STEMPEL KEPEMILIKAN NARENDRA

Hari ini layaknya hari percepatan bagi Narendra. Bagaimana tidak? Adiknya Ahmad pasti menuntut sebuah pernikahan. Itu sama saja merepotkan baginya. Baru 1 tahun terakhir ini dia tak memikirkan Mantan istrinya. Kini, sudah harus di hadapkan pada hal baru yakni tagihan pernikahan yang akan di layangkan Ahmad padanya.

" Bos ... Jangan sedih ya! Maaf loh bos ... Saya gak tahu kalau di calon Tuan Ahmad. Maafkan mulut ini ya!!!" seru Ajudannya merepet pada atasannya. Narendra melirik dengan bingung dan malas.

" Lalu? Aku harus bagaimana???" tanya Narendra menanggapi Ajudannya.

" Bos ... Butuh maaf," lirihnya menunduk gamang. narendra ingin tertawa namun dia urungkan.

" Oke ... Saya maafkan! Tapi carikan jodoh yang pas sekarang juga," Goda Naren pada Ajudannya itu.

" Bos .... " sebalnya.

Bos ini ... Siapa yang mau sama dia! Ganteng tapi galak bener. Udah gitu posesifnya gak ketulungan sih. Itu bini ampe di ceraikan kenapa sih bos, kan nyonya bos cantik! Batinnya mengesal.

" Syarat paten!!!" serunya dan minggat dari sana dan menyisakan helaan nafas berat dari sang ajudan.

" Nampaknya bos serius ngerjain aku ini! Aku tahu bos kamu begitu cinta sama mantan nyonya mana bisa kamu menikahi perempuan lain. Astaga, aku temukan di mana perempuan kesukaannya," lirihnya dengan hati yang bergemuruh. Saat sang ajudan bersikeras dalam berfikir tiba - tiba Dia di tegur seseorang dari belakang.

" Om!!! Acara pernikahannya di mana???? Aku terlambat hadir karena macet," sapa seseorang.

What??!!! Aku Om??? Kapan aku menikahi tantenya.

Saat sang Ajudan menoleh wajah sedikit terkejut. Pantas jika dia di panggil Om gadis yang memanggilnya begitu muda dan masih imut begini.

" Mana orang tuamu???! Kenapa keluyuran di pernikahan orang begini?? Ayo aku bantu cari orang tuamu!!!" Ajaknya.

" Sembarangan kluyuran!!! Ini acara nikahannya kakak aku kali Om. Anterin cepet bisa kena omel Abi aku Om!!!" serunya malah membuat jengah ajudan Naren.

Ini Nih .... Cocok sama Pak Naren! Sama tuh mereka 11 12 suka menindas yang lain. Mana ini anak masih bocah?!!! Eh, wait ... Bos minta carikan bini kan??? Saudara pihak perempuan gini bolehlah. Bocah??? Gak masalah biar sedikit berwarna hidupnya bos Naren. Mayanlah bisa berwarna tuh! Omelnya sendiri dalam hati.

" Eh ... Om sumpah ya lama banget anda ini! Saya bisa di omelin Abi di dalam karena telat ke pernikahan kakak!!!" marah Gadis itu.

" Iya ... Iya Dasar bengek!!!!" kesal Ajudan.

Mereka berjalan menyusuri ruangan dan mempersilahkan gadis yang merupakan saudara Pengantin itu. Saat sang ajudan lewat Narendra yang sedang membawa minuman menyapa ajudannya. Namun jawaban sang ajudan membuatnya tersedak.

" Siapa??? Keponakanmu??" tanya Narendra.

" Ya, kali keponakan bos!!! Dia calon bini bos ... Sama tuh ribetnya kayak bos!!! Di maafkan bukan??? Udah aku cariin daun muda buat di nikahin," omelnya efek sebal padanya.

Uhhukkkk!

Uuhhuukkk!!

Uhhukkk!!!

Narendra tersedak minuman yang dia bawa sendiri. Sungguh semua ini tidak sesuai ekspektasi. Bukan jawaban itu yang dia nanti. Sontak saja dia memukul ajudannya.

" Aku pedofil Roy!!!!!!" serunya pada akhirnya menyebut nama saking sebalnya.

Roy Hamzah adalah sahabat narendra yang berasal dari keluarga sederhana. Pemuda itu adalah orang yang berjasa bagi Narendra. Karena Roy dia bisa mendapatkan keluarga baik seperti keluarga Faroby yang sudi mengambilnya sebagai anak.

" Ya, gimana bos!!!? Sikapnya mirip sama aku Rend!!! Sungguh dia menyebalkan melebihi dirimu. Dia saja masih bocah sudah begitu menyebalkan. Agaknya cocok sama kau tuh yang terlalu bucin pada Maheswari!!!" omelnya tanpa jeda sama sekali membuat Naren menghela nafas.

" Bernafaslah!!!! Aku takut kamu masuk liang lahat Roy!!!! Dia yang membuat sebal dan kau yang jengkel akan mati sia - sia sedang dia bahagia!!!" jawabnya membuat Roy mendelik tidak puas. Narendra segera pergi menemui tamu - tamunya.

" Tuh, kan baru saja di bilang!!! Mereka sudah mirip yang satu suka mengejek, satunya lagi suka memerintah. Ya Allah jodohkan saja mereka aku merasa dianiaya!!!" kesalnya kemudian masuk ke dalam dan memgambil minum.

Malam itu terakhir dengan kekesalan Roy. Dia merasa di permainkan dua orang sekaligus. Satunya si bos yang dingin layaknya beruang kutub dan satunya bocah ingusan yang suka perintah - perintah kenal juga enggak.