NovelToon NovelToon
Kembalinya Kultivator Terkuat

Kembalinya Kultivator Terkuat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Ahli Bela Diri Kuno / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:41.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ega Jast

Terlahir kembali di dunia yang dikuasai iblis dan makhluk ketiadaan, Ling Tian mengerahkan seluruh kekuatan dan pengetahuan dari kehidupan sebelumnya.

Namun takdir sekali lagi menempatkan dirinya dalam posisi sulit. Meskipun akar spiritualnya lemah dan memiliki roh pelindung saling berlawanan yang bisa menghancurkan dirinya kapan saja, tak membuat Ling Tian gentar sedikitpun.

Dengan tekad baja, Ia berjuang melawan nasib buruknya, mengubah setiap kelemahan menjadi kekuatan, dan menantang kekuasaan iblis yang menindas dunia.

Mampukah Ling Tian mengatasi keterbatasannya, menyatukan roh pelindung yang berlawanan, dan mencapai ranah tertinggi? Ataukah dia akan terperangkap dalam lingkaran kehancuran yang menunggu dibalik kekuatan kegelapan?
Penuh ketegangan dan intrik, ikuti petualangan dan pertarungan intens yang ada di dalam cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Jast, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pinggiran Kota Bagian Timur

Masuk ke dalam pekarangan rumah keluarga Ma, Ling Tian memandang kebun obat yang terurus dengan sangat baik, kemudian mengetuk pintu yang tertutup rapat seraya memanggil pelan.

“Senior Ma… Apakah kamu ada di dalam?”

“Uhuk… Uhuk… Tuan Ling datang. Aru, bisakah kamu bukakan pintu,” pinta Ma Ron dengan suara serak, membuat Ma Aru mengangguk pelan.

“Tuan Ling, silahkan masuk,” kata Ma Aru setelah membuka pintu, mempersilahkan Ling Tian masuk ke dalam rumah kecil nan sederhana itu.

“Emp… Terima kasih,” balas Ling Tian sembari tersenyum simpul, lalu menghampiri Ma Ron yang mencoba bangkit dari tempat tidurnya.

“Uhuk… Uhuk…”

“Senior Ma tidak perlu bangun dari tempat tidur. Aku tidak akan lama,” timpal Ling Tian dengan cepat menghampiri Ma Ron yang terlihat pucat dan lemah.

“Haha… Aku baik-baik saja, tuan Ling tidak perlu khawatir. Apakah tuan Ling membutuhkan sesuatu?” tanya Ma Ron seraya tersenyum hangat.

“Kedatanganku kali ini ingin mengucapkan terima kasih kepada senior Ma karena sudah mencarikan bahan pemurnian pil yang aku inginkan,” papar Ling Tian mengangguk pelan, membuat Ma Ron dan Ma Aru kian tersentak.

“Tuan Ling, jangan bilang-”

“Emp… Aku sudah merebut kembali bahan pemurnian pil dari para perampok, dan sekarang-”

“Brukkk!”

Tanpa berbasa-basi Ling Tian mengeluarkan tiga peti besar yang berisikan puluhan ribu koin emas, membuat mereka sontak terbelalak tanpa bisa berkata-kata.

“Aku tidak tau harga bahan pemurnian pil yang aku pesan, apakah segini cukup?” tanya Ling Tian dengan santai, mengalihkan pandangan ke arah Ma Ron berada.

“Tuan Ling… Ini terlalu banyak, aku tidak bisa menerimanya,” tolak Ma Ron masih terkejut dengan koin emas yang menumpuk di depan mata.

“Aku harap senior Ma tidak menolak pemberianku. Mungkin di masa depan aku akan meminta bantuan senior Ma lagi,” ucap Ling Tian dengan suara lembut.

“Karena tuan Ling memaksa, aku akan menerimanya sebagai deposit, kalau tuan Ling membutuhkan sesuatu, aku pasti akan mencarinya sampai dapat,” tegas Ma Ron sembari menautkan kedua tangan ke depan.

“Emp… Satu lagi, apa senior tau tempat untuk pemurnian pil? Aku membutuhkan seorang alkemis tingkat tinggi yang bisa dipercaya,” Tanya Ling Tian singkat, membuat Ma Ron terdiam sesaat, seakan memikirkan seseorang yang Ia kenal.

“Sebenarnya aku mengenal seorang alkemis dengan kemampuan yang memumpuni. Tapi aku tidak menyarankan untuk meminta bantuannya.”

