemudian telepon di angkat,

“Halo,” sapa Jeffrey.

“Malam pak Jeffrey, saya Layla yang semalam ketemu bapak di depan karaoke,” ujar Layla.

“Oh iya iya, gimana ?” tanya Jeffrey.

“Um...gini pak, kalau saya mau coba bisa ga pak ? besok saya datang aja gitu ?” tanya Layla.

“Hmm besok ya, boleh, tapi jam 1 siang ya, habis makan siang, saya sudah ada janji pagi dengan calon yang lain,” jawab Jeffrey.

“Um...boleh pak, besok dari kampus saya langsung kesana, jam 1 ya pak,” balas Layla.

“Iya benar, jam 1 ya, sampai ketemu besok,” balas Jeffrey.

“Sampai besok pak, selamat malam,” balas Layla.

Setelah menutup teleponnya, Layla langsung berbaring di ranjangnya, dia mengangkat kartu namanya ke atas.

“Kalo gue jadi terkenal boleh juga nih hehe, yah coba aja dulu besok,” ujar Layla sambil tersenyum.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!