NovelToon NovelToon
Jodoh Sang Pewaris

Jodoh Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Reta Cahya Pariwara. Terlahir sebagai pewaris tunggal kerjaan bisnis sang Kakek, membuat Reta sudah harus memahami dunia usaha sejak dari usia muda.

Karena memiliki tanggung jawab yang begitu besar terhadap perusahaan, membuat kehidupannya selalu disetir oleh sang Kakek yang berwatak tiran, termasuk dalam urusan Jodoh. Reta bahkan dipaksa untuk menerima sebuah perjodohan yang Kakeknya lakukan.

Dan saat perjodohan sudah terjalin. Reta malah kembali dipertemukan dengan Rio-Pria yang merupakan cinta pertamanya. Pertemuan yang sebenarnya sudah didambakan ke-duanya hingga mereka tanpa sengaja melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan, sampai mengakibatkan janin tumbuh dirahim Reta.

Akankah Reta memilih bersama Rio setelah mengetahui dirinya yang tengah mengandung? Atau lebih memilih tetap bersama dengan Pria yang telah dijodohkan padanya karena begitu banyak halangan yang datang menghalangi mereka agar tidak bisa bersama. Penasaran? Langsung baca yuk!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 8. Menuju Pertemuan.

"Kau salah menilai, Max. Aku sama sekali tidak pernah ingin memikirkan tentang hal yang rumit, seperti perasaan, hubungan pernikahan atau sejenisnya. Aku tid..."

"Karena dia." Dengan cepat Maximilan memotong perkataan Reta. "Aku memang tidak mengenal dirinya. Tapi aku akan berkata jujur, jika dia adalah Pria yang hebat karena bisa membuatmu jatuh hati. Kau bahkan menutup diri untuk semua pria yang mencoba mendekati mu, termasuk kepada ku."

Selama mengenal Reta, Max sangat tahu bukan hanya dirinya saja yang berusaha mendekati Reta. Tidak jarang para pengusaha dan relasi bisnis juga melakukan hal yang sama. Tapi sejauh ini Max melihat Reta seperti tak tersentuh. Seperti ada pagar tinggi yang membentengi hati Wanita yang usianya hampir mendekati kepala tiga itu.

Reta terpaku mendengar perkataan Max. Beberapa kenangan yang memuat sosok Pria kini berkelebat memenuhi pikirannya. Namun dengan cepat Reta singkirkan. Ia segera membawa langkah menuju sofa dan di susul oleh Max.

"Apa perusahaan mu akan bergabung mengikuti joint venture?" tanya Reta saat mereka telah duduk.

Max tersenyum mendengarnya, ternyata Reta lebih memilih untuk membahas tentang bisnis. Reta membangun benteng yang begitu tinggi, ia bahkan terlihat enggan untuk membicarakan lebih jauh tentang topik yang berhubungan dengan perasaan.

"Hm." Max mengangguk dengan menatap Reta begitu lekat. Wajah cantik yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Maximilan begitu yakin jika pertunangan yang meski terjalin lewat perjodohan dengan banyaknya perjanjian bisnis yang mendasari ini sebagai awal langkahnya untuk mendapatkan hati Reta.

Jam makan siang yang sudah terlewat itu mereka habiskan dengan tetap makan bersama. Reta juga terlihat beberapa kali membahas proyek besar yang akan DIMAO lakukan dengan menjalin kerja sama bersama beberapa perusahaan luar.

Maximilan cukup lama menghabiskan waktu di perusahaan Reta, bahkan hingga malam menyapa. Pria blasteran itu juga meminta agar Reta mau untuk mengizinkan dirinya mengantar Wanita cantik itu pulang.

"Terimakasih karena sudah memberiku tumpangan," ucap Reta dengan sikap formalnya. Ia segera turun dari dalam mobil Max yang sudah berhenti tepat di depan pintu masuk kediaman sang Kakek.

Reta menghentikan langkahnya, berbalik dan memberikan salam perpisahan dengan sedikit menunduk ke pada Max sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkah untuk masuk ke dalam rumah.

"Kau masih membuat batasan yang begitu kuat," gumam Maximilan. Pria blasteran itu menyandarkan punggung dan mengepalkan tangan yang masih berada di atas setir mobil.

Padahal Max berharap dengan adanya status hubungan yang kuat antara dirinya dengan Reta, bisa membuat batasan yang Reta bentang menjadi lemah. Pria blasteran itu sepertinya lupa dengan peringatan yang telah Reta berikan diawal, bahwa jangan pernah berharap banyak pada perjodohan ini.

Max menyalakan kembali mobil, mengemudikannya dengan begitu cepat dan segera meninggalkan kediaman keluarga Pariwara. Tanpa menyadari adanya netra yang memperhatikannya dari jendela.

*

*

*

Keesokan harinya saat pagi mulai menyapa, Reta sudah terlihat sibuk. Ia yang kini berada di ruang kerja tepat di sebelah kamarnya segera meraih telepon dan menghubungi Susan.

"Kau di mana, Sus?"

"Saya dalam perjalanan ke kantor Nona."

"Berangkatlah lebih dulu menuju tempat pertemuan. Ambil alih sementara karena aku sepertinya akan terlambat," kata Reta. "Hanya sebentar," tambah Reta lagi agar asistennya itu tidak panik.

"Baiklah Nona. Setelah mengambil semua berkas saya akan pergi lebih dulu."

"Terimakasih, Sus."

Setelahnya Reta menutup sambungan telepon. Ia duduk di kursi kerja dan mulai terlihat memeriksa beberapa berkas. Raut wajah Reta yang tampak serius seketika memicing demi memastikan data laporan yang ada di tangannya.