“Memangnya kenapa?” tanya Ling Tian sedikit penasaran dengan alkemis yang Ma Ron katakan.

“Meskipun memiliki pengetahuan tentang pemurnian pil yang mendalam. Tapi orang itu sangat aneh. Semua orang yang meminta jasanya pasti keluar dengan penyesalan.”

“Orang aneh tapi terkenal sebagai alkemis tingkat tinggi. Menarik, senior Ma, di mana aku bisa menemui orang itu?” tanya Ling Tian sedikit bersemangat.

“Apa tuan Ling yakin mau menemuinya? Aku bisa saja memperkenalkan dengan alkemis yang lain.”

“Emp…”

“Kalau begitu pergilah ke pinggir kota bagian timur. Setelah sampai di sana, tuan bisa bertanya ke warga sekitar, alkemis itu dikenal dengan nama Yue Xi,” timpal Ma Ron mencoba memberikan arahan.

Setelah melakukan pembicaraan singkat, tanpa berbasa basi Ling Tian pergi ke kota bagian timur, memperlihatkan pinggiran kota sedikit kumuh, dengan para gelandangan di dalam gang-gang sempit.

Mengalihkan pandangan ke segala arah, Ling Tian mencoba menyusuri pinggiran kota bagian timur, dan tidak lama dari itu, terdengar suara langkah mengikuti dirinya, sampai akhirnya,

“Adik kecil, kamu mau pergi ke mana?” kata seorang paruh baya dengan pakaian lusuh dan penampilan kotor, muncul dari gang sempit menghadang Ling Tian yang berjalan sendirian, Cang Zai.

Mendapatkan sambutan itu, membuat Ling Tian tersenyum tipis, mengetahui dirinya telah dikepung segerombolan gelandangan dari segala arah.

“Senior, apa kamu tau keberadaan alkemis Yue Xi? Aku ingin pergi menemuinya,” balas Ling Tian dengan polos, membuat para gelandangan itu saling bertukar pandangan singkat.

“Tentu saja aku tau, tapi-”

Melihat tingkah laku Cang Zai yang seakan enggan memberi tahu keberadaan alkemis Yue Xi itu, membuat Ling Tian tersenyum tipis, kemudian mengeluarkan sepuluh koin perak dengan begitu mudah.

“Apa segini cukup?”

“Ahaha… Lebih dari cukup, adik kecil, silahkan ikuti aku,” ucap Cang Zui sempat terdiam sesaat, memberi kode mata kepada para gelandangan lain untuk mundur.

Mengikuti Cang Zai menyusuri pinggiran kota kumuh, membuat Ling Tian semakin iba melihat semua orang yang tinggal di sana. Sampai akhirnya mereka sampai di penghujung kota, memperlihatkan sebuah jalan buntu dengan tembok besar di hadapan mereka.

“Apa kamu salah jalan?” tanya Ling Tian tanpa keraguan sedikitpun.

“Tidak, aku memang sengaja memandumu ke tempat ini. Sekarang serahkan semua harta yang kamu miliki. Kalau tidak, maka kamu akan menerima akibatnya!” ancam Cang Zui dengan suara berat, dan tidak berselang lama dari itu, tampak segerombolan gelandangan membawa senjata tajam dengan raut muka menyeringai, seakan mendapatkan harta karun yang berharga.

“Sudah ku duga, padahal aku ingin memberikan satu koin emas kalau kamu mengantarkan aku sampai tujuan. Tapi sayang, sepertinya kamu tidak akan mendapatkan apa-apa,” pungkas Ling Tian sembari bergeleng pelan, membuat para gelandangan yang mendengar koin emas semakin kehilangan akal.

“Heh… Dasar bocah bodoh, kamu bahkan tidak takut mengatakan uang yang kamu miliki kepada kami. Serahkan cincin ruang itu kepadaku sekarang!”

“Kalau kalian bisa merebutnya dariku, maka cincin ruang ini akan menjadi milik kalian,” balas Ling Tian menantang semua gelandangan yang mengepung dirinya, sembari mengacungkan telapak tangan ke arah Cang Zai berada.

“Haha… Bocah sombong, tidak perlu mereka untuk merebut ruang penyimpanan itu, aku saja sudah cukup untuk menghadapimu!”

“Wushhh!”

Memusatkan tenaga dalam pada pergelangan kaki, Cang Zui melesat bagaikan angin kencang, siap mencengkram pergelangan tangan Ling Tian, dan kemudian,

“Bughh!”

