Story Of A Certain Couple

Story Of A Certain Couple

Chapter 1

“Oi Dean, kamu di pecat,” ujar seorang direktur sebuah perusahaan software.

Seorang pemuda tampan di depannya langsung melongo karena kaget, berkas dan smartphone yang di pegangnya langsung jatuh ke lantai. Terlihat otak Dean terkena sengatan arus pendek sehingga langsung shut down namun langsung ter reboot kembali. Dia langsung sadar dan bertanya,

“Lah kenapa pak ? memang salah saya apa ?” tanya pemuda yang di panggil Dean.

“Tenang saja, kamu tidak ada salah kok. Tapi keputusan dewan direksi sudah bulat, jadi mohon maaf. Silahkan ambil amplop ini dan besok kamu sudah tidak perlu masuk lagi,” Jawab direktur.

“Tunggu dulu pak, tidak bisa sepihak gini dong, saya butuh penjelasan,” ujar Dean ngotot.

“Begini, kamu kan tahu perusahaan kita baru bangkit lagi setelah vakum selama dua tahun akibat pandemi, tentunya kita butuh restrukturisasi perusahaan supaya bisa bertahan setelah masa vakum itu, kamu tentunya mengerti kan, mohon maaf kamu yang terpilih masuk program restrukturisasi itu,” ujar direktur.

“Sebentar pak, kok ga masuk akal ya, mau juga pas vakum di lakukan restrukturisasi supaya bisa bertahan, ini pandemi sudah lewat malah saya di restrukturisasi, kok aneh sih pak,” balas Dean.

“Sudahlah, saya tidak mau berdebat, keputusan dewan direksi tidak bisa di ubah, sekali lagi saya mewakili perusahaan minta maaf dan tolong ambil amplopnya kemudian pergi dari sini, saya berikan pesangon tiga bulan gaji,” ujar direktur.

“Ini tidak adil pak, saya bisa menuntut lewat jalur hukum nih kalau di perlakukan seperti ini,” ujar Dean.

“Silahkan saja, kami siap melayani. Mohon silahkan pergi,” ujar direktur.

Direktur berbalik dan mengambil amplop di meja, kemudian dia mengambil tangan Dean dan memberikan paksa amplop berisi cek itu. Karena tidak ada pilihan lain dan merasa percuma kalau dia berargumentasi, akhirnya Dean keluar dan angkat kaki dari perusahaannya,

“Kebangetan banget sih, gue udah sering lembur juga, lagi ngaso di kos kosan aja di panggil dateng, parah banget,” gerutu Dean di dalam hatinya.

Kepalanya langsung pening, dia melangkah gontai masuk ke dalam lift, lantai demi lantai dia lewati dengan perasaan yang campur aduk. “Ting,” Lift akhirnya sampai lantai dasar dan terbuka, Dean melangkah keluar, dia berjalan kepintu keluar dan langsung berjalan bersama pejalan kaki lain keluar dari areal gedung. Dean berjalan gontai menelusuri trotoar di bawah teriknya matahari. Tiba tiba, “Drrrt...drrrt...drrrt,” smartphone di kantung celananya bergetar, dia langsung merogoh kantungnya dan mengambil smartphonenya. Dia melihat layarnya,

“Alah...bokap...ngapain lagi sih, udah ah, males ngomong ama bokap,” ujar Dean yang langsung memasukkan lagi smartphone ke dalam kantung.

Tapi dering smartphonenya tidak berhenti, akhirnya Dean menghentikan langkahnya kemudian mengangkat teleponnya,

“Apa sih pah,” ujar Dean.

“Eh...kamu tuh ya, di telpon lama banget angkatnya, malam ini jadi ketemuan, siap siap, sejam lagi di jemput,” balas ayahnya.

“Hah...aku kan udah bilang aku ga mau di jodohin pah, kenapa maksa sih ?” tanya Dean.

“Ga usah banyak ngomong, kamu anak pertama, umur udah 28 tahun, udah ampir kepala tiga, kalau kamu ga nurut papa coret kamu dari daftar waris, mau ? perjodohan kali ini demi masa depan kota ini, paham ga kamu ?” teriak ayahnya di telpon.

“Uuuh...iya udah, iya udah...sejam lagi kan, jemput aku di kos aja,” jawab Dean pasrah.

“Ok, pakai baju yang rapi, jangan malu maluin, walau kita sudah berkerja sama dan sudah berteman lagi, tapi jangan sampai kita kalah dengan keluarga sana, mengerti tidak, ini penting,” teriak papanya.

“Iya iya papa bawel,” balas Dean.

Dean menutup teleponnya dan memasukkan kembali smartphonenya ke dalam saku, dia langsung mengusap rambutnya yang cepak,

“Ampun deh, kenapa gue ga bisa lepas dari keluarga gue sih, sekarang mau di jodohin lagi, kacau banget,” gumam Dean dalam hati sambil meneruskan berjalannya.

******

Malam harinya, di sebuah hotel mewah yang sudah di booking untuk sebuah grup tertentu, sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam berhenti di depan lobby, seorang petugas membukakan pintunya. Dean turun dari dalam mengenakan setelah jas yang nampak mahal di ikuti oleh seorang gadis di belakangnya,

“Ayo kak, kenapa bengong ?” tanya sang gadis.

“Duh sebenernya aku malas nih, Rena,” jawab Dean.

“Yee mana boleh gitu kak, papa ama mama nanti marah loh, lagian kalau kakak ga mau di jodohin, nanti malah aku yang di jodohin, aku ga mau,” balas Rena

“Ih kamu tuh ya, memanfaatkan penderitaan ku buat kebahagian kamu sendiri, curang,” balas Dean.

“Enak aja, grup papa kan ga ada anak cowo, kebanyakan anak cewe, gimana sih kak, mana mau aku di jodohin ama cewe juga, aku kan juga cewe,” balas Rena.

“Aaaah ya udahlah, ayo dah masuk, ntar papa ngamuk lagi,” balas Dean.

“Hehe ayo, makanya dandan jangan lama lama,” ledek Rena sambil menggandeng lengan kakak nya.

Keduanya masuk ke dalam, “selamat datang tuan muda, tuan putri,” terlihat barisan pria berwajah seram dan mengenakan jas menunduk menyambut mereka. Seorang pelayan wanita mengantar keduanya masuk ke dalam sebuah ruangan vip khusus privasi yang terlihat mewah. Di dalam sudah berkumpul dua keluarga yang memutari sebuah meja berbentuk kotak. Dean dan Rena duduk bersebelahan di sebelah papa dan mamanya. Di depan mereka ada seorang pria paruh baya dan istrinya, di sebelah mereka duduk seorang gadis cantik berambut hitam dan mengenakan gaun hitam sehingga tubuh jenjang nya nampak sangat seksi.

“Loh....sama keluarga besar lawan rupanya, mampus dong gue, nolak bisa ancur kota,” gumam Dean.

Kemudian Dean duduk, dia menoleh melihat gadis di depannya yang akan di jodohkan kepada dirinya dan kebetulan juga sang gadis mengangkat kepalanya melihat dirinya, “gedubrak,” Dean dan sang gadis yang bertukar pandangan langsung berdiri lagi dan saling menunjuk dengan mulut menganga karena kaget,

“Kamu....Tyrel Ruruda (sang gadis) Helga Carrera (Dean),”

“Hah ?” teriak ayah ibu Dean, Rena, ayah ibu sang gadis bersamaan.

Yap begitulah pertemuan pertama ku dengan wanita yang akan di jodohkan padaku, Tyrel Ruruda dan Helga Carrera adalah dua nama besar di industri film dewasa atau film porno yang masih di kenal sampai sekarang walau sudah pensiun. Benar, waktu usiaku masih 19 tahun dan dia masih 18 tahun, kita pernah berbuat kesalahan yang sangat fatal karena bergabung di sebuah production house, awalnya kita berdua berperan sebagai figuran di dalam sebuah film garapan mereka dengan menjadi siluet yang melakukan hubungan suami istri, namun akhirnya kita berdua memiliki film sendiri dan sudah berkali kali kita melakukan syuting walau di sensor haha.

Masalahnya di sini, hubungan ku dan dia hanya sebatas hubungan profesional. Kita tidak mencampuri kehidupan pribadi masing masing bahkan berteman saja tidak, setiap habis syuting pasti langsung pulang, tapi kebetulan kita berdua bekerja di sana kira kira selama dua tahun dan pensiun dengan alasan tidak mau melakukan syuting dengan lawan main yang berbeda, dia pensiun lebih dulu dan aku menyusul. Saat ini, aku benar benar kaget karena aku baru tahu dia anak dari keluarga teman papa ku yang keluarganya memiliki kekuatan sama dengan keluarga ku, benar, kita berdua adalah anak dari keluarga mafia terkuat di kota ini dan sepertinya, aku tidak mungkin bisa lari lagi dari masalah ini karena keluarga ku dan keluarga dia biasanya bersaing dan tumben tumbenan sekarang akur. Nah sekarang kembali ke masa kini,

******

“Kalian sudah saling kenal ?” tanya ayah Dean.

“Um...belum,” balas Dean.

“Bohong, tadi kalian berdua bereaksi, kalau begitu sekarang jadi mudah, benar tidak Franky ?” tanya ayah Dean kepada ayah sang gadis.

“Hahaha benar, Layla kamu berarti mau kan di jodohkan dengan Dean anak sahabat papa, Mario ?” tanya Franky.

“Uh...tapi...aku tidak kenal dia pa,” balas Layla sang gadis.

“Kan bisa kenalan dulu, temenan dulu, lagian kamu tadi maksudnya apa sih ? papa ga ngerti,” balas Franky.

Layla langsung melirik Dean yang juga meliriknya\, di saat itu tanpa mereka sadari\, mendadak otak keduanya singkron berpikir hal yang sama\, isi pikiran mereka : jika menceritakan yang sebenarnya ketahuan anak mafia dan penerus keluarga main film bokep = kedua papa marah = persahabatan kedua keluarga berakhir = *bum* perang di tengah kota = masa depan suram = selesai. Wajah keduanya berubah menjadi pucat\, kemudian Dean berdiri\,

“Maaf om, dia mirip kenalan ku, ku pikir orang yang sama hahaha,” ujar Dean.

“I..iya bener pa, om, aku juga pikir dia kenalan ku, mukanya mirip haha,” balas Layla yang juga berdiri.

“Jadi kalian mau kan mengikat pertunangan hari ini ?” tanya Mario ayah Dean.

Dean melirik Layla yang juga melirik dirinya, karena tidak ada pilihan lain dan demi mengubur masa lalu mereka, keduanya menjawab “iya,” dengan kompak tanpa ragu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!