Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Al pun lalu memeriksa denyut nadi tuan Fuad terbaring di sofa. Sedangkan Rasyid menyuruh sekretarisnya untuk mengambil air hangat untuk papinya.
" Bagaimana Al?" kata Rasyid khawatir.
" Papi baik baik saja, dia hanya shock. Tolong ambilkan air putih" kata Al
" Ini tuan," kata sekertaris Rasyid. Cepat mendekati Al. Memberikan segelas air putih. Al langsung menerimanya, sembari memijat titik meridian untuk menyadarkan tuan Fuad.
Tak lama tuan Fuad pun sadarkan diri. Dan menatap menantu serta anaknya yang terlihat khawatir padanya.
" Papi sadar, ini minum dulu," kata Al yang mendekatkan gelas ke bibir tuan Fuad. Sedangkan Rasyid membantu papinya untuk duduk di sofa.
Tuan Fuad pun meminum air putih itu sampai habis. Lalu bersandar dengan tenang Membuat Rasyid ikut duduk di samping kanan tuan Fuad.
" Maafkan Rasyid pi," kata Rasyid merasa bersalah. Karna sudah membuat papinya itu terkejut dan sekarat.
" Huh...." tuan Fuad menarik nafas dalamnya. Sembari memejamkan matanya.
Sedangkan Al duduk diam disamping kiri tuan Fuad. Dan melepas tangannya. Karna mertuanya sudah sadar dan baik baik saja.
" Apa kau ingin papi cepat mati Syid, Mulai sekarang kau tidak boleh lagi ikut campur mengurus rumah sakit. Fokus saja pada perusahaan ini. Biar Al dan Bee yang mengurusnya. Karna sudah saatnya Bee turun tangan," kata tuan Fuad. Karna tuan Fuad membuat rumah sakit itu memang untuk Bee dari sejak awal, karna Rasyid akan mengurus perusahaannya.
" Ya pi," kata Rasyid menunduk.
" Al pulanglah nak, papi baik baik saja," kata tuan Fuad merangkul bahu Al.
" Ya pi," kata Al beranjak dari sofa. Sembari melirik Rasyid. Al pulang kak," kata Al pamit, karna masih menghormati kakak iparnya itu.
" Hmm," dehem Rasyid.
Al pun mengangguk pada Lim yang berdiri di depan pintu. Lalu menatap tuan Fuad yang langsung mengangguk kepala padanya. Dan Al pun melangkah keluar. Meninggalkan. ruangan tuan Fuad dan menghilang di balik pintu. Sehingga sekertaris Rasyid cepat menutup pintu. Agar masalah itu tidak di ketahui para karyawan.
" Mana Ben nak, suruh dia mengurus berkas untuk penyerahan surat kuasa," kata tuan Fuad menoleh pada Rasyid.
" Ben sedang ke Paris pi, besok dia akan kembali," kata Rasyid.
" Baik, kembali lah keruangan mu. Jangan lagi membuat ulah pada Al dan Bee. Atau namamu papi coret dari ahli waris papi," kata tuan Fuad mengancam.
" Pi...!!" kata Rasyid kaget.
" Urusan ini belum selesai Syid, akan ada dampak yang terjadi karna ulah mu. Karna mereka pasti tidak akan mau kalah begitu saja," kata tuan Fuad. Menduga kearah mana kasus menantunya itu akan berjalan.
" Rasyid akan menanganinya pi," kata Rasyid.
" Selesaikan itu secepatnya!! Jangan ada masalah di kemudian hari," kata tuan Fuad
" Baik pi," kata Rasyid beranjak dari tempat duduknya. Lalu menuju pintu keluar.
Sedangkan tuan Rasyid menghela nafas panjang. Sambil merogoh benda pipih di saku jasnya. Dan menelpon Ali juga Arkan.
Sedangkan Al dalam perjalanan pulang menuju rumah. Namun ketika mobil berada di persimpangan jalan raya. Tiba tiba...
Brak ....
" Tuan, pegangan," teriak Lim kaget. Ketika sebuah mobil besar menabrak mereka. Lim pun langsung membawa mobil mereka ke pinggir jalan. Karna ia masih bisa mengendalikan mobil. Hingga setelah merapat ke pinggir jalan Lim cepat keluar. Begitu juga dengan Al. Namun dari arah berlawanan. Sebuah mobil hitam berhenti.
" Cepat tangkap mereka," perintah seorang pria. Hingga beberapa orang pria berpakaian hitam yang memakai masker menangkap Al dan Lim. Al tidak tinggal hanya diam ia memberikan perlawanan pada para pria itu.
" Bug...bug...prak.
" Lim cepat pergi..!!" kata Al pada Lim
" Tapi tuan," kata Lim yang terdesak. Karna mereka mempunyai ilmu bela diri yang tangguh.
" Mereka mengincar ku, cepat segera cari bantuan," kata Al sambil menangkis serangan lawan.
