Kumpulan cerpen yang tokohnya dari member JKT48
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah kasih disekolah (Shani dan Sisca)
Author buat sesuai dengan request dari nupus82
Semoga terhibur...
Shani Indira dan Cindy Hapsari adalah dua gadis berbakat yang bersekolah di sekolah elit di Jakarta. Mereka selalu menjadi kebanggaan sekolah karena prestasi dan kepribadian mereka yang baik. Namun, ada satu orang yang selalu membuat mereka kesal, yaitu Francisco Anderson, seorang pria nakal yang sering membuat onar bersama temannya, Jinan. Francisco dan Jinan memiliki masa lalu yang menyedihkan yang membuat mereka menjadi pemberontak dan tidak peduli dengan orang lain.
Suatu hari, Shani dan Cindy berusaha menghentikan ulah Francisco dan Jinan yang merusak acara sekolah. Namun, mereka tidak menyangka bahwa pertemuan itu akan membawa perubahan besar dalam hidup mereka.
"Aku tidak sabar untuk melihat acara drama nanti. Aku dengar kelas 11 akan memerankan Romeo dan Juliet" Shani sedang berjalan di koridor sekolah bersama Cindy
"Aku juga. Aku penasaran bagaimana mereka akan membawakan kisah cinta tragis itu" Cindy tersenyum
"Eh, itu Francisco dan Jinan. Apa yang mereka lakukan di sana?" Tanya Shani yang melihat Frans dan Jinan disana
"Astaga, mereka sedang merobek poster acara drama!" Balas Cindy yang melihatnya juga
"Apa? Mereka tidak punya hati! Ayo kita hentikan mereka!" Kesal Shani yang melihat tindakan mereka berdua
"Tapi Shani, mereka kan berbahaya. Mereka bisa saja membalas kita" Cindy berusaha menahan Shani
"Tidak apa-apa. Kita tidak boleh diam saja melihat mereka merusak karya keras teman-teman kita. Ayo!" Elak Shani dan melangkah menuju mereka berdua
"Baiklah, tapi hati-hati ya" Cindy yang tak bisa berbuat apa-apa hany mengikuti langkah Shani
Shani dan Cindi berlari menuju Francisco dan Jinan yang sedang asyik merobek poster acara drama.
"Hei! Kalian berhenti sekarang juga!" Teriak Shani dan mengagetkan mereka
"Hah? Siapa itu?" Balas Frans melihat kehadiran Shani dan Cindy
"Oh, itu Shani dan Cindi. Dua bintang sekolah yang sok suci." Ucap Jinan siapa Shani dan Cindy
"Wah, ada tamu istimewa nih. Ada apa kalian ke sini?" Sambut Frans dengan nada mengejek
"Kalian jangan seenaknya merobek poster acara drama! Kalian tahu berapa banyak usaha yang sudah dilakukan teman-teman kita untuk membuatnya?" Tanya Shani melihat apa yang telah dilakukan oleh Frans dan Jinan
"Dan kenapa harus peduli? Poster-poster ini kan jelek. Mending kita buang saja" balas Frans seolah tidak peduli
"Betul. Lagipula, acara drama itu kan membosankan. Siapa yang mau nonton Romeo dan Juliet? Kisah cinta kuno yang sudah basi" Jinan menyetujui ucapan Frans
"Jangan bilang begitu! Acara drama itu kan penting untuk menunjukkan bakat dan kreativitas siswa-siswa. Kalian tidak punya hak untuk merusaknya!" Cindy membela Shani
"Oh, jadi kalian suka drama ya? Kalau begitu, kenapa tidak ikut saja? Pasti seru lihat kalian beradegan cinta di atas panggung" ejek Frans
"Hahaha Iya, iya. Mungkin kalian bisa jadi pasangan Romeo dan Juliet versi baru. Romeo dan Julio!" Balas Jinan dengan tawanya
Francisco dan Jinan tertawa terbahak-bahak sambil menirukan adegan ciuman.