“Brakkkk!”

Dengan mudah Ling Tian mengelak, kemudian berputar sembari melepaskan tendangan sabit tepat menghantam kepala Cang Zui, membuat pria paruh baya itu sontak tersungkur menumbur tumpukan sampah yang ada di sana.

Menatap Cang Zui yang dengan mudah dikalahkan, membuat para gelandangan terperangah dengan kedua mata terbuka lebar, kemudian mengalihkan pandangan ke arah Ling Tian dengan tatapan heran.

“Xiou Bai… Aku akan mengurus para gelandangan ini, kamu tunggulah di pinggir sana,” ucap Ling Tian kepada Xiou Bai yang ada di atas pundaknya, membuat rubah putih itu mengangguk paham.

“Tidak perlu berbasa-basi, kalian semua majulah secara bersamaan,” tantang Ling Tian sambil tersenyum tipis, seakan memiliki sebuah rencana yang sudah Ia persiapkan.

“Semuanya, serang secara bersamaan!”

“Haaattt…”

“Bughh… Bughh… Bughh… Bughh…”

Mendapatkan tantangan merendahkan dari seorang anak kecil, membuat para gelandangan tersulut amarah, tanpa ragu mengerahkan semua kekuatan untuk merebut cincin ruang yang dipenuhi akan harta.

Namun apa yang mereka lakukan berakhir sia-sia, dengan mudah Ling Tian menghajar mereka dengan keras sampai tidak bisa berdiri lagi.

Mengalihkan pandangan ke arah Cang Zai yang sudah babak belur, Ling Tian lalu menghampiri dirinya sembari meregangkan sendi pergelangan tangan, bersiap untuk menghajar gelandang tua yang suka merampok orang.

“Hump…”

“Tunggu… Jangan pukul lagi, aku menyerah, aku akan mengantarkan kamu ke tempat alkemis Yue Xi,” sela Cang Zui dengan kerah baju sudah ada di dalam cengkraman tangan Ling Tian, meminta belas kasihan dengan raut wajah memelas.

“Apa kamu mencoba menipuku lagi?”

“Tidak, aku tidak berani, maafkan aku,” timpal Cang Zai kemudian, menggelengkan kepala cepat dengan telapak tangan yang terbuka Ia letakkan di depan dada.

Ketika Ling Tian berada di posisi akan menghajar Cang Zai. Terdengar suara kuat dari arah belakang, menggema memenuhi gang buntu itu, membuat Ling Tian langsung mengalihkan pandangan ke sumber suara.

“Hentikan! Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu memukuli mereka?”

***

1
Rozik Rossi Rozik
lanjutkan thorrrr cussss 👍
Leksi Harun
gass rhor.
M aman Santoso
Luar biasa
Leksi Harun
tanggug Thor..
up lagi
Ega Jast: Sudah di up kelanjutannya kak/Grin/
total 1 replies
Cucu munaroh Robiah
up sautik pisan
Gonjol Reog
👍
Mas Boy
Uno Numero
Rozik Rossi Rozik
next up
Leksi Harun
Up thor..
Ega Jast: siapp kak/Smile/
total 1 replies
Rozik Rossi Rozik
saatnya pembalasan.... lanjutkan thorrrr 👍👍
Ega Jast: gaskenn/Grin/
total 1 replies
Mas Boy
gas Thor
Ega Jast: Gasken kak/Casual/
total 1 replies
Rozik Rossi Rozik
tenangkan diri mu Ling Tian
nantikan update selanjutnya..
gasssske thorrrr 👍
Ega Jast: Siapp kak/Grin/
total 1 replies
Rozik Rossi Rozik
jozzz thorrrr 👍👍 lanjutkan
Mas Boy
gas Thor
Ega Jast: Gassken/Casual/
total 1 replies
Leksi Harun
lanjut Thor..
Ega Jast: Siapp kak/Grin/
total 1 replies
Leksi Harun
keren ...
Ega Jast: Terima kasih kak ulasannya/Smile/
total 1 replies
Leksi Harun
mantap jiwa Thor .
Ega Jast: Mantap kak/Grin/
total 1 replies
Leksi Harun
up Thor .
pokoknya Badas
Ega Jast: Kita buat sebadas mungkin/CoolGuy/
total 1 replies
Leksi Harun
mantap jiwa.
Leksi Harun
keran karyanya Thor...
semangat..
Ega Jast: Makasih banyak kak/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!