Fardhana eka yudistira 18 tahun yg baru akan naik ke kelas 12, putra seorang pengusaha properti terbesar di asia... diungsikan orang tuanya ke rumah neneknya di sebuah desa
di jawa karena kenakalanya yang sering menghambur hamburkan uang di club malam dan balapan liar. orang tuanya begitu khawatir dengan pergaulan fardhan yang semakin menjadi jadi.
Lovina andreani 18 tahun putri seorang guru SD . Dia tinggal bertiga bersama nenek dari ayahnya. Ayahnya meninggal saat lovina berusia 15 tahun.... dia seorang siswi di sekolah menengah atas didaerahnya, sepulang sekolah dia bekerja membantu pamannya adik dari ayahnya di toko alat alat tulis dan fotokopi.
lovina dan fardhana bertemu dalam suatu insiden yang membuat mereka semakin dekat, mereka harus memilih antara persahabatan atau percintaan..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. Mia. t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TEMAN BARU
" Kenapa motormu, " Fardhan menoleh kesamping.
" Mogok " Lovi menarik nafas panjang, kenapa setiap ketemu dengan Fardhan selalu saja dalam keadaan yang tidak menyenangkan.
" Berhentilah diwarung depan, yang tutup itu, " ucap novi sambil menunjuk sebuah warung makan yang tertutup. Fardhan mengangguk dan berjalan menuju warung itu, Karena Fardhan masih awam dengan daerah ini, jadi Fardhan menurut, ia memarkirkan sepedahnya di depan warung.
Sebenarnya Fardhan bisa memperbaiki motornya sendiri, karena sebagai anak motor diharuskan mengerti tentang mesin motor, hanya saja saat dia membuka jok motor tak ada alat alatnya, mungkin kakeknya lupa memasukkan lagi saat kemarin memeriksa motor nya.
" Bengkel masih agak jauh, ada didesa magersari " kata Lovi.
" Aku akan hubungi Raka, maaf kali ini aku Gak bisa bantu, " ucap lovi yang hendak mengambil ponsel di tasnya ".
" Apa dimotormu ada peralatan yang bisa digunakan untuk memperbaiki motor ? " tanya fardhan.
" Ada kayaknya, emang kamu bisa benerin motor? " tanya Lovi.
" Jangan meremehkan ku, " tatap tajam Fardhan ke arah Lobi.
" He... he... he... bercanda, jadi gak perlu hubungi raka nih ?".
" Gak usah " jawab Fardhan, meminta kunci motor Lovi dan membuka jok motornya , dan mengambil alat alat yang ada di jok itu kemudian ia berjongkok disamping motornya dan mulai mengutak atik motornya. Lovina melihat tangan Fardhan yang cekatan saat memperbaiki motornya.
" Ternyata mahir juga dia " batin lovina.
" Apa ada yang bisa di bantu, "
" Duduk saja di bangku belakang dan saksikan kehebatan ku, " jawab Fardhan tanpa mengalihkan pandangannya.
" cih narsis " kata Lovina dan berjalan menuju bangku yang ada dibelakang fardhan.
" Apa aku telponkan Raka ?.. dia juga bisa benerin motor, " kata lovi lagi, Fardhan tak menjawab, Lovina terus memperhatikan Fardhan yang sibuk membongkar mesin motornya.
Tiba - tiba ponsel di dalam tas fardhan berdering.
" Ponselmu bunyi " ucap Lovi.
" Tolong ambilkan, " Lovina menghela nafas berat dan mengambil ponsel yang ada di dalam tas fardhan, dan dia melihat nama Kakek di ponsel Fardhan.
" Kakek " kata lovi dan menyodorkan ponselnya ke Fardhan
" Tolong terima, tanganku kotor, " Lovi langsung menekan tombol hijau dan meletakkan di telinga Fardhan, Fardhan reflek menoleh.
" Jawab sendiri, " Lovi jongkok di samping Fardhan dan memegangi ponsel yang menempel di telinga Fardhan, ada desiran aneh di hati Fardhan saat kulit jari Lovina menyentuh kulit pipinya, ia menatap lovina sejenak lalu menjawab suara yang ada di ujung sana.
" Iya kek... "
......
" Motornya mogok kek. "
.......
Fardhan menengok ke belakang ke arah warung yang tertutup.
" Di warung mak rumiati kek, " jawab Fardhan setelah membaca nama warungnya.
....
" Tidak usah kek, ini sudah diperbaiki Fardan sendiri kek, "
......
" Pinjam punya Lovina kek. " Ia melihat ke arah Lovina yang masih setia disampingnya sambil memegangi ponselnya. Fardhan tersenyum ke arah Lovina dan mengedipkan matanya. Lovina langsung aja mengarahkan kepalan tangannya ke arah Fardhan.
" Dasar playboy cap musang " ucap pelan lovina yang diikuti kekehan pelan dari Fardhan.
.......
" Iya kek, nanti Fardan hubungi lagi. "
" Sudah ? " tanya Lovi dan di angguki Fardhan.
" Apa masih lama? " tanya lovi dan beranjak kebelakang dan duduk lagi di bangku panjang.
" Sebentar lagi, apa kamu buru - buru? "
" Tidak " setelah itu suasana menjadi hening, Lovina terus melihat punggung Fardhan, ia tersenyum saat melihat Fardan mengusap dahinya yang berkeringat .
" keren nyaaa... " batinnya
" Haiss nih otak agak sakit kali, "
Lima belas menit kemudian, Fardhan bernafas lega, ia berdiri dan mencoba menyalakan motornya.
