Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya memunculkan sifat yang berkamuflase. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
POV SELVI DAN RIYAD PART 2
Setelah mendengar percakapan Aldi dengan seseorang di telepon, Puteri mengurungkan niatnya kembali ke mini market, dan lebih memilih untuk mengikuti kemana Aldi pergi mengendarai mobilnya.
Hingga Aldi berhenti disebuah rumah. Kedatangannya disambut mesra oleh seorang wanita yang keluar dari dalam rumah itu, lalu mengajaknya masuk kedalam.
Puteri yang curiga, lalu segera menghubungi orang-orangnya, 10 menit kemudian mereka sampai. Puteri memberi tugas kepada mereka untuk memata-matai rumah itu, serta memberikan foto Aldi bersama wanita, yang sempat ia ambil menggunakan ponselnya, namun sayang Puteri tidak dapat melihat dengan jelas wajah wanita tersebut.
Mereka pun langsung mengerjakan tugasnya masing-masing sesuai perintah Puteri. Lantas Puteri pun pergi melajukan mobilnya untuk pulang.
Sekitar pukul 8 malam, ia mendapatkan informasi dari anak buahnya, ada beberapa fakta menarik yang bisa menjadi bukti untuk menghancurkan Aldi.
Namun sayang, beberapa hari setelah kejadian itu Aldi sempat menghilang bak ditelan bumi, hingga Puteri dan anak buahnya kehilangan jejak.
Sepertinya Aldi sedang merencanakan sesuatu, sehingga ia menghilang agar rencananya tidak terendus. Namun Aldi tidak tahu siapa Puteri yang sebenarnya. Wanita itu tidak pernah main-main dalam mengerjakan apapun.
Hingga tibalah di hari pernikahan Selvi, ia hadir membuat kekacauan itu. Puteri yang merasa hampir kecolongan sangat kesal, pasalnya bagaimana Aldi bisa masuk, sedangkan untuk menghadiri pernikahan itu mereka harus mempunyai undangan.
Kemudian Puteri menghubungi orang-orangnya yang lain untuk mencari tau, sepertinya memang ada orang dalam yang terlibat, sementara orang-orang Puteri yang ada diacara, segera mengamankan Aldi dan membawanya ketempat yang sudah disiapkan Deni.
Hingga kemudian Deni menelepon Puteri dan memintanya datang, karena ia mempunyai informasi penting, kemudian Puteri pun segera pamit dan meninggalkan acara, menuju lokasi yang sudah ditentukan.
Setelah sampai dilokasi tersebut, Deni menyambutnya lalu membawanya ke sebuah kamar. Dikamar itu sudah ada Aldi yang disekap dalam keadaan habis disi*sa.
Puteri yang emosi melihat Aldi, kemudian raut wajahnya berubah, saat Deni membisikan sesuatu di telinganya.
"Bawa dia kesini!!!" Perintahnya dengan ekspresi wajah yang sudah berubah datar.
Kemudian Deni keluar, setelah beberapa lama ia masuk lagi dengan membawa seorang wanita, yang mulutnya diplester serta tangan terikat, namun masih dalam keadaan baik-baik saja.
"Hai, silahkan duduk!!!, atau kamu mau aku dudukkan paksa seperti dia??" Puteri menyapa dengan sorot mata tajam, dan dengan nada suara yang ditekan, berjalan kehadapannya, sambil membuka plester yang menutup mulut si wanita dengan kasar.
Wanita itu merasa kesakitan dan menjadi lebih ketakutan setelah melihat Puteri, lalu iapun memilih untuk mengikuti perintah wanita yang berada dihadapannya itu.
" Kamu tau kan dia siapa???" Tanya Puteri sambil mendekatkan wajahnya, kemudian menaruh kedua tangannya di pundak wanita itu, sambil menatap wajahnya penuh dengan amarah.
Wanita tersebut hanya diam tak bergeming, seolah tau jikapun ia menjawab pertanyaan Puteri, itu tetaplah salah.
"Pasti tau donk!!!, sudah berapa lama kalian merencanakan ini???" Tanya Puteri sambil kembali duduk di kursinya, sambil menyalakan rokok.
"Tidak ingin bicara??, atau harus ku buat bicara dengan caraku??" Tanyanya sambil memainkan rokok yang menyala ditangannya, seolah mengancam.
Wanita itu semakin ketakutan, ia mulai mengeluarkan suara yang serak dan terbata-bata.
"Eeeehmm sa-saya gak ngerti Non, aaa-pa maksud uu-caapan Non Puteri!!!" Jawabnya menundukan kepala sambil meremas-remas kedua tangannya.
Keringat dingin mengucur dari keningnya, ia kemudian menatap Aldi yang sudah tak sadarkan diri duduk dikursi yang berada disudut lain, masih dengan tangan terikat serta mulut yang disumpal.
