NovelToon NovelToon
PSIKIATER, PSIKOPAT Dan Pengkhianatan

PSIKIATER, PSIKOPAT Dan Pengkhianatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Persaingan Mafia / Psikopat itu cintaku
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Yurika23

Miko seorang Psikiater menangani seorang pasien wanita dengan gangguan mental depresi. Tetapi dibalik itu ternyata ada seorang Psikopat yang membuatnya menjadi depresi.

Ketika pasien tersebut ternyata bunuh diri, sang Psikopat justru mengejar Miko.

Hari-hari Miko menjadi berubah mencekam, karena ternyata psikopat tersebut menyukainya.

Setelah menghadapi si psikopat ternyata ada sisi lain dari pria ini.

Bagaimana Miko menghadapi hari selanjutnya dengan sang Psikopat?

Yuk simak kisahnya di cerita Othor. Ada beberapa plot twist-nya juga loh..yang bikin penasaran...

Jangan lupa dukungannya ya man teman...

Oiya, di cerita ini ada adegan mengerikan, ****** ****** dan kata2 'agak gimana yah'

Jadi buat dek adek yg rada bocil mending skip dulu yah....maap ya dek...

Mohon bijak dalam membaca...

*Salam hangat dari othor*

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24 - Ruang di belakang garasi

“Berjanjilah kau tetap tinggal disini. Tidak mengkhianati ku dan tidak ada satupun pria yang boleh menyentuhmu di luar sana”

“Ha?” alis Miko spontan mengerut. “Perjanjian macam apa itu?”

“Terserah! Yang jelas, aku mau kau mengikuti aturanku jika ingin kembali bekerja. Aku akan selalu mengawasimu. Kau adalah milikku sepenuhnya!”.

Miko mendelik memandang kesal kearah Morino.

“Ya, ya. Baiklah. Aku akan berjanji”

“Bagus. Gadis pintar. Kau akan tahu akibatnya jika berani melanggar janjimu” ancam Morino.

“Ya. Aku tahu!” jawab Miko ketus.

Morino yang menyelipkan rokok di bibirnya kemudian memandang rambut Miko yang sedikit kacau. Pria itu merapihkannya tanpa menatap mata wanita itu.

“Sekarang cepat bersihkan badanmu. Kita sarapan diluar” ucap pria itu kemudian keluar kamar.

* * *

Beberapa bulan berlalu,

Penyakit Morino lambat laun terlupakan dengan sendirinya. Obat yang diberikan Miko lumayan bisa membuatnya lebih tenang.

Sampai pada sidang berikutnya yang membuat Morino sedikit menguras pikiran dan tenaganya.

Sebuah kasus persidangan seorang pemuda pembunuh yang sangat dilindungi oleh keluarga besarnya. Ayahnya adalah seorang pejabat di pemerintahan. Mereka tidak ingin kasus anak mereka mencoreng reputasi Ayahnya.

Morino dibayar sangat tinggi oleh Ayah si pembunuh untuk bisa membebaskan putranya dari tuntutan peradilan.

Tapi yang mengganjal adalah pengakuan si pembunuh ternyata ia juga telah memperkosa gadis-gadis di bawah umur sebanyak lima sampai enam gadis. Juga keterlibatannya pada kasus narkoba yang ternyata sudah melilitnya selama setahun belakangan ini.

Morino tidak sanggup untuk membelanya karena kasus berlapis. Setidaknya ia bisa dijatuhi hukuman paling tidak lima belas sampai dua puluh tahun penjara, lebih ringan dari hukuman seumur hidup.

Dari kekalahan pembebasan putranya, sanga Ayah benar-benar kesal dan memaki-maki Morino di depan sidang.

Sang Ayah tersangka beberapa kali mengancam Morino dan menerornya dengan hal macam-macam yang mengerikan, membuat Morino terganggu.

Morino memang paling bencii seorang yang melecehkan anak-anak kecil. Hal itu seolah menguak masa kecilnya yang kelam. Akhirnya dengan keadaan itu, Morino sedikit tertekan.

Suatu siang si Ayah tersangka juga akan mengancam Morino dengan menyebut-nyebut Miko, dia akan membuat perhitungan dengan melakukan sesuatu yang keji terhadap Miko. Hal itu membuat Morino tidak bisa lagi menahan geramnya.

