NovelToon NovelToon
Takdir Cinta

Takdir Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Model / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sebuah Kata

Berawal dari sahabatnya yang fans sekali dengan seorang Gus muda hingga mengadakan seminar yang akan diisi oleh Gus yang sedang viral dikalangan muda mudi itu.

Dari seminar itulah, Annisa menemukan sosok yang selama ini dikagumi oleh banyak orang salah satunya Bunga, sahabatnya sendiri.

Awalnya, menolak untuk menganggumi tapi berakhir dengan menjilat air ludah sendiri dan itu artinya Annisa harus bersaing dengan sahabatnya yang juga mengagumi Gus muda itu.

Lantas gus muda itu akan berakhir bersama Annisa atau Bunga?

Ketika hati telah memilih siapa yang dia cintai tapi takdir Allah lebih tau siapa yang pantas menjadi pemilik sesungguhnya.

Aku mencintai dia, sedangkan dia sudah bertemu dengan takdir cintanya dan aku masih saja menyimpan namanya didalam hati tanpa tau bagaimana cara untuk menghapus nama itu.

Bukan hanya aku yang mengejar cinta, tapi ada seseorang yang juga tengah mengejar cinta Allah untuk mendapatkan takdir cinta terbaik dari yang maha cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Gus Habibi

Bertepatan hari ini adalah hari jumat, biasanya kampus Annisa akan mengadakan seminar rutin setiap hari jumat dimana para pengisi acara akan diambil dari kaum muda mudi. Kebetulan hari ini pengisi acara yang akan menyampaikan materinya didatangkan dari luar kota dan merupakan konten kreator dakwah di tiktok yang cukup populer dikalangan pemuda.

"Cha, kita ambil tempat paling depan ya! Aku udah sediain dua kursi didepan buat kita berdua." ucap Bunga semangat.

"Kenapa harus paling depan sih? Kan masih bisa duduk di tengah tengah." tolak Annisa.

"Gak mau, Cha! Aku mau duduk didepan biar ngelihat ustadnya dengan jelas. Kamu ikutin aja kata aku ya!" paksanya tanpa penolakan.

Annisa memutar bola matanya malas, mau tak mau Ia harus mengikuti ucapan Bunga. Gadis itu tidak mungkin memilih duduk berpisah dari Bunga, secara ini pertama kali Ia mengikuti seminar dakwah. Biasanya, Annisa akan izin dengan berbagai alasan agar tidak mengikuti seminar itu, tapi kali ini Ia harus ikut karna diiming-iming traktiran kopi oleh Bunga. Hanya sekedar kopi, tapi dia mau. Aneh bukan?

Sudah sepuluh menit mereka berada diauditorium tapi, tidak ada bayangan akan dimulainya acara sampai Annisa kesal sendiri dibuatnya. Pasalnya gadis itu tidak menyukai keramaian jadi jika berlama dalam satu ruangan yang diisi banyak orang Ia akan mudah lelah dan pusing. Begitulah Annisa.

Tak lama dari itu terdengar suara teriakan dari mahasiswi yang ada, hingga menarik perhatian Annisa dan Bunga.

"Idih, apaan sih! Kok mereka semua pada teriak gitu?" tanyanya pada Bunga.

"Ya, teriaklah! Emangnya kamu gak tau?"

Annisa mengangkat bahunya acuh, "Emang ada apa sih?! Alay banget." kesalnya melihat mahasiswi lain pada teriak gak jelas.

Fyi, kampus Annisa sedang mengadakan seminar muda-mudi yang bertemakan "Indahnya Hijrah."

"Ichaaa, kamu ini aneh banget deh! Masa ikut seminar tapi gak tau narasumbernya siapa." ucap Bunga tak habis pikir.

Annisa memutar bola matanya jengkel, "Harus tau gitu?!" kesalnya.

"Aku taulah! Gengsi aja kalau bilang tau." Batinnya berkata lain.

Ya taulah, gimana gak tau coba? Orang Annisa ngepoin Instagram kampusnya dan ngepoin story IGnya gus Bibi. Kan dia kepo.

Bunga tampak menghela nafas lelah, "Yang ngisi acara hari ini itu, Gus Habibi Al-Khair, Gus tampan yang sedang viral itu loh. Masa gak tau?!"

"Tampan?!" beonya tak percaya.

"Iya tampan lah, orang itu kekasih aku." batinnya lagi.

Emang rada-rada nih orang.

Bau-bau ngejilat ludah sendiri nih,

"Iya, nanti kamu liat sendiri, pasti kamu suka. Gus Bibi itu tampan, muda, sholeh, gaul pokoknya idaman banget deh." puji Bunga.

Annisa tampak melotot, "Gak usah muji-muji gitu deh! Aku kan cem---" Annisa langsung menutup mulutnya dan tak melanjutkan lagi ucapannya.

Bunga mengangkat satu alisnya heran, "Cem? Cem apa, Cha? Cemburu maksudnya? Kamu ngeidolain Gus Habibi juga? Sejak kapan? Bukannya kamu manusia anti idola?" ucap Bunga.

"Eh! Siapa juga yang ngeidolain dia, orang aku mau bilang, cemberut aja tuh tampang gus, tampan dari mananya coba?" alibinya.

"Mana ada cemberut, sejelas itu dia senyum. Kamu aneh deh." ucap Bunga sambil melihat kearah Gus Habibi.

"Au ah!"

Selesai seminar, semua orang berhamburan mengejar Gus Habibi yang kini sudah meninggalkan auditorium.

"Woi, Bunga! Kamu gak minta foto sama gus itu?" tanya Annisa berharap Bunga mengatakan mau.

"Maulah! Temanin ya, aku deg degan kalau sendirian." ucap Bunga.