"Apa kau ingin seperti dia??" Puteri mendekat lalu berbisik ditelinganya.
"Ayolah jangan buat kesabaranku habis!!!" Sambil menarik rambut wanita itu dengan kencang.
Puteri sudah sangat kesal hingga ia menyulutkan rokok yang masih menyala ke pipinya. Si wanita pun menjerit kesakitan, sambil kedua tangan terikatnya mencoba menggapai tangan Puteri yang masih menempelkan rokok itu dipipinya.
"Aaaa-ampun non, baik saya akan berbicara, tapi tolong lepasin dulu non sakit!!!" Ucapnya sambil memohon.
"Sakit bukan?? Ckkk baru tersulut rokok segitu saja sakit, apa kamu tau bagaimana perasaan non Selvimu??. Gara-gara ulah kalian, ia hampir saja kehilangan moment bahagia dalam hidupnya!"
"Sssa-saaaya minta maaaaf non, saayaa khiiilaf!"
"Cepat ceritakan apa yang sebenarnya terjadi, dan jangan coba-coba membohongiku, atau kamu akan tahu sedang berurusan dengan siapa!" Ancam Puteri dengan serius.
"Baaa-baaaik non, saa-saaaya aaakan ceritakan semuanya!!"
***********************
Flash back on
Pagi itu Aldi datang ke rumah Selvi untuk memberi kejutan padanya, ia sengaja tidak memberi tahu Selvi, karena pikirnya sepagi ini Selvi pasti masih ada dirumahnya. Setelah memarkirkan motornya, dia kemudian menekan bel, pintu lalu dibuka oleh Mbak Lika.
Mbak Lika adalah ART baru di rumah Selvi, usianya baru 18 tahun, ia berasal dari kota Garut, dan diajak bekerja oleh Bik Irah, karena kebetulan mereka tetangga.
Aldi kemudian masuk dan duduk di sofa, Lika mengambilkannya minum lalu memberikannya kepada Aldi. Lika tau jika Aldi adalah kekasih Selvi, makanya dia mengizinkan Aldi masuk.
"Mbak, dimana Selvi??" Tanya Aldi sambil celingukan.
"Non Selvi baru saja pergi sama Bik Irah den!"
"Pergi kemana??" Sambil keheranan, pasalnya sepagi ini Selvi sudah tidak ada dirumah.
"Katanya mengantar arsip ke kantor bapak, lalu non Selvi mau kerumah non Puteri, sedang bik Irah mau lanjut kepasar."
"Tante kemana??" Lanjutnya lagi memastikan.
"Ibu sedang ada arisan di luar kota den, katanya lusa baru pulang."
Bukan tanpa maksud semua pertanyaan Aldi tersebut. Ia merencanakan sesuatu, yaitu ingin melakukan sesuatu hal tercela kepada gadis berusia 18 tahun itu.
Aldi yang merasa bahwa momentnya sangat pas, kemudian melancarkan aksinya, ia meminta Lika mengantarkan kekamar Selvi, katanya ia ingin mengambil flashdisk yang berada dimeja kamarnya, namun karena Selvi tidak ada maka ia meminta Lika mengambilkannya.
Lika yang memang masih polos, tidak mempunyai pikiran negatif apapun kepada Aldi, ia pun kemudian mengantar Aldi ke kamar Selvi.
Lika yang mempunyai postur tubuh yang semok membuat Aldi menjadi bir*hi, ia yang kala itu menggunakan daster sebawah lutut, namun bahannya sedikit menerawang, membuat jagoan Aldi menegak seketika saat awal membukakan pintu.
Lika yang disuruh jalan duluan menaiki anak tangga membuat Aldi dengan puas melihat bagian belakang tubuh lika, pant*t semok dan kaki mulus dengan kulit sawo matang, terlihat exotis.
Begitu sampai di kamar Selvi, mereka pun masuk. Aldi lalu menutup pintunya dengan pelan, sampai Lika tidak menyadarinya, lika berjalan menuju meja yang ada disebelah ranjang Selvi.
Aldi kemudian mendekatinya, ia lalu memeluk dari belakang, menyentuh gunung kembar Lika. Lika yang terkejut sempat berteriak kemudian tangan Aldi dengan gesit membekap mulutnya sambil tangan yg lainnya terus menggerayangi tu*uh gadis itu.
Aldi membisikinya, agar ia jangan berteriak, cukup diam dan nikmati saja. Karena jika Lika berteriak maka Aldi akan berbuat kasar padanya.
Lika yang ketakutan hanya diam mengangguk, Aldi pun kemudian melepaskan bekapan dimulut Lika. Ia terus meremas gunung kembar itu, hingga des*han lolos dari bibir Lika.
Dengan posisi yang masih sama, pria itu lalu mengangkat baju Lika dan membuangnya sembarang, tangan nakalnya membuka kaitan b*a sehingga ia dengan mudah mer*masnya dari belakang.
