"Cih....apa kau benar ingin menyelamatkan anak dari seseornag yang telah membunuh ibumu?" ucap Lee dengan seringainya. Serontak Arion terdiam dengan ucapan Lee, "Apa maksudmu??" "Hahahaha ternyata kau tidak tau yah, ck..ck..ck" Lee melemparkan beberapa dokumen foto-foto. * Seorang wanita bernama Gizela Arabella wanita yang menjadi yatim piatu akibat pembantaian oleh beberapa orang berseragam hitam kepada keluarganya, Mereka bahkan mengebom rumah milik Gizela menjadi hancur lebur, dan ia menyaksikan sendiri kobaran api serta kepulan asap hitam yang mengancurkan rumah serta orangtua dan orang-orang di dalam sana. "Tidak!!! ayah!!! ibu!!!" Dengan bekal uang dan perhiasan yang diberikan snag ibu Gizel memutuskan untuk membeli sebuah ruko bertingkat dua, terdapat sebuah toko di lantai satu dan lantai dua terdapat dua ruangan yang ia gunakan sebagai kamar dan gudang. No plagiasme🚫 Karya sendiri✔️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andriana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08
Setelah tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah Gizel.
"Terimakasih, kau sebaiknya kembali ke pesta tadi, bagaimanapun mereka kan keluargamu" Ucap Gizel sebelum turun dari mobil Arion.
"Aku akan membantumu masuk ke dalam" Arion hendak membuka pintu namun tangannya di cekal oleh Gizel.
"Ah Arion! tidak perlu aku bisa sendiri, sekali lagi terimakasih" Gizel tersenyum kecut serta canggung dan segera keluar dari mobil Arion, ia berjalan agak pincang untuk masuk ke dalam rumahnya.
Arion menatap Gizel yang berjalan pincang entah kenapa ia tidak suka jika dirinya di tolak oleh Gizel dan ingin sekai menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam.
Gizel membuka pintu namun cerobohnya dia malah menabrak pot bunga di samping pintu sehingga ia kembali kesakitan.
"Agh....Aah sial!! kenapa aku harus terluka dua kali??" gerutu Gizel sembari memegangi kakinya.
Arion yang melihatnya pun segera turun dari mobil dan menghampiri Gizel.
"Sudah ku bilang aku akan membantumu!!" Ucap Arion dengan nada sedikit tinggi membuat Gizel seketika terkejut dan menoleh kepadanya.
Arion langsung menggendong Gizel ala birdal tanpa permisi maupun persejutuan terlebih dahulu. "KYAA.....Arion apa yang kau lakukan?? cepat turunkan aku!!, aku bisa sendiri" Serunya kepada Arion .
Arion menatap jengkel ke arah Gizel. "Tidak ku tidak bisa sendiri, baru saja kau tersandung lagi, aku tidak menerima penolakan aku akan tetap membantumu masuk ke dalam!!" Arion segera masuk ke dalam mereka melewati lantai dasar yang menjadi toko bunga Gizel.
"Dimana kamarmu?" tanya Arion yang hanya di balas tunjukan oleh Gizel.
Gize menujuk ke arah tangga yang artinya kamarnya disana, Arion segera menaiki tangga menuju kamar sembari tetap menggendong Gizel.
Terdapat dua pintu disana Arion segera bertanya kembali. "Yang mana kamarmu?"
"Ka....kamar?" jantung Gizel seketika berdebar, pikirannya tiba-tiba kemana-mana.
"Kenapa dia menanyakan kamar, jangan-jangan? ah......astaga aku takut jika dia memanfaatkan ku saat terluka seperti ini" batin Gizel dengan raut wajah yang berubah takut serta gelisah.
Arion menyadari perubahan pada raut wajah Gizel. "Aku hanya akan mengantarmu, jangan berfikiran kemana-mana aku tidak akan menidurimu kau tenang saja" ucapnya tiba-tiba membuat pipi Gizel seketika memerah malu.
"Ah...iya emh itu....itu kamarku" Gizel menunjuk pintu pertama, Arion segera membuka pintu tersebut dan masuk.
Arion terkejut melihat kamar Gizel yang sedikit berantakan serta banyak pakaian yang ada di mana-mana. Arion segera menurunkan Gizel di ranjang karena sofa di kamarnya penuh dengan tumpukan baju.
