NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG

TURUN RANJANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:19.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kikan Selviani Putri

Annisa memimpikan pernikahan yang bahagia bersama lelaki yang dicintainya dan mencintainya. Tetapi siapa sangka dirinya harus menikah atas permintaan sang Kakak. Menggantikan peran sang Kakak menjadi istri Damian dan putri mereka. Clara yang berumur 7 tahun.

Bagaimana nasib Annisa setelah pernikahannya dengan Damian?

Mampukah Annisa bertahan menjadi istri sekaligus ibu yang baik untuk Clara?

Temukan kisahnya hanya di sini!^^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan Selviani Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terlibat perkelahian

Annisa berlari tergopoh-gopoh menyusuri lorong sekolah yang terasa panjang. Hatinya berdegup kencang, bukan hanya karena lelah, tapi juga karena kekhawatiran akan apa yang terjadi. Meski hubungan Clara dengannya tidak baik, sebagai ibu pengganti, ia tak bisa lepas dari rasa tanggung jawab.

Setibanya di depan ruang kepala sekolah, ia menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu.

“Silakan masuk,” suara dari dalam terdengar jelas. Annisa membuka pintu dan melangkah masuk. Di dalam, ia melihat Bu Hanifa dan Clara duduk di depan kepala sekolah, Pak Iman. Clara duduk dengan wajah murung, tangan terlipat di depan dada, sementara seorang anak perempuan lain yang duduk di seberang tampak menangis.

"Selamat siang, Bu Annisa," sapa Pak Iman dengan sopan. "Terima kasih sudah datang. Kami perlu membicarakan kejadian tadi siang."

Annisa menelan ludah, berusaha menenangkan dirinya. "Apa yang terjadi, Pak?"

Bu Hanifa menoleh ke arah Annisa. "Clara terlibat perkelahian dengan temannya, Sita, di jam istirahat. Sita melaporkan bahwa Clara memukulnya lebih dulu."

Mendengar itu, Annisa menatap Clara yang menundukkan kepala, wajahnya tanpa ekspresi. "Clara," Annisa berkata lembut namun tegas, "kenapa kamu melakukan itu?"

Clara hanya diam, matanya masih tertuju pada lantai.

"Sita mengaku bahwa awalnya hanya bercanda, tapi Clara tersinggung dan langsung memukulnya," Bu Hanifa melanjutkan. "Ini bukan pertama kalinya Clara bersikap agresif."

Annisa merasa pusing. Ia tahu Clara sulit dikendalikan, terutama setelah kehilangan ibunya, Arum. "Pak Iman, apa yang harus kita lakukan?" tanya Annisa, suaranya sedikit gemetar.

Pak Iman menghela napas panjang. "Untuk saat ini, Clara harus meminta maaf kepada Sita, dan kami akan memberi peringatan tertulis. Jika perilaku ini berlanjut, kami terpaksa harus mengambil tindakan lebih lanjut."

Annisa memandang Clara lagi. "Clara, kamu dengar itu? Kamu harus meminta maaf."

Namun, Clara masih terdiam, enggan mengucapkan sepatah kata pun. Sikapnya itu membuat hati Annisa semakin berat. Bagaimana ia bisa membantu Clara jika anak itu tak mau terbuka padanya?

Clara tetap diam, tak mengucapkan sepatah kata pun. Hanya ada keheningan yang membuat ruangan terasa semakin berat.

Akhirnya, Annisa berkata pelan, “Clara, kenapa kamu memukul Sita? Tolong jelaskan.”

Clara mendongak dengan wajah marah dan air mata yang menggenang. "Sita bilang aku nggak punya ibu! Dia bilang ibu tiriku pasti jahat! Dan kalau nanti ibu tiri punya anak, aku bakal disingkirin! Aku benci dia!"

Kata-kata Clara langsung membuat hati Annisa terhentak. Meski Clara sering memperlakukannya dengan dingin, kini ia menyadari betapa dalam luka yang Clara rasakan. Annisa menatap anak itu dengan perasaan campur aduk—antara ingin memeluknya dan menenangkan, tapi juga sadar Clara belum siap untuk menerimanya sepenuhnya.

