NovelToon NovelToon
CINTA YANG LAIN

CINTA YANG LAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dezzweet

No time for love.

Tidak ada cinta dalam hidupnya. Itu yang ditetapkan oleh Karen selama ini. Ia tidak ingin jatuh cinta untuk kedua kalinya, cukup ia merasakan sakitnya jatuh cinta sekali saja dalam hidupnya. Karen tidak ingin kembali merasakan perasaan yang sudah susah payah ia kubur dalam-dalam.

Namun, semuanya berjalan tidak sesuai keinginannya. Ketika Eros yang awalnya tidak pernah meliriknya sama sekali menjadi agresif selalu mengganggu hari-harinya yang tenang. Cowok itu datang dengan sejuta rahasia yang membuat Karen merasa ini bukan pertanda baik. Eros mengatakan jika cowok itu menyukainya, memaksanya untuk menjadi kekasih cowok itu. Tetapi, karena prinsip Karen yang tidak ingin jatuh cinta lagi. Karen dengan keras menolaknya, bahkan tidak segan untuk mengucapkan kata-kata hinaan untuk Eros.

Eros tidal nyerah juga, cowok itu tetap memaksa Karen untuk menjadi pacarnya. Apakah Karen menerima Eros? Atau justru terus-menerus menolak Eros? Lalu, apa yang terjadi pada masa lalu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dezzweet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 008 KEBETULAN YANG SANGAT MENGUNTUNGKAN

Kedua bahunya bergetar, ia berusaha keras untuk menenangkan dirinya yang tiba-tiba terkena panic attack. Sialan! Ia melupakan bahwa adiknya memiliki trauma dari suara benturan keras seperti tadi. Daren seketika langsung panik saat menyadarinya.

Seyra dan Rachel berlari menghampiri Karen yang terlihat kacau. Seyra harus teriak-teriak terlebih dahulu untuk menyuruh para murid yang berkerumun menyingkir, memberikan jalan untuk dirinya dan Rachel. Hampir seluruh murid GHS berkumpul di parkiran, termasuk para guru dan staff TU.

"Karen, are you okay? Kita ke UKS, ya?" Rachel mencoba merangkul Karen, ia tahu sahabatnya pasti syok berat.

Theo yang datang bersama beberapa anggota Ravegaz di belakangnya, langsung menarik Daren kasar. Menatap cowok yang merekap sebagai sahabatnya selama bertahun-tahun.

"Lo nyelakain adek lo, anjing!" bentak Theo kasar. Cowok itu melirik Karen yang masih terlihat syok di pelukan Rachel.

"Gue lupa." Daren bergerak mendekati adiknya yang sedang ditenangkan oleh kedua sahabatnya. Ia memeluknya dengan hangat tanpa memeperdulikan sekitar yang sudah memusatkan perhatian padanya. Daren mengusap lembut punggung Karen yang bergetar, cowok itu mengucapkan kata maaf berkali-kali.

"Ren, bawa Karen ke UKS. Adek lo syok berat,"usul Arsen yang langsung dituruti oleh cowok kaku seperti Daren. Daren menggendongnya, tetap adiknya menolak.

"Gue gak papa," tolaknya dengan nada lirih nyaris tidak terdengar siapapun selain Daren.

Setelah itu, Daren langsung ditarik oleh Pak Tono yang diperintahkan oleh kepala sekolah untuk membawa Daren ke ruangannya. Daren menepis tangan pria itu yang ingin menggapainya dengan kasar, ia memberikan tatapan tajamnya yang berhasil membuat Pak Tono merinding karena tatapan itu.

"Gue titip Karen," pesannya sebelum mengikuti satpam yang sudah berjalan mendahuluinya dengan ogah-ogahan.

Theo menuntun Karen berjalan menuju UKS, karena ia tahu bahwa gadis itu akan menolak jika ia memaksa untuk menggendongnya. Sepanjang langkah Theo tidak berhenti mengumpati Daren yang sudah nekat menabrak gerbang tinggi sekolah, membuat bagian mobil mewah itu hancur.

"Cewek lo punya trauma kayanya."

Eros melirik Gara sekilas, lalu kembali menatap punggung Karen yang sudah berjalan menjauh. Diam-diam ia membenarkan perkataan Gara, ia harus cari tahu tentang Karen lebih dalam lagi.