"Kalian berdua! Sudah cukup! Kalian tidak punya sopan santun sama sekali!" Bentak Shani yang tersulut emosi
Frans yang melihat Shani begitu marah, "Eh, jangan marah dong. Kami kan hanya bercanda"
Shani mendekati mereka, "Bercanda? Ini namanya bukan bercanda, tapi menghina! Kalian harus minta maaf sekarang juga!"
"Minta maaf? Siapa kau suruh aku minta maaf? Kau siapa?" Tanya Frans dengan tatapan sinisnya
"Aku adalah siswi di sekolah ini yang tidak suka melihat kalian berbuat semena-mena!" Jawab Shani
Frans mendekati Shani juga, "Oh, begitu? Kalau begitu, apa yang akan kau lakukan kalau aku tidak mau minta maaf?"
"Aku akan melaporkan kalian ke guru piket!" Ucap Shani yang tidak takut
"Oh, ya? Dan kau pikir guru piket akan percaya padamu?" Ejek Frans
"Tentu saja. Aku punya bukti poster-poster yang sudah kalian robek." Balas Shani begitu berani
Frans mengambil poster dari tangan Shani, "Ini buktinya? Sayang sekali, aku harus mengambilnya darimu"
"Hei! Kembalikan!" Ucap Shani berusaha merebutnya kembali
"Tidak mau. Kalau mau ambil lagi, coba ambil dari tanganku." Tolak Frans dan menarik kembali
Shani dan Francisco saling tarik-menarik poster sambil beradu pandang dengan intens, Cindi dan Jinan hanya diam menyaksikan mereka dengan ekspresi bingung.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki mendekat dari arah pintu masuk sekolah.
"Eh, itu suara siapa?" Tanya Shani yang mendengar sesuatu
"Sepertinya ada orang datang." Balas Frans yang mendengar juha
Shani menoleh, "Astaga, itu guru piket!"
Francisco menoleh juga, "Oh, tidak!"
Shani dan Francisco segera melepaskan poster dan berlari ke arah yang berlawanan, namun terlambat mereka telah ketahuan oleh seseorang yang ternyata adalah guru piket
"Hei, hei! Siapa yang berisik di sini?" Teriak guru piket melihat Cindy dan Jinan yang masih terdiam disana
"Apa-apaan ini? Poster acara drama? Siapa yang merobek-robeknya?" Tegas guru piket melihat poster-poster yang berserakan di lantai.
Guru piket melihat Cindy dan Jinan yang masih berdiri di tempat serta Shani dan Frans yang belum jauh dari mereka.
"Kalian! Kalian pasti yang melakukannya!" Dugaan guru piket yang melihat mereka berdua
"Apa? Tidak, Pak. Bukan kami!" Elah Cindy
"Iya, Pak. Kami tidak bersalah!" Jinan juga melanjutkan
"Jangan bohong! Aku tahu kalian berdua adalah anak-anak nakal yang sering membuat onar di sekolah ini!" Ucap guru piket dengan nada tinggi
Guru piket menghampiri mereka berdua menunjuk-nunjuk ke arah wajah mereka, "Kalian harus mengaku sekarang juga atau aku akan memberi kalian hukuman!"
Cindy dan Jinan saling melihat serta ketakutan, "Tolong, Pak! Kami benar-benar tidak tahu apa-apa!"
Melihat Cindy dan Jinan menjadi sasaran amarah guru piket, Shani dan Frans kembali ke tempat dan ingin mengaku atas perbuatannya.
Melihat mereka berdua baru datang dan mengakui perbuatannya dan itu membuat guru piket terkejut, "Shani? Francisco? Kalian berdua?"
"Saya tidak mengerti. Kenapa kalian berdua yang merobek poster-poster itu? Kamu juga Shani Bukankah kamu adalah siswa teladan di sekolah ini?" Lanjut Guru piket melihat Shani dan Francisco dengan tatapan tidak percaya.
