NovelToon NovelToon
Terjerat DUDA Mafia

Terjerat DUDA Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: mommy JF

Prang!!!

Seeeeettt!!

Hujan deras menyelimuti malam ketika Hawa Harper mendapati sebuah mobil mewah terguling di jalan sepi. Di balik kaca pecah, ia melihat seorang pria terluka parah dan seorang anak kecil menangis ketakutan. Dengan jantung berdebar, Hawa mendekat.

“Jangan sentuh aku!” suara pria itu serak namun tajam, meski darah mengalir di wajahnya.

“Tuan, Anda butuh bantuan! Anak Anda—dia tidak akan selamat kalau kita menunggu!” Hawa bersikeras, melawan ketakutannya.

Pria itu tertawa kecil, penuh getir. “Kau pikir aku percaya pada orang asing? Kalau kau tahu siapa aku, kau pasti lari, bukan menolong.”

Tatapan Hawa ragu, namun ia tetap berdiri di sana. “Kalau aku lari, apa itu akan menyelamatkan nyawa anak Anda? Apa Anda tega melihat dia mati di sini?”

Ancaman kematian anaknya di depan mata membuat seorang mafia berdarah dingin, tak punya pilihan. Tapi keputusan menerima bantuan Hawa membuka pintu ke bahaya yang lebih besar.

Apakah Hawa akan marah saat tahu kebenarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Lamaran yang Mendebarkan

“Hawa, aku ingin kamu menjawab dengan jujur,” suara Harrison memecah keheningan pagi yang sejuk itu.

Mereka duduk di bangku taman belakang rumah keluarga Harper, hanya ditemani suara burung dan semilir angin. Wajah Hawa yang biasanya ceria kini sedikit pucat, matanya menghindari tatapan Harrison. Namun, pria itu tidak menyerah. Ia meraih tangan Hawa dengan lembut, menggenggamnya erat seperti ingin menyalurkan ketenangan melalui sentuhannya.

“Apa, Mas?” Hawa bertanya lirih, meski suaranya hampir tertelan oleh suara angin.

Harrison tersenyum kecil, menatap wajah Hawa yang begitu ia cintai. “Apa kamu benar-benar siap menjalani ini bersamaku? Aku tahu banyak hal yang terasa berat, dan mungkin ada ketakutan di dalam dirimu. Tapi aku ingin tahu apa yang kamu rasakan.”

Hawa terdiam, menundukkan kepala. Perasaan hangat menjalari hatinya mendengar perhatian Harrison, tetapi keraguan juga menggelayuti pikirannya. “Mas… semuanya terasa seperti mimpi. Aku takut bangun dan kehilangan semuanya.”

Harrison mengangkat dagu Hawa dengan lembut, memaksa wanita itu menatapnya. Matanya yang tajam namun penuh cinta bertemu dengan mata Hawa yang berkaca-kaca. “Hawa, aku tidak akan membiarkan kamu kehilangan apa pun. Aku di sini, di sisimu. Aku akan selalu ada untukmu. Bahkan jika dunia menentang, aku akan tetap memilihmu.”

Air mata menetes di pipi Hawa. Ia merasa hatinya tersentuh oleh kata-kata Harrison, tapi ia masih belum bisa menahan keraguannya. “Mas, aku takut kalau aku tidak bisa membahagiakanmu. Keluargamu… mereka sempurna, aku hanya seorang wanita biasa.”

Harrison tersenyum lembut, lalu mengusap pipi Hawa yang basah. “Kamu adalah segala yang aku butuhkan, Hawa. Aku tidak peduli dengan kesempurnaan. Aku hanya peduli pada kebahagiaan kita. Dan kebahagiaanku ada padamu.”

Kata-kata itu membuat Hawa terisak kecil. Ia merasa hatinya menghangat, seperti semua ketakutan perlahan mencair.

“Tapi, Mas…”

Harrison menempelkan jari telunjuknya di bibir Hawa, menghentikannya berbicara. “Tidak ada ‘tapi,’ Hawa. Aku sudah berbicara dengan Papa dan Mama. Mereka setuju untuk melangsungkan lamaran resmi secepatnya. Bahkan, aku sudah membicarakan ini dengan Dylan. Semua yang perlu kamu lakukan hanyalah percaya padaku.”

