Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14 Demi Kamu
Caca yang tengah tertidur pun seolah terusik kala wajahnya di kecup bertubi-tubi membuat matanya terbuka dan mendapati Xanders yang ada didepannya.
"Xanders diem deh, kamu ganggu aku tidur"
"Bangun sayang udah sore mandi"
"Lima menit lagi" pinta Caca seraya memejamkan matanya kembali.
"Nanti tidur lagi sayang, sekarang bangun dulu kamu belum makan belum mandi" ujar Xanders mengingatkan.
Xanders mengusap puncak kepala istrinya.
"Sayang bangun dulu ayo udah mau Maghrib ini, gak boleh mandi kemaleman" kata Xanders lagi.
"Ish, iya-iya ini bangun" jengkel Caca.
Caca segera bangun, ia duduk dengan mata yang masih setengah terpejam sepertinya nyawanya belum terkumpul.
Xanders benar-benar gemas melihat istrinya ini.
"Mau aku gendong ke kamar mandi?" Tanya Xanders.
"Atau mau aku mandiin" ucapan Xanders sukses membuat mata Caca terbuka sempurna.
"Gak aku bisa mandi sendiri, awas"
Setelah selesai mandi Caca menghampiri Xanders yang sedang duduk di sofa kamar mereka.
"Malam-malam gini Harusnya jangan keramas Acha nanti kamu pusing" omel Xanders.
"Seger Xanders kalo keramas tuh, kepala berasa enteng banget" ujar Caca terkekeh.
"Tapi kamu bisa sakit, sini aku keringin rambutnya"
Caca duduk di depan meja rias kamarnya, Xanders dengan telaten mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer.
"Rambut kamu wangi aku suka, wangi strawberry manis, kaya orangnya" gombal Xanders.
"apa sih gombal banget deh"
"Kamu aja blushing sama gombalan aku" Xanders tertawa melihat pipi Caca yang memerah.
"Dah selesai, sekarang kita salepin tangan nya biar cepet sembuh"
Xanders mengoleskan salep tersebut pada tangan Caca.
"Salepnya bagus tau, tangan aku udh kering bahkan bekas luka nya juga cepet memudar" kata Caca.
"Iya sayang, Dokter John itu kinerjanya bagus obat yang dia kasih juga kualitasnya bener-bener bagus".
"Nah sekarang minum obatnya, ini udah aku halusin" ujar Xanders.
Xanders benar-benar merawatnya dengan sangat baik, salah satu hal yang patut Caca syukuri.
"Pinter banget sih, istri siapa iniii"
"Istri tuan muda Xanders" kata Caca sambil tertawa, tawa yang menular pada Xanders.
"Sayang mau makan sama apa?" Tanya Xanders dengan membuka salah satu aplikasi pengiriman makanan online.
"Aku pengen Seblak deh" jawab Caca.
"Gak, gak ada seblak-seblak" ujar Xanders tegas.
"Tadi kamu nanya mau makan sama apa giliran aku bilang pengen makan seblak gak kamu bolehin" ujar Caca jengkel.
"Iya tapi gak seblak juga sayang, perut kamu lagi sakit kalau kamu makan seblak nanti perutnya tambah sakit" Xanders menasehati sang istri.
"Ya udah gak usah makan" ketus Caca.
"Harus makan sayang".
"Ya udah aku maunya makan sama seblak titik.
"Ya udah boleh, tapi tetep harus makan nasi dulu dan seblak nya gak boleh pedes" final Xanders, ia berusaha untuk tak merusak mood istri tercintanya ini.
"Ya gak bisa gitu dong, aku maunya pedes" sewot Caca.
"Gak pedes atau gak sama sekali" Xanders menatapnya tajam.
Caca yang takut dengan tatapan itu pun pada akhirnya mengangguk.
"Ya udah deh" pasrah Caca.
*
*
Saat ini Xanders tengah rebahan dengan berbantalkan paha sang istri. Caca mengelus puncak kepala Xanders, Xanders memejamkan matanya menikmati usapan lembut dari tangan istrinya.
Caca sempat berfikir jika yang akan di jodohkan dengannya adalah pria tua perut buncit, tapi ternyata suaminya adalah ciptaan tuhan yang sangat sempurna sepertinya tak ada celah kekurangan dalam diri Xanders, perlakuan Xanders bagaikan seorang malaikat penolong untuk Caca.
"Xanders kenapa kamu mau bantu perusahaan Papa" Tanya Caca, ia sudah gatal ingin menanyakan ini dari kemarin.