Morino pulang dengan gusar. Nafasnya tak beraturan. Obat yang sudah diminumnya beberapa jam yang lalu, seolah tidak membuahkan hasil, ia tetap gusar.

Tentu saja Morino menghubungi Miko yang tengah berada di rumah sakit. Tapi beberapa kali panggilan, Miko belum mengangkat teleponnya.

Akhirnya Miko balik menghubungi Morino.

“Maaf, aku sedikit sibuk. Beberapa pasien masih mengantri di ruang tunggu”

“Miko, aku sedang kacau. Jika kau sudah selesai, cepatlah pulang” suara Morino terdengar lemah, berat tapi sedikit lirih bergetar.

“Morino? Kau baik-baik saja?” tanya Miko mulai khawatir.

“Aku akan istirahat sebentar” ujar Morino kemudian mematikan sambungan telepon.

Miko mencoba meminta izin pada atasannya untuk keluar sebentar, alasannya adalah ingin menemui seseorang. Tetapi karena Miko baru saja masuk kerja dan hari itu pasiennya sangat banyak, jadi ia tidak mendapat izin.

Miko sangat khawatir dengan Morino. Ia tidak bisa fokus pada kerjaannya.

Waktu di hari itu bergulir agak terasa cepat. Karena kesibukan yang padat.

Pukul delapan malam, Miko baru selesai dengan pekerjaannya. Ia segera melajukan mobilnya menuju rumah Morino.

Di depan halaman rumah Morino tampak sepi. Ia tak menemukan siapapun disana, bahkan beberapa pelayan yang biasa terlihat disana, kali ini sama sekali tidak ada.

Miko mencoba menghubungi Morino. Tetapi ponsel Morino sedang tidak aktif.

Miko sedikit bingung dengan situasi itu. Ia melangkah ke dalam. Membuka pintu utama. Ia memanggil Morino, hingga ke lantai atas, tidak ada satupun manusia terlihat disana.

Akhirnya Miko keluar kembali ke teras. Tapi ia baru menyadari, ada sesuatu yang aneh di lantai bawah halaman rumah Morino.

Mata Miko memincing, lalu mencoba mendekati. “Ini, …”

“Ini, darah …” Miko tercekat melihat tetesan darah yang seolah membuat jejak ke suatu arah tertentu.

Miko menelusurinya. ‘Darah ini menuju garasi’

Miko melangkah hati-hati dan perlahan menuju ke sebuah garasi yang tertutup rolling dor. Tapi ada pintu kecil di sebelah kirinya. Garasi itu terletak agak di belakang rumah Morino.

Benar saja, jejak darah itu hilang dibalik pintu garasi yang tertutup. Miko buru-buru mengambil ponselnya lagi, barangkali Morino sudah mengaktifkan ponselnya.

Tetapi lagi-lagi ia tidak bisa menghubungi pria itu.

Dengan ketakutan berbaur dengan rasa penasaran yang tinggi, Miko memberanikan diri membuka handle pintu kecil di garasi. Ternyata pintu itu tidak terkunci.

Ia membukanya sangat perlahan. Kemudian mulai memasuki ruang garasi yang sedikit pengap. Disana agak gelap, tapi masih ada celah-celah cahaya yang masuk sedikit dari bias lampu luar, hingga Miko masih bisa melihat benda-benda yang ada disana.

Di ujung garasi, di pojokan, terdapat sebuah pintu lagi. Disana Miko mendengar suara agak berisik. Ada celah kotak kecil di bagian pintu tengah agak keatas. Persis seperti pintu ruang Operasi di rumah sakit. Hanya setinggi mata untuk memandang kedalam. Ada bias cahaya sedikit dari dalam sana. Namun kotak kecil di pintu ini terhalang, atau lebih tepatnya bisa ditutup dari dalam. Miko hanya bisa melihat celah kecil di kotak tersebut. Lalu jemarinya membuka sedikit celah kotak di pintu itu agar terlihat apa yang ada di dalam sana.

Tetapi sepertinya ia akan menyesal melihat apa yang ada di dalam ruangan sana. Setelah sebelumnya Miko membelalakan matanya penuh kengerian. Miko langsung membungkuk, telapak tangannya menutup mulutnya erat. Ia akan benar-benar muntah. Degup jantungnya berdegup secepat kuda pacuan. Tiba-tiba tubuhnya sedikit bergetar disertai keringat yang sudah mulai menjalar di pelipisnya. Ia mencoba menahan rasa mualnya.