***

Kenan baru saja menyelesaikan rapatnya dengan beberapa clien, mendapatkan telfon dari kepala sekolah GHS yang mengatakan salah satu putra kembarnya kembali membuat masalah di sekolah.

Tidak perlu bertanya siapa, ia sudah tahu jawabannya. Daren anak itu persis seperti dirinya dulu, selalu melanggar peraturan sekolah. Sifat dan kelakuanya dulu menurun pada putra pertamanya Daren, berbeda dengan Darell yang pendiam.

Putra keduanya itu hanya berurusan dengan buku dan buku. Ia harus meninggalkan setumpuk berkas yang berada di meja kantornya, demi mengurusi kelakuan putranya yang semakin hari semakin menjadi.

Kenan menyuruh kepala sekolah untuk langsung menghubunginya jika anak-anaknya membuat masalah di sekolah, ia tidak ingin istri tercintanya depresi melihat kelakuan anaknya. Meskipun pada akhirnya Gretta akan tahu, karena wanita itu tidak pernah berhenti menanyakan ketiga anaknya jika berada di sekolah pada orang kepercayaannya yang bertugas menjaga mereka secara diam-diam.

"Silakan, Tuan." Terlalu larut dalam lamunannya, sampai tidak sadar mobil ferari yang dikendarai oleh tangan kanannya sudah berhenti di area parkiran GHS khusus para tamu. Pria itu turun setelah Arga, selaku tangan kanannya membukakan pintu untuk dirinya.

Kenan berjalan dengan langkah tegapnya menuju ruang kepala sekolah yang berada di lantai dua paling pojok. Arga setia mengekori Tuannya di belakangnya, ia terus memasang telinga agar bisa cepat tanggap menanggapi keinginan Tuannya.

"Arga, menurutmu hal gila apa lagi yang dilakukan oleh Daren?" Kenan memperhatikan suasana GHS yang terlihat sepi dan tenang. Karena seluruh murid sudah mengikuti pelajar di kelas dengan guru masing-masing.

Arga yang nendapatkan pertanyaan seperti itu, terdiam menerka-nerka apa yang dilakukan Tuan muda Geraldy kali ini? Ia sudah biasa mendapatkan panggilan di sekolah yang mengatakan bahwa anak dari Tuannya membuat masalah di sekolah.

Ia harus melapor pada Kenan meskipun pria itu sedang mengadakan rapat besar dengan para petinggi perusahaan. Pria itu menghela nafas pelan, lalu menatap punggung Tuannya yang memasuki lift untuk menuju lantai dua.

"Tidak tahu." Arga ikut masuk ke dalam lift dan memencet tujuan mereka ke lantai dua. "Yang jelas lebih gila dari kemaren."

Kenan terkekeh dengan jawaban jujur dari tangan kanannya, ia tidak salah menjadikan pria itu sebagai orang kepercayaannya. Setiap hal yang dilakukan pria itu untuknya selalu membuat Kenan merasa puas, tidak pernah mengecewakan dirinya sedikitpun.

Langkahnya semakin dekat dengan ruang kepala sekolah, Arga berinisiatif mengetuk pintu kayu bercat coklat dengan ukiran naga. Tidak mungkin Tuannya mengetuk pintu sendiri. Tidak lama, pintu di buka menampilkan Pak Tono yang merupakan satpam GHS yang sudah mengabdi selama lima belas tahun.

"Selamat pagi, Tuan Geraldy dan Tuan Arga." Pak Tono membungkuk hormat sebagai sapaan kepada pemilik sekolah tempat ia bekerja.

Kenan hanya membalas sapaannya dengan anggukan formal, pria bersetelan jas kantor itu melangkah semakin dalam memasuki ruangan kepala sekolah setelah dipersilahkan oleh Pak Tono. Arga tersenyum formal membalas sapaan dari Pak Tono yang membungkuk hormat padanya, lalu mengikuti langkah sang Boss. 

Terlihat seorang pria paruh baya dengan rambut yang sebagian memutih karena uban, di usianya yang sebentar lagi mencapai kepala lima. Di depannya terdapat putranya yang duduk santai, memasang wajah datar andalannya. Persis seperti dirinya di masa lalu.

"Selamat pagi, Tuan Geraldy." Pak Ardian berdiri dari duduknya saat menyadari kehadiran Kenan bersama tangan kanannya yang selalu setia mengelorinya kemanapun pria itu pergi.