Hawa menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan tangis. “Mas, aku… aku tidak tahu harus berkata apa.”

“Katakan saja kamu percaya padaku,” ucap Harrison, suaranya lembut namun penuh keyakinan.

Hawa terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. “Aku percaya padamu, Mas.”

Senyum lega merekah di wajah Harrison. Ia meraih tangan Hawa dan mengecupnya dengan lembut. “Itu yang ingin aku dengar.”

Mereka duduk dalam keheningan selama beberapa saat, hanya menikmati kebersamaan mereka. Hawa merasakan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, sementara Harrison merasa semakin yakin dengan keputusannya.

“Hawa, aku ingin kamu tahu satu hal,” kata Harrison tiba-tiba, memecah keheningan.

“Apa itu, Mas?”

“Aku ingin kita segera menikah setelah lamaran ini. Aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Aku ingin kita membangun keluarga bersama, tinggal di bawah satu atap lagi, bersama dengan Emma,” ujar Harrison dengan tegas.

Hawa menatapnya, terkejut sekaligus tersentuh oleh ketulusan pria itu. “Mas, kamu benar-benar yakin?”

“Aku lebih yakin pada ini daripada apa pun di dunia ini, Hawa. Aku ingin kamu menjadi istriku. Aku ingin membuktikan kepada dunia bahwa kamu adalah cinta dalam hidupku,” kata Harrison, suaranya dipenuhi emosi.

Hawa akhirnya tersenyum di tengah air matanya. “Kalau itu yang kamu inginkan, Mas, aku akan mencoba memberikan yang terbaik.”

Harrison tersenyum lebar, lalu menarik Hawa ke dalam pelukannya. “Terima kasih, Hawa. Kamu adalah hadiah terbesar dalam hidupku.”

Mereka berpelukan lama, membiarkan waktu berlalu tanpa peduli pada dunia di sekitar mereka. Saat mereka akhirnya berpisah, Harrison menatap Hawa dengan tatapan penuh cinta.

“Dan satu lagi, Hawa. Setelah lamaran nanti, aku ingin kamu tahu bahwa aku akan melakukan apa pun untuk memastikan kebahagiaan kita,” katanya dengan serius.

Hawa mengangguk pelan mendengar penuturan Harrison, namun keraguan kecil masih terselip di hatinya. Ia ingin percaya sepenuhnya, namun bayang-bayang masa lalu dan ketakutannya sebagai seorang wanita biasa terkadang masih membayangi.

“Mas…” Hawa membuka suara, namun berhenti sejenak, mencoba merangkai kata-kata yang tepat.

“Ada apa, Sayang?” Harrison menjawab dengan lembut, meraih tangan Hawa lagi seakan ingin memastikan bahwa wanita itu merasa aman bersamanya.

“Aku… aku hanya takut. Apa aku benar-benar bisa memenuhi harapanmu dan keluargamu? Aku tidak ingin mengecewakan siapa pun,” ucap Hawa, suaranya penuh emosi.

Harrison menghela napas panjang, lalu menggenggam tangan Hawa lebih erat. “Hawa, dengarkan aku baik-baik. Kamu tidak harus menjadi apa yang dunia inginkan. Kamu hanya perlu menjadi dirimu sendiri. Dan itu sudah lebih dari cukup untukku dan keluargaku.”

Hawa menatap Harrison, matanya mulai berkaca-kaca. Namun sebelum ia sempat menjawab, suara ponsel Harrison berdering memecah keheningan.

Harrison meraih ponselnya dan melihat nama yang tertera di layar. “Papi.”

Ia segera mengangkat panggilan itu. “Halo, Pi?”

“Harrison, besok malam kita akan mengadakan pertemuan keluarga besar untuk membahas lamaran. Aku ingin semua berjalan dengan sempurna,” suara Harvey Noah terdengar tegas di ujung telepon.

“Iya, Pi. Aku sudah menyiapkan semuanya. Aku yakin ini akan menjadi momen yang baik,” jawab Harrison dengan tenang, meski ia tahu percakapan ini bisa membuat Hawa semakin gugup.