"Karena kamu" jawab Xanders.
"Aku? Kenapa Aku?" Tanya Caca, jawaban Xanders membuatnya bingung.
"Karena apa yang aku lakuin itu untuk Kamu dan demi Kamu" Ujar Xanders, ia membuka matanya menatap wajah Caca dari bawah.
"Aku tau Ca kamu sering dapet perlakuan buruk dari ayah dan adik tiri kamu, aku juga tau kamu sering dapet kekerasan fisik dari mereka" ucap Xanders.
Caca yang mendengar pun tentu kaget.
"Dari mana Xanders tau" ujar Caca dalam hati.
"Jangan bilang kebangkrutan perusahaan papa juga ulah kamu?" Tebak Caca.
Xanders mengangguk sebagai jawaban.
"Terus kenapa kamu bantuin Papa kalo kamu sendiri yang bikin dia bangkrut" tanya Caca, ini semua benar-benar membingungkan untuknya.
"Aku lakuin ini semua supaya aku bisa bawa kamu pergi dari Neraka itu. Aku gak mau istri aku ini terus-terusan di sakitin".
"Aku gak tau harus gimana nyatain perasaan aku ke kamu dan dengan cara apa, aku juga gak mungkin mau maksa kamu keluar dari rumah itu. Tapi aku gak bisa terus-terusan ngeliat kamu disakitin sama mereka" jelas Xanders.
"Aku harap kamu ngerti maksut aku"
"Aku tau mungkin kemarin yang aku lakuin juga terkesan pemaksaan buat kamu, mungkin kamu berfikir kalau aku ini jahat dan mungkin caraku ini salah. Tapi setelah ini aku harap kamu ngerti kalau aku ngelakuin ini semua untuk kamu dan demi kebaikan kamu".
"Aku ngerti" jawab Caca.
Setelah itu tak ada percakapan lagi diantara mereka.
Drrrtt.... Drrrtt...
Suara dering Telvon berhasil memecahkan keheningan.
"Hallo Ma" Sapa Caca, ternyata yang menelvon adalah Maya sang mama.
"Gimana kabar kamu sayang" Tanya Maya di seberang Telvon.
"Caca baik ma, mama sendiri gimana"
"Alhamdulillah, mama juga baik sayang".
"Xanders mana?" Tanya maya.
"Ada ma, kenapa?" tanya Caca.
"Gapapa, cuma nanyain mantu mama aja"
"Besok mama mau main kerumah kalian boleh?"
"Boleh ma, nanti Caca Sharelock ya alamatnya"
"Iya sayang, ya sudah sampai jumpa besok".
panggilan sudah terputus, Caca beralih menatap Xanders.
"Besok mama mau main kesini" ujar Caca.
"Iya Gapapa sayang".
*
*
"Tuan, Nona di depan ada ibu-ibu katanya mamanya non Caca" Ujar Mang Ujang.
"Iya mang suruh masuk ya" kata Caca.
Terlihat Maya berjalan ke arah mereka ternyata ia tak datang sendirian, melainkan bersama Nara.
Nara memandang Takjub seisi rumah Caca, ia benar-benar iri dengan kehidupan Caca sekarang. Tekadnya untuk merebut Xanders dari Caca semakin kuat.
Caca yang melihat kehadiran Nara pun dengan sengaja memeluk lengan Xanders, ia bersandar manja di bahu suaminya.
"Mamaaaa" Caca bangkit lalu memeluk Maya.
"Ma" Xander menyalami sang mertua.
"Hallo Kak Caca"
Caca hanya diam tak menanggapi ucapan Nara.
"Hallo kak Xanders, aku Nara adik kak Caca" Nara mengulurkan tangannya di hadapan Xanders.
"Adik tiri lebih tepatnya" ujar Caca.
Xanders sama sekali tak menerima uluran tangan dari Nara, menatap pun tidak.
Nara menurunkan uluran tangannya, tangannya terkepal penuh dengan dendam.
Bersambung......
NT lagi mengalami kendala ya, jadi up nya sedikit terlambat walaupun udah lulus review. kalau semisal bab muncul tapi pas di klik tulisan nya "Bab di hapus" tenang aja ya, nanti bakal muncul lagi kok bakal bisa di baca.
mohon maaf atas kendala yang terjadi ya readers😊🙏🏻
aku suka dengan jalan ceritanya begitu banyak cinta tapi tidak dengan kedua ayah tiri dan adik tirinya