" Akhirnya... " katanya setelah motornya hidup.
" Wah...hebat " kata lovi sambil bertepuk tangan, Fardhan membusungkan dadanya dan tersenyum bangga.
" Cihh sombong nya, " ia mengeluarkan botol minumnya dan tissu basah dari dalam tasnya.
" Kemari !! bersihkan tanganmu " panggil Lovina.
" Sebentar , aku bereskan dulu, " Fardan bergegas membereskan peralatannya dan meletakkan kembali ke jok motornya lovi. Kemudian ia menghampiri Lovina dan mengulurkan tangannya , dan langsung di guyur Lovi dengan air yang ada di botol kemudian menyerahkan tissu ke Fardhan.
" Terimakasih "
mereka berdua duduk berdampingan dibangku panjang yang ada di depan warung.
" Apa warung ini gak jualan dari kapan hari aku lewat selalu tertutup? " tanya Fardan.
" Jualan, saat ini tutup karna mak rum pergi kerumah anaknya yang sedang melahirkan. " jawab Lovina.
" Ooooo.. "
" By the way, terimakasih untuk hari ini dan kemarin, " ucap Fardhana.
" Hemm... " jawab lovina sambil menegak air dari botolnya. Fardan menoleh dan langsung merebut botol yang sudah menempel di bibir Lovina.
" Damn it.... " Lovina mengumpat saat ia terkejut setelah botolnya direbut paksa oleh pria disampingnya, dan sebagian air mengenai bajunya.
" Apa yang kau lakukan " kata Lovina dengan nada tinggi.
" Aku haus, " jawabnya santai
" Kan bisa minta baik baik, lagian itu juga bekas aku, "
" Gak apa.. rasanya tambah manis kayak kamu " Lovina memukul bahu Fardan yang sedang minum air dari botolnya, sehingga Fardan tersedak dan batuk batuk.
uhuk.... uhuk.... uhuk...
" Bisa lembut sedikit nggak mukulnya, "
" Enggak " sahut Lovi ketus.
" Sekarang ganti " kata Lovi sambil mengulurkan tanganya.
" Apanya...?? "
" Minumnya!! "
" Pelit amat.... amat saja gak pelit " .
" Bodo' " suasana kembali hening.
" Oh iya kamu belajar beladiri di mana , kamu hebat bisa mengalahkan para preman sendirian. "
Lovina menarik nafas berat dan langsung tertunduk, terlihat gurat kesedihan diwajahnya, ia diam sejenak, Fardan memperhatikan wajah Lovi yang langsung berubah sedih.
" Sejak kecil Ayah ku mengajarkanku bela diri, ayah selalu bilang aku harus bisa menjaga diriku sendiri " ucapnya sendu, ada kerinduan dari ucapnya. Fardan tidak melanjutkan pertanyaan, belum saatnya dia mengetahui kehidupan Loviana, ia sadar diri karna dia masih baru mengenalnya.
" Maaf... apa kamu baik - baik saja? " Lovina tersenyum dan mengangkat kepalanya keatas dan menghela nafas panjang.
" Kenapa kamu pindah ke desa, bukannya dikota lebih nyaman dan pastinya pendidikan disana lebih maju, " Fardan tersenyum ia tahu lovina berusaha mengalihkan pembahasan tentang dirinya. Kalau Lovi tau gimana sekolah Fardan sebelumya pasti dia terkejut , sekolah bertaraf internasional, setiap ruangnya ber Ac, kantinya saja seperti restauran, menunya saja western.
" Papa bilang aku nakal, " jawab fardan sambil tertawa pelan.
" Kenakalan seperti apa? " tanya Lovina.
Fardan terdiam tak ada jawaban darinya.
" Apa kamu menghamili anak orang? " tanya Lovina sambil menatap curiga dan mengerutkan dahinya.
" Sembarangan... gini - gini si Joni masih orisinal " kata Fardan sambil melihat pahanya, Lovina langsung memukul bahunya.
" Mulut nya... " Fardan terbahak bahak, lovina bukan gadis yang lugu ia tahu apa yang dimaksud dengan kata 'Joni ' oleh Fardan.
" Sudah ayo kita balik, sudah hampir sore " ajak fardan, dan dia beranjak dari duduknya, ia melihat Lovina yang belum bangun dari duduknya.
" Kamu duluan aja, Aku mau langsung kerja "
" Kamu kerja? " tanya Fardhan dan diangguki Licin.
" Bantu - bantu pak de ( panggilan kakak laki laki dari ayahnya).
" Kerja Apa? " tanya Fardan kembali.
" Di toko fotocopy dan perlengkapan sekolah, lumayan buat Tambahan uang saku " kata lovi dengan senyumannya, ia beranjak dari bangku dan berjalan ke arah motornya.
" Toko yang ada didekat jalan raya itu " Lovi mengangguk.
Ternyata toko yang pernah didatangi oleh fardan dan faris kapan hari. tapi hari itu dia tidak melihat Lovi disana.
" Ya sudah sampai ketemu besok disekolah aku duluan. " kata lovi dan langsung melajukan motornya, ia melambaikan tangannya. Saat sampai dipertigaan Lovi membelokkan motornya ke arah kanan dan fardan berjalan lurus. Lovi melambaikan tanganya dan berteriak , " Sampai jumpa besok kawan " .
Fardan tersenyum dan membalas lambaian tangan Lovina dan fardan masih melihat kearah lovi yang semakin menjauh.
" Manisnya....temanku " ...