"Apa ini..." guman Reta pelan. Ekspresinya seketika berubah pias setelah membaca semua yang tertuang dalam laporan yang baru saja berhasil ia dapatkan. Juga tergambar jelas rasa tidak percaya di wajah Reta.

Bersamaan dengan itu. Rio dan Nolan kini terlihat mulai menuju tempat yang sudah dipilih oleh pihak DIMAO untuk melakukan pertemuan joint venture. Sebuah hotel yang ballroom nya sudah diatur sedemikian rupa demi kenyamanan para petinggi maupun perwakilan dari perusahaan yang mengikuti joint.

Ruangan itu terlihat sudah mulai terisi oleh para pengusaha. Mereka terlihat bercengkrama seraya menunggu acara kerja sama ini dibuka secara resmi oleh Reta.

Begitu juga dengan Rio dan Nolan, saat memasuki ruangan mereka segera bergabung bersama yang lain.

"Mencari seseorang?"

Pertanyaan itu sama-sama mengambil alih perhatian Rio dan Nolan yang sedang mengedarkan pandangan. Pertanyaan yang berasal dari Pengusaha lainnya.

Rio melirik Nolan, begitu juga dengan asistennya. Mereka seperti melakukan komunikasi lewat tatapan.

"Kau pasti mencari asisten itu?"

"Kau pasti mencari keberadaan pimpinan DIMAO, Bos."

Seakan mengerti dengan masing-masing pertanyaan yang ada di benak satu sama lain, mereka tanpa sadar saling mengangguk sebagai bentuk jawaban.

"Hanya ingin memastikan apakah pimpinan DIMAO akan hadir," kata Nolan pada Pengusaha lain yang tadi bertanya.

"Tentu saja, Nona Reta akan hadir." Suara Wanita itu berhasil menyeruak masuk dalam perkumpulan beberapa pengusaha. Ia terlihat berjalan dan segera bergabung dengan mereka semua. "Mungkin sedikit terlambat dan karena hal itu saya menyampaikan permintaan maaf atas nama beliau," kata Susan lagi dan ia menatap satu persatu pengusaha yang terlihat langsung memberikan anggukan.

Sesuai dengan permintaan Reta, Susan dengan segera mengambil alih pertemuan sementara. Tapi Wanita dengan rambut panjang tergerai itu tidak membuka pertemuan secara formal. Ia tetap membiarkan semua pengusaha berinteraksi secara santai. Menurut Susan, hanya Reta lah yang berhak membuka kerja sama secara resmi.

Meski belum masuk pada acara inti, tapi beberapa pengusaha mulai membahas kerja sama yang akan mereka lakukan bersama Susan, termasuk Rio. Ia juga memaparkan secara singkat jika Indonesia, negara asalnya adalah tempat yang sangat menjanjikan untuk menjadi lokasi pembangunan pusat perbelanjaan terbesar.

Dalam suasana santai seraya berdiri mereka semua larut membahas peluang bisnis di masa depan. Hingga tidak ada yang menyadari jika Reta telah tiba. Wanita yang kali ini mengenakan pakaian formal berwarna hitam dengan rambut sebahunya yang tetap tergerai itu melangkah dengan terburu-buru saat memasuki ruangan ballroom.

Reta merasa tidak nyaman karena hadir begitu terlambat, ia juga melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya seraya mengedarkan pandangan mencari sang asisten. Saat sudah menemukan di mana keberadaan Susan, Reta semakin mempercepat langkahnya.

"Susan," kata Reta saat sudah hampir mendekat dengan sang asisten. Suaranya juga menjadi perhatian mereka semua yang ada di sana.

Susan yang merasa jika ada yang memanggil namanya itu membalikkan badan dan langsung tersenyum saat mengetahui jika Nona Reta telah tiba.

"Nona, anda sudah tiba." Susan ingin mendekat pada sang atasan namun langkahnya terhenti saat melihat Nona Reta yang melangkah mundur dan mematung.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak 😉

1
Zerro..BL
hhe...manja kali sebutan ortunya😍
ora
/Rose//Rose//Rose/untuk Kakak.....
ora
Tapi apa iya, akan semudah itu untuk menikah jika sudah di Indonesia?🧐😔
ora
Arghhh/Angry/
Di getok aja dari belakang, Reta. Bisa kan?
Si Kakek nyebelin banget. Kalau merintah seenaknya. Kasar lagi😔🤧🤧🤧
Upi Raswan
semoga rencana Reta berjalan lancar,selamat dari nikah paksa
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
🌹🌹 buat Rio Reta...smg ekspektasi sesuai realita
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
tida?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
gak penting ya Re?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mengandung gula x
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mudah²an ketemu babang Agam sm Hena, biar dikasih tahu caranya menjinakkan singa 🤭
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
iiih, dasar aki², kasar bener jd orang tua, minta dihormati tp gak bisa ngehargai yg muda...
Zerro..BL
sukses bpakny...😍😍
Zerro..BL
semoga makin semangat nulisnya...good
F.T Zira
boleh jadi kembalinya mereka ke tanah air untuk menemukan jln keluarnya...semoga aja sih... gak lucu kan kalo mereka berdua kawin lari.. kan capek🤧🤧

🌹 buat kaka Queen...
F.T Zira
misal si kakek dikasih tau bakal punya cicit, luluh gak ya🤔🤔
F.T Zira
Hani dapet dedek baruuu😆😆
F.T Zira
papih??? waooww...🤭🤭🤭😆😆😆
F.T Zira
duhhh... dapet perintah sana sini dong dirimu sus🤭🤭🤭
ora
/Rose//Rose/4iklan untuk Kakak......
ora
Si Kakek kalau ngomong enak banget, ya. Reta nggak mau sama Maxim, Kek😑😑😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!