Lim pun ingin pergi dan Al menghadapi 6 pria itu dengan sekuat tenaganya. Karna ia tahu, mereka tidak akan berani membunuhnya Karna dirinya lah si pemilik obat
" Tuan" kata Lim mengurungkan niatnya. Saat melihat Al kewalahan.
"Cepat pergi ini perintah!!" kata Al yang mulai mundur dan terdesak. Karna tidak ingin Lim jadi kelemahannya. Hingga Lim pun pergi menjauh.
" Sial " batin Al. saat dirinya mulai kewalahan dan para pria itu langsung mengepungnya.
" Tangkap dia..., jangan sampai lolos," kata seorang pria yang turun dari mobil. Dan Al pun tertangkap. Hingga mereka pun dengan cepat mengikat Al.
" Ck ..siapa kalian?"kata Al yang sudah terikat
" Kau tidak perlu tahu tuan Al, ayo bawa dia menghadap bos," kata pria itu menatap Al dengan sinis. Membuat Al menatap tajam pria bermasker itu.
Di sisi lain Bee merasa gelisah. Saat selesai mandi dan berpakaian. Karna tiba tiba saja ia kepikiran dengan Al suaminya. Karena perasaannya tidak enak semenjak masuk ke dalam rumah.
" Ya Tuhan, ada apa ini," kata Bee. Duduk di sisi tempat tidur merasakan detakan jantungnya.
" Mudah mudahan tidak terjadi apa apa dengan Al di jalan," kata Bee yang pulang di antar Juan. Pengawal barunya.
Tidak lama pintu kamar Bee terbuka. Dan senyum manis Albi mengembang saat melihat maminya sudah dikamar.
" Mami sudah pulang, hore...papi mana mi?" kata Albi menghampiri Bee. Dan Bee pun meraih tubuh mungil Albi. Lalu mengangkat dan menciumnya ke pangkuannya.
" Papi belum pulang, mungkin sebentar lagi ," kata Bee. " Mana Brian dan Bian juga kak Ara?" tanya Bee
" Di kamar mereka masing masing, Ade tadi dapat nilai A+ mi. Ade mau jadi dokter, kalo sudah besar nanti, seperti papi dan mami " kata Albi dengan wajah imutnya.
" Ya sayang, ayo kita keruang tengah," kata Bee menurunkan Albi. Karena Bee tidak terlalu kuat mengendong Albi yang tubuhnya semakin tinggi dan mulai berisi. Apalagi tenaganya terkuras setelah bekerja seharian
" Ok...ayo kita makan makan mi, tadi bibi dan mba membuat salad buah dan puding untuk semua orang," kata Albi tersenyum.
" Ya sayang," kata Bee kembali mencium Albi dan mengusap kepala Albi pelan. Lalu Bee beranjak sambil mengandeng tangan Albi menuju ruang tengah.
Disisi lain, Lim tertatih tatih menuju rumah tuan Fuad. Menemui Ali dan Juan. Hingga membuat kedua sangat kaget. Saat tahu Al di culik. Karna Lim sempat bersembunyi dan merekam aksi para penjahat itu.
" Kita harus menyelamatkan tuan muda, dan melaporkan ini, kepada tuan besar dan juga tuan Rasyid," kata Ali
" Tuan besar saja paman, saya takut tuan Rasyid terlibat" kata Lim.
" Terlibat apa !!" kata Ali kaget. Menatap Lim penuh selidik.
Lim diam sejenak. Lalu menceritakan apa yang terjadi. Karna Lim mendengar semua pertengkaran itu. Saat dirinya menunggu Al di depan pintu ruangan Rasyid. Sampai tuan Fuad jatuh pingsan.
" Astaga, pantas saja tuan memintaku untuk mengurus surat kuasa," kata Ali mengepalkan tangannya.
" Ayo masuk, kita bahas ini," kata Ali yang baru tahu apa yang terjadi. Lalu ketiganya masuk ke markas belakang. Sebelum tuan besar mereka pulang. Untuk mempersiapkan rencana pencarian.
Dan saat menjelang magrib. Ketika tuan Fuad sudah pulang. Ali langsung menemui tuan besarnya itu. Lalu berbisik pelan pada tuan Fuad. Karna tidak ingin nyonyanya tahu.
" Apa....ini sudah kuduga. Cepat cari Al kerahkan semua orang," kata tuan Fuad murka. Saat tahu dampak dari kerjasama Rasyid dengan para mafia.
" Baik tuan," kata Ali. Bergegas pergi membuat nyonya Aisyah yang mendengarnya,cepat menghampiri suaminya itu.
" Ada masalah apa sayang?" kata mami Aisyah.
" Al di culik mi," kata tuan Fuad.
" Astagfirullah Al adzim" mami Aisyah menutup mulutnya. Karna hampir saja ia berteriak karna terkejut.
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al