"Maaf, Pak. Kami hanya ingin menjelaskan sesuatu" Shani mengakui perbuatannya
"Iya, Pak. Kami tidak bermaksud menyalahkan Cindi dan Jinan" Frans juga mengakui perbuatannya
"Jelaskan apa?" Tanya tegas guru piket
"Pak, sebenarnya kami berdua tidak merobek poster-poster itu. Kami hanya berpura-pura agar Cindy dan Jinan tidak kena hukuman" jawab Shani
"Iya, Pak. Kami melihat mereka sedang merobek poster-poster itu dan kami mencoba menghentikan mereka. Tapi mereka tidak mau mendengar kami" Frans melanjutkan
"Lalu kami mendengar suara Pak guru datang dan kami khawatir kalau mereka akan kena masalah besar. Kami tahu mereka berdua adalah anak-anak nakal, tapi kami juga tahu mereka berdua punya alasan untuk menjadi seperti itu" Shani menambahkan
"Jadi kami memutuskan untuk mengambil alih kesalahan mereka dan berlari ke arah yang berlawanan. Kami berharap Pak guru tidak akan terlalu marah pada mereka" Frans kembali melanjutkan
Mendengar penjelasan mereka berdua, guru piket serta kedua sahabatnya terdiam. Shani dan Frans menatap guru piket seolah memohon agar mereka dilepaskan
Guru piket menghela napas, "Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya kagum dengan keberanian dan kebaikan hati kalian berdua, tapi saya juga kecewa dengan kelakuan kalian berempat"
Guru piket juga menatap Cindi dan Jinan dengan tegas, "Kalian berdua, apa yang kalian lakukan itu sangat salah. Kalian tidak boleh merusak barang-barang milik orang lain, apalagi milik teman-teman kalian sendiri. Kalian harus menghargai usaha dan karya mereka"
"Maaf, Pak. Kami sadar kami salah" Cindy menundukkan kepalanya karena menyesal
"Iya, Pak. Kami minta maaf" Jinan pun begitu
Guru piket menatap Shani dan Francisco dengan lembut, "Dan kalian berdua, apa yang kalian lakukan itu sangat mulia. Kalian rela mengorbankan diri kalian demi teman-teman kalian. Kalian menunjukkan sikap yang patut dicontoh"
Mendengar itu Shani sangat berterimakasih pada guru piket, "Terima kasih, Pak. Kami hanya ingin membantu"
"Iya, Pak. Kami hanya ingin menebus kesalahan kami" balas Frans
Guru piket tersenyum, "Baiklah. Saya mengerti maksud kalian semua. Tapi saya tetap harus memberi kalian hukuman agar kalian belajar dari kesalahan kalian"
"Hukuman?!" Mereka berempat terkejut
Guru piket mengangguk, "Iya, hukuman. Hukumannya adalah..."
Guru piket menunjuk poster-poster yang robek, "Kalian harus membuat poster-poster baru untuk menggantikan yang sudah kalian rusak. Kalian harus bekerja sama dan menyelesaikannya sebelum acara drama dimulai"
"Apa?!" Mereka kembali terkejut ternyata mereka diberikan hukuman seperti itu
"Iya, itu hukumannya. Kalian harus bertanggung jawab atas perbuatan kalian. Kalian harus membantu teman-teman kalian yang sudah bekerja keras untuk membuat acara drama ini sukses" tegas guru piket
Mereka tampak berpikir sejenak, "Baiklah, Pak. Kami akan melakukannya"
Namun tidak dengan Cindy dan Jinan karena mereka mengeluh akan yang mereka lakukan selanjutnya
Guru piket menatap Cindi dan Jinan dengan tajam, "Jangan mengeluh! Ini adalah kesempatan kalian untuk memperbaiki diri kalian. Kalian harus bersyukur kalian masih diberi kesempatan oleh sekolah ini"
Cindy dan Jinan menundukkan kepalanya, "Iya, Pak"
Guru piket mengambil poster-poster yang robek," Baiklah, Saya akan memberikan poster-poster ini kepada kalian sebagai contoh. Kalian harus membuat poster-poster baru yang sama atau lebih baik dari ini"
Guru piket memberikan poster-poster yang robek kepada Shani.