"Berantakan sekali, apa wanita memang seperti ini" batin Arion yang menatap seluruh sudut ruangan Gizel.
"Astaga aku malu sekali kamarku begitu berantakan, sebaiknya aku segera menyuruh Arion pergi!" batin Gizel sembari menggigit jarinya.
"Arion....." belum selesai Gizel berbicara Arion sudah mengajaknya bicara.
"Dimana kotak obatnya?" tanya Arion datar, Gizel tercengang dan menunjuk ke arah nakas di samping ranjang tepatnya di samping cendela menuju balkon. Entah kenapa Gizel sangat menurut saat melihat raut wajah Arion yang tanpak tegas padanya.
Arion segera mengambil kotak obat yang Gizel tunjukkan, Arion berlutut dan memberikan pengobatan kepada lutur Gizel yang berdarah.
Terihat Gizel yang hanya diam tercengan melihat perhatian yang diberikan oleh Arion, serta sentuhan lembutnya untuk mengobati luka Gizel dengan perlahan agar dirinya tidak merasa kesakitan.
"Aish......" Gizel meringis perih saat obat teroles di lututnya.
"Tahan sedikit ini memang akan perih"
Arion fokus membersihkan luka Gizel dan menbalutnya dengan plester, "Sudah selesai istirahatlah"
Arion berdiri dan menaruh kembali kotak obat di nakas, entah apa yang Arion lakukan ia malah memunguti pakaian Gizel yang berada di mana-mana.
Gizel menperhatikan Arion dengn seksama, kemudian ia terkejut saat Arion memungut bra miliknya yang tergeletak begitu saja. "Arion!!!" Teriak Gizel yang membuat Arion menatap ke arahnya.
"Bi.....biarkan aku... saja, to....tolong jangan sentuh itu!!" ucapnya menunduk dengan pipi merona karena malu.
Arion menatap tangannya ia tau maksud dari Gizel, seketika Arion tersenyum tipis begitu bodohnya dirinya memegang dalaman pribadi wanita.
"Sudah terlanjur ku pungut"
Arion membuka sebuah pintu yang di pikirnya kamar mandi dan saat ia membuka pintu ternyata benar ia segera meletakkan seluruh pakian di tangannya di keranjang yang ada di sana.
Pipi Gizel memerah merona ia begitu malu jika pakaian dalamnya di sentuh oleh pria. "Astaga pipiku rasanya panas" Gumam Gizel sembari memegangi kedua pipinya.
"Sudah bersih aku pergi dulu, sekarang kau bisa istirahat!" Ucap Arion.
"Emhh...... terimakasih Arion, dan ma.....maaf karena merepotkanmu" ucapnya dengan menunduk dan malu. Arion terkekeh melihat tingkah lucu Gizel ia ingin sekali mencubit pipi kenyal Gizel.
"Hem kau fikirkan bagaimana cara membalas kebaikanku hari ini kepadamu, aku pergi dulu dan jangan lupa kunci pintumu!!" Arion pergi dari kamar Gizel dan segera turun, Arion menutup pintu Gizel dan gerbangnya dengan seringai penuh kesenangan.
"Cara membalasnya?, apa maksudnya?, oh astaga jadi aku harus balas budi padanya, aaah menyebalkan sekali...." Gizel merebahkan dirinya kesal.
Sepanjang jalan Arion tersenyum saat mengingat kebersamaannya dengan Gizel. "Aku suka wanita sepertinya, dia akan menjadi milikku" gumamnya sembari menyetir mobil.
Di mansion
Arion segera menaiki tangga menuju kamar, namun kangkahnya terhenti saat asistennya pribadinya memanggil.
"Tuan Arion!!" Bruno menghampiri Arion dengan penuh kekhawatiran.
"Ada apa?"
"Ada seseorang yang mencoba meneobos markas hutan!!" ucap Bruno panik namun berbeda dengan Arion ia justru tetap tenang.
"Kita kesana sekarang!!" keduanya segera pergi ke markas tempat Arion menyiapkan senjata untuk transaksi gelapnya.
setelah melewati hutan lebat akhirnya mereka sampai di sebuah rumah newah yang tidak terlihat seperti markas, Arion turun disambut oleh penjaga disana.
"Tuan dia sudah tertangkap" ucapnya dengan menunduk.
