sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"
jangan dibawa serius plies 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 8
Setelah selesai makan malam, Reno menggenggam tangan Keira dengan lembut, membimbingnya keluar dari restoran menuju mobil. Sepanjang perjalanan, mereka berbincang ringan, tidak ada ketegangan atau pertengkaran seperti biasanya. Malam itu benar-benar terasa berbeda. Entah kenapa, Keira merasa ada sedikit harapan yang muncul di hatinya. Mungkin, Reno benar-benar akan berubah seperti yang dia katakan. Mungkin hubungan mereka bisa diperbaiki.
Sesampainya di apartemen Keira, Reno memarkir mobilnya dan membuka pintu untuk Keira, menunjukkan perhatian yang jarang sekali ia tunjukkan. “Kamu capek?” tanya Reno lembut saat mereka menaiki lift menuju lantai apartemen.
Keira menggeleng pelan, senyum tipis tersungging di bibirnya. “Nggak, nggak terlalu capek. Malam ini... aku senang, Ren,” katanya jujur.
“Aku juga senang, Ra,” balas Reno sambil merapatkan tubuhnya ke sisi Keira. Mereka berdiri di lift berdua, dikelilingi oleh keheningan yang terasa begitu intim. Reno menatap mata Keira, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir, Keira merasakan kembali perasaan yang dulu pernah mereka bagi. Sebuah perasaan hangat dan nyaman, seolah mereka adalah satu kesatuan.
Ketika pintu lift terbuka, Reno meraih tangan Keira dan menuntunnya keluar. Ia tidak terburu-buru, seolah ingin menikmati setiap detik kebersamaan mereka. Keira membuka pintu apartemennya, dan Reno mengikutinya masuk. Begitu pintu tertutup, Keira berbalik, menatap Reno dengan ragu.
“Aku... aku masih nggak percaya kalau ini nyata,” gumam Keira pelan.
Reno mendekat, tangannya yang hangat menyentuh pipi Keira dengan lembut. “Ini nyata, sayang,” bisiknya, menatap dalam ke matanya. “Aku di sini... buat kamu. Cuma buat kamu.”
Keira menelan ludah, hatinya berdegup kencang. Sentuhan Reno malam itu terasa berbeda lebih lembut, lebih perhatian, seolah ia ingin menunjukkan bahwa dirinya memang sungguh-sungguh. Perlahan, Reno meraih wajah Keira dan mendekatkan bibirnya. Keira menutup matanya, merasakan ciuman pertama mereka setelah sekian lama penuh dengan kehangatan dan kerinduan.
“Aku sayang kamu, Ra...” gumam Reno di sela-sela ciumannya. “Maafin aku...”
Keira membalas ciumannya dengan lembut, mengangguk pelan di antara setiap kecupan. “Aku tahu, Ren. Aku tahu...” bisiknya. Malam itu, kehangatan yang tercipta di antara mereka terasa begitu nyata, begitu penuh dengan perasaan. Mereka sama-sama merasakan bahwa kali ini berbeda.
Reno mendekap tubuh Keira erat, seolah tak ingin melepaskannya lagi. Dengan hati-hati, ia mengangkat tubuh Keira dan membawanya ke kamar. Keira mengalungkan lengannya di leher Reno, matanya menatap pria itu dengan penuh harapan.
Saat mereka tiba di kamar, Reno meletakkan Keira dengan lembut di atas kasur, tubuhnya menutupi tubuh Keira. Ia menatapnya dalam-dalam, bibirnya menyusuri setiap lekuk wajah wanita itu dengan penuh cinta. “Aku sayang kamu, Ra... maafin aku udah nyakitin kamu selama ini. Aku bener-bener pengen berubah...”
Keira terdiam, tangannya mengusap rambut Reno dengan lembut. “Aku percaya, Ren. Aku cuma pengen kamu jujur sama aku. Jangan bikin aku sakit lagi, ya?”
Reno mengangguk mantap. “Aku janji, Ra. Aku nggak akan pernah bikin kamu sakit lagi.”
Dengan Perlahan, Reno membuka pakaian Keira dan menyentuh seluruh tubuhnya. kali ini keira merasa menikmatinya, Sentuhan Reno membuatnya terbawa kedalam nafsu yang bergairah.
"ahh... " Desahan pelan menjadi keras saat Reno mulai melakukannya. "ahh.. Ren.. "
Malam itu, mereka meluapkan seluruh emosi dan perasaan mereka dalam satu momen yang intim. Ciuman Reno begitu lembut, sentuhannya penuh dengan kehangatan. Berbeda dari sebelumnya, malam itu bukan sekadar melampiaskan hasrat, tetapi lebih seperti penegasan tentang perasaan mereka. Reno mencintai Keira, dan Keira mencintai Reno, meski hubungan mereka penuh dengan luka dan kekecewaan.
Mereka menghabiskan malam itu bersama, tanpa kata-kata, hanya sentuhan dan pandangan yang berbicara. Setiap sentuhan terasa seolah Reno berusaha menebus semua kesalahan yang pernah ia buat. Keira memejamkan matanya, membiarkan dirinya tenggelam dalam momen itu, berharap bahwa ini bukan sekadar janji kosong.
“Ra... aku janji, aku nggak akan nyakitin kamu lagi,” bisik Reno saat mereka berbaring berdampingan, nafasnya terdengar berat namun penuh dengan kejujuran.
Keira tersenyum kecil, matanya berkaca-kaca. “Aku percaya, Ren. Aku harap... kali ini kamu beneran.”
“Aku serius, Ra,” jawab Reno, memeluk tubuh Keira erat. “Kamu adalah satu-satunya hal yang berharga buat aku. Aku nggak mau kehilangan kamu.”
Keira tidak menjawab. Ia hanya memejamkan matanya, membiarkan air matanya jatuh perlahan. Ia ingin percaya, ia sungguh ingin percaya bahwa kali ini Reno akan benar-benar berubah. Tapi di balik hatinya yang lelah, masih ada rasa takut takut bahwa semua ini hanya akan berulang kembali.
Namun, untuk malam itu, ia memilih untuk membiarkan dirinya menikmati kebahagiaan sementara yang Reno berikan. Mungkin, hanya mungkin, semuanya akan baik-baik saja mulai sekarang.
“Selamat malam, sayang...” bisik Reno sebelum akhirnya keduanya tertidur dalam pelukan yang hangat.