NovelToon NovelToon
Nadif - Casanova Time Traveler

Nadif - Casanova Time Traveler

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Time Travel / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fernicos

Nadif, seorang pria tampan berusia 30 tahun yang hidupnya miskin dan hancur akibat keputusan-keputusan buruk di masa lalu, tiba-tiba ia terbangun di Stasiun Tugu Yogyakarta pada tahun 2012- tahun di mana hidupnya seharusnya dimulai sebagai mahasiswa baru di universitas swasta ternama di kota Yogyakarta. Diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan masa lalunya, Nadif bertekad untuk membangun kembali hidupnya dari awal dan mengejar masa depan yang lebih baik.

Karya Asli. Hanya di Novel Toon, jika muncul di platform lain berarti plagiat!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernicos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nadif - Bab 15: Takdir yang Tak Bisa di Ubah

Nadif duduk di tepi tempat tidurnya, memandangi ponsel yang tergeletak di atas meja. Tanpa sadar, jarinya menyentuh layar, membuka aplikasi Line. Nama Jessy masih ada di daftar percakapannya, tapi pandangannya berhenti pada satu nama yang lebih familiar.

“Vonzy,” gumamnya pelan.

Pikiran Nadif melayang ke masa lalu, ke saat-saat dia masih berharap bisa bersama Vonzy. Tapi sekarang semuanya berbeda. Vonzy sudah memilih jalannya sendiri, dan dia harus terima kenyataan itu.

Menghela napas panjang, Nadif bergumam pada dirinya sendiri, seolah ingin meyakinkan hati yang masih ragu.

“Vonzy... Di kehidupan yang lalu, gue udah mati-matian buat deketin dia. Gue kira, dengan balik ke masa lalu, gue bisa ngerubah semuanya. Tapi ternyata, enggak juga. Dia tetep pilih Kevin.”

Nadif menutup matanya, meresapi setiap kata yang keluar dari mulutnya.

“Mungkin emang ada takdir yang nggak bisa diubah. Walau gue punya kesempatan kedua, tetep aja hasilnya sama. Mungkin... mungkin emang Vonzy bukan jodoh gue, baik di kehidupan lalu, atau yang sekarang.”

Senyum pahit tersungging di bibirnya, kenyataan pahit itu mulai meresap dalam pikirannya.

“Gue harus belajar nerima ini. Move on. Jodoh gue mungkin ada di tempat lain, bukan di masa lalu yang terus gue kejar.”

Kata-kata itu bergema dalam pikirannya, memberi sedikit kelegaan pada hati yang lama terbelenggu oleh harapan kosong. Meski masih ada perasaan kecewa, Nadif merasa akhirnya mulai bisa melepaskan Vonzy.

“Gue udah jadi pacarnya Jessy sekarang, walau awalnya terpaksa,” gumamnya pelan, mencoba menerima kenyataan yang baru.

Menghela napas panjang lagi, dia melanjutkan.

“Tapi... kalau nanti gue rasa dia emang tulus, gue bakal coba belajar nerima dan mencintai dia juga. Jalanin aja dulu yang ada di depan mata.”

Dengan berat hati, Nadif menutup aplikasi Line dan mematikan ponselnya. Dia tahu nggak ada gunanya terus memikirkan masa lalu. Yang penting sekarang adalah bagaimana dia bisa melangkah ke depan.

Nadif merebahkan diri di atas tempat tidur, menatap langit-langit kamar yang mulai gelap.

Di luar, suara azan maghrib terdengar sayup-sayup, mengingatkannya bahwa waktu terus berjalan, nggak peduli apa yang dia rasakan.

Akhirnya, dia bangkit dari tempat tidurnya dan bersiap untuk melaksanakan salat maghrib. Ini adalah langkah kecil, tapi penting untuk memulai perjalanan barunya.

###

Besoknya di kampus. Nadif sedang merapikan buku-bukunya setelah dosen selesai mengajar. Kelas Kalkulus hari itu cukup padat, terutama dengan banyaknya mahasiswa laki-laki yang mengambil mata kuliah tersebut.

Ryo dan Rama, dua sahabatnya, mendekat ke meja Nadif dengan wajah ceria.

“Dif, ke kantin yuk!” Ryo berseru antusias sambil mengusap perutnya yang mulai berontak.