"Saya akan pergi sebentar untuk mengurus sesuatu. Saya akan kembali nanti untuk melihat hasil kerja kalian. Jangan coba-coba kabur atau berbuat ulah lagi!" Ucap guru piket sebelum meninggalkan koridor
"Baiklah, Pak" mereka berempat serentak
Guru piket berjalan keluar dari koridor sekolah. Shani, Francisco, Cindi, dan Jinan saling berpandangan dengan canggung.
Shani mengambil inisiatif, "Baiklah, kita harus mulai bekerja sekarang. Kita tidak punya banyak waktu"
Frans menganggukkan kepalanya, "Iya, kita harus cepat"
"Tapi kita tidak punya alat dan bahan untuk membuat poster-poster baru" eluh Cindy
"Iya, kita juga tidak punya ide atau kreativitas untuk membuatnya" Jinan mengiyakan perkataan Cindy
Shani berpikir sejenak, "Hmm, bagaimana ya? Oh, aku tahu! Kita bisa meminjam alat dan bahan dari ruang seni. Pasti ada yang tersisa di sana"
Frans menganggukkan kepalanya, "Iya, itu ide bagus. Ayo kita ke sana"
"Ya sudah, kalau begitu. Tapi aku tidak jamin hasilnya akan bagus" Cindy menggerutu
"Iya, aku juga. Aku tidak suka hal-hal yang berhubungan dengan seni" Jinan tampak lesu
"Ayo, jangan pesimis. Kita harus berusaha sebaik mungkin. Kita bisa melakukannya bersama-sama" Shani menyemangati mereka
Shani dan Francisco tersenyum satu sama lain. Cindy dan Jinan saling pandang dengan iri.
Shani berdiri dari duduknya dan merapikan roknya, "Ayo, kita pergi ke ruang seni sekarang!"
Dan diikuti oleh ketiganya, "Ayoo!"
Shani, Francisco, Cindy, dan Jinan berjalan menuju ruang seni.
*
Di ruang seni, mereka menemukan alat dan bahan yang mereka butuhkan untuk membuat poster-poster baru.
"Wah, untung masih ada alat dan bahan yang cukup di sini" ucap Shani menampakkan wajah cerianya
Frans menganggukkan kepalanya, "Iya, untung sekali"
Cindy menghembuskan nafas beratnya, "Ya sudah, ayo kita mulai saja"
"Iya, ayo cepat selesai" Jinan juga merasakan apa yang Cindy rasakan
"Baiklah, kita harus membuat poster-poster baru yang sama atau lebih baik dari yang lama. Kita harus menulis judul acara drama, tanggal dan waktu pelaksanaannya, serta nama-nama pemeran utamanya. Kita juga harus menggambar gambar-gambar yang sesuai dengan tema acara drama" Shani memimpin mereka
"Iya, itu benar. Kita harus membuat poster-poster yang menarik dan informatif. Kita harus menggunakan warna-warna yang cerah dan harmonis. Kita juga harus menggunakan huruf-huruf yang jelas dan rapi" balas Frans
"Ah, ribet sekali. Aku tidak bisa menggambar sama sekali" eluh Cindy
"Iya, aku juga. Aku tidak bisa menulis dengan indah" eluh Jinan
"Tenang saja. Kita bisa belajar dari contoh poster-poster yang lama. Kita bisa meniru atau memodifikasi desainnya" Shani berusaha menyemangati mereka berdua
"Iya, tenang saja. Kita bisa saling membantu dan memberi saran satu sama lain. Kita bisa berbagi tugas dan tanggung jawab" lanjut Frans
Shani menganggukkan kepalanya, "Iya, begitulah. Ayo kita kerjasama dengan baik"
"Iya, ayo kita kerjasama dengan baik" ucap Frans
Cindy dan Jinan saling pandang dengan kesal.