"Maaf, telah mengganggu waktu berharga anda, Tuan Geraldy." Ardian menjabat tangan Kenan, seraya menatap tidak enak pada pria paruh baya itu yang mungkin sedang sibuk-sibuknya dengan pekerjaan kantor di jam sekarang.

"Tidak masalah." Kenan menarik kursi di sebelah Daren, dan mendudukan dirinya di sana. Ia sempat melirik sekilas putranya dengan tajam. "Jadi, masalah apa lagi yang dibuat oleh Daren?" Kenan tidak suka berbasa-basi, sehingga ia langsung bertanya pada inti permasalahannya.

"Maaf, sebelumnya, Pak. Jadi, Daren sudah nekat menabrakan gerbang menggunakan mobilnya. Ini bukti rekaman atas kelakuan putra anda." Ardian menunjukan layar komputernya yang berisi video berdurasi enam  detika pada Kenan.

Kenan menatap layar komputer dengan serius, awalnya yang terjadi pada rekaman cctv itu hanya perdebatan antara Pak Tono dengan putranya. Lalu, sesaat kemudian kedua matanya melebar sempurna saat mobil yang dikendarai oleh Daren dengan nekat menabrak gerbang tinggi sekolahnya dengan kecepatan tinggi. Membuat gerbang kokoh sekolah itu terbuka secara paksa, mobil milik putranya penyok di bagian depan.

Sialan!- umpat Kenan menatap putranya dengan tajam. Sekuat tenaga ia menahan emosi yang bersarang di dadanya, menghadapi kelakuan nakal putranya yang melebihi kenakalan dirinya di masa lalu. Daren hanya mendengus mendapati tatapan tajam Kenan padanya.

"Sudah ada orang tua saya. Saya pamit." Tanpa menunggu respon dari kedua pria paruh baya itu, Daren beranjak ingin keluar dari ruangannya. Tetapi, Kenan mengode Arga untuk menahan Daren yang ingin keluar.

"Maaf, Tuan muda. Anda tidak bisa keluar dari sini, atas perintah Papi anda." Arga menghadang langkah Daren yang berniat ingin keluar.

"Minggir!" sentak Daren dingin. Arga masih bergeming di tempatnya, Tuannya hanyalah Kenan ia tidak akan mnuruti perintah siapapun selain Kenan Geraldy. Meskipun yang berada di hadapannya merupakan putra kandung Kenan Geraldy,

"Maaf, Tuan muda. Lebih baik anda kembali duduk." Arga dengan sopan menyuruh Daren untuk duduk di tempatnya kembali. Daren berbalik menatap Papi-nya yang menatapnya begitu tajam, seperti ingin mengulitinya hidup-hidup. Dengan ogah-ogahan cowok itu duduk kembali di samping Kenan.

"Saya akan mengganti rugi semuanya. Sudah dari lama saya ingin mengganti gerbang di depannya dengan yang lebih bagus dan kuat," kata Kenan menatap Ardian dengan tatapan penuh arti.

"Kebetulan sekali, Pak. Putra anda merusaknya sehingga ada alasan untuk menggantinya," balas Ardian membalas tatapan Kenan dengan lekat.

"Ya, kebetulan yang sangat menguntungkan," sindir Kenan membuat Daren mengepalkan tangannya kuat.

"Saya akan menyerahkan semuanya pada asisten saya, Arga. Masih banyak hal yang harus saya kerjakan, saya pamit." Kenan bangkit berdiri, menjabat tangan Ardian lalu keluar dari ruang kepala sekolah diikuti oleh Daren. Sedangkan Arga yang akan mengurusi masalah ini.

"Ikut saya." Setelah berada di luar ruang kepala sekolah, Kenan menyuruh Daren untuk mengikutinya.

1
Elok Pratiwi
tidak suka cerita yg menggunakan kata lo and gue ... tidak menarik
sakura
...
Choi Jaeyi
hai kak, cerita kamu bagus bgt semangat trus ya nulisnya
mampir juga ya ke novel pertamaku, mari kita saling mendukung sesama penulis baru🤗🌷
Siti Nina
oke 👍
dezzweet: terima kasih banyak sudah menyempatkan waktu untuk baca karya saya
total 1 replies
Yusuo Yusup
Terima kasih sudah menghibur! 😊
dezzweet: kembali kasih, kak
total 1 replies
Rubí 33-12
Membuat rasa penasaran
dezzweet: wah terimakasih sudsh mampir, kak. selamat datang di cerita saya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!