Ben Jamin Fredo (28), pewaris perusahaan wine Fredo bermain panas dengan pesaingnya Zoela Caprio (27) pewaris kedua perusahaan wine Caprio. Merasa bertukar peluh di ranjang sambil meneriaki nama masing masing dan menjadikan gerak tubuh mereka sebagai candu satu sama lain. Tapi selain di ranjang, mereka adalah musuh bebuyutan sejak orang tua mereka bersaing menjadi perusahaan wine terbaik di Italia. Permainan kotor bisnis diantara pedagang wine membuat keluarga Fredo dan Caprio bermusuhan. Namun bagaimana jika orang tua mereka tau bahwa Ben dan Zoe menjalin hubungan menikah diam diam hingga bisa menghasilkan cucu untuk mereka? Apa karena ada cucu mereka berbaikan atau semakin bermusuhan? Bacaaaaaa novel ini sampai tuntas ya! Semoga suka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permainan yang lain
"Wah pengantin baru berseri seri" celetuk Gisele, sang kakak ipar ketika Zoe baru datang.
"Ah kakak, bisa aja" sahut Zoe.
"Ayo makan, pasti kamu dah lapar karena tadi malam menguras tenaga" ucap Lio menggoda.
"Iya, menguras tenaga karena mijitin Nior" bohong Zoe membuat suami palsunya itu tersedak ketika meminum air.
"uhuk..uhuk..uhuk" Nior batuk tiba tiba.
"Wanita ini!" batinnya kesal, tapi Zoe meliriknya dengan senyuman smirk.
"hahahahhaha, mijitin apanya tuh?" pancing Lazuardo, anak tertua keluarga Caprio.
"Kakak!" seru Zoe tidak terima kakaknya ikut menggoda.
"Hahhaa, sudah sudah. Makanannya keburu dingin, ayo makan" ajak Violet menghentikan candaan menggoda pengantin baru.
Mereka berenam pun menikmati sarapan bersama.
.
Di mansion lain lebih tepatnya mansion keluarga Fredo, Ben datang berkunjung untuk sarapan bersama. Ia sudah beberapa bulan tidak datang langsung ke rumah utama.
"Putra tampanku! Akhirnya kamu pulang juga!" seru Margaret, ketika melihat Ben masuk rumah.
"Hai, Mom. Maafkan aku jarang pulang" sahut Ben sambil membalas pelukan sang ibu.
"It's okay, mom tau kamu pasti sibuk untuk mengurus perusahaan. Kamu sehat dan terlihat bahagia seperti ini, mom sudah bahagia" sahut Margaret.
"Eh kakak dah pulang" tiba tiba suara seorang wanita menyapa Ben dari dalam rumah.
Margaret pun melepas pelukannya pada Ben dan membiarkan wanita yang menyapa putranya itu datang mendekat.
"Hai, Adik kakak yang paling cantik jelita" sahut Ben lalu mendekap wanita yang dipanggil adiknya.
"Ish gombal!" celetuk Victoria, sang adik dari Ben Jamin Fredo.
Lalu pelukan mereka terlepas.
"Gimana jadi dokter di rumah sakit provinsi? Menyenangkan?" tanya Ben.
"Hmm cukup menyenangkan dan nyaman daripada tugas di afrika 2 tahun ini" jawab Victoria.
"Hahahhaa, kamu sih aneh aneh. Mau pengabdian di Afrika. Tapi kakak yakin pengalamanmu semakin bertambah kan?" tanya Ben.
"Pasti dong. Disana banyak penyakit unik yang perlu observasi lebih lanjut. Masalahnya sarana prasaran disana memang sangat minim. Itulah yang menjadikan Afrika belum bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakatnya" jawab wanita cantik berambut pirang dan bermata biru itu.
"ehem eheeem, ternyata kalian disini" tiba tiba suara berat dari pria terdengar diantara mereka, siapa lagi kalau bukan Prezo, ayah dari Ben dan Victoria serta suami dari Margaret.
"Aku sudah lapar, ayo makan" ucapnya lagi dengan datar.
"hmm Dad memang sekaku itu" celetuk Victoria.
"Hust! Gitu gitu juga daddy mu kali!" omel Margaret.
"Iya iyaa" sahut Victoria malas.
Ben hanya tersenyum kecut saat melihat ayahnya yang selalu mendominasi dalam hidupnya tanpa dia bisa melawan.
Akhirnya keluarga Fredo pun yang terdiri dari 4 orang itu menikmati sarapan mereka tanpa berbincang.
.
Hari ini Zoe bekerja pertama kali menjadi wakil direktur di perusahaan Caprio Wine. Ruangannya bersebelahan dengan ruangan sang kakak sebagai direktur. Lazuardo menjelaskan semua urusan pekerjaannya lalu membaginya dengan Zoe. Ia terkenal bijaksana dalam memimpin perusahaan Caprio.