Shani membagi alat dan bahan, "Baiklah, ini dia alat dan bahan yang kita butuhkan. Ini gunting, lem, pensil, penghapus, spidol, krayon, cat air, kuas, kertas karton berwarna-warni, dan contoh poster-poster lama. Kita bagi dua tim untuk membuat poster-poster baru. Satu tim membuat dua poster dan satu tim lagi membuat satu poster"
Francisco menganggukkan kepalanya, "Iya, itu ide bagus. Bagaimana kalau kita bagi timnya seperti ini? Shani dan aku satu tim, Cindy dan Jinan satu tim"
"Iya, itu bagus. Bagaimana menurut kalian?" Tanya Shani pada Cindy dan Jinan
Cindy terkejut, "Eh? Tidak bisa begitu dong! Aku mau satu tim dengan Shani!"
"Iya! Aku mau satu tim dengan Francisco!" Jinan juga
Shani mengerutkan dahinya, "Lho? Kenapa?"
"Ya... karena... karena Shani kan pandai menggambar. Aku kan tidak bisa menggambar sama sekali. Jadi aku mau belajar dari Shani" Cindy beralasan
"Ya... karena... karena Francisco kan pandai menulis. Aku kan tidak bisa menulis dengan indah. Jadi aku mau belajar dari Francisco" Jinan juga memberikan alasan
"Hmm... gitu ya..." Ucap Shani dan Frans
Cindy dan Jinan saling pandang dengan puas. Shani dan Francisco saling pandang dengan canggung.
"Kenapa aku merasa aneh? Apa aku tidak mau berpisah dengan Francisco?" Batin Shani
Shani menggelengkan kepalanya, "Ah, tidak mungkin. Aku hanya ingin bekerja sama dengan Francisco karena dia pandai menulis. Aku tidak punya perasaan apa-apa padanya"
Shani berpikir bagaimana caranya dan, "Baiklah, kalau begitu kita ganti timnya. Aku satu tim dengan Cindy, dan kau satu tim dengan Jinan"
"Yaay! Makasih ya, Shani!" Girang Cindy
Cindy dan Jinan berlari menghampiri Shani dan Francisco.
"Ayo kita mulai membuat poster-poster baru!" Jinan tampak semangat"
Shani dan Francisco terkejut dengan perlakuan Cindy dan Jinan.
Francisco terkejut, "Eh? J-Jinan? C-cindy?"
"Maaf ya, Frans Shani . Aku terlalu senang" ucap mereka berdua setelah melepaskan pelukannya
Shani dan Francisco saling pandang dengan iri. Shani dan Cindy mulai membuat poster-poster baru dengan alat dan bahan yang ada.
"Baiklah, ini adalah poster pertama kita. Kita harus membuatnya seindah mungkin" ucap Shani menggambar gambar Romeo dan Juliet di kertas karton biru
"Iya, iya. Aku akan menulis judulnya dengan rapi" Cindy menulis judul acara drama di kertas karton biru dengan spidol hitam
"Wah, tulisanmu bagus sekali, Cindy" puji Shani
"Ah, terima kasih, Shani. Kamu juga hebat menggambar" Cindy tersipu dengan pujian Shani
"Terima kasih. Kita harus bekerja sama dengan baik" Shani tersenyum
"Iya, kita harus bekerja sama dengan baik" balas Cindy ikut tersenyum
Shani dan Cindy saling berbagi pujian dan saran. Begitu pula dengan Francisco dan Jinan mulai membuat poster-poster baru dengan alat dan bahan yang ada.