“Gue udah laper banget nih, kita makan bareng.”

Rama, yang biasanya lebih tenang, ikut tersenyum sambil mengangguk.

“Iya, bareng kita aja, Dif. Ada menu baru di kantin, katanya sih enak.”

Nadif baru akan menjawab ketika dia mendengar suara yang tidak asing lagi dari arah pintu kelas.

“Nadif!” Jessy memanggil dari luar dengan suara lembut tapi penuh semangat.

Semua kepala di dalam kelas langsung menoleh ke arah pintu. Jessy berdiri di sana, mengenakan hijab yang rapi dengan pakaian sopan namun tetap menarik perhatian.

Celana jeans biru yang sedikit ketat menonjolkan lekuk tubuhnya yang sempurna. Penampilan Jessy yang cantik, s3*y dan mempesona membuat para mahasiswa laki-laki di kelas nggak bisa menahan pandangan mereka. Walaupun berpakaian sopan, pesona Jessy tetap sulit diabaikan.

“Uhuyyy, cie cie Nadif!” beberapa teman sekelasnya bersorak, mempermalukan Nadif yang hanya bisa cengengesan. Suasana kelas langsung berubah jadi gaduh, penuh dengan bisikan dan tawa.

Nadif menoleh ke Ryo dan Rama.

“Gue ada urusan, kalian duluan aja ke kantin, nanti gue nyusul.” Kata Nadif dengan nada agak apologetik.

Ryo mengangguk dengan senyum lebar, mengedipkan mata penuh arti.

“Oke, gue ngerti, lo ada pacar sekarang, bro. Jangan lama-lama ya, nanti makanan kita keburu abis.”

Rama tertawa kecil dan menepuk bahu Nadif sebelum mereka berdua berjalan keluar kelas.

Nadif menarik napas dalam-dalam, kemudian menghampiri Jessy yang masih menunggu di pintu.

“Hay, Dif,” sapa Jessy dengan senyum manis yang bikin wajahnya makin bersinar.

“Iya, mau ke mana kita?” Nadif menjawab sambil menyimpan senyum, meski merasa agak canggung.

Jessy mengangkat alisnya dan menunjuk ke arah taman samping gedung fakultas.

“Ke taman aja yuk, nggak terlalu rame disana. Aku mau ngobrol berdua aja sama kamu.”

Nadif mengangguk.

“Oke deh,” katanya sambil mulai berjalan beriringan dengan Jessy.

Mereka berdua berjalan menyusuri lorong kampus yang dipenuhi mahasiswa. Beberapa orang melirik ke arah Nadif dan Jessy, entah karena mengenal mereka atau sekadar terpesona melihat pasangan tersebut. Nadif berusaha tetap tenang, meski ada perasaan aneh di dadanya.

“Kok lo tau kelas gue di sini? Pasti dari Alex lagi ya?” tanya Nadif sambil menoleh ke Jessy, mencoba mencairkan suasana.

Jessy tersenyum kecil, memiringkan kepala dengan gaya manis.

“Iya pas party di Villa, Alex sempet ngajak aku kenalan dan minta akun Instagramku, trus aku kasih deh karena aku liat dia bareng sama kamu datengnya. Hmm emang nggak boleh ya ketemu pacar sendiri?”

Nadif menghela napas, tapi senyumnya tetap ada.

“Boleh sih, cuma kasih tau dulu dong. Lo nggak liat kalau kelas gue ini banyakan cowoknya? Mereka jarang lihat cewek. Lo masuk sini kayak masuk ke kandang buaya.”

Jessy tertawa pelan mendengar celetukan Nadif.

“Oh jadi kamu buaya dong? Hahaha.”

Nadif tertawa kecil, mencoba merespon dengan ringan.

“Kalau gue buaya, lo apa dong, buaya betina?”

Jessy menatap Nadif dengan pandangan penuh arti.

“Nggak dong, aku pawang buayanya.”

Nadif menggelengkan kepala, senyumnya semakin lebar.

“Jadi gue buaya liar yang berhasil lo jinakin gitu?”

“Iya dong, kan sekarang kamu udah jadi pacar aku.” Jawab Jessy sambil menggoda.

