Rull, seorang pemuda berusia 17 tahun yang sering menjadi korban perundungan di sekolahnya, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Dalam sebuah kegiatan kemah sekolah, ia tersesat di hutan dan mengalami serangkaian kejadian mengerikan yang membawanya ke ambang kematian. Saat berada di antara hidup dan mati, sebuah entitas misterius memberinya kesempatan kedua di dunia yang asing dan penuh keajaiban.
Terbangun di dunia baru yang indah namun berbahaya, Rull harus belajar bertahan hidup dengan kemampuan serta kekuatan yang ia miliki. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Jack, Blade, dan Arlecchino. Mereka berpetualang bersama dan menyelesaikan konflik di berbagai region.
Entah takdir apa yang mereka hadapi bersama di dunia yang penuh keajaiban dan bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The rull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arc Irdlia Bab 4 Bentrok Antar Kekuatan Dan Kutukan
Saat Rull ingin berbicara, tiba-tiba Arlecchino datang dan menghajar Rull hingga pingsan.
"Astaga, Peruere, apa yang kau perbuat?" tanya Tsaritsa.
"Tuan Putri, sudah saatnya pulang. Ratu telah menunggu mu, dan jangan pernah bertemu dengan pria ini." jawab Arlecchino.
"Tidak, Peruere, tunggu. Aku tidak ingin kembali."
Arlecchino membawa paksa Tsaritsa.
"Tung...gu... aku ingin bi...cara," ucap Rull setengah sadar.
Dalam pingsannya Rull mendapatkan penglihatan lagi. "Demous, beraninya kau memberikan kutukan kepada putriku. Rasakan ini!" Raja Hollande menyerang Demous dengan amarah membara. Pertarungan antara raja dan Demous berlangsung sengit. "Arendelle, bawa putri kita pergi dari sini. Aku akan menghentikan Demous."
"Tapi, suamiku, itu sangat berbahaya. Aku tidak ingin kehilanganmu," jawab Ratu Arendelle.
"Arendelle, jangan pikirkan aku. Pikirkanlah kondisi Tsaritsa. Jaga putriku, jika aku tiada ceritakan tentangku jika dia sudah besar nanti. Jenderal, bawa istri dan anakku pergi dari sini."
"Baik, yang mulia," jawab sang Jenderal.
"Demous, aku akan menghancurkan mu."
"Hahaha, aku juga akan mengirimkan kau ke neraka," balas Demous.
Pertarungan hidup dan mati dimulai. Masing-masing menyerang satu sama lain dengan kekuatan penuh. Setelah mendapatkan celah, Raja Hollande berhasil meretakkan jantung Demous. Namun, Demous juga berhasil menusuk jantung Raja.
"Argh... Kau hampir saja membunuhku, Hollande," ujar Demous.
"Ugh... Demous, ingatlah perkataan ku, ramalan dari Dewa mengatakan bahwa kau akan mati di tangan pemuda berjaket merah suatu saat nanti. Dialah yang akan menyelamatkan Irdlia di ambang kekuasaanmu. Ingat itu, Demous," ucap Raja Hollande dalam nafas terakhirnya.
Demous mundur bersama pasukannya. "Aku akan kembali nanti, untuk memastikan ramalan itu tidak berlaku padaku."
Rull mengigau di alam bawah sadarnya, dan bertemu kembali dengan entitas misterius itu. "Hei, apa yang kau perlihatkan padaku? Hei, mengapa kau diam saja?" tanya Rull kepada entitas yang dilihatnya.
Entitas itu hanya menjawab, "Divine absorption."
"Heii, tunggu!" Rull terbangun dan melihat Lisa lagi-lagi mengobatinya.
"Lisa, lagi-lagi kau yang mengobatiku," kata Rull dengan lemah.
"Ya, kau harus lebih berhati-hati, Rull. Apa yang terjadi kali ini?" tanya Lisa dengan nada khawatir.
"Aku... Aku tidak tahu, Lisa. Aku merasa ada sesuatu yang harus aku lakukan, tapi semuanya begitu samar," jawab Rull.
"Kau harus beristirahat. Pikiranmu mungkin sedang kacau karena semua kejadian ini," kata Lisa, sambil merapikan perban di kepala Rull.
"Astaga, kutukannya! Aku harus pergi ke istana!" Rull berteriak sambil berlari keluar rumah.
"Hei, Rull! Tunggu, kau belum sehat total! Rull!" teriak Lisa cemas.
"Blade, cepat kejar Rull!" tambah Lisa.
"Hari-hari ini ada apa sih dengan dia," gumam Blade sambil mengejar Rull.
Rull berlari terengah-engah, berharap tidak terjadi sesuatu kepada Tsaritsa. Setibanya di pintu istana, Rull dihadang oleh para prajurit.
"Heh, bocah! Jangan berani-beraninya kau masuk ke istana ini tanpa surat," kata salah satu prajurit dengan tegas.
Rull mencoba memberontak. "Di mana Tsaritsa? Aku ingin bertemu dengannya, ini sangat darurat!"
"Bocah sialan, cepat pergi dari sini," ujar prajurit itu sambil mendorong Rull menjauh.
Sementara itu, di taman istana, Tsaritsa sedang dimarahi oleh ibunya.
"Ibu, kepalaku sakit," keluh Tsaritsa.
"Jangan drama, Tsaritsa. Kau selalu drama ketika aku memarahimu," balas ibunya dengan nada kesal.
"Tidak, Ibu, ini sungguhan. Ibu, tolong aku!" teriak Tsaritsa kesakitan.
Tiba-tiba, tubuh Tsaritsa mengeluarkan aura kuat yang tidak terkontrol, menyebabkan sebagian istana membeku.
"Tsaritsa, oh dewa! jangan-jangan kutukan Tsaritsa aktif!" Ratu Arendelle berteriak panik.
Kekuatan Tsaritsa tidak terkontrol, membuat sebagian istana membeku. Ratu mencoba mendekati Tsaritsa, namun aura kuat Tsaritsa membuatnya tidak bisa mendekatinya.
Para prajurit dan rakyat menyaksikan kejadian itu dan merasa khawatir. Rull memberontak masuk.
"Tsaritsa!" teriak Rull.
Blade yang baru sampai terkejut melihat pusaran badai salju di istana. "Astaga apa-apaan ini," gumamnya.
Rull mencoba mendekati Tsaritsa dengan sekuat tenaga, meskipun tubuhnya hampir beku. "Tsa...rit...sa, sadarlah," teriak Rull.
Tiba-tiba, tubuh Rull juga mengeluarkan aura kuat. Rull terus berjuang menghampiri Tsaritsa. Terjadi bentrok antara kekuatan Tsaritsa dan Rull. Perlahan, aura Rull mulai menyerap badai salju yang diciptakan Tsaritsa.
Arlecchino yang melihat kejadian itu terkejut. "Astaga, apakah dia orangnya?" tanyanya dengan tatapan heran.