Beberapa menit kemudian, mereka telah berhasil membuat dua poster baru yang indah dan informatif. Shani dan Cindy berjalan menuju Francisco dan Jinan yang sedang duduk di depan satu poster baru yang cerah dan jelas.
"Wah, poster kalian bagus sekali" ucap Shani kagum dengan hasil kerja keras mereka
Cindy mengiyakan Shani, "Iya, aku suka sekali"
"Terima kasih. Kalian juga hebat" Frans tersenyum mendengar pujian dari kedua gadis itu
"Iya, terima kasih. Kalian juga hebat" lanjut Jinan
Shani, Francisco, Cindy, dan Jinan berpelukan dengan gembira.
"Terima kasih ya, teman-teman. Kalian semua hebat" Frans merasakan bersyukur pada teman-temannya
"Iya, sama-sama berkat kalian juga kita bisa menyelesaikan ini" saut Cindy dan dianggukkan oleh Shani dan Jinan
Tiba-tiba, guru piket datang ke ruang seni untuk melihat hasil kerja mereka.
"Hei, anak-anak! Bagaimana kabarnya?" Sapa guru piket baru saja datang
Mereka berempat melihat kearah sumber suara dan ternyata itu guru mereka, "Baik pak!"
Guru mereka menghampiri dan melihat karya mereka, "Wah! Poster-poster ini bagus sekali!"
Mereka berempat tampak bahagia mendengar pujian dari guru mereka, " Terima kasih, Pak!"
"Kalian benar-benar berbakat dan kreatif. Kalian berhasil membuat poster-poster baru yang sama atau lebih baik dari yang lama. Kalian menunjukkan kerjasama dan tanggung jawab yang baik" Guru mereka memuji atas tanggung jawab yang telah mereka lakukan sebelumnya
Mereka serentak membungkukkan badannya, "Terima kasih banyak, Pak!"
"Sama-sama. Saya bangga pada kalian semua. Saya harap kalian bisa menjaga sikap dan prestasi kalian di sekolah ini" Guru mereka tersenyum melihatnya
"Iya, Pak! Kami akan berusaha!"
"Baiklah. Sekarang ayo kita pasang poster-poster ini di tempat-tempat yang strategis agar banyak orang yang melihatnya dan tertarik untuk datang ke acara drama nanti" Pinta guru mereka
Guru piket mengambil satu poster dari tumpukan poster-poster baru yang dibuat oleh mereka, "Saya akan membantu kalian memasang poster-poster ini. Ayo kita bergerak cepat!"
Diikuti oleh mereka berempat. Guru piket berjalan keluar dari ruang seni sambil membawa satu poster di tangannya.
"Ayo kita pergi ke koridor sekolah!" Guru mereka mulai melangkah
Guru piket, Shani, Francisco, Cindy, dan Jinan keluar dari ruang seni sambil membawa poster-poster baru yang mereka buat.
Mereka berjalan menuju koridor sekolah sambil bercanda dan tertawa. Mereka menempelkan poster-poster baru di dinding-dinding sekolah dengan rapi dan indah. Mereka melihat poster-poster baru yang mereka pasang dengan bangga dan senang. Mereka saling memuji dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan bantuan mereka. Mereka merasa lebih dekat dan akrab satu sama lain. Mereka tidak menyadari bahwa ada benih-benih cinta yang mulai tumbuh di antara mereka.
*
Beberapa hari kemudian, acara drama Romeo dan Juliet berlangsung dengan sukses. Banyak orang yang datang untuk menonton acara drama tersebut. Mereka terpesona dengan akting dan kostum para pemeran. Mereka terharu dengan kisah cinta tragis yang disajikan. Mereka memberikan tepuk tangan meriah dan pujian kepada para pemeran dan kru.