Sedangkan Nior, pamit bekerja di perusahaan anak Viesel di Firenze, Tuscany.
Ternyata Nior tidak berbohong jika ia bekerja di anak perusahaan Viesel meskipun hanya datang satu jam saja untuk menganalisis laporan keuangan lalu ia pergi ke rumah sakit provinsi untuk menemui wanita idamannya dan tentunya wanita yang sudah menjadi istrinya secara legal.
Nior memarkirkan mobilnya dan segera masuk dengan semangat menuju ruangan dokter umum, dr. Victoria Fredo.
Tok..tok..tok..
Pintu ada yang mengetuk, Victoria menduga jika perawat atau pasien lalu ia pun berkata "masuk saja!" dari dalam ruangannya.
Ceklek.
Pintu terbuka.
Awalnya wanita itu ingin memberi senyuman kepada siapa yang masuk tapi saat tau siapa yang masuk, senyumannya memudar.
"Ngapin kamu kesini?" tanya Victoria sinis.
"Nemuin kamu lah" jawab Nior berjalan mendekat menuju meja kerja dokter itu.
"Aku kerja, jangan diganggu!" ujar sang dokter.
"Hmmmm, aku ingin berkencan denganmu" goda Nior.
"Istrimu gimana? Ingat, udah punya istri!" serang Victoria.
"Ya kamu kan istriku!" balas Nior niat bercanda tapi kenyataannya memang udah jadi istri.
"Ngawur kamu! Dia putri Lio Caprio, musuh keluargaku, bisa bisa aku mereka bunuh ketika tau menantunya selingkuh dari Zoe" sahut wanita itu.
"Aku maunya kamu, Victoria! Percayalah, aku nikah sama Zoe hanya karena ancaman ayahku!" bujuk Nior.
Victoria terdiam dan menatap tajam wajah Nior dihadapannya. Tiba tiba bayangan semalam kembali menghampiri wanita itu. Bayangan ketika dia mendesah saat penyatuan dengan Nior di kamar khusus dokter miliknya.
Ya, tadi malam setelah acara pernikahan selesai, Nior datang ke rumah sakit untuk menghampiri Victoria, wanita yang membuatnya tergila gila sejak sebulan lalu. Pria itu berusaha membujuk Victoria yang merajuk karena ia menikahi wanita lain padahal sudah memulai hubungan keduanya.
Nior memastikan Victoria percaya bahwa pernikahannya dengan Zoe hanya pernikahan bisnis dan hanya itu. Ia meyakinkan kekasihnya bahwa tubuh dan hatinya milik si Dokter cantik ini.
Entah kenapa tadi malam Victoria begitu terhipnotis dengan bujuk rayu Nior hingga ia jatuh lagi dipelukan pria perancis itu. Malam panas pun mereka lalui bersama.
Bukan hanya Zoe yang bisa menghabiskan malam pertama pernikahan palsunya dengan pria lain tapi Nior juga.
"Hayo, kamu bayangin malam malam kita bersama ya?" goda Nior yang kini sudah berada di belakang kursi Victoria yang sedang melamun.
"Ish apaan sih, GR amat jadi orang!" sahut Victoria yang sadar dari lamunannya saat tangan Nior sudah berada di pundaknya.
"Jangan sekarang, aku lagi kerja, Nior" lanjutnya ketika tangan pria itu semakin berani menyentuh leher Victoria.
"Aku hentikan tanganku untuk menyentuhmu, jika kamu berjanji mau makan siang bersamaku" bisik Nior membuat Victoria mulai meremang merasakan hembusan nafas di telinganya.
"Iyaa, aku mau! Segera lepaskan tanganmu dari tubuhku!" sahut Victoria sambil menjauhkan tangan Nior dari lehernya.
"Yes, berhasil!" lirih Nior bangga karena wanita itu lagi lagi tak bisa lepas dari godaannya.
"Kamu pergi dulu, nanti aku samperin di apartemen. Gak mungkin kita makan di tempat umum sejak kamu kemarin sah menikah" ujar Victoria malas.
"Iya, aku paham. Oke, aku akan menunggumu sayang. Awas aja gak datang, aku yang akan datang kesini" ancam Nior dengan senyuman genit sambil keluar ruangan dokter yang ia cintai itu.
"Jadi cowok suka ngancam!" kesal Victoria saat melihat Nior keluar dari ruangannya namun kekesalan itu tetap berhasil membuat dia senyum sendiri melihat tingkat pria yg juga sudah berhasil merebut hatinya.
"Dasar pria egois! Tapi aku akan mencoba percaya kata katamu, Nior" lirihnya lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.