Pak Iman mendesah pelan. “Clara, Bapak mengerti kamu terluka karena perkataan Sita, tapi kekerasan bukan cara yang benar untuk menyelesaikan masalah.”

Annisa berlutut di samping Clara, berusaha agar mereka bisa setara. "Clara, dengarkan, Tante tahu kamu sedih dan marah. Tapi apa yang Sita katakan tidak benar. Tante tidak akan pernah menyingkirkan kamu. Kamu penting buat Tante, dan Tante akan selalu ada untuk kamu."

Clara menoleh sebentar ke arah Annisa, tatapannya masih penuh emosi. Namun, ia tidak berkata apa-apa.

Sita yang duduk di seberang tiba-tiba menangis lebih keras. "Aku nggak bermaksud bikin Clara marah! Aku cuma bercanda!" katanya sambil terisak.

Pak Iman menenangkan situasi dengan tenang. “Sekarang yang penting adalah kalian berdua meminta maaf satu sama lain dan belajar untuk tidak menyakiti satu sama lain, baik dengan kata-kata maupun tindakan.”

Annisa mencoba lagi dengan lembut, "Clara, apa kamu mau minta maaf ke Sita?"

Clara terdiam lama, lalu dengan suara rendah dan berat, ia berkata, "Maaf."

Sita menatap Clara, masih terisak, dan berkata, "Aku juga minta maaf, Clara. Aku nggak akan ngomong gitu lagi."

Meski permintaan maaf itu tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah, Annisa merasa sedikit lega. Namun, di balik itu, ia tahu bahwa luka di hati Clara mungkin lebih dalam daripada yang terlihat. Dan tantangannya untuk menjadi sosok ibu yang bisa Clara percayai baru saja dimulai.

•••

Setelah pertemuan dengan kepala sekolah, Annisa menggenggam tangan Clara dengan lembut dan membimbingnya keluar dari sekolah.

Clara masih terdiam, dengan raut wajah yang suram. Mereka berjalan menuju mobil Annisa di parkiran, dan keheningan di antara mereka terasa begitu tegang. Annisa ingin berbicara, ingin mencoba menenangkan Clara, tapi ia tahu bahwa memaksa Clara bicara sekarang mungkin hanya akan memperburuk keadaan.

Setelah beberapa saat berkendara, Annisa memutuskan untuk mencoba sesuatu yang berbeda.

"Clara," katanya dengan suara lembut, "bagaimana kalau kita mampir ke taman sebentar? Ada kedai es krim di dekat sana. Aku dengar mereka punya rasa baru, stroberi keju. Kamu suka es krim, kan?"

Clara menoleh sedikit ke arah Annisa, tetapi tidak langsung menjawab. Meskipun wajahnya masih menunjukkan kemarahan, Annisa menangkap sedikit kilatan minat di mata gadis itu.

“Tante tahu hari ini berat buat kamu,” lanjut Annisa, berusaha terdengar ringan. “Tapi mungkin es krim bisa sedikit membantu. Lagipula, kita nggak buru-buru pulang, kan?”

Clara menghela napas, masih terkesan enggan, tapi akhirnya mengangguk pelan. "Boleh," katanya dengan suara datar.

Annisa tersenyum kecil, meski dalam hatinya merasa lega. “Oke, kita mampir sebentar, ya.”

Tak lama kemudian, mereka tiba di taman kecil yang cukup tenang, dengan pepohonan rindang dan bangku-bangku yang tersebar. Di dekat pintu masuk taman, ada kios es krim yang Annisa sebutkan. Mereka memesan dua es krim—satu untuk Clara dengan rasa cokelat favoritnya, dan satu lagi untuk Annisa dengan rasa stroberi keju yang ia sebutkan tadi.

Setelah menerima es krim mereka, Annisa mengajak Clara duduk di salah satu bangku taman yang teduh. Matahari sore memancarkan sinarnya yang hangat, dan suasana taman terasa damai, dengan anak-anak kecil yang bermain di kejauhan.