Namun suara Harvey tiba-tiba berubah serius. “Tapi ada satu hal yang perlu kamu tahu, Harrison. Ada kabar bahwa keluarga rival kita, keluarga Bolton, mulai mencium rencana pernikahanmu. Mereka mungkin mencoba mengganggu acara ini. Kamu harus lebih waspada.”

Harrison mengernyitkan dahi, tangannya mengepal di sisi tubuhnya. “Aku akan mengurus ini, Pi. Tidak akan ada yang mengganggu kebahagiaan kami.”

Harrison menutup telepon dan kembali menatap Hawa yang kini tampak bingung. “Ada apa, Mas?”

Harrison menghela napas dan berusaha tersenyum untuk menenangkan Hawa. “Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan, Sayang. Aku akan memastikan semuanya berjalan lancar.”

Namun, dalam hatinya, Harrison tahu bahwa ia harus segera mengambil langkah untuk melindungi Hawa dan keluarganya. Pertemuan keluarga besar Noah dan Harper mungkin bukan hanya tentang lamaran—bisa jadi itu juga menjadi arena untuk menghadapi ancaman yang mulai muncul dari bayang-bayang.

Saat malam mulai menyelimuti, Hawa termenung di kamar tamu yang telah disiapkan keluarganya untuknya. Ia masih memikirkan sikap Harrison yang sedikit berubah setelah menerima telepon tadi. Apakah sesuatu terjadi? Namun, sebelum pikirannya semakin jauh melayang, ia memutuskan untuk mengambil ponselnya dan mengetik pesan untuk Harrison.

"Mas, aku tahu kamu bilang tidak ada yang perlu aku khawatirkan, tapi aku bisa merasakan sesuatu. Tolong, jangan simpan apa pun dariku."

Pesannya terkirim, namun belum ada balasan dari Harrison.

Sementara itu, di kediaman Noah, Harrison berdiri di balkon kamar kerjanya, memandangi langit malam yang gelap. Ponselnya bergetar, menampilkan pesan dari Hawa, tapi ia hanya bisa membaca pesan itu tanpa langsung membalas.

“Maaf, Hawa,” gumam Harrison pelan, suaranya dipenuhi rasa bersalah. “Aku hanya ingin memastikan bahwa kamu tidak terluka karena apa pun.”

Namun, hatinya dipenuhi tekad. Ia tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu kebahagiaannya bersama Hawa. Bahkan jika itu berarti ia harus menghadapi masa lalunya yang kelam atau ancaman dari keluarga rival.

Bersambung.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hi semuanya, jangan lupa like dan komentarnya ya.

1
Astuti Setiorini
konflik mulai muncul..semoga smua berjaln lancar
ziear: amin.
total 1 replies
Astuti Setiorini
kluarga horison udah merestui
beybi T.Halim
baru mampir.,sepertinya menarik.,perempuan yg kuat💪💪
ziear: terims kasih kak.
happy reading
total 1 replies
Astuti Setiorini
wah malu2 kucing emma dan papanya emma
ziear: ho oh kak, gimana kalau...
ah tunggu ya kelanjutannya.😁😍
total 1 replies
HARTINMARLIN
semoga impian mu terwujud Emma
ziear: amin ya allah.🤲
total 1 replies
Astuti Setiorini
luar biasa
ziear: Terima kasih kak dukungannya.🤗😁🙏
total 1 replies
Astuti Setiorini
semgat emma smoga rencanamu terwujud
ziear: amin ya allah.
total 1 replies
HARTINMARLIN
lanjut lagi
ziear: siap kak, tunggu ya.
🙏
total 1 replies
Astuti Setiorini
sama sama canggung
ziear: setuju, malu malu tapi...
total 1 replies
HARTINMARLIN
luar biasa
ziear: Terima kasih kak🙏
total 1 replies
HARTINMARLIN
akankah Horison akan jatuh cinta sama Hawa
ziear: Hem, kita lihat perjuangan keduanya ya kak. Bagaimana keduanya akan bersama atau tidak?

Terus baca kelanjutan kisah mereka ya kak🙏🤗
total 1 replies
ziear
terima kasih sarannya kak
Astuti Setiorini
coba hawa bisa bela diri pasti bisa melindungi diri sendr dan emma dr musuh papanya emma
HARTINMARLIN
lanjut lagi
ziear: besok ya kak kelanjutannya.
🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!