Percakapan mereka berlangsung ringan dan penuh tawa. Akhirnya, mereka sampai di taman sebelah gedung fakultas, yang hari itu terlihat sepi dan tenang, hanya ada beberapa mahasiswa yang duduk di bangku taman, asyik dengan urusan masing-masing.

Jessy membuka tasnya yang terlihat seperti tas mahal dan branded, lalu mengeluarkan dua botol minuman. Dia menyerahkan salah satunya ke Nadif.

“Nih buat kamu, minum dulu biar segar.”

Nadif mengambil botol itu dan tersenyum.

“Thanks, ternyata lo perhatian juga ya.”

Jessy duduk di salah satu bangku taman yang menghadap ke pohon besar dengan daun-daun rimbun, memberi naungan dari terik matahari.

Nadif duduk di sampingnya, membuka botol dan meminum air dingin yang langsung membuat tenggorokannya terasa segar.

“Gak apa-apa dong, kan perhatian ke pacar sendiri,” kata Jessy dengan nada manja, lalu wajahnya berubah sedikit serius.

1
Azis
Ceritanya relate banget, si author jadi kaya cenayang yg bisa tau ini itu
Kita sebagai pembaca seolah dibawa oleh penulis buat ngerasain apa yg Nadif alamin. Keren bangettt 🌟🌟🌟🌟🌟
Fernicos: makasih mas aziz 🥰
total 1 replies
... Silent Readers
Luar biasa
Anna🌻
aku mampir thor, Ceritanya menarik
semangat berkarya ya thor🙏🏽
Fernicos: Hai kak Anna salam kenal, makasih dah mampir yaa
total 1 replies
Aurora79
"Dif....Nadif!" jiwa dari MASA DEPAN, tapi kenapa NAIF banget sich?! Katanya mau memperbaiki diri???? Koq malah mendekat ke.perempuan2 yang HAUS HARTA?!

#Gemes aku bacanya klw MC-nya Naif kaya gini.

Harusnya MC lebih Cool dan benar2 fokus memperbaiki diri, bahagiain keluarga, memantapkan karirnya. Jangan diajak2 RUSAK, malah mau...🙄
Aurora79: oke..👍
Fernicos: Hehe udah nikmatin aja ya alur ceritanya, bakal makin seru kok. Ini cerita udah sampe bab 80 loh, tapi sengaja aku update sehari satu aja /Smile/
total 4 replies
Fa🍁
gak tau ya kesini gak suka tuh sama Jessy. kalau ada aku empat mata nih maki maki ni orangnya biar mikir !! seru Cerita nya tapi lelah aku.
Fa🍁
ya jelas dong dia suka cinta ama Vonzy gimana sih pikiran lu, gak mungkin si Nadif mau mencuri? kalu gak mencuri perhatian nya neng
Fa🍁
jelas terganggu lah Nadif, helo gak mungkin gak akan terganggu tau tau dia hamil aja kan lucu
Fa🍁
bacot lu Jessy kalau gue jadi Nadif tinggalin dia salah sendiri, bjir bgt ada cewek kek gitu dasar
Fa🍁
hahaha kok gini sih? lu gak mesti ngerasa bersalah kalau si Jessy yg bilang dia menyesal, lu nyeselin apa Dif heran gue. tapi sekarang gue paham.
Fernicos: Nyeselin ilang perjaka wkwkw
total 1 replies
Fa🍁
cinta gak mikir 2 kali, sama kayak udah kerasukan setan mana sadar
Fa🍁
ciaaaa nyalahin diri sendiri, ngaku ya neng
Fa🍁
waw aku terkejut mamah
Fa🍁
hahaha
Fa🍁
tuh kan si Alex nih kayak gini, bikin minta dipukul tau gak sih Elx
Fa🍁
terus semangat Dif bukan km yg salah kok,
Fa🍁
aku baru tau kalau cowok bisa gini, sekarang paham kenapa banyak odgj cowok,
Fa🍁
namanya kek nama anabul aku Vino Vony
Fa🍁
punten, tolong doang pake otak neng mikir nya, udah di jelasin gak suka masih aja kek gitu heran cinta Lo mati ya neng!! kebawa emosi wkwk
Fa🍁
jadi ini toh, hmm
Fa🍁
Dasar lu cewek!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!