Di dalam sana, Morino tengah ‘mengacak-acak’ tubuh seseorang. Darah bercecer di lantai ruangan. Yang membuat Miko tak sanggup melihatnya adalah, pria itu tengah memegang jantung yang masih segar dari dalam dada seseorang yang terbaring mengenaskan di dalam sana.

Miko yang berusaha menenangkan diri, mencoba bangkit dari membungkuknya. Tetapi, ternyata ….

Morino sudah berada tepat di depannya. Dengan sarung tangan karet yang bercecer darah.

Spontan Miko tercekat, tidak bergeming sedikitpun.

“Miko?! Apa yang kau lakukan disini?!” tanya Morino sedikit marah, seolah akan melahap tubuh Miko.

“A-a …” Suara Miko tak mau keluar. Ia benar-benar ketakutan layaknya berhadapan dengan pembunuh berdarah dingin yang siap akan memotong-motong tubuhnya.

“Naiklah ke kamarku. Tunggu aku disana!” perintah Morino.

“M-Mori-no, sebaiknya aku per-”

“Naik ke kamarku kubilang! Jangan membantah!” perintahnya lagi, kemudian ia kembali ke dalam ruangan itu.

Miko yang hampir tidak bisa bergerak, lemas. Memaksakan berjalan dengan kakinya. Ia bisa saja kabur membawa mobilnya pergi entah kemana saat itu juga. Tapi benaknya seolah mengingatkan tentang kejadian barusan. Bagaimana jika pria itu marah kemudian menemukannya, lalu ia menjadi korban seperti orang yang terbaring disana tadi.

1
🌸ReeN🌸
semoga cepat punya baby, langsung kembar kl bisa, biar rumah morino rame
🌸ReeN🌸
ngapain membunuh maaaassss..... mending cari yg baru 😆
Ummu Saif
eehhh jerico ganteng ternyata 😁
Ummu Saif
weehhh keren. supirnya
Ummu Saif
waaahh kl direkam miko seru nih...
🌸ReeN🌸
semoga morino cepat bebas... kasihan miko, pekerjaan nya jadi terbengkalai
🌸ReeN🌸
wk..wk ... pas liat mansion nya morgan yg pertama aku pikirin... ngepelnya cape banget ya.. he..he..., jiwa missqueen ku meronta ronta...😆😆😆
Yurika23: hee...
total 1 replies
🌸ReeN🌸
wwooowww... keren... keren..
🌸ReeN🌸
apa supir itu orangnya morino.... semoga aja, seru...seru.... ikut tegang
Rei Jaavu
done, Mangat thorr
Yurika23: siyap kak...makasih
total 1 replies
Ummu Saif
yaaahh miko kayak anabella jadinya
Yurika23: hee...beda dong kak....tak semudah itu Morino...eh ferguso
total 1 replies
Ummu Saif
rumah morino ga ada satpamnya kali
Ummu Saif: ga ada yg jagain
total 1 replies
Ummu Saif
yaaahh dikawinin si miko
🌸ReeN🌸
cerita bagus gini kok yg lai dikit bgt ya
🌸ReeN🌸: yang like dikit banget
total 1 replies
🌸ReeN🌸
sumpah ngeri bgt, takut miko diapa2in sam dexton, ternyata semua perempuan didekat morino pasti diambil sama dexton, teman makan teman namanya
Yurika23: pagar makan tanaman sekaligus buahnya ya kak...wkwkw...
total 1 replies
🌸ReeN🌸
untung ada kakek morino, semoga bisa jadi penolong morino
🌸ReeN🌸
apa dexton mau menjebak miko, kenapa seolah2 dexton mo deketin miko secara personal ya... sangat2 mencurigakan
🌸ReeN🌸
astaga... susah ternyata, miko gak punya bekingan yg kuat buat lawan asborn, polisi jg kayanya gak bisa diharapkan
Ummu Saif
yaaahh di ikutin juga si miko
🌸ReeN🌸
good miko, kamu hebat, aku juga mikir gitu, ayah helena sama dexter kerja sama buat jatohin morino
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!