Dira Amara adalah seorang mahasiswi berusia 21 tahun yang penuh ambisi, cerdas, dan selalu berusaha keras untuk mencapai tujuannya. Ia tumbuh dalam keluarga miskin di sebuah kampung kecil, di mana kehidupan yang serba kekurangan membuatnya terbiasa untuk bekerja keras demi mencapai apa yang diinginkan. Ayahnya, seorang buruh pabrik yang selalu bekerja lembur, dan ibunya, seorang penjual makanan keliling, berjuang keras untuk menyekolahkan Dira hingga kuliah.
Suatu ketika, hidup Dira berubah drastis saat ayahnya terjerat utang kepada organisasi mafia yang dipimpin oleh Rafael. Tanpa pilihan lain, Dira dipaksa untuk berhadapan langsung dengan Rafael, pemimpin mafia yang terkenal kejam. Sebagai perempuan muda yang tidak berdaya, Dira harus menghadapi situasi yang tak pernah dia bayangkan, tetapi dia tetap berusaha bertahan dengan kebijaksanaan dan keberanian yang dimilikinya.
Namun, hatinya mulai terikat dengan sosok Rafael yang tidak hanya kejam, te
bagaimana kelanjutannya yuks lnjt 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hayda Pardede, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kekawatiran Rafael
Seminggu setelah Rafael dan Dira menjalani sudah seperti rumah tangga yang lain tetapi itu hanya pemikiran Rafael tetapi Dira itu membuatnya kesal dan jengkel karena hanya dia yang habis di kerjai Rafael.
Hari ini Rafael dan Fredi akan pergi melakukan transaksi senjata seperti yang sudah di katakan Fredi kemarin pada Rafael dan hari ini tiba waktunya mereka berangkat
Rafael sedikit membuat drama pagi ini
"kau tidak mau mengatakan sesuatu pada suami mu ini"
Baiklah katakan saja asal yang penting si gila ini pergi aku bisa bebas nanti,pikir Dira
"hati-hati di jalan suamiku"
Dira berharap Rafael sudah langsung menuju mobil tapi ternyata dugaannya salah,Rafael malah mendekat kepadanya
"apa cuma itu yang bisa kau katakan saat suamimu ingin pergi bekerja"
Pikiran Dira sedikit nakal
Dia langsung memegang wajah Rafael dan menciumnya
"hati-hati di jalan suamiku, cepatlah pulang aku akan merindukan mu"
Senyum Rafael langsung melebar tapi dia langsung mengalihkan nya dengan menuduh Dira
"huhhh baiklah,dasar mengambil kesempatan dalam kesempitan" tapi tidak bisa dipungkiri hati Rafael saat ini sudah sangat senang dia bahkan sudah tidak rela meninggalkan Dira jika saja Fredi bisa menghandlenya sendiri dia pasti akan membiarkan itu
Fredi membukakan pintu mobil untuk Rafael dan membungkuk saat melihat Dira
" kita pamit Nona"
Pergilah aku sudah ingin bebas seperti biasanya tanpa adanya ganguan dari tuan mu yang seenaknya itu
Dira memang terlihat lemah tapi untuk adu mulut dia selalu punya seribu kata-kata untuk melawan tapi itu kadang tidak berlaku untuk Rafael yang selalu berkuasa
"suruh pengawal dan siapkan pengawal bayangan untuk menjaga ,dia sangat ceroboh bisa saja dia nanti dia tidak bisa menjaga dirinya"
"Baik tuan".
Dira kemudian melakukan kembali aktivitasnya bersama Berlin untuk kuliah dan bekerja,Dira selalu menolak supir yang disiapkan Rafael dengan alasan itu membuatnya kurang nyaman karena terlalu mencolok dari penampilan yang biasanya
tapi Rio selalu memanfaatkan situasi dia bahkan selalu memaksa untuk mengantar mereka berdua ke tempat kerja meskipun Dira menolak tapi Rio akan memaksanya hingga Dira merasa tidak enak dan menuruti nya
Rio berjalan dengan Dira di lorong kampus hiruk pikuk mahasiswa di universitas ternama itu karena sebentar lagi akan menuju ujian akhir semester banyak mahasiswa yang merasa takut dan banyak juga yang merasa itu hak biasa
Rio kembali membuka obrolan
"oh iya dir kamu akan tetap bekerja ya?"
"pertanyaan macam apa itu Rio kalau aku tidak bekerja aku mau dapat uang tambahan"
berusaha menutupi statusnya
"bukan gitu maksud aku kan kita Minggu ini ada di Minggu tenang menuju UAS apa kamu tidak ingin beristirahat juga"
"nggak Rio aku akan tetap bekerja orang tua ku masih membutuhkan banyak uang"
seru Dira berpura -pura sedih untuk menutupi rasa penasarannya Rio kepadanya
"baiklah kali gitu yaudh nanti aku antar ya sama Berlin seperti biasa"
"apa aku selalu merepotkan mu Rio?"
"tidak ,aku malah senang jika seperti ini aku bisa kamu repotkan jika kamu butuh segera hubungi aku"
"baiklah".
