Andini hanyalah seorang gadis kecil yang tak kenal lelah bekerja untuk menafkahi keluarganya. Namun, hidupnya berubah menjadi mimpi buruk ketika pengorbanannya dikhianati oleh adiknya, Yogi, yang tega menjualnya kepada teman-temannya untuk keuntungan kotor.
Andini putus asa! Akhirnya, ia memilih langkah ekstrem - ia menemui seorang dukun legendaris yang dikenal sakti, dicari banyak orang karena kekuatannya. Dengan bantuan sang dukun, Andini memasang susuk genderuwo, sebuah kekuatan mistis yang menjamin dia tetap perawan dan mengeluarkan darah setiap kali berhubungan intim dengan kliennya.
Kekuatan mistis itu tidak gratis! Andini harus menumbalkan nyawa demi nyawa agar kekuatan susuk genderuwo tidak musnah. Kehidupan Andini berubah, kaya raya tak terkira tapi penuh kekuatan gelap yang mengerikan.
Namun, seiring kekuatan gelap itu semakin menguasai hidupnya, Andini dihadapkan pada pilihan berbahaya: akankah ia menyerahkan jiwanya sepenuhnya kepada kekuatan terkutuk ini, atau menemukan cara untuk melawan sebelum semuanya terlambat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Pembelaan Bu Semah
Hari hari terus berlaku dan kehidupan Andini kian mapan karena uang yang dia dapat setiap malam nya selalu tiga pupuh juta, itu kalau hanya satu tamu saja, bila sampai tiga tamu maka dia akan mendapat kan sembilan puluh juta. bahkan kadang tamu yang baik juga memberikan Andini uang yang lebih setelah tahu dia masih perawan, organ yang tempat dia bekerja juga semakin maju karena ada nya sang bunga di sana sehingga banyak orang yang memekai jasa organ tunggal ini. Andini mulai menata hidup nya satu persatu dan rumah dia sudah mulai berubah menjadi yang lebih besar, mengabaikan semua gunjingan para warga karena dalam waktu satu tahun saja dia sudah mulai membangun rumah.
Namun hari ini Andini mulai bingung lagi karena tepat tahun kedua dia pakai susuk genderuwo sehingga harus mencari tumbal nyawa, hati malaikat nya tetap bertahan agar jangan sampai membunuh adik nya karena sang Ibu masih ada, tidak bisa Andini bayangkan bagai mana menderita nya Bu Semah bila tahu Yogi meninggal. tentu nanti nya Andini akan repot lagi untuk mengurus Ibu nya yang tantrum akibat kematian Yogi, sehingga Andini mengurungkan niat nya untuk menumbalkan Yogi. walau Yogi di rumah ini hanya jadi parasit saja karena dia menguras banyak uang nya Andini.
"Kakak mau kemana?" Salsa bertanya ketika Andini mengeluarkan motor nya.
"Mau keluar sebentar, kamu jaga Ibu ya." pesan Andini.
"Oke, beliin aku es yang di luar sana ya nanti." Salsa memang suka oleh oleh.
Andini mengacungkan jempol nya karena dia memang akan keluar, agar susah juga keluar dati rumah karena banyak tukang yang sedang membuat pagar rumah mereka. Andini memutuskan untuk membuat tembok keliling agar tak ada lagi tetangga yang mengintip intip bila dia mau keluar, biasa lah mulut mereka yang sangat pedas, apa lagi pekerjaan Andini yang sebagai biduan saja sudah bisa membuat rumah sebesar ini dan bagian belakang juga masih tahap renov, tentu hati mereka jadi bertanya tanya.
Tidak susah sekarang untuk Andini mencari uang bila ada bahan kurang yang di butuhkan untuk membangun tembok, sekarang saja dia menemui pelanggan nya yang sedang menunggu di losmen, kelihatan nya tamu dari kota karena Andini juga sering mendapatkan tamu dari luar kota, mereka melihat foto Andini di IG dan menghubungi nya. siapa yang paling mahal maka akan di respon duluan, yang sekarang saja berani menawar lima puluh juta bila memang masih perawan dan akan memberikan tambahan bila nanti Andini memang tidak berdusta tentang segel nya yang belum pernah terbuka.
"Selamat datang." sapa pria berdarah turki yang menawar Andini.
"Aduh, pasti punya dia besar!" Andini sudah ketar ketir.
Andini masuk kedalam kamar dengan gaya nya yang polos sehingga membuat pria itu semakin terkesima, ini bukan target tumbal karena Andini butuh uang nya untuk biaya perbaikan rumah nya yang tidak pernah kelar karena ada saja yang di tambah.
