NovelToon NovelToon
Takdir Yang Menyapa

Takdir Yang Menyapa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alika zulfiana

Setelah bertahun-tahun berpisah, hidup Alice yang dulu penuh harapan kini terjebak dalam rutinitas tanpa warna. Kenangan akan cinta pertamanya, Alvaro, selalu menghantui, meski dia sudah mencoba melupakannya. Namun, takdir punya rencana lain.

Dalam sebuah pertemuan tak terduga di sebuah kota asing, Alice dan Alvaro kembali dipertemukan. Bukan kebetulan semata, pertemuan itu menguak rahasia yang dulu memisahkan mereka. Di tengah semua keraguan dan penyesalan, mereka dihadapkan pada pilihan: melangkah maju bersama atau kembali berpisah, kali ini untuk selamanya.

Apakah takdir yang mempertemukan mereka akan memberi kesempatan kedua? Atau masa lalu yang menyakitkan akan menghancurkan segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alika zulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di balik pintu kamar yang sunyi

"Al, kamu baik-baik aja? ada yang sakit?" tanyanya sambil mengamati tubuh alice.

"aku nggak apa-apa, bu..." jawab alice dengan suara lirih.

"terus, orang yang nolong kamu sekarang gimana? ibu mau lihat dia," pinta arini, bersiap turun dari tempat tidur pasien.

"Alvaro... dia masih di ruang operasi, bu. kena tusuk di punggung dan lengan." mata alice mulai berkaca-kaca, tak kuasa menahan trauma dari kejadian itu.

***

lampu operasi masih menyala merah, tanda bahwa operasi belum selesai. beberapa menit berlalu, dan akhirnya...

tring

lampu itu mati. seorang dokter wanita dengan jubah putih keluar dari ruangan.

"siapa keluarga pasien?" tanyanya sambil menatap ke sekeliling.

keheningan menyelimuti ruang tunggu. semua orang saling berpandangan, tak ada yang tahu di mana orang tua Alvaro.

"saya ibunya," tiba-tiba arini angkat bicara, membuat semua orang menoleh padanya.

"alhamdulillah, operasinya berjalan lancar, tapi pasien masih belum sadar. setelah efek obat biusnya habis, dia akan mulai siuman," jelas sang dokter, yang disambut anggukan dari mereka yang hadir.

"boleh kami masuk, dok?" tanya harmadi, suami arini.

"boleh, silakan," jawab dokter sambil memberi izin.

"terima kasih, dok."

"sama-sama, itu sudah kewajiban saya. semoga cepat pulih. saya permisi dulu," tutup sang dokter sebelum berlalu.

***

"hari ini biar aku yang jaga. kalian pulang aja," tawar arif, kakak alice, dengan tegas.

"jangan, bang. biar aku yang jaga. besok kan abang kerja," tolak alice, tak ingin beranjak dari sisi Alvaro. Ada perasaan yang kuat ingin terus bersamanya.

"udah, kamu pulang aja dulu. besok abang sif siang, lagian kamu perlu istirahat. lihat tuh, luka kamu belum diobati." arif tetap pada pendiriannya.

"biar abangmu yang jaga. kamu pulang, istirahat. nanti malah kamu yang sakit," suara tegas ibunya memutuskan segalanya. jika ibunya sudah bicara, tidak ada yang berani membantah.

Alice menunduk, pasrah. "emm... yaudah. makasih ya, bang. kita pulang dulu," pamitnya, diikuti ibu dan ayah sambungnya yang turut mengangguk pamit kepada arif.

***

"Alice, ini ibu bawain teh buat kamu," ketuk arini di depan pintu kamar. tak ada jawaban dari dalam. arini perlahan membuka pintu dan melihat Alice sedang meringkuk ketakutan di pojok kamar, terbayang-bayang kejadian mengerikan yang terus menghantuinya.

tanpa ragu, arini segera mendekat dan memeluk putrinya erat, berusaha menenangkan hati yang kalut.

"kak..." lirih Alice sambil menangis, air matanya terus mengalir tanpa henti.

"semua baik-baik aja, nak. ibu ada di sini sekarang. orang yang melukai kamu juga sudah ditangkap polisi. kamu nggak perlu takut lagi,"

arini mengusap lembut wajah alice yang basah.

"dan soal Alvaro, insyaallah dia akan baik-baik aja. jangan salahkan diri kamu atas apa yang terjadi, sayang. itu sudah takdir Alvaro menjadi penyelamatmu."

arini terus bicara dengan suara lembut, berharap kata-katanya bisa mengusir rasa bersalah dan ketakutan yang membelenggu hati Alice.

"besok kamu nggak usah kerja, istirahat aja di rumah," ucap arini dengan suara sedih. hatinya hancur melihat anak perempuannya hampir kehilangan hal paling berharga dalam hidupnya. bahkan membayangkan apa yang bisa terjadi sudah membuat arini merasa seperti tak sanggup bernapas.

ia menunduk, memberi kecupan lembut di kepala Alice, seolah berharap kehangatannya bisa sedikit meredakan luka yang belum sembuh. tanpa banyak bicara lagi, arini beranjak menuju kamarnya, berusaha menenangkan diri setelah hari yang begitu berat.

1
Apis
coba thor baca karya othor yg udah suhu perhatikan setiap tanda petik koma titik tanda tanya sesuai pasti pas dan sesuai jd di bacanya enak
g pa" belajar dari yg udah berpengalaman biar bisa lebih baik lg, sayang lho kalo ceritanya udah bagus tp ada pengganggu nya di setiap part nya jd g konsen bacanya karna yg di perhatiin readers nya typo nya tanda petik koma titik tanda tanya selain alur cerita nya
Bulan: baik kak, aku akan revisi ulang, makasi atas saran nya🙏💞
total 1 replies
Apis
harusnya kalimat nya bu aku minjem ini ya, bukan
bu, aku minjem ini, ya," dan masih bnyk kalimat yg tanda titik baca komanya g sesuai thor
Apis
harus nya di kasih tulisan flashback kalo ceritanya mundur thor trs perhatikan tanda baca koma titik ya thor biar bacanya g ke ganggu salam kenal 😅😅
Apis
Hai othor mampir nich masih ngamatin semoga ceritanya bagus ya 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!