Clara mulai menyendok es krimnya dengan perlahan. Annisa mengamati anak itu dari samping, berpikir keras tentang apa yang harus ia katakan.

"Clara," ia memulai, suaranya pelan, "tante tahu ini sulit buat kamu. Kehilangan ibu kandungmu, merasa seolah-olah kamu sendirian… Itu pasti berat."

Clara menunduk, menatap es krimnya. "Aku nggak butuh ibu tiri," gumamnya, suaranya nyaris tak terdengar.

Annisa merasa sakit mendengar kata-kata itu, tapi ia tahu Clara sedang mengungkapkan perasaannya yang paling dalam. Ia tak bisa memaksa Clara untuk menerimanya begitu saja. "Tante tahu," jawab Annisa pelan. "Dan Tante tidak pernah ingin menggantikan tempat ibumu. Tante hanya ingin ada di sini buat kamu, untuk membantu kamu, mendukung kamu, kalau kamu butuh."

Clara terdiam, sendoknya berhenti di tengah perjalanan ke mulut. Ia menatap es krimnya tanpa berkata apa-apa.

Annisa melanjutkan, "Tante nggak tahu apakah kamu bisa percaya sama Tante sekarang, dan itu nggak apa-apa. Tapi Tante janji, Clara, Tante di sini untuk kamu. Tante nggak akan menyingkirkan kamu, seperti yang Sita bilang. Tante nggak akan pernah melakukan itu."

Clara menoleh sedikit ke arah Annisa, matanya sedikit lebih lembut sekarang. "Tante janji?" tanyanya, suaranya nyaris seperti bisikan.

Annisa tersenyum lembut, "Tante janji, Clara. Kamu selalu penting buat Tante."

Clara tidak langsung menjawab, tapi ia kembali menyendok es krimnya, kali ini sedikit lebih pelan dan tenang. Annisa merasa ada sedikit kemajuan—mungkin Clara tidak langsung membuka hatinya, tapi setidaknya ada celah kecil yang bisa ia masuki. Mereka menikmati sisa es krim mereka dalam keheningan, tapi kali ini, keheningannya terasa lebih ringan.

Di bawah sinar matahari sore, Annisa berharap ini adalah awal dari langkah-langkah kecil menuju hubungan yang lebih baik dengan Clara.

1
Atik R@hma
buka liburan baru sm disya, lupakan Annisa😁😁
Atik R@hma
slalu bhgia klg kecil Damian, otw adik buat kaka Clara😃😃😃
🏘⃝Aⁿᵘ🍁Kikan✍️⃞⃟𝑹𝑨👀: a-adiikk? 😳😳😳
🏘⃝Aⁿᵘ🍁Kikan✍️⃞⃟𝑹𝑨👀: a-adiikk? 😳😳😳
total 3 replies
🏘⃝Aⁿᵘ🍁Kikan✍️⃞⃟𝑹𝑨👀
iyaaaaaa, akhirnyaaaa setelah 2 tahun diangguriinn
Atik R@hma
kebahagiaan buat Annisa, menunggu bertanya thn😄😄
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
pasti dia seneng damian walaupun sederhana
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
bnr tuh pasti kan dlu kebenaran nya jngn asal ngmng
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
mimpi apaan sih km Damian
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
mngkn belum waktunya damian
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
saking kecapean nya Clara sampai tertidur 😴😴😴
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
heboh bangettt ya gara² rumor ituu
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
nah bagus dong sesekali ajakin makan+ngbrol berdua
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
JD intinya mau ada ruangan khusus yaa
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
seneng banget pasti nya dianterin sama Damian
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
knp kau Andi melamun aja,,Apa jngn² lagi mikirin Anisa
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
semoga aja Clara menyebut Anisa sebagai mama nya
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
Clara diajak belanja lagii pasti seneng tuhh
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
biasa aja dong gina negur nya
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
woww Anisa JD CEO baru disnaa
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
woww Andi punya rasa sama Anisa pdhl kan Anisa istri nya damian
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
ngapain sih si Zaskia menirukan gaya Anisa segala apa dia mau menggoda Damian 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!