Acara sesi pemasukan pun segera terjadi, Andini pasrah di bawah pria yang sudah sangat bernafsu ingin menggauli nya, terbukti memang sangat susah untuk di masuki sehingga kepala otong beberapa kali meleset dari lubang yang mau di tuju, Andini tersenyum karena wajah kaget sang bule sebab dia betul betul masih perawan.
"Apa tidak masalah bila saya agak kasar?" tanya bule.
"Tapi jangan terlalu, saya takut." pinta Andini.
Bule mengangguk karena dari tadi gagal terus untuk mencetak gol, maka dengan kedua tangan nya dia memegangi agar tak meleset lagi dan di beti penekanan yang lumayan kencang, tubuh Andini tegang karena dia juga merasakan sakit bila berhubungan begini, apa lagi milik bule juga ukuran nya lumayan.
"Ssssh, aaaakh!" Andini menggerang ketika kepala otong masuk.
"Oh kau sungguh masih perawan!" seru bule ketika melihat darah yang keluar.
"Ooh tolong pelan saja." rintih Andini menggigit bibir nya.
Bule terlihat sangat senang seolah ini adalah hal yang pertama untuk diri nya bercinta dengan seorang perawan, tak pernah dan sangat susah mencari nya, oleh sebab itu dia menjadi sangat gairah dalam percintaan ini. Andini menahan rasa perih yang menyerang nya, kedua kaki terbuka lebar karena kerang sedang di nikmati oleh pembeli.
Desahan laknat beradu dalam losmen yang tak seberapa besar ini, karena losmen memang sering di sewa untuk pembeli kerang yang ada di desa ini, bukan hanya Andini yang jual diri karena kebutuhan hidup, masih banyak lagi yang lain nya karena mereka juga sama sama terdesak masalah ekonomi yang sulit.
...****************...
Salsa mengurus Ibu nya yang baru usai mandi dan kembali di baringkan di atas ranjang, sekarang tanjang mereka bukan dati kayu yang di alasi oleh tikar usang, sudah di ganti dengan kasur yang sangat empuk sehingga membuat nyaman tubuh yang berbaring, kamar Bu Semah paling belakang karena permintaan beliau juga.
Paling depan kamar nya Andini dan di susul dengan kamar nya Salsa, sengaja Andini berdekatan karena dia masih sangat takut Yogi juga akan memperkosa adik nya ini, bila sampai terjadi sesuatu kan pasti dengar bila berdempetan gini kamar nya, tapi bila ada jarak maka akan sulit untuk mendengar nya.
"Kakak mu kemana, Sa?" tanya Bu Semah.
"Kata nya tadi ada urusan, paling dia kesalon." jawab Salsa.
"Ya allah." Bu Semah mendesah berat karena dia sudah punya firasat bahwa putri nya ini punya pekerjaan yang tidak benar.
"Ibu harus ceria supaya Kakak tidak mutung juga, kasihan dia bila banyak pikiran! Kakak sudah bekerja keras demi kita, Bu." Salsa iba melihat Andini.
"Iya, Nak! kasihan Kakak mu yang berjuang sendirian." sahut Bu Semah.
"Udah gitu Abang loh masih suka mencuri uang Kakak, Abang keterlaluan sekali." adu Salsa.
"Mungkin dia butuh uang, Sa! maka nya minta uang sama Kakak mu." Bu Semah seolah membela Yogo.
"Selalu saja Ibu begitu, mentang mentang dia anak cowok maka nya selalu di bela! seharus nya bila dia merasa sebagai cowok, dia lah yang harus kerja untuk memberi kita makan, tapi dia malah membuat hidup Kakak susah." geram Salsa.
"Abang mu belum dewasa, Nak." Bu Semah masih saja membela putra nya.
"Ibu kenapa sih selalu membenarkan Yogi sialan itu?! bayangkan perasaan Kakak juga dong, Bu! Kakak itu di perkosa oleh Abang dan Ibu masih saja membela bangsat sialan itu." Salsa begitu marah dan meninggalkan Ibu nya.
Bu Semah hanya bisa menatap langkah putri bungsu nya, apa benar dia terlalu membela Yogi, padahal dia juga tahu bahwa Yogi sudah sangat keterlaluan dan sampai memperkosa Kakak nya.
Kasar sm ibu jg dosa, ga kasar koq makin keterlaluan kelakuan Ibu Semah