"Dimana dia?" Tanyanya dengan datar dan tegas
Arion segera berjalan mengikuti pengawalnya untuk menuju ruang yang khusus untuk menyiksa orang disana, pengawal membuka pintu untuk tuannya menuju ruangan itu, bau amis dan lembab bercampur jadi satu, terdengar suara bergema langkah kaki Arion yang membuat tubuh kedua tahanan itu bergetar hebat.
Arion masuk dengan wajah nya yang menyeringai namun begitu menyeramkan bagi kedua tahanan itu,
"Ternyata aku tidak perlu capek-capek untuk menangkap kalian, kalian berdua memang menyepelekan para penjagaku...." ucapnya dengan nada serak dan tegas membuat kedua tawanan itu bergidik ngeri.
Ternyata benar tentang rumor yang berdar jika mendengar suara Arion saja akan membuat bulu mereka bergidik ngeri.
"Aku tidak suka basa-basi, cepat katakan siapa yang menyuruh kalian??"
"Kami tidak tahu!!" jawab saah satu tawanan.
Arion terkekeh mendengar jawaban konyol dari tawanan itu, "Cih aku sudah sering mendengar jawaban konyol seperti itu, CEPAT KATAKAN ATAU...." Arion mengambil sebuah belati tajam dan mengusapnya dengan tangan sehingga membuat kedua orang itu menelan salivanya berat.
"Ka...kami hanya disuruh oleh pria asing untuk menghancurkan markas anda, dan ka.....kami tidak tau siapa dia bahkan wajahnya pun ia tutupi dengan topeng" ucap tawanan satunya.
Arion mengangkat satu alisnya dan mendekat ke arah salah satu tawanan yang berbicara tadi. "Kau tau ciri-cirinya?"
"Di....dia tinggi dan i...itu ada tato di tangan kanannya berlogo u....ular" ucapnya dengan terbata-bata.
"Heem pria baik" Arion menepuk pipi tawanan itu.
"Berhubung aku sedang dalam kondisi senang jadi kau ku bebaskan, tapi kau akan menjadi mainan untuk pengawalku!!".
Arion membebaskan tawanan yang sudah jujur padanya sedangkan satu lagi ia tetap kurung pasti tawanan itu tidak akan selamat karena ia akan disiksa secara perlahan oleh para pengawal Arion. Dan sudah pasti siksaannya tidak akan main-main.
"Te....terima kasih tuan" Salah satu tawanan mengembangkan senyumnya dan lega sedangkan satunya malah bergidik ngeri dan ketakutan.
"Tu...tuan maafkan saya, lepaskan saya!.... saya akan mengabdi kepada anda jika anda melepaskan saya" seru tawanan itu dengan gemetar
"Cih!! aku tidak butuh orang bodoh sepertimu, Kalian boleh menyiksanya secara perlahan sampai ia mati" perintah Arion kepada penjaganya.
"Emh tapi sebelumnya aku boleh mengawalinya dulu"
Srekk
"Aghh......"
Arion memotong salah satu telinga milik tawanan itu dengan satu sayatan, darah bercucuran di tangannya serta menyiprat kemana-mana.
Arion begitu puas dengan perlakuannya ia menyeringai senang melihat kesakitan yang di rasakan oleh tawanan itu.
"Lepaskan dia dan biarkan dia pergi!!" Arion memerintah pengawalnya untuk melepaskan tawanan yang satu lagi,
"Terima kasih tuan, terimakasih saya tidak akan melupakan kebaikan anda" Tawanan itu segera berlari untuk keluar dari sana, ia tertawa senang karena telah bebas dari bahaya.
DORR
Sebuah tembakan melayang tepat pada kepala tawanan itu sehingga membuatnya langsung mati di tempat.
"Itu maksudku, membiarkanmu mati dengan mudah agar tidak terlalu menyiksa bagimu bukankah aku sangat baik?" ucapnya dengan seringai mengerikan.
#Jangan lupa kasih like, komen dan vote ya gais#
saya Pocipan ingin mengajak kaka untuk bergabung di Gc Bcm
di sini kita adakan Event dan juga belajar bersama dengan mentor senior.
jika kaka bersedia untuk bergabung
wajib follow saya lebih dulu untuk saya undang langsung. Terima Kasih.