Novel ini lanjutan dari novel "TOUCH YOUR HEART" jadi jika ingin nyambung, bisa mampir dulu ke novel Author yang itu.
Nizar adalah seorang pilot muda yang tampan, kehidupan Nizar seakan kiamat kala melihat kedua orang tuanya meninggal secara bersamaan. Hidup Nizar seakan hampa bahkan sifat Nizar pun berubah menjadi dingin, cuek, dan juga galak.
Nizar dan adiknya Haidar harus melanjutkan hidup meskipun terasa sangat sulit tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Hingga pada akhirnya, seorang wanita cantik tiba-tiba hadir di kehidupan Nizar dan memporak-porandakan perasaan Nizar.
Siapakah wanita cantik itu? apakah wanita itu mampu mengembalikan semangat hidup Nizar atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8 Pengawal Rasa Bapak
Dari tadi Binar berusaha menahan air matanya karena dia tidak mau disebut lemah tapi pada kenyataannya dia memang lemah. Selama dalam perjalanan, dia menangis sejadi-jadinya merasakan sakit yang teramat sakit. Suga hanya bisa melihat dan tidak berani untuk mengganggu Binar untuk saat ini.
"Kita ke kantor saja, Pak," ucap Binar.
"Baik, Nona."
Sesampainya di kantor, dia memerintahkan kepada semua karyawannya untuk tidak mengganggu dia dulu. Binar menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, Lagi-lagi dia menangis sejadi-jadinya di sana. Hatinya begitu sangat sakit, dikhianati oleh kekasihnya sendiri.
"Pokoknya aku harus kuat, jangan memperlihatkan kesedihan di hadapan mereka berdua. Hempaskan pria bajingan seperti Atta, aku bisa mendapatkan pria yang lebih segala-galanya dari dia," gumam Binar dengan mengepalkan kedua tangannya.
Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan itu membuat Binar marah. "Aku 'kan sudah bilang, jangan ganggu aku dulu!" bentak Binar dengan masih membelakangi.
"Maaf Bu, saya sudah melarang Pak Virlo masuk tapi beliau memaksa," ucap salah satu karyawannya.
Binar menoleh dan segera menghapus air matanya. "Sombong sekali kamu tidak mau diganggu, memangnya kalau ada orang yang mempunyai kepentingan harus nunggu mood kamu kembali dulu," ucap Virlo yang tanpa disuruh langsung masuk dan duduk di sofa.
"Kamu boleh kembali bekerja," titah Binar.
"Baik, Bu."
Suga yang melihat Virlo masuk ke dalam ruangan Binar, segera menyusulnya dan berdiri di depan pintu. Dia tidak mau sampai terjadi kenapa-napa kepada Binar karena Suga tahu tabi'at kakak tiri Binar itu.
"Ada apa kamu ke sini? aku sudah bilang, jangan injakan kaki kamu di kantorku! kamu urus saja kantor pemberian Papa saja dengan benar," bentak Binar.
"Tenang Binar, jangan emosi dulu. Kita 'kan adik kakak, memangnya tidak boleh ya jika seorang kakak menemui adiknya," ucap Virlo dengan senyumannya.
"Cih, aku adalah anak tunggal jadi aku gak punya kakak atau pun adik," sahut Binar dengan sinisnya.
"Terserah kamu mau bilang apa, yang jelas sekarang aku sudah menjadi anak dari Papamu juga dan aku punya hak atas perusahaan Papa, termasuk perusahaan ini," ucap Virlo dengan bangganya.
"Jangan ikut campur atas perusahaan ini karena perusahaan ini aku yang urus. Perusahaan ini menjadi sukses berkat kerja kerasku bahkan Papa pun tidak berani ikut campur mengenai perusahaan ini, terus memangnya aku akan membiarkan pendatang seperti mu merebut semuanya? jangan mimpi kamu," geram Binar.
Virlo mencengkram lengan Binar membuat Binar meringis kesakitan. "Jangan sombong karena kesombonganmu akan membunuh dirimu sendiri. Aku datang ke sini diperintahkan Papa, supaya kamu pulang karena nanti malam Mamaku ulang tahun. Papa sudah berusaha menghubungimu namun kamu tidak mengangkatnya," ucap Virlo dengan menghempaskan tangan Binar.
"Aku tidak sudi datang ke acara pelakor itu!" teriak Binar.
"Kalau kamu berani tidak datang, aku akan meminta kepada Papa supaya perusahaan ini dipindah alihkan ke tanganku dan kamu tahu, itu hal kecil bagiku," sahut Virlo dengan senyumannya.
Binar semakin geram kepada Virlo. "Sampai jumpa nanti malam, sayang," ucap Virlo.
Dengan senyuman puasnya, Virlo pun melengos keluar dari ruangan Binar. Binar melempar barang-barangnya membuat Suga khawatir dan masuk tanpa izin. "Nona, kenapa?" tanya Pak Suga panik.