Shani, Francisco, Cindy, dan Jinan adalah salah satu dari penonton yang hadir di acara drama tersebut. Mereka duduk di baris depan sambil menikmati acara drama tersebut. Mereka merasa bangga dengan poster-poster yang mereka buat untuk mempromosikan acara drama tersebut. Mereka merasa senang dengan perubahan yang terjadi dalam diri mereka. Mereka merasa bahagia dengan hubungan yang terjalin di antara mereka.
Mereka duduk bersebelahan dengan bergandengan tangan melihat teman mereka menampilkan kerja kerasnya. Mereka tersenyum satu sama lain dengan penuh cinta. Mereka tidak peduli dengan pandangan orang lain. Mereka hanya peduli dengan satu sama lain. Mereka merasa bahwa mereka adalah Romeo dan Juliet versi baru. Romeo dan Juliet yang tidak berakhir tragis, tapi bahagia.
*
Setelah acara drama selesai, Shani, Francisco, Cindy, dan Jinan berjalan keluar dari gedung sekolah. Mereka merasa senang dan puas dengan acara drama yang mereka tonton. Mereka juga merasa senang dan bahagia dengan hubungan yang terjalin di antara mereka.
"Wah, acara drama itu sangat bagus. Aku terharu sekali" Shani tampak senang setelah melihat pentasnya
"Iya, aku juga. Aku kagum dengan para pemeran dan kru" balas Frans yang mengagumi para temannya
"Iya, aku juga. Aku bangga dengan poster-poster yang kita buat" balas Cindy
"Iya, aku juga. Aku senang dengan perubahan yang kita alami" balas Jinan
Mereka berempat saling berpandangan merasa senang atas kerja keras mereka juga telah membuat poster yang mengundang para temannya untuk menonton.
*
Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu hubungan Shani, Frans, Cindy, dan Jinan kian akrab hingga mereka merasa nyaman serta tak memusingkan kejadian sebelumnya yang membuat mereka menyatu. Mereka tidak peduli dengan orang-orang yang melihat mereka dengan kagum atau iri. Mereka hanya peduli dengan satu sama lain.
Suatu saat Frans mengajak Shani untuk pergi berdua saja dan itu membuat Shani kebingungan karena biasanya mereka akan pergi bersama dengan Jinan dan juga Cindy namun Shani berpikiran positif karena dia merasa Frans akan menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi.
Sesampainya di sebuah cafe mereka bertemu dan duduk berhadapan.
"Tumben kamu ajak aku sendiri Frans?"
"Maaf Shan aku cuman pengin sama kamu aja"
"Ohh aku kira kamu lagi ada sesuatu sama Jinan atau Cindy"
"Ngga kok, sebenarnya ada yang mau aku omongin sama kamu"
"Emang apaan sampe berdua begini?"
"Hmm... sebenarnya aku suka sama kamu Shan"
Seketika Shani terdiam dengan ucapan Frans, dia tak menduga Frans akan mengungkapkan rasanya namun dilubuk hatinya juga memiliki rasa padanya.
"Shan"
"Ehh iya, gimana yah Frans..."
"Gpp kok Shan kalo kamu ngga mau yang penting kita bisa jadi teman"
"Sebenarnya aku pengin hubungan kita lebih dari teman"
"Maksudnya?"
"Lebih dari teman gitu Frans, aku juga suka sama kamu"
Frans yang mendengar itupun terkejut dan beberapa saat kemudian tersenyum mendengar ucapan Shani yang membalas perasaannya dan setelah itu status hubungan mereka berubah menjadi sepasang kekasih.
Sama halnya dengan Jinan dan Cindy, mereka berdua juga mengubah status mereka menjadi sepasang kekasih pada saat libur semester. Kebetulan Cindy sedang berlibur bersama dengan keluarganya dan Jinan ikut bersama mereka karena Jinan telah mengenal keluarga Cindy yang ternyata adalah saudara jauhnya.
Mereka merasa bahwa mereka adalah Romeo dan Juliet versi baru. Romeo dan Juliet yang tidak berakhir tragis, tapi bahagia selamanya.
***