NovelToon NovelToon
Pengasuh Tangguh Violetta

Pengasuh Tangguh Violetta

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Ibu Pengganti
Popularitas:5.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Reni mardiana

Mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya membuat Violetta Margareth seorang anak kecil berumur 4 tahun mengalami traums berat.

Beam selaku ayah daei Violetta membawanya ke sebuah mall, sampai di mall Violetta histeris saat melihat sebuah ikat pinggang karena ia memiliki trauma dengan ikat pinggang. Renata yang saat itu berada di mall yang sama ia menghampiri Violetta dan menenangkannya, ketika Violetta sudah tenang ia tak mau melepaskan tangan Renata.

Penasaran kan apa yang terjadi dengan Violetta? yuk ikuti terus ceritanya jangan lupa dukungannya ya. klik tombol like, komen, subscribe dan vote 🥰💝

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Trauma yang mendalam

Bram melakukan meeting penting dengan Xavier didalam ruangannya, beberapa jam melakukan meeting sampai waktu menujukkan pukul 10 siang. Xavier pamit kepada Bram untuk kembali ke perusahaannya, Bram mengantar Xavier sampai ke lantai dasar.

Selesai dengan urusannya Bram meminta Yandi memanggil Renata kedalam ruangannya, dia menunggu Renata didalam ruangannya sambil mengerjakan berkas-berkas yang harus ia tandatangani.

Tok..Tok..Tok..

"Masuk." sahut Bram dari dalam.

Ceklek.

Renata masuk kedalam ruangan Bram, dia masih memakai pakaiannya yang basah akibat kecerobohan Bram. Bram meletakkan berkasnya kemudian dia bangkit dari duduknya menghampiri Renata yang sedang berdiri tak jauh darinya, ia melihat baju Renata yang basah seketika ia merasa bersalah karena ulahnya.

"Kenapa kau tidak mengganti bajumu?" tanya Bram.

"Saya tidak membawa baju ganti tuan, biarkan saja nangi juga akan kering sendiri." jawab Renata.

"Nanti Yandi akan membelikan baju baru untukmu, jika dibiarkan basah nanti takutnya kau masuk angin." ucap Bram.

"Tidak perlu tuan, saya harus tetap memakai baju ini sampai pekerjaan saya selesai karena itu sudah bagian dsri aturan perusahaan." ucap Renata.

"Baiklah terserah kau saja." ucap Bram.

Bram meminta Renata duduk namun Renata tak menurutinya, dia lebih memilih berdiri karena jika ia duduk Renata merasa tidak sopan.

"Renata bolehkah aku berbicara sesuatu padamu?" tanya Bram.

"Katakan saja tuan." jawab Renata.

"Begini.."

Kriing..Kriing..Kriing..

Ponsel Bram berdering, dilihatnya bik Marni menghubunginya Bram langsung saja menggeser tombol hijaunya.

"Hallo bik, ada apa?" tanya Bram.

"Aden, non Vio mengamuk lagi den sekarang dia memecahkan kaca den bibik bingung harus apa." ucap bik Marni dengan paniknya.

"APA? Awasi terus Vio bik, aku akan segera kesana sekarang." ucap Bram.

Bram sangatlah panik, dia langsung menarik tangan Renata keluad dari ruangannya dan berlari kearah lift menuju lantai dasar. Semua karyawan menatap kesrah Bram dan juga Renata, banyak dari merka yang berbisik-bisik membicarakan Renata. Yandi mendengar para karyawan yang berbisik-bisik pun langsung menegurnya, dia kemudian berlari menyusul Renata dan juga Bram.

Sampai di dalam mobil Bram mambukakan pintu untuk Renata, selesai memastikan Renata masuk Bram duduk di kursi kemudi lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"TUAN PELAN-PELAN." teriak Renata didalam mobil.

Bram tidak mendengarkan teriakan Renata, yang ada di dalam benaknya hanyalah ingin segera sampai dirumahnya sebelum Violetta berbuat nekat.

Beberapa menit kemudian mobil Bram sudah sampai dihalaman rumahnya, dia kembali menarik tangan Renata untuk ikut bersamanya ke lantai atas dimana Violetta berada.

"Vio." panggil Bram.

Violetta tak menghiraukan panggilan ayahnya, dia memukul-mukul kaca lemarinya sampai berserakan dibawah kakinya.

