Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Mengikuti Celine
Tidak ada yang sulit bagi Mateo. Dengan cepat dia sudah bisa menemukan keberadaan Celine dan temannya. Dia hanya sempat khawatir karena lalai menjaga gadis itu, sementara dirinya sudah diberikan tanggung jawab penuh oleh Damian sepupunya.
Mateo memasang earpiece dan menghubungkannya ke ponsel. Dia melakukan panggilan pada Damian. Mateo memberi tahu jika dia sudah menemukan keberadaan Celine.
"Bagaimana, Mateo?" tanya Damian tak sabaran.
"Aku sudah menemukan lokasinya. Apa yang harus aku lakukan? Melakukan penjemputan atau membuntutinya? Dia dan seorang temannya menaiki motor sport menuju ke sebuah mall."
"Motor? Apakah temannya seorang laki-laki?"
"Ehm ... mengenai itu aku sendiri juga tidak begitu yakin. Dia sama sekali tidak melepaskan helmnya."
"Jika begitu kirimkan alamatnya padaku. Aku akan menyusul setelah ini. Kau pergilah ke sana dulu untuk memastikan."
Damian langsung memutus panggilan dari Mateo. Mateo dengan cepat mengirim lokasi Celine pada sepupunya itu.
Damian segera meraih kunci mobilnya. Dia bergegas menuju ke tempat dimana kekasihnya berada. Damian harus memastikan sendiri jika Celine tidak sedang bersama seorang laki-laki.
Di dalam mall, Celine mengajak Loraine berkeliling, Dia ingin mencari outfit untuk kuliah nanti dan juga beberapa keperluan lainnya.
"Kau tidak membeli apa-apa?" tanya Celine pada Loraine.
"Aku sudah memiliki banyak baju. Aku tidak suka membuang-buang uang untuk sesuatu yang sekiranya aku idak terlalu perlu."
"Kau boleh memilih apapun sesukamu, aku yang akan membayar belanjaanmu."
"Tidak perlu, Celine. Aku hanya suntuk di rumah. Aku tidak betah karena ibu tiri dan saudara tiriku selalu bertingkah menyebalkan."
"Loraine ..."
"Panggil aku Rain, Celine."
"Baiklah, Rain. Aku menawatimu sekali lagi. Apa kau benar-benar tidak ingin megambil sesuatu? Baju, sepatu atau yang lainnya mungkin?"
"Tidak. Aku tidak akan mengambil keuntungan dari persahabatan kita, Celine."
"Oh, Rain. Kau manis sekali." Celine mencubit pipi Loraine gemas. Setelah menyelesaikan pembayaran, Celine meminta pihak toko untuk mengirim barang-barangnya nanti ke penthouse Damian.
Celine dan Loraine memutuskan pergi ke suatu tempat yang sangat sering dikunjungi Loraine. Gadis itu ingin mengenalkan hobinya pada Celine.
"Jadi kau suka balapan?" tanya Celine saat mereka sedang menuju parkiran.
"Ya, selain untuk menghilangkan rasa jenuh, itu juga lumayan untuk mendapat uang yang lumayan."
"Kau ikut balap liar?"
"Ya, seperti itulah." Kini Celine dan Rain sudah di parkiran. Celine meminta kunci motor dan langsung menaiki motor ssport milik Rain. Rain tersenyum senang, pada akhirnya dia menemukan teman wanita yang mengenal dunianya.
Rain naik ke boncengan tanpa ragu. Saat Celine memasang helmnya, Damian baru saja sampai di mall. Damian menghubungi Mateo dan menanyakan posisi Celine sekarang.
"Di mana, Celine?"
"Dia ada di parkiran, ku rasa sebentar lagi dia keluar. Celine yang mengemudikan motor itu. Temannya seorang perempuan," lapor Mateo sambil terus mengamati tabletnya. Pria itu tak habis pikir dengan Celine. Gadis itu punya banyak keahlian.
"Baiklah. Aku akan tunggu saja dia melintas." Damian melihat sebuah motor Sport melewati mobilnya.
Damian menggeram kesal melihat Celine. Meski Celine menutup wajahnya dengan helm full face tapi hanya dengan melihat mata Celine saja, Damian bisa mengenali gadis itu. Damian mengumpat, melihat Celine yang terlihat sangat seksi saat mengendarai motor.
"Gadis nakal ini benar-benar .... " Damian mendengus dan menjalankan mobilnya sebelum nanti dia kehilangan jejak Celine. Beberapa kali, Celine tampak meliuk-liukkan motor sport yang ditungganginya melewati mobil pengguna jalan lainnya. Damian lagi-lagi dibuat terpukau.
Saat tiba di sebuah perempatan Celine tidak mengurangi kecepatannya sama sekali padahal rambu tinggal beberapa detik berubah warna. Damian sudah berdebar melihat aksi gadis itu.
Mobil Damian tertahan di lampu merah sedang motor yang dikendarai Celine sudah jauh melesak meninggalkannya. Damian memukul stir mobilnya kesal.
"Ah, sial." Damian kembali menghubungi Mateo dan meminta sepupunya itu meretas kamera CCTV sepanjang jalan dia kehilangan jejak Celine. Dia benar-benar akan menghukum Celine nanti saat pulang.
Tak berapa lama Mateo memberitahu Damian jika Celine kemungkinan sedang berada di sirkuit balap. Damian terbelalak kaget.
Apa yang sebenarnya gadis itu lakukan? Damian mendadak memijat pelipisnya yang langsung berdenyut nyeri.
Tanpa banyak bicara lagi, Damian langsung menyusul Celine. Dia harap tidak ada lagi kejutan untuknya, tapi sayangnya dia nanti justru akan melihat hal baru lagi dari Celine.