Dari ujung lorong sedang melihat Dira dan Rio dia makin kesal selama ini dia selalu mengincar Rio tapi yang dia dapat hanya sikap acuh tak dari Rio tapi saat melihat Rio bersama Dira itu seperti Rio yang dia kenal itu yang membuat dia marah dan selalu ingin membeli Dira
"sepertinya gadis miskin itu belom takut dengan peringatan ku dia harus diberi pelajaran" Clara berbicara kepada gengnya
"mungkin harus main kasar dulu baru dia ngerti Ra"haha Rachel memprovokasi Clara
"sepertinya begitu, setelah UAS selesai gua mau kita habisi dia itu akibatnya karena dia sudah melanggar perintah Clara" ucap Clara dengan mantap berlagak sok pemimpin padahal hanya bisa menindas orang yang tidak bersalah.
UAS telah tiba banyak mahasiswa yang merasa tidak tenang akan memikirkan hasilnya banyak juga mahasiswa yang hanya berharap pada yang di atas saja jawaban legend yang selalu di pakai mahasiswa dan juga banyak mahasiswa yang sudah memikirkan akan pulang kampung,
lain dengan Dira saat ini sudah beberapa hari kepergian Rafael untuk menjalankan misi rahasia disisi lain Dira merasa Sangat senang karena dia bebas melakukan apa-apa tapi sedikit hatinya merasa kosong seperti nya dia rindu dengan kehadiran Rafael dia merasa sepi karena tidak ada yang mengganggunya.
Dia kerja apa sih kok gak pernah aktif saking sibuknya apa gak boleh megang hp ya huhh
duh kenapa aku jadi seperti ini sih kan harusnya aku senang dia pergi lama
Dasar hati lembek,kenapa aku gak coba aja lebih dekat dengan Rio kalau sudah saatnya tiba Rafael menceraikan ku setidaknya nanti aku masih punya teman seperti nya aku harus menjalin hubungan baik dengan Rio dia juga keliatan tulus berteman denganku, Dira
"ada apa nih kok keliatan murung gitu ada apasih" Berlin berkata sambil melihat perubahan wajah Dira yang sudah tidak mood dari kemarin
"Ber kalo menurut mu aku berteman baik dengan Dira apa tuan Rafael nanti akan marah" pertanyaan konyol yang dikatakan Dira dia tidak berpikir bagaimana jika nanti suaminya murka tapi disisi lain mengingat perjanjian mereka yang pernikahan hanya seumur jagung tidak ada salahnya Dira berteman baik dengan lelaki lain ,tapi kenapa harus Rio dia tidak Dira berurusan dengan para nenek lampir pengagum Rio
"tidak masalah menurutku tapi kalo bisa cari saja yang lain saja ,oh iya apa kamu masih berniat kabur lagi?"
mengingat apa yang diceritakan Dira kemarin sepertinya itu akan kembali dia lakukan
"entahlah Ber aku juga bingung bagaimana nanti kalo dia melakukan hal nekat aku sebaiknya aku ikuti saja sampai perjanjian itu selesai"
"aku percaya kamu ,ini hari terakhir kita UAS apa kamu tidak ingin kita sedikit merayakan nya"
Tiba-tiba Rio datang dengan gaya khas nya yang membuat para wanita kampus tergila-gila tapi hanya Dira yang bisa dia lihat
"Hay lagi ngomongin apa nih keknya seru banget"
"haha gpp Rio,kita cuma lagi ngerencanai Makan bareng nanti setelah UAS selesai Rio mau ikut gak
"wah keknya seru tuh,oh iya Dira nanti ada yang mau aku bilang sama kamu ya"
"sepertinya gua bakalan jadi nyamuk nih gak seru ihh" berlin berpura pura ngambek
"Ih jangan gitu apa yuk masuk bentar lagi ujian mulai nih Rio duluan ya"
"okee Dira"
Rafael sudah hampir seminggu di kota tersembunyi di China untuk menjalankan misinya selama disana dia selalu memikirkan Dira ,apa saja yang sedang dia lakukan dia ingin sekali untuk mengobrol dengan Dira tetapi dia tidak boleh menyalakan ponsel supaya mereka tidak boleh dilacak oleh musuh
hari semua masalah sesuai dengan perkiraan semuanya akan beres dia akan segera pulang tapi saat yang tidak terduga di perjalanan kapal yang mereka tumpangi di serang oleh musuh dari kota Burr dia adalah andrico musuh bebuyutan Rafael di dunia bawah.
misi Rafael kali ini terendus oleh andrico setelah mengetahuinya dia tidak ingin misi Rafael kali ini selesai dia sudah tidak mau kalah telak seperti sebelumnya saat pertarungan terakhir mereka
"maaf tuan seperti hari ini belum selesai markas di serang oleh andrico"bagas
"sial selalu saja rubah sialan itu mengacaukan segalanya" mata Rafael bahkan sudah memerah dia sudah terlalu memikirkan Dira ditambah lagi andrico yang menghancurkan semuanya membuat Rafael marah
"sepertinya kali ini ada penyusup tuan"
"kurang ajar siapkan saja semuanya "urat Rafael sudah sangat terlihat menunjukkan bahwa kali ini dia sudah sangat marah
"baik tuan"