"Tolong kau bujuk anakku, dia hanya akan mendengarkan kau dibandingkan aku." ucal Bram memohon pada Renata.

Renata juga sama terkejutnya melihat aksi Violetta, dia merasa kasihan melihat wajah khawatir Bram. Renata perlahan mendekati Violetta yang kini sedang mengambil pecahan kaca, dia memegang erat pecahan kaca tersebut lalu mengarahkannya ke tangan kecilnya.

"Vio." panggil Renata dengan lembut.

"Vio, ini kakak baik." ucap Renata.

"Tatak." gumam Violetta.

Violetta membalikan tubuhnya saat mendengar suara Renata, dia mengucekkan matanya ternyata apa yang dilihatnya benar-benar Renata.

"Sayang, dengarkan kakak baik ya. Vio kan anak pinter, anak baik boleh kakak minta kacanya?" bujuk Renata meminta pecahan kaca dsri tangan Violetta.

Violetta langsung menuruti ucapan Renata, dia memberikan pecahan kaca tersebut kepada Renata. Dengan gerakan cepat Renata mengambil kaca tersebut lalu memberikannya kepada Bram, dia berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Violetta. Renata merentangkan tangannya kearah Violeta, dengan mata yang masih sembab Violetta berhambur ke pelukan Renata.

"Hiks..hiks..tatak baik kemana aja? Vio kangen tatak baik." tanya Vietta menangis di pelukan Renata.

"Cup cup cup, udah ya jangan nangis lagi nanti Vio nya capek, kan kakak baik udah ada disini." ucap Renata sambil mengelap air mata Violetta.

Tangisan Violetta begitu menyayat hati sampai Renata pun tak kuasa menahan air matanya, dia memeluk Violetta dengan erat. Puas berpelukan Renata melihat tangan Violetta yang berdarah, dia menggendongnya untuk duduk diatas kasur.

"Tuan, boleh aku minta kotak obat? Aku ingin mengobati luka Vio." pinta Renata.

"Bik yolong ambilkan kotak obatnya." ucap Bram pada bik Marni.

Bik Marni menganggukkan kepalanya, dia segera mengambil kotak obat yang berada dilantai bawah. Bram berjalan mendekati Violetta, dia berjongkok melihat luka diatangan sang anak.

"Vio, kenapa kamu melukai tanganmu sendiri sayang? Tanya Bram.

"Aku ingin mati daddy, mommy telus memukulku." ucap Violetta.

Degg!

Betapa sakit hatinya seorang ayah mendengar jawaban dari anaknya, sedalam itukah trauma yang dialami oleh anaknya sampai ia berpikir untuk membunuh dirinya sendiri.

"Ya Allah nak," ucap Bram tak kuasa menahan air matanya.

"Vio tidak boleh seperti itu, kalau Vio pergi nanti kakak baik sedih." ucap Renata.

"Maaf tatak." ucao Vio.

Bik Marni datang membawa kotak obat yang dibutuhkan oleh Renata, dia menyerahkan kotak obat tersebut kepada Renat yang langsung diambilnya. Renata mengobati luka di tangan Violetta, Violetta meringis menahan perih ditangannya namun Renata dengan sabar meniup-niup luka ditangan Violetta agar mengurangi rasa sakitnya.

1
Pujinur Yanti
Lumayan
Erna M Jen
Bram tunjukan taring masa sama ular seperti bilqis kok tidak bisa dikasih pelajaran ..
Erna M Jen
Bram tunjukan taring masa sama ular seperti bilqis kok tidak bisa dikasih pelajaran ..
Erna M Jen
ibu kandung yang kejam padahal itu adalah anak yang kau lahirkan dimana hatimu...wanita berhati iblis
Milka Budi
Luar biasa
titiek
🤣🤣🤣🤣
Nanda Akbar
Luar biasa
Evitha Win's
pasti si ibunya akan kena karmanya😄
Andini Hana Fakhirah
Luar biasa
Sandisalbiah
kenapa gak di polisikan aja.. visum tubuh Vio sebagai bukti penganiayaan yg di lakukan Bilqis yg gak waras itu..
Yayang Sulistiawaty
Luar biasa
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
Kecewa
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
Buruk
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
lanjut donk.
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
waaah..punya rencana apa nech..
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
ayo donk lanjut...
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
ayo mana romantis nya...
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
mana romantis nya....? ? ?
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
emang apa sej yg di bisikin...boleh tau donk....
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
p'nsaran nech yg baca...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!