"Aku benci semuanya Pak, aku benci!" teriak Binar dengan deraian air mata.
"Pukul saja saya, Nona. Saya yakin Nona akan membaik jika kemarahan Nona dilampiaskan," ucap Pak Suga.
Tanpa banyak basa-basi, Binar pun memukuli Suga dengan membabi buta. Suga hanya bisa berdiri tegap menahan pukulan demi pukulan yang dilayangkan Binar. Tubuh Suga yang tinggi besar, sama sekali tidak merasakan sakit atas pukulan Binar yang menurutnya hanya sebatas pukulan biasa saja.
Setelah puas, Binar merasa lemas dan jatuh terduduk di lantai dengan tangisannya. Suga merasa sangat sedih melihat Binar seperti itu, bagaimana pun Suga yang mengasuh Binar sejak kecil.
"Nona, apa Nona mau saya gendong? dulu pada saat kecil, kalau Nona menangis seperti ini biasanya ingin digendong sama saya," ucap Pak Suga dengan senyumannya.
Binar menatap Suga, lalu mengangguk dengan pelan. Suga pun berjongkok di hadapan Binar, dan Binar segera nemplok di punggung Suga. "Mau ke mana kita sekarang?" tanya Pak Suga.
"Pulang saja," sahut Binar dengan manjanya.
Suga pun membawa Binar keluar dengan menggendong Binar di punggungnya. Binar benar-benar sudah menganggap Suga seperti Papanya sendiri karena sejak kecil Binar jarang mendapat perhatian dari Papanya saking sibuknya dia bekerja dan mengurus pelakor. Suga lah orang yang menggantikan sosok Dewa dan menyayangi Binar dengan sangat tulus.
Suga berjalan perlahan dari ruangan Binar menuju lobi, Suga sama sekali tidak merasakan berat karena mengangkat tubuh Binar sangatlah enteng baginya. "Nona, karyawan Nona melihat ke arah kita, apa Nona tidak malu?" goda Pak Suga.
"Tidak," sahut Binar.
Suga menyunggingkan senyumannya, pada saat sampai di lobi, Binar pun turun dari punggung Suga karena Suga harus mengambil mobilnya. Hari ini Binar terpaksa harus kembali ke rumah Papanya karena Dewa sudah pulang. Jika Binar tidak menurut, bukan dia saja yang akan sengsara tapi Mamanya juga akan ikut sengsara.
Sementara itu, Nizar baru saja sampai di rumah dan rumah terlihat sangat sepi karena Haidar belum pulang. Nizar pun langsung masuk ke dalam kamarnya lalu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Sudah 10 hari dia melanglang buana di udara dan baru bisa pulang sekarang.
"Ma, Pa, Nizar rindu kalian. Kenapa kalian pergi begitu sangat cepat?" gumam Nizar.
***
Malam pun tiba...
Rumah mewah dan megah milik Dewa mulai dipenuhi oleh tamu-tamu undangan karena malam ini adalah perayaan ulang tahun Dona, Mama tiri Binar. Binar sama sekali belum siap-siap, dia justru sedang rebahan sembari menonton film kesukaannya. Tiba-tiba pintu kamar Binar di ketuk dan Binar tahu siapa orang itu. Dengan malas, dia pun membuka pintu kamarnya.
"Astaga, kenapa kamu belum siap-siap Binar? tamu sudah datang dan sebentar lagi waktunya tiup lilin," ucap Papa Dewa.
"Binar sama sekali tidak tertarik, jadi Papa lakukan saja apa keinginan Papa jangan hiraukan Binar," sahut Binar dingin.
"Binar, Papa ingin kita semua berkumpul karena di bawah rekan-rekan bisnis Papa, jadi kalau kamu tidak hadir, mereka akan berpikir kalau hubungan keluarga kita sedang tidak baik-baik saja," ucap Papa Dewa.
"Bukannya dari dulu hubungan Binar sama mereka tidak baik-baik saja? dan sampai kapan pun, tidak akan baik-baik jadi biar mereka juga tahu jika Binar memang tidak menyukai istri dan anak-anak tiri Papa," kesal Binar.
"Binar, jangan buat Papa emosi. Turun sekarang juga atau kamu akan tahu akibatnya!" ancam Papa Dewa.
Dewa pun kembali turun ke bawah, sedangkan Binar terlihat sangat marah dan benci kepada Papanya itu.
kn lbur hari minggu sekolah minggu ke greja jdi klau mlm nie up 🙏tlong muncul jngan php para pembaca
mau di mana taruh tuh muka dengan PD nya ngaku²sahabat...
sahabat dari hongkong, sedangkan jin Qorin aja males ngakuin elu bagian dari dia 🤣🤣🤣
dewa gimana reaksinya setelah tau binar hilang ya
liat saja kemarahan mak nya binar, aku dukung Yulia kalau mau acak² dewa beserta keluarganya dan anak² tiri nya