Bibirnya menc*umi leh*r Lika, ia menggelinjang kenikmatan, pasalnya ini kali pertama bagi Lika merasakan semua itu, disentuh oleh pria, membuat bagian bawahnya basah dan berdenyut merasakan sentuhan Aldi.
Aldi pun melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan box*r saja, ia menggesekan miliknya diantara pant*t Lika. Tangan satunya turun meraba mahkota Lika yang masih terbalut celana.
Ia mulai memainkan jemarinya membuat Lika semakin hebat bergelinjang. Makhotanya semakin basah, membuat Aldi tidak tahan.
Ia kemudian membalikan tu*uh lika menc*umi bibir dan le*ernya, turun hingga ke gunung kembar gadis itu. Mengh*sapnya dan memainkan put*ing dengan lid*hnya, sedangkan kedua tangannya melepas celana Lika.
Tanpa sadar keduanya sudah tanpa sehelai benangpun. Aldi membaringkan Lika dengan kasar diatas kasur Selvi, ia kemudian berjongkok menghadap mahkota Lika.
Lika sempat menolak namun sayang, kenikmatan itu mengalahkannya sehingga membuat ia pasrah. Lid*h Aldi kini bermain dengan klit*risnya membuat semakin basah.
Ia kemudian memasukan miliknya dengan perlahan, memaju mundurkannya semakin cepat dan cepat, hingga keduanya meng*rang kenikmatan.
Setelah mengg*uli Lika, Aldi kemudian berbisik, ini adalah rahasia mereka berdua, jangan sampai Lika berani membocorkannya kepada orang lain, apalagi kepada Selvi, lalu ia pergi begitu saja dari kamar Selvi. Meninggalkan Lika yang masih dalam keadaan tel*njang merasa kesakitan di area mahkotanya.
Kejadian itu terus berulang, membuat Lika kecanduan. Ia memang menyukai Aldi sedari awal, makanya ia dengan pasrah menerima perlakuan Aldi. Aldi yang merasa candu dengan tubuh lika pun akhirnya mulai jarang menemui Selvi.
Namun bagaimanapun Aldi adalah kekasih Selvi hubungan mereka terjalin sejak SMA, membuat Lika cemburu. Ia kemudian mencari cara agar Aldi dan Selvi Putus.
Hingga suatu hari saat Selvi dan Puteri pulang malam-malam, bik Irah terbangun dan menghampiri mereka, lalu setelah itu mereka naik keatas menuju kamar Selvi.
Bik Irah menyuruh Lika untuk memberikan obat yang sudah ditebuskan bik Irah sesuai permintaan Selvi. Ketika hendak mengantarkannya, Lika mendengar percakapan Selvi dengan Puteri mengenai sakit yang ia rasakan pasca aborsi.
Lika mempunyai niat jahat, ia tidak memberikan obat itu melainkan menaruhnya di atas nakas yang berada didekat kamar Selvi, setelah sebelumnya ia mengambil foto obat itu untuk ia berikan kepada Aldi sebagai bukti.
Aldi memang sudah 2 bulan menghilang karena ia tengah sibuk dengan urusan keluarganya yang semakin rumit, membuat ia mencari pelampiasan, salah satunya kepada wanita.
Setelah mengetahui fakta yang dibeberkan oleh Lika, Aldi semakin frustasi. Ia semakin menggila bermain wanita hingga bertemu dengan Riyad di mall.
Hubungannya dengan sang selingkuhan kandas karena ulah Selvi, ditambah Riyad yang membela kekasihnya itu membuatnya merasa semakin terbuang.
Aldi geram, ia melampiaskan kepada Lika, ia ingin membalas Selvi dan Riyad. Diam-diam ia selalu memata-matai hubungan Selvi dan Riyad melalui akun media sosialnya, membuat dadanya semakin panas bergemuruh.
Tak terima melihat kemesraan mereka, akhirnya ia meminta Lika untuk membantunya menghancurkan Selvi. Dengan ancaman jika ia tidak mau melakukannya maka ia akan meninggalkan Lika.
Aldi dan Lika menyewa sebuah rumah untuk mempermudah mereka melakukan maks*at setelah Aldi putus dari Selvi. Namun Lika yang masih bekerja di rumah itu, menjadi informan untuk Aldi.
Termasuk mengambil salah satu undangan untuk ia berikan kepada Aldi agar ia bisa masuk ke pernikahan tertutup Selvi dan Riyad.
Flash back off
**********************
Mendengar penuturan Lika, Puteri sangat geram, ia kemudian men*mpar dan menj*mbak rambut wanita itu dengan sangat kuat.
Puteri akan meradang jika ada orang lain yang berani mengusik orang-orang yang ia sayangi, bahkan Puteri bisa melakukan apapun, termasuk mengh*bisinya.