Annisa dan Bunga sudah berada didepan pintu keluar, dimana besar kemungkinan bertemu dengan Gus Habibi. Emang itu tujuan Bunga.

"Eh itu Gusnya, samperin gih!" ucap Annisa saat melihat Gus Habibi.

Dua gadis itu bergegas menghampiri gus tampan yang viral itu sebelum didatangi orang banyak.

"Aduh, kok jantung aku ngeorgen sih?! Jangan sampai pingsan disini. Malu-maluin nyonya tau gak." batin Annisa.

"Assalamualaikum Gus Bibi, kami boleh minta foto?" ucap Bunga ramah.

"Kami? Kamu aja kali! Aku mah ogah!" sahut Annisa tak terima. Sedangkan Gus Habibi hanya tersenyum manis. Emang semanis itu senyumnya wee. Kata Icha sih, lebih manis daripada sari gula.

Annisa emang lebay.

"Maaf Gus, teman saya emang rada-rada Gus." ucap Bunga tak enak hati dan langsung mendapat cubitan maut dari Annisa.

"Aw, Cha!" ringis Bunga.

"Jadi foto gak nih?! Aku buru-buru soalnya!" ucap Annisa.

"Yee, sok sibuk kamu, Cha!" ledek Bunga sembari mengeluarkan ponselnya.

Bunga gak tau aja kalau badan Annisa sudah bergetar hebat ditambah peluh yang keluar lumayan deras. Sepertinya dia gugup dan salting.

"Biar saya saja yang ambil." ucap Gus Habibi.

"Aku cantik gak didalamnya? Awas aja kalau jelek!" omel Annisa saat kamera dijepret.

"Nih, udah ya." ucap Gus Habibi sambil memulangkan ponsel milik Bunga dan Annisa hanya bisa menatap cengo sang Gus.

"Makasih Gus, hati-hati dijalan." ucap Bunga.

"Coba liat hasilnya!" ucap Annisa merasa ada yang tidak beres.

"Saya duluan, Assala---" ucap Gus Habibi terpotong.

"Woielah! Kok bibir aku jadi maju kedepan?! Ini gus ambilnya gak benar we! Masa aku sedang ngomong dijepret?! Ish kesal deh. Mana jelek banget lagi. Kek bibir bebek yang habis kejedot bakpau." kesalnya yang membuat Gus Habibi tak bisa menahan tawa.

"Gus, penerbangan kita satu jam lagi." ucap asisten gus Habibi.

"Kalau begitu, saya minta maaf dan Assalamualaikum." pamitnya berlalu pergi.

"Eh, gus!"

"Udah Cha, jangan marah gitu deh! Kamu juga sih, masa orang lagi ngefoto kamunya ngomong."

"Apaan sih?!" kesal Annisa.

"Untung sayang, kalau gak udah aku ceraiin tuh. Masa foto aku diambil jelek gitu sih. Ish sebel deh." batinnya merutuki gus tampan my idola.

Emang iya yah, manusia itu ucapannya gak bisa dipercaya. Contohnya saja Annisa, katanya benci banget sama orang yang terlalu bucin dengan idola mereka, eh taunya dia sendiri yang lebay dan alay gitu.

Dengan langkah kesal Annisa berjalan mendahului Bunga hingga tak terasa Ia menabrak sesuatu.

Bruak

"Aw,, kalau jalan pakai mat--" ucapnya terputus saat mata mereka bertemu.

"Icha? Lo kenapa?" tanya Bisma keheranan melihat tingkah gadis itu.

"Kepo lo!" ketusnya.

"Ichaaa, jalannya kok cepat banget sih?!" Bunga yang tadinya tertinggal dibelakang kini berada bersama Annisa dan Bisma.

"Ada apa sih?" tanya Bisma bingung.

"Badmood pokoknya." ucap Bunga.

"Lagi dapet?" tanya Bisma ngasal.

Plak!

Satu pukulan mendarat dibahu Bisma, "Lo kira gue nifas?! Lama banget dapetnya? Ya gak lah bambang!" kesalnya.

Bisma mengelus bahunya yang kebas, "Iya maaf, gue kan gak tau jarak waktu haid. Gue kira lo masih haid. Lagian sensian banget."

"Wajah lo yang bikin mood gue hancur! Minggir sono!" ucapnya hendak pergi.

"Icha, mau kemana? Gak jadi ngopi?" teriak Bunga tak tau harus berbuat apa jika sahabatnya itu sudah mengamuk.

"Ajak aja Si Bambang ngopi! Aku udah gak mood!" balasnya tanpa berbalik badan dan terus berjalan meninggalkan Bisma dan Bunga yang hanya bisa menatapnya cengo.

"Dih ogah! Yang ada gue diracunin kalau ngopi sama kembang sepatu kek lo." tuding Bisma.

"Aku juga ogah kali! Bye." ucap Bunga kembali mengejar sang sahabat yang tengah meradang bak singa kelaparan.

"Masa sekalinya foto, wajah aku jelek banget, gak bisa ya ambil yang cantik gitu? Kan aku juga mau bikin jedag jedug kek yang di tiktok itu. Emang dasar gus aneh! Ishhhh kesal banget aku tuhannnn...." ocehnya sambil berjalan menuju pakiran tanpa ia sadari teriakan Bunga menjadi melodi dipenjuru jalan.

Gadis itu tetap tidak mempedulikan sahabatnya yang berteriak seperti anak kecil memanggil emamgnya yang pergi begitu saja ketika melewati toko mainan.

1
Zulfa Ir
Ceritanya mendidik untuk menerima takdir Allah
aca
hadeh sabar
aca
lanjut
Capricorn 🦄
k
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!