Roxana, sudah 8 kali dia mati dan ini adalah kehidupannya yang ke-9.
Setiap hidupnya dia pasti merasuki tubuh seorang wanita dengan berbagai posisi dan karakter. Tapi nahasnya setiap usianya mencapai 25 tahun pasti dia mati.
Pada kehidupannya kali ini pun sama, tapi kali ini dia hidup di tubuh seorang ibu yang sangat ditakuti. Bukan karena wajahnya tapi perangai dan sikapnya.
Akankan ia lagi-lagi harus mati saat usianya mencapai 25 tahun?
Atau dia akan menggunakan semua kemampuan yang pernah ia miliki untuk bisa bertahan hidup lama kali ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Duke Utara 34
Semua bersorak senang atas bangunnya Roxane. Melba dan Sonya bahkan sampai menangis terisak-isak. Dan Leoric sudah tidak lagi peduli dengan rencana Roxane yang berpura-pura kalah dnegan batu sihir hitam yang dikirimkan Melanie.
" Aku tidak ingin lagi melihat,u ditindas oleh wanita itu meskipun hanya pura-pura. Lagian kaisar bangsat itu tetap akan melancarkan perang terhadap kita."
" Ya? Apa maksudmu Leo?"
Leoric mengibaskan tangannya sembari melirik ke arah Melba, sebagai tanda untuk untuk pengasuh Lili itu membawa keluar Lilian. Melba jelas cepat tanggap, dia segera membawa Lilian untuk meninggalkan kamar. Anak sekecil Lili todak boleh mendengar hal yang akan mereka bahas.
" Dame Rose, kemari lah. Katakan apa yang kau dengar kepada istriku."
" Baik Paduka."
Dame Rose kemudian menceritakan segala hal yang dia ketahui. Tentang rencana Kaisar dan juga tentang pemanggilan Pendeta Agung Arhen. Pendeta Agung Arhen jelas akan memihak Kaisar Rowan bagaimanapun. Pasalnya Arhen mendapat gelar itu juga karena kaisar sehingga dia pasti akan menyanggupi segala hal yang diinginkan Kaisar.
" Woaah dia benar-benar sudah gila!"
" Memang benar, dan sekarang sekutunya sedang ada di rumah ini. Ayah dari Melanie yakni Marquis Osgar Ethelwyn. Dia sepertinya diperintahkan oleh Kaisar untuk menyelidiki kita terutama kamu, istriku."
" Apa terkait tentang batu sihir itu?"
Leoric langsung mengangguk cepat. Entah apa yang dipikirkan oleh Kaisar Rowan, mungkin otaknya sudah rusak sehingga dengan berani membuat keputusan demikian. Dia benar-benar lupa akan janji masa lalu tentang perdamaian yang harus terjadi antara 3 keluarga besar.
" Lalu apa yang akan kita lakukan Leo?"
" Apalagi, ya melawan. Dia minta perang ya kita berikan. Aku tentu tidak akan mengirim Lilian hanya ke dalam lingkungan orang-orang licik tak punya otak itu."
Roxane setuju. Andaikan pun Lilian dibawa kesana, maka tetap saja Kaisar brengsek itu akan mencari cara lain untuk mencetuskan perang.
Pada dasarnya Kaisar memang menginginkan itu. Dia ingin menghapus keberadaan Carrington dan Flandria agar dirinya bisa berkuasa dengan mutlak dan bisa melakukan segala hal.
" Baiklah, mari kita persiapkan dengan sangat baik. Mari kita lindungi rumah kita."
Roxane sungguh bertekad. Dia kali ini tidak lagi takut akan kematian. Ada orang-orang yang berharga baginya yang harus ia lindungi. Orang-orang yang ia cintai dan juga mencintainya.
Seandainya pun ia mati di usia yang masih muda, maka dia tidak akan menyesal. Karena di kehidupannya kali ini dia mendapatkan banyak cinta yang tidak pernah ia dapatkan di kehidupan sebelumnya.
Kesembuhan Roxane seketika itu juga diketahui oleh semua warga Kastel Alburs. Termasuk Melani dan Marquis Osgar Ethelwyn. Hal tersebut membuat Marquis Osgar tampak tidak tenang. Dia mau tidak mau harus segera mengabarkannya kepada Kaisar. Namun di sisi lain Marquis Osgar takut, kata-kata Kaisar ,asih teringat jelas di kepalanya.
Jika rencana ini gagal maka Melanie akan dibuang, dan tidak menutup kemungkinan bahwa dirinya pun sama.
" Kenapa Ayah masih diam saja. Kenap tidak segera mengirim pesan kepada Baginda."
" Dasar anak bodoh! Kau tahu apa konsekuensinya jika kita memberitahu Baginda atas kegagalan kita?"
Melanie menatap ayahnya dengan tatapan bodoh, ya wanita itu memang tidak tahu menahu tentang politik. Kebanyakan wanita bangsawan todak ikut terlibat dalam politik. Mereka hanya pelaku sosialita, dan juga perkumpulan bangsawan. Mengadakan pesta teh, membuat salon ( salon disini maksudnya perkumpulan) dan berfoya-foya. Sedikit sekali wanita bangsawan yang bekerja, karena terkadang bekerjanya wanita bangsawan dianggap tidak anggun.
Wanita dalam masa itu tak lebihnya sebagai hiasan dan juga alat untuk melanjutkan keturunan. Bahkan bagi wanita, belajar adalah hal yang tidak boleh dilakukan. Mereka jika sudah cukup umur maka akan dilempar ke pasar pernikahan. Maka dari itu sangat wajar jika Melanie sungguh tidak mengerti apa-apa.
" Huh, kenapa aku punya anak hanya perempuan saja. Sungguh membuat pusing. Ingat Melanie, kita sudah gagal. Maka kita akan dibuang oleh Baginda. Sebaiknya kita diam saja dan tidak perlu mengirim pesan kepada Baginda. Dan muali sekarang kamu bersiaplah. Kita akan pergi."
" Pergi? Pergi kemana? Aku tidak mau ayah."
" Jika kau masih ingin hidup, maka ikutilah ayahmu ini."
Gluph!
TBC
.