NovelToon NovelToon
Water Ripple (Morning Dew Series 3)

Water Ripple (Morning Dew Series 3)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cinta Paksa / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain / Toko Interdimensi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vidiana

Karena sebuah mimpi yang aneh, Yuki memutuskan untuk kembali ke dunia asalnya. Walaupun Dia tahu resikonya adalah tidak akan bisa kembali lagi ke dunianya yang sekarang. Namun, saat Yuki kembali. Dia menemukan kenyataan, adanya seorang wanita cantik yang jauh lebih dewasa dan matang, berada di sisi Pangeran Riana. Perasaan kecewa yang menyelimuti Yuki, membawanya pergi meninggalkan istana Pangeran Riana. Ketika perlariaannya itu, Dia bertemu dengan Para Prajurit kerajaan Argueda yang sedang menjalankan misi rahasia. Yuki akhirnya pergi ke negeri Argueda dan bertemu kembali dengan Pangeran Sera yang masih menantinya. Di Argueda, Yuki menemukan fakta bahwa mimpi buruk yang dialaminya sehingga membawanya kembali adalah nyata. Yuki tidak bisa menutup mata begitu saja. Tapi, ketika Dia ingin membantu, Pangeran Riana justru datang dan memaksa Yuki kembali padanya. Pertengkaran demi pertengkaran mewarnai hari Yuki dan Pangeran Riana. Semua di sebabkan oleh wanita yang merupakan bagian masa lalu Pangeran Riana. Wanita itu kembali, untuk menikah dengan Pangeran Riana. Ketika Yuki ingin menyerah, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Namun, sesuatu yang seharusnya menggembirakan pada akhirnya berubah menjadi petaka, ketika munculnya kabar yang menyebar dengan cepat. Seperti hantu di malam hari. Ketidakpercayaan Pangeran Riana membuat Yuki terpuruk pada kesedihan yang dalam. Sehingga pada akhirnya, kebahagian berubah menjadi duka. Ketika semua menjadi tidak terkendali. Pangeran Sera kembali muncul dan menyelamatkan Yuki. Namun rupanya satu kesedihan tidak cukup untuk Yuki. Sebuah kesedihan lain datang dan menghancurkan Yuki semakin dalam. Pengkhianatan dari orang yang sangat di percayainya. Akankah kebahagiaan menjadi akhir Yuki Atau semua hanyalah angan semu ?. Ikutilah kisah Yuki selanjutnya dalan Morning Dew Series season 3 "Water Ripple" Untuk memahami alur cerita hendaknya baca dulu Morning Dew Series 1 dan 2 di profilku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Yuki duduk meringkuk, dingin dan rasa lapar semakin menyiksa, namun yang lebih menyakitkan adalah kekecewaan yang mencekik hatinya. Dia memeluk dirinya sendiri, merasakan kerapuhan yang selama ini ia coba sembunyikan.

Dia merasa terlalu bodoh… terlalu naif. Yuki seharusnya tahu. Pangeran Riana adalah calon raja. Bagaimana bisa Yuki berpikir Pangeran Riana hanya akan bersamanya saja ?

Yuki menutup matanya, mencoba menahan air mata yang mulai mengalir. Kenangan ketika Pangeran Riana dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa Yuki adalah satu-satunya wanita yang dia inginkan muncul kembali. Saat itu, kata-kata itu terasa begitu tulus dan meyakinkan.

Namun, ingatan tentang pemandangan di taman tadi, saat Putri Marsha dengan mudah mencium bibir Pangeran Riana, menghancurkan setiap harapan yang pernah ia pegang erat. Yuki menggigit bibirnya, menahan tangis.

“Bagaimana mungkin aku mempercayainya? Dia akan menjadi Raja Garduete. Tidak ada raja yang hanya memiliki satu wanita. Aku seharusnya tahu… seharusnya sadar.”

Dia terdiam sejenak, merasa sangat kecil dan tak berdaya di dunia ini. Segala janji, segala perhatian yang Pangeran Riana berikan padanya kini terasa seperti kebohongan besar. Seolah dia hanyalah salah satu pion dalam kehidupan mewah dan penuh kekuasaan yang akan dijalani oleh Riana.

“Aku hanyalah satu dari sekian banyak wanita dalam hidupnya. Mungkin aku hanya permainan baginya… sebuah hiburan sementara.”

Yuki meremas jubahnya, mencoba mengusir rasa sakit yang semakin menyesakkan dada. Dia tahu bahwa dia tidak bisa berharap terlalu banyak dari seorang calon raja. Dunia politik dan kekuasaan tidak pernah mengizinkan seseorang untuk memiliki kebebasan penuh dalam mencintai.

Suara ranting patah memecah keheningan malam. Yuki tersentak berdiri, tubuhnya tegang. Kegelapan di sekitar hutan membuat pandangannya terbatas. Dia tidak bisa melihat jelas siapa yang mendekat, tapi suara langkah kaki semakin mendekat dari berbagai arah.

“Siapa itu…? Prajurit Garduete… atau mungkin… perompak?” Yang manapun dari keduanya. Yuki tidak ingin bertemu dengan salah satunya.

Yuki merasakan ketakutan yang mencekam merayapi tubuhnya. Tangannya gemetar saat berusaha meraih ranting besar di dekatnya, mencoba mencari sesuatu untuk melindungi diri. Jantungnya berdegup kencang, dan napasnya memburu. Dari kegelapan, beberapa sosok mulai terlihat samar-samar. Cahaya bulan sedikit menerangi salah satu dari mereka.

Sosok pertama keluar dari bayang-bayang, langkahnya mantap. Pakaian mereka compang-camping, dengan senjata seadanya, mengisyaratkan bahwa mereka bukan prajurit kerajaan. Seorang pria berwajah kasar maju ke depan, senyum licik terlukis di wajahnya.

Pemimpin Perompak tertawa pelan “Lihat apa yang kita temukan di sini, anak-anak. Seorang gadis yang sangat cantik, tersesat di hutan… sendirian. Sungguh hadiah yang tak terduga.”

Para perompak lainnya menyeringai, perlahan mengelilingi Yuki. Mereka tampak haus akan sesuatu yang lebih dari sekadar jarahan. Yuki merasa keringat dingin mengalir di pelipisnya, dan tangannya semakin erat menggenggam ranting.

Satu perompak lain mendekat, menatap Yuki dari ujung kaki hingga kepala, matanya berkilat dengan niat buruk.

“Dia pasti dari kalangan bangsawan… tapi lihat pakaiannya. Aneh sekali”

Yuki terdiam menyadari Dia masih mengenakan pakaian seragam dari dunia lamanya.

“Mungkin kita bisa mendapatkan tebusan bagus untuknya.”

Pemimpin Perompak tersenyum lebar. “Atau mungkin… kita bisa bersenang-senang dulu sebelum menegosiasikan harganya.”

Yuki tahu dia harus bertindak. Ketika salah satu perompak mencoba meraih lengannya, Yuki dengan cepat mengayunkan ranting ke arah wajahnya. Perompak itu tersentak mundur, terkejut, dan mencengkeram wajahnya yang terluka.

“Brengsek! Kau akan membayarnya!”

Yuki berteriak saat sebuah tamparan keras menghantam pipinya. Membuat Yuki terhuyung mundur beberapa langkah.

Para perompak tertawa puas, Mereka semakin mendekat, sementara itu dengan keterbatasannya, Yuki bersiap untuk bertarung, meskipun tahu peluangnya sangat tipis. Namun, sebelum mereka bisa melancarkan serangan lebih lanjut, terdengar derap langkah kuda yang cepat dari arah lain.

Suara keras itu memecah keheningan, dan tiba-tiba, seorang pria berkulit gelap dengan baju zirah ringan melompat dari kudanya. Dalam sekejap, dia menghunus pedangnya, menebas udara dengan presisi. Membunuh salah satu dari perompak yang menyerang Yuki.

“Menjauh dari gadis itu, atau kalian akan mati di tempat!”

Ternyata itu adalah Panglima Perang Arden. Tangan kanan Pangeran Sera. Dia berada di hutan bersama dengan beberapa prajurit dan langsung menghabisi para perompak hutan dengan cepat.

Hutan yang sebelumnya dipenuhi ketegangan dan ancaman kini telah hening. Para perompak yang tersisa telah dilumpuhkan oleh prajurit yang datang bersama Panglima Arden. Saat mata Panglima Arden menangkap sosok Yuki yang menggigil dalam seragam tipis, wajahnya menegang, menunjukkan ketidakpercayaannya.

“Putri Yuki…? Apa yang Anda lakukan sendirian di tengah hutan seperti ini?”

Panglima Arden, berdiri dengan penuh kewaspadaan, mengamati setiap gerak-gerik Yuki yang tampak ketakutan. Gerakan mundur Yuki membuat Panglima Arden sadar bahwa gadis itu masih dalam keadaan shock, mungkin belum mengenalinya. Dengan sikap hati-hati, dia mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada para prajuritnya untuk tidak mendekat.

“Tenang, Putri Yuki. Kami tidak akan menyakiti Anda. Lihat ini…”

Panglima Arden memperlihatkan tanda pengenal di pinggangnya, sebuah lambang yang menunjukkan kesetiaannya kepada Pangeran Sera. Mata Yuki berusaha fokus, dan saat dia mengenali lambang itu, napasnya sedikit tenang.

“Anda aman sekarang. Tidak ada yang perlu ditakutkan lagi.” Kata Panglima Arden dengan lembut, untuk mendapatkan kepercayaan Yuki.

Yuki menatap Panglima Arden, wajahnya masih penuh kelelahan dan ketidakpastian. Saat dia berhasil mengenalinya Panglima Arden melanjutkan.

“Dengan siapa Anda di sini, Putri? Mengapa sendirian?”

Yuki, yang masih kebingungan, menjawab dengan suara lemah, hampir berbisik. “Aku… sendiri.”

Panglima Arden terkejut mendengar jawaban itu. Mengetahui reputasi Pangeran Riana yang posesif, dia tidak percaya bahwa Yuki, calon Ratu Garduete, akan dibiarkan sendirian tanpa perlindungan di hutan musim dingin.

“Sendiri? Bagaimana bisa…?” Tanya Panglima Arden kebingungan.

Yuki tampak hendak menjelaskan, namun sebelum kata-kata lebih lanjut keluar dari mulutnya, tubuhnya mulai melemas. Mata Yuki terpejam, dan dia jatuh pingsan. Dengan refleks cepat, Panglima Arden bergerak dan menangkap Yuki sebelum tubuhnya menyentuh tanah.

“Bawa kuda. Kita harus kembali secepatnya. Putri Yuki butuh perawatan segera!”

Dia melangkah maju, dengan cepat memberi perintah kepada salah satu prajurit untuk mengambilkan jubah hangat. Seorang prajurit menyerahkan jubah tebal kepada Panglima Arden, yang langsung memakaikan jubah itu ke tubuh Yuki. Meski tangannya besar dan kasar, gerakannya lembut, menunjukkan bahwa dia peduli terhadap keselamatan Yuki.

...****************...

Pangeran Riana berdiri di depan meja kayu besar, matanya tajam menatap peta ibukota dan hutan di sekitarnya. Peta itu penuh dengan garis dan tanda, menandakan lokasi yang telah disisir untuk mencari Yuki. Suasana tegang menyelimuti ruangan; sudah delapan jam Yuki menghilang dan malam telah tiba, sampai sekarang tidak ada kabar apapun mengenai keberadaan Yuki.

Bangsawan Asry berdiri di samping Pangeran Riana, berusaha membantu mengkoordinasikan pencarian.

Pintu terbuka, dan Bangsawan Xasfir memasuki ruangan dengan ekspresi cemas.

“Tidak ada laporan apapun mengenai Yuki di ibukota atau di kediaman Perdana Menteri Olwrendho. Kemungkinan besar, dia menuju hutan.”

Hati Pangeran Riana bergetar mendengar kata ‘hutan’. Dia tahu betapa berbahayanya malam di hutan, dan rasa cemas menyelimutinya.

“Segera perintahkan semua pasukan untuk menelusuri setiap inci hutan malam ini juga. Kita tidak bisa membiarkan dia sendirian di sana!”

Xasfir mengangguk, lalu mengalihkan perhatiannya ke arah Pangeran Riana dengan ekspresi penuh perhatian.

“Dan mengenai Putri Marsha, apa rencanamu?”

Dengan nada dingin dan tegas, Pangeran Riana menjawab tanpa ragu. “Aku tidak pernah memikirkan wanita lain selain Yuki. Kau tahu itu dengan jelas, Xasfir, aku membiarkan Marsha berada di sekitarku hanya karena aku memandang pertemanan kita. Jangan berharap terlalu jauh selain itu.”

Pangeran Riana berbalik kembali ke peta, berusaha menahan kecemasan yang menggelayut di hatinya. Ia tahu betapa pentingnya Yuki baginya, dan ia tidak akan berhenti sampai gadis itu ditemukan.

...****************...

Yuki terbangun dengan kaget, merasakan hawa dingin menyelimuti tubuhnya. Dia menyadari dirinya berada di atas kuda, dipeluk erat oleh seseorang. Saat dia membuka mata, dia melihat sosok Panglima Arden yang memegang kendali kuda dengan tangkas.

“Di mana aku? Apa yang terjadi?” Bisik Yuki lirih.

Panglima Arden menoleh dengan ekspresi tenang, tapi matanya menunjukkan rasa khawatir yang mendalam.

“Tenang, Putri Yuki. Kamu aman sekarang. Maafkan jika Aku harus membawamu dengan cara seperti ini, untuk sementara harap bertahan sebentar Putri, sampai Kita ditempat yang aman. Nanti Aku akan mencarikan Kereta kuda untuk Putri. Sekarang Kita sedang dalam perjalanan ke Argueda.” Panglima Arden kembali berkata “Pangeran Sera telah diberitahu tentang kehadiranmu, dan dia segera menuju perbatasan untuk menjemputmu.”

Yuki menelan ludah, merasa campur aduk antara lega dan khawatir. Dia ingat betapa menyedihkannya saat melihat Pangeran Riana dan Putri Marsha di taman. Rasa sakit itu kembali menyerang hatinya.

Panglima Arden merasakan ketegangan dalam diri Yuki dan berusaha mengalihkan perhatian.

“Setelah sampai di perbatasan Argueda, Putri bisa beristirahat sejenak. Pangeran Sera akan memastikan semuanya baik-baik saja.”

Yuki mengangguk, mencoba menenangkan dirinya. Dia tahu tidak ada pilihan lain, dan saat ini, pergi ke Argueda adalah pilihan yang terbaik.

1
Efrianto
Thor, babnya knp terasa pendek. Aku baca sampai sini dlu ya, entar aku lanjutin. Semangat💪🏻💪🏻
Efrianto
Aku mampir thor, maaf ngk bisa kasih Vote. Karena Vote lagi kosong, aku hanya bisa kasih like. Komen, bunga dan iklan. Tapi sebelum itu, saya mau bilang kalau terdapat banyak sekali penulisan yang salah dan juga menempatan tanda baca yang keliru. Tapi tetap semangat Thor💪🏻menulis tidak mudah, semua orang tanpa terkecuali memulai dari